Mattunu Sulong
Mattunu Sulong adalah tradisi yang berkembang di masyarakat Polewali Mandar, Sulawesi Barat yang dilakukan saat masuknya bulan ramadan. Selain pada saat ramadan, tradisi ini juga dilakukan pada saat memasuki Idul Fitri dan Idul Adha.
Mattunu artinya menyalakan. Adapun sulong atau sollo merupakan lilin khas Polewali Mandar. Sulong terbuat dari kapuk dan kemiri yang ditumbuk dan dicampur lalu dibentuk pada satu bilah bambu kecil menyerupai bentuk sate buntel.[1] Minyak dari kemiri yang akan menjadi bahan bakar dari api. Sulong biasa juga disebut pallang-pallang dan sulo-sulo.[2] Itulah mengapa tradisi ini kerap juga dinamakan Mattunu Pallang-pallang.
Sulong ini diletakkan di pinggir jalan dan beberapa sudut halaman menambah suasana meriah bulan ramadan. Selain itu juga diletakkan di tangga pada rumah panggung, dapur dan kamar mandi.[3]
Makna dan Nilai
Tradisi ini selain sebagai penanda masuknya ramadan juga sebagai bentuk rasa syukur karena bisa berjumpa dengan Ramadan.[4] Mereka berharap Ramadan sebagai cahaya dan bulan penerang dalam menjalani amalan-amalan dan ibadah sehari-hari.
Referensi
- ^ Febriady, Abdy. "Mengenal Mattunu Sulong, Tradisi Cahaya Warga Polewali Mandar Sambut Ramadan". detiksulsel. Diakses tanggal 2025-02-28.
- ^ "Situnu Solung, Tradisi Orang Mandar Sambut Bulan Ramadan". kumparan. Diakses tanggal 2025-02-28.
- ^ "Menyalakan Lilin 'Mattunu Palla Pallang' Jadi Tradisi Warga Campalagian di Awal Ramadan". Tribun-sulbar.com. Diakses tanggal 2025-02-28.
- ^ "TRANS7 | Mattunu Sulong, Tradisi Warga Sulbar Sambut Ramadan". www.trans7.co.id. Diakses tanggal 2025-02-28.