Assuro maca
Assuro maca (lontara: ᨕᨔᨘᨑᨚ ᨆᨌ, har: "meminta untuk membaca") adalah salah satu tradisi masyarakat Suku Bugis-Makassar dalam menyambut bulan suci Ramadan. Tradisi ini dilakukan dengan meminta seseorang yang dianggap memiliki ilmu agama yang dalam untuk ma'baca (membacakan) doa keselamatan, kesyukuran, dan doa untuk keluarga yang sudah meninggal.[1] Tradisi ini umumnya dilakukan pada H-7 hingga H-1 sebelum memasuki bulan Ramadan.[2]
Asal-usul dan Makna
Assuro maca berasal dari Bahasa Makassar, dengan assuro yang berarti 'meminta' atau 'memohon' dan maca yang berarti membaca. Menurut Chaerul Munzir (2013), assuro maca dapat diartikan sebagai usaha seseorang untuk meminta orang lain untuk membacakan doa keselamatan dan kesyukuran serta doa untuk orang yang meninggal dunia, hal ini didorong dengan kesadaran seseorang atas kurang dalamnya ilmu agama yang dimiliki dan ketaatan yang juga masih kurang. Biasanya orang yang diminta ma’baca adalah orang yang dianggap punya ilmu agama yang dalam, rajin menjalankan syariat, serta punya hubungan sosial yang baik kepada masyarakat.[3]
Pelaksanaan
Terdapat dua jenis assuro maca jika dilihat dari waktu pelaksanaannya, yaitu:
- Assuro maca pada menyambut bulan Ramadan
- Assuro maca dalam menyambut musim panen
Assuro maca dalam Menyambut Bulan Suci Ramadan
Tradisi Assuro Maca dalam menyambut bulan suci Ramadan biasanya dilakukan sepekan sebelum memasuki bulan Ramadan dalam kalender hijriah. Hampir seluruh komunitas Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan masih mempertahankan tradisi ini sebagai bentuk penghormatan terhadap para leluhur yang telah tiada.
Dalam pelaksanaannya, pihak keluarga terlebih dahulu mengundang seorang petuah atau tokoh agama yang dihormati dalam masyarakat untuk memimpin doa. Petuah tersebut akan membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an dengan tujuan mendoakan leluhur serta membersihkan jiwa dan rohani sebelum memasuki bulan suci Ramadan. Berbagai masakan khas Bugis-Makassar telah disediakan dalam ruangan tempat pelaksanaan assuro maca. Setelah pembacaan doa selesai, keluarga yang menggelar ritual ini kemudian menyantap hidangan yang telah didoakan bersama seluruh anggota keluarga, dan sanak saudara.
Assuro maca dalam menyambut musim panen
Dalam menyambut musim panen, tradisi assuro maca yang dilakukan hampir sama dengan assuro maca dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan. Perbedaannya terletak pada makanan yang disediakan oleh pihak keluarga sebelum doa dilakukan oleh sesepuh yang dipercaya. Hidangan yang disajikan berupa berbagai macam kue tradisional seperti onde-onde, kue lapis, dan barongko. Tradisi ini bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat atas melimpahnya panen, terutama bagi masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani, seperti di daerah Lau, Kabupaten Maros.[4]
Hidangan
Secara umum, makanan yang dihidangkan merupakan hasil alam dari warga sekitar,[5] seperti songkolo (nasi ketan) dan berbagai macam lauk pauk, seperti ayam, ikan (khususnya tumpi-tumpi), telur, dan tempe. Terdapat pula sayur-sayuran, seperti kacang panjang, taoge, dan paria.[6] Selain itu, dihidangkan pula berbagai macam kue tradisional, seperti onde-onde, kue lapis, dan barongko.[4] Semua makanan tersebut diatur rapi di atas karpet atau permadani yang dulunya dihidangkan di atas tikar yang disebut tappere[6][7].
Referensi
- ^ Ibrahim, author; Mustafa, Zulhas'ari (2021). "Tradisi Assuro maca dalam masyarakat di Kabupaten Gowa; Analisis Hukum Islam". Shautuna, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab. 2 (3): 683–695. doi:https://doi.org/10.24252/shautuna.v2i3.21354. ; ;
- ^ Ruslan, author (2025-02-24). "Tradisi Assuro Maca Suku Bugis Makassar Menyambut Ramadhan". RRI (Radio Republik Indonesia). Diakses tanggal 2025-03-03.
- ^ Syamsunardi, author (2024). "Geographical Learning through Traditional Practices: The Case of Assuro Maca in Labakkang, Pangkep Indonesia". FSSGE Future Space Studies in Geo-Education. 1 (2): 164–175.
- ^ a b Rahim, Risky; A. Sakka, Abdul Rahman (2021). "Budaya Assuro Maca di Kecamatan Lau, Kabupaten Maros". Indonesian Journal of Pedagogical and Social Sciences. 1 (1): 57–66.
- ^ "Assuro Maca, Tradisi Masyarakat Bugis-Makassar yang Masih Lestari Jelang Ramadan". Suarasulsel.id. Diakses tanggal 2025-03-03.
- ^ a b Tompo, Rusdin (2024-03-23). "Mengenal Tradisi Assuro Maca". Putraindo News. Diakses tanggal 2025-03-03.
- ^ Muhlisina, St.; Lestari, Nurindah; Amaliah, Reski; Murtala, Firdayanti (2023). "Assuro Maca Tradition and Grave Visit Before and After Idhul Fitri". International Conference on Social and Islamic Studies (ICSIS) 2023. 3: 126–132.