More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Smartfren - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Smartfren - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Smartfren

  • English
  • فارسی
  • Bahasa Melayu
  • नेपाली
  • Polski
  • Sunda
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Fren)
Smartfren
TipeKartu SIM 4G LTE/5G
Tahun peluncuran3 Maret 2010
ProdusenSmartfren Telecom dan Smart Telecom (2010-2025)
XLSmart (2025-sekarang)
KetersediaanSeluruh Indonesia
Slogan100% untuk Indonesia
Situs webwww.smartfren.com

Smartfren (sebelumnya bernama Fren) adalah sebuah produk layanan telekomunikasi berbasis teknologi 4G LTE Advanced dan 5G dari XLSmart, anak perusahaan dari Axiata dan Sinar Mas.

Sebelumnya, Smartfren dimiliki oleh perusahaan tersendiri bernama PT Smartfren Telecom Tbk yang merupakan operator penyedia jasa telekomunikasi di Indonesia. Perusahaan ini kini sudah bergabung dalam PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (sebelumnya bernama PT XL Axiata Tbk) pada 16 April 2025.

Sejarah

[sunting | sunting sumber]
PT Smartfren Telecom Tbk
Sebelumnya
PT Mobile-8 Telecom Tbk (2002-2011)
Jenis
Perseroan terbatas publik
Kode emitenBEI: FREN (2006-2025)
IndustriTelekomunikasi
NasibDigabungkan bersama Smart Telecom ke dalam XL Axiata
PendahuluPT Komunikasi Selular Indonesia (Komselindo)
PT Telekomindo Selular Raya (Telesera)
PT Metro Selular Nusantara (Metrosel)
PenerusPT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart)
Didirikan2 Desember 2002
PendiriBimantara Citra
Ditutup16 April 2025
Kantor pusatJl. Haji Agus Salim 45, Menteng
Sebelumnya:
Menara Kebon Sirih Lt. 18
Jl. Kebon Sirih 17-19, Kebon Sirih[1]
Jakarta, Indonesia
Tokoh kunci
Andrijanto Muljono (CEO)[2]
Merza Fachys (Direktur Utama)
ProdukOperator seluler:
CDMA2000 1x (2003-2017)
CDMA2000 1xEV-DO Rev. 0 dan A (2006-2017)
4G LTE 850 MHz (Band 5) dan 2,3 GHz (Band 40) (2015-2025)
MerekFren (2003-2011)
Hepi (2008-2009)
Mobi (2009-2011)
Smartfren (2010-2025)
PendapatanPenurunan Rp 11,41 triliun (2024)
Laba bersih
Penurunan Rp -1,29 triliun (2024)
Total asetPenurunan Rp 43,18 triliun (2024)
Total ekuitasKenaikan Rp 21,44 triliun (2024)[3]
Karyawan
1.672 (2024)[3]
IndukGlobal Mediacom (2002-2009)
Sinar Mas (2009-2025)
Anak usahaPT Smart Telecom (2011-2025)
PT SF Digital Terdepan (2021-2024)[3]
Mobile-8 Telecom Finance BV (2007-2015)
Situs webwww.smartfren.com

Perkembangan awal

[sunting | sunting sumber]
Logo Mobile-8 (8 Desember 2002-Maret 2010)

PT Mobile-8 Telecom Tbk didirikan pada 2 Desember 2002 dan mulai beroperasi pada 8 Desember 2003.[1] Pembentukannya tidak lepas dari upaya pemilik Bimantara Citra yang baru, Hary Tanoesoedibjo (HT) yang mulai memfokuskan bisnisnya di bidang telekomunikasi dan media. Sebenarnya, Bimantara sudah memiliki perusahaan telekomunikasi bernama Komselindo (Komunikasi Selular Indonesia) bersama dengan Telkom, tetapi sistemnya masih AMPS dan CDMAOne. Dengan mendirikan Mobile-8, Bimantara berusaha membangun operator seluler dengan sistem baru dan layanan baru. Untuk memuluskan rencananya, HT (lewat perusahaan miliknya, PT Centralindo Pancasakti Cellular)[4] mengakuisisi operator seluler yang masih berteknologi AMPS: terhadap seluruh saham Telkom di Komselindo dan PT Telekomindo Selular Raya (Telesera) dalam transaksi bernilai Rp 185,10 miliar di tanggal 8 Agustus 2003.[5] Selain keduanya, PT Centralindo juga memiliki operator AMPS lain bernama Metrosel (Metro Selular Nusantara).[6]

Ketiga perusahaan tersebut kemudian dikonsolidasikan sebagai anak usaha PT Mobile-8 Telecom: Komselindo sejak 21 Februari 2003, Metrosel sejak 7 Maret 2003 dan Telesera sejak 28 September 2004.[1] Selain akuisisi tiga perusahaan tersebut, Mobile-8 juga menjalin kerjasama strategis dengan beberapa perusahaan asing, yaitu Qualcomm (sebagai pemegang saham dan penyedia infrastruktur CDMA2000), Korea Telecom Freetel (sebagai pemegang saham dan penasihat dalam pengelolaan jaringan), dan Samsung Electronics (dalam pembangunan 433 BTS). Diperkirakan, sekitar US$ 60-200 juta dan Rp 260 miliar telah disiapkan Mobile-8 untuk memulai pengoperasian layanannya.[7][8] Dalam tahun pertama operasinya, Mobile-8 membidik 1 juta pelanggan atau meraup 5-10% pangsa pasar operator seluler nasional,[9] khususnya early adopter seperti profesional muda, remaja dan anak muda.[10]

Pada 23 Oktober 2003, Mobile-8 berhasil mendapatkan izin beroperasi dari pemerintah (lewat Surat Keputusan Menteri Perhubungan RI No. KP.309/2003) dengan menggunakan jaringan eks-Komselindo, Metrosel dan Telesera.[1] Tidak lama kemudian, di tanggal 8 Desember 2003, Mobile-8 resmi meluncurkan produknya, yaitu Fren yang berbasis CDMA2000 dengan modal awal berupa pengguna dari tiga perusahaan sebelumnya, yaitu Komselindo, Metrosel dan Telesera yang dialihkan dari AMPS/CDMAOne ke CDMA2000. Meskipun memiliki izin seluler nasional, mulanya layanan Fren hanya bisa dinikmati di Pulau Jawa.[7] Sebelum 2008, Fren merupakan satu-satunya produk dari Mobile-8, hingga ketika 3 Mei 2008 diluncurkan layanan FWA bermerek Hepi dan pada 4 Februari 2009 diluncurkan layanan internet murah bernama Mobi (Saat ini, layaknya Fren, Hepi dan Mobi sudah tidak digunakan lagi seiring penggunaan merek tunggal Smartfren). Selain produk-produk untuk konsumen, Mobile-8 juga menyediakan layanan komunikasi bagi kebutuhan korporat, seperti mobile virtual private network dan hunting bergerak.[1]

Saat itu, Mobile-8 memposisikan dirinya sebagai penyedia komunikasi total, terlihat dari upaya mereka menambahkan fitur seperti faster data access, noise reduction, traffic monitoring, video on demand, berita, info finansial dan film, serta e-mail dalam layanannya. Mereka menjalin kerjasama dengan 20 penyedia konten untuk menghadirkan aneka layanan tersebut.[9] Fitur-fitur ini kemudian terus bertambah, seperti akses internet di mana saja lewat kerjasama dengan sejumlah penyedia jasa internet di bulan Agustus 2004,[11] layanan Easy Swap yang memudahkan pengguna Fren berpindah dari skema prabayar ke pascabayar,[10] maupun layanan SMS Financial 6788 bagi para pelaku pasar modal di bulan Agustus 2005.[12] Dengan ragam fitur yang dihadirkannya, meskipun membanderol perdana Fren dengan harga Rp 50.000,[10] Mobile-8 tidak berfokus pada layanan bertarif murah seperti operator CDMA lain yang muncul di eranya. Justru segmen yang menjadi target utama adalah pengguna GSM lewat tawaran harga yang kompetitif.[9]

Dalam tahun-tahun awal operasinya, perusahaan ini mencatatkan angka pertumbuhan yang baik. Pada April 2004, Mobile-8 baru memiliki 50.000 pengguna,[7] yang naik pesat di akhir tahun menjadi 700.000 (dari kapasitas jaringan 1,5 juta),[13] 975.000 di akhir 2005, dan 1,3 juta per 30 Juni 2006. Angka ini diharapkan terus naik hingga mencapai 7 juta di tahun 2008,[14] seiring perluasan cakupan jaringan lewat penyewaan BTS baru atau memaksimalkan berbagai kelebihan dari CDMA.[15] Dengan pencapaian tersebut, per kuartal-I 2005, Mobile-8 bisa menyumbang 20% pendapatan Bimantara Citra sebesar Rp 109 miliar. Bimantara juga sempat membagikan devidennya untuk tahun 2004 dalam bentuk saham Mobile-8 Telecom.[13]

Setelah tertunda selama setahun, pada 3 Oktober 2006 PT Mobile-8 Telecom melakukan penawaran umum perdana (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya dengan melepas 19,91% sahamnya seharga Rp 225/lembar.[16][17] Hal tersebut dilakukan demi mematuhi aturan Bapepam-LK yang mewajibkan pencatatan di bursa efek setelah saham Mobile-8 dimiliki lebih dari 100 pihak.[18] IPO ini disusul dengan penerbitan obligasi rupiah untuk pertama kalinya di bulan Maret 2007 yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia, dan penerbitan Guaranteed Senior Notes yang dicatatkan di Bursa Efek Singapura oleh anak usahanya Mobile-8 Telecom Finance Company B.V.[19] Selanjutnya, di tanggal 11 Juni 2007, Mobile-8 melakukan penggabungan tiga anak usahanya diatas, yaitu Metrosel, Komselindo dan Telesera ke perusahaan induknya. Merger ini mengakibatkan izin operasional Mobile-8, yang sebelumnya atas nama tiga anak perusahaannya tersebut, kini beralih ke Mobile-8.[1]

Menurut HT pada 2007 ia sangat puas dengan kinerja perusahaan ini,[20] yang pada tahun tersebut memiliki 2,02 juta pelanggan,[21] dan naik menjadi 3,01 juta per Maret 2008.[22] Di tahun 2006-2008, Mobile-8 melakukan beberapa inovasi demi memperkuat operasionalnya, seperti pada Mei 2006 berhasil mengoperasikan layanan 3G dengan teknologi EV-DO,[19] yang disusul dengan mendapatkan izin untuk menyelenggarakan jaringan CDMA secara nasional dan Jaringan Tetap Lokal Nirkabel di tahun 2007.[23][24] Selanjutnya, di tahun 2008 diluncurkan fitur baru World Passport, yang memudahkan pelanggan melakukan roaming internasional ke jaringan CDMA atau GSM.[19] Mobile-8 juga sempat berencana untuk mengikuti tender 3G yang diadakan pemerintah (yang diikuti oleh anak usahanya Komselindo) pada 2006 dan tender Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) pada 2008, meskipun keduanya tidak berhasil.[25][26] Memasuki periode ini, Mobile-8 mulai mengalami kesulitan yang terlihat dari gagalnya rencana ekspansi jaringan ke luar pulau Jawa, begitu juga target pelanggan yang meleset. Namun, manajemennya masih optimistis akan adanya perbaikan kinerja lewat penambahan BTS dua kali lipat dan belanja modal US$ 140 juta.[22]

Perubahan kepemilikan

[sunting | sunting sumber]

Persaingan yang ketat, biaya operasional yang besar, ditambah keinginan untuk fokus dalam bisnis media massa[27] membuat Global Mediacom (nama baru Bimantara Citra) belakangan memutuskan untuk melepas perusahaan ini, dari kepemilikan awal sebesar 66,81%. Pada Agustus 2008, 15,81% saham Global Mediacom dilepas ke publik,[28] dan di bulan berikutnya, mereka melepas 32,06% sahamnya kepada perusahaan private equity asal Dubai, Jerash Investments Ltd. yang menjadi pengendali baru Mobile-8. Namun, Global Mediacom masih bertahan sebagai salah satu pemegang saham utama dengan kepemilikan 19%,[27] yang direncanakan akan dilepas seluruhnya.[29] Sialnya, aksi pelepasan saham yang dilakukan di era krisis global 2008 tersebut langsung menciptakan berbagai masalah baru di operator seluler ini. Mulai dari kerugian hingga Rp 1,06 triliun di tahun 2008,[30] belum lagi dana cadangan yang semakin menipis hingga Rp 681,33 miliar di kuartal-III 2008. Adapun masalah terbesar muncul dari obligasi bernilai US$ 100 juta yang diterbitkan di tahun 2007 dan akan jatuh tempo pada Maret 2012, dimana akibat pergantian pemegang saham utama, Mobile-8 wajib membelinya kembali sesuai dengan klausul penerbitan obligasi. Namun, kondisi keuangan yang cekak membuat mereka tidak bisa menepati janjinya, sehingga mengupayakan adanya restrukturisasi.[31]

Akibat gagal bayar tersebut, Mobile-8 harus menghadapi berbagai gugatan, mulai dari DB Trustee selaku wali amanat, tuntutan PKPU dari Java Investment Advisory Group Inc. dan Precise Circle Ltd.,[32] hingga gugatan melawan hukum dari bekas pemilik utamanya, Global Mediacom.[33] Isu lain yang menyeruak adalah konflik Mobile-8 dengan Lehman Brothers akibat transaksi swap antara keduanya,[34] yang menjadi masalah pasca perusahaan finansial global itu bangkrut.[31] Ditambah aneka hutang dan tunggakan lain (seperti biaya hak penggunaan ke pemerintah),[35] hutang Mobile-8 Telecom pun menggelembung hingga Rp 2 triliun.[36] Demi menyelesaikan masalah tersebut, Mobile-8 sempat mengadakan pertemuan dengan para pemegang obligasi untuk merestrukturisasi hutangnya.[34] Usulan lain yang muncul seperti rencana penjualan BTS milik perusahaan,[37] adanya target penambahan 4-5 juta pelanggan baru,[38] sinergi antara Jerash Investments dengan Global Mediacom sebagai dua pemegang saham utama,[34] hingga rencana konversi hutang menjadi saham yang disepakati dalam RUPSLB Mobile-8 Telecom di tanggal 30 Oktober 2009.[39]

Pada saat bersamaan, rencana divestasi sisa 19% saham Global Mediacom di Mobile-8 terus berlanjut, dengan dikabarkan ada tiga pihak yang berminat: Telkom Indonesia[30] (pengelola kartu Flexi), Smart Telecom (pengelola kartu Smart) dan Bakrie Telecom (pengelola kartu Esia).[40] Namun, Bakrie Telecom[41] dan Telkom membantah isu tersebut,[42] sehingga akuisisi hanya diminati oleh Smart Telecom (Grup Sinar Mas). Keduanya lalu mengadakan perundingan,[43] dan pada 11 November 2009, 19% saham Global Mediacom di Mobile-8 berpindah ke tangan PT Gerbangmas Tunggal Sejahtera (5%), Centurion Asset Management Ltd. (7%) dan Boquete Group SA (7%) dalam transaksi senilai Rp 211 miliar. Adapun Gerbangmas merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan Sinar Mas, sedangkan kepemilikan Centurion dan Boquete tidak diketahui.[44] Sesungguhnya, rencana Sinar Mas untuk mengakuisisi Mobile-8 sudah ada sejak Desember 2005 (pada saat itu mereka disebutkan sudah membangun konsorsium bersama investor asing untuk proyek ini), tetapi gagal karena ketidaksepakatan harga.[45][46] Sinar Mas juga berencana untuk mengakuisisi saham Jerash (32%) di Mobile-8 agar kepemilikannya bertambah.[47] Setelah akuisisi ini, Sinar Mas dihadapkan pada masalah seperti kondisi keuangan Mobile-8 yang seret[48] maupun hutang yang signifikan, yang berusaha diselesaikan lewat pembenahan seperti renegosiasi kerjasama dengan sejumlah vendor[35] maupun restrukturisasi obligasi.[36]

Logo Smartfren (3 Maret 2010-31 Agustus 2010)
Logo Smartfren (1 September 2010-31 Desember 2010)
Logo Smartfren (1 Januari 2011-3 September 2019)
Logo Smartfren (2011-2015)
Logo Smartfren (2015-2018)
Logo Smartfren (2019-2022)

Akuisisi tersebut membuat Sinar Mas memiliki dua operator telekomunikasi, yaitu PT Mobile-8 Telecom Tbk dan PT Smart Telecom. Meskipun awalnya disampaikan bahwa keduanya akan tetap beroperasi sendiri-sendiri,[49] namun pada akhirnya keduanya memutuskan untuk mengkonsolidasikan layanan mereka dengan nama Smartfren demi efisiensi biaya. Awalnya, kedua perusahaan belum bergabung dan masih sekedar melakukan kerjasama penyatuan merek (dan logo) pada 3 Maret 2010. Selain dalam merek, kerjasama juga dilakukan dalam penjualan produk bersama, lokasi pelayanan pada pelanggan, logistik, SDM, dan tentu saja penggunaan jaringan (800 MHz Fren, 1900 MHz Smart) maupun BTS. Kolaborasi keduanya didasari oleh persaingan bisnis operator yang ketat, sehingga diharapkan bisa meningkatkan kualitas layanan, memanfaatkan keunggulan masing-masing, mengefisienkan biaya, dan meringankan kerja keduanya dalam memenangkan persaingan.[50][51] Memasuki Juni 2010, integrasi sistem maupun jaringan juga semakin dipercepat oleh Mobile-8 dan Smart, yang dibantu oleh ZTE. Migrasi layanan diselesaikan pada Oktober 2010, dilanjutkan jaringan di bulan Desember yang selesai pada Juni 2011.[52] Namun, untuk integrasi kedua perusahaan, awalnya sempat terhambat karena RUPSLB Mobile-8 di tanggal 8 Desember 2010 tidak mencapai kuorum.[53]

Integrasi korporat antara kedua perusahaan baru menemui titik terang dalam RUPS lain Mobile-8 yang diadakan pada 20 Desember 2010.[48] Prosesnya dilakukan dengan memberikan hak rights issue senilai Rp 3,77 triliun (Rp 50/lembar saham) kepada pemegang saham Smart Telecom, yaitu PT Bali Media Telekomunikasi, PT Wahana Inti Nusantara, serta PT Global Nusa Data. Mengingat pemegang saham FREN lain (saat itu) tidak menunjukkan minatnya, tiga entitas Sinar Mas Group tersebut diperkirakan akan memiliki 66,67% saham Mobile-8 pasca-transaksi.[54] Dana hasil rights issue kemudian digunakan untuk membeli 57% saham PT Smart Telecom.[48] Akhirnya, proses rights issue tersebut terlaksana pada 18 Januari 2011, begitu juga dengan pengakuisisian 99% saham Smart oleh Mobile-8.[55][19] Pasca-transaksi, komposisi pemegang sahamnya didominasi oleh eks-pemegang saham Smart Telecom (yang kini sudah menjadi anak usaha Mobile-8). Integrasi antara kedua operator lebih ke operasional (bukan badan hukum), sehingga dapat dikatakan Sinar Mas melakukan backdoor listing.[54] Selanjutnya Smart Telecom dipertahankan sebagai anak perusahaan yang khusus mengelola izin jaringan perusahaan induknya.[56]

Untuk meresmikan konsolidasi ini, pada tanggal 23 Maret 2011 diadakan RUPSLB yang menetapkan susunan manajemen baru dan perubahan nama perusahaan dari PT Mobile-8 Telecom Tbk menjadi PT Smartfren Telecom Tbk.[54][57] Perubahan nama ini mulai efektif berlaku sejak 28 Maret 2011.[19] Adapun posisi direktur utama juga (sempat) berpindah dari Merza Fachys ke Rodolfo Pantoja.[54] Merger operasional ini menghasilkan 6,5 juta pelanggan, dengan 3,8 juta dari Smart dan 2,7 juta dari Fren. Direncanakan, setelah penyatuan ini, BTS Smartfren akan menjadi 3.000 unit (dari 2.000 unit), layanannya akan diperluas ke wilayah-wilayah pulau Sumatra dan Kalimantan, serta kinerja perusahaan akan mengalami peningkatan.[58]

Perkembangan pasca-2011

[sunting | sunting sumber]

Pada 30 Oktober 2014, Smartfren meneken kerjasama dengan Bakrie Telecom untuk membangun jaringan 4G. Kerjasama antara dua operator CDMA ini dilakukan dengan menggabungkan frekuensi 800 MHz mereka untuk digunakan dalam sistem 4G, sedangkan Bakrie Telecom (Esia) akan menyewa jaringan yang disatukan tersebut untuk pelanggannya.[59][60] Memasuki awal 2015 proyek ini sudah berjalan dengan baik.[61] Kerjasama ini tetap dilanjutkan seiring penutupan dan penghentian layanan Esia, dimana pada 1 April 2015 layanan data-nya diputus dan pada awal 2016 Esia resmi menghentikan seluruh layanan CDMA2000-nya di seluruh Indonesia kecuali Jakarta. Seluruh pelanggan Esia tersebut, akhirnya seperti "diminta" beralih ke Smartfren, jika ingin tetap menggunakan layanan komunikasinya.[62][63] Selain kerjasama dengan Esia yang kini sudah tidak beroperasi, Smartfren juga menjalin kerjasama dengan BOLT! dan Hinet yang masing-masing menghentikan operasinya pada Desember 2018 dan November 2022. Pelanggan kedua operator bisa dikatakan "dianjurkan" untuk bermigrasi ke Smartfren lewat penawaran penukaran kartu secara gratis.[64][65] Bisa dikatakan, Smartfren menjadi satu dari sedikit operator yang berhasil bertahan di tengah memudarnya minat masyarakat pada layanan CDMA maupun dominasi kuat 3 operator GSM besar. Menurut manajemen Smartfren, hal ini terjadi karena fokus mereka pada layanan data yang membuatnya mencatatkan angka pertumbuhan lebih tinggi dibanding para pesaing, sekaligus memperkecil angka kerugian dari tahun ke tahun.[66]

Dibandingkan perusahaan operator seluler lain, Smartfren merupakan operator dengan jumlah konsumen terkecil (pada 2019 hanya 13,3 juta, bandingkan dengan Telkomsel yang mencapai 171 juta).[67] Selain itu, walaupun pengguna serta pendapatannya meningkat, Smartfren sempat tidak pernah mencetak untung selama 12 tahun (sejak 2008). Misalnya, pada semester-I 2019 ruginya mencapai Rp 1,07 triliun, kemudian pada semester-I 2020 ruginya menjadi Rp 1,64 triliun (meskipun pada pertengahan 2022 berhasil mencatatkan untung Rp 1,64 triliun).[68] Akibat kinerjanya yang kurang baik, pernah selama bertahun-tahun saham Smartfren di Bursa Efek Indonesia selalu berada di harga terendah Rp 50.[69] Namun, seorang analis mengatakan bahwa Smartfren tidak akan bangkrut (misalnya seperti Bakrie Telecom) karena dimiliki kerajaan bisnis Sinar Mas yang dianggap sebagai salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia. Bahkan, manajemen justru tetap ingin berekspansi, misalnya meningkatkan BTS-nya dari 17.000 menjadi 20.000 buah,[70] dan mematok 2021 dan 2022 menjadi tahun dimana Smartfren berhasil merengkuh 40 juta pengguna.[71][72]

Mengingat jumlah pengguna layanan dari perusahaan ini yang selalu berada di posisi "buncit", Smartfren selalu dibayangi oleh isu merger dan akuisisi dengan perusahaan telekomunikasi lain yang lebih besar. Pada akhir 2018, misalnya dirumorkan Smartfren akan merger dengan Indosat, di awal 2019, 2021 dan 2023 rumor lain mengatakan bahwa Smartfren akan merger dengan XL Axiata,[45] dan pada akhir 2020, Smartfren sempat dirumorkan akan merger dengan Tri. Namun, tampaknya ketiganya hanya sebatas rumor semata.[73][74] Ada yang memperkirakan, lagi-lagi karena faktor pemilik yaitu Grup Sinar Mas yang tidak ingin "harta" perusahaannya itu diambil alih oleh perusahaan asing.[75] Walaupun demikian, sebenarnya manajemen Smartfren tidak menutup peluang untuk melakukan penggabungan usaha (dan kerjasama) dengan siapapun.[76] Berbagai isu konsolidasi tersebut hadir di tengah tantangan yang terus muncul, mulai dari adanya PHK pada 300 karyawan pada pertengahan 2023, hingga kondisi keuangan perusahaan yang belum membaik, seperti dari laba atau beban usaha.[77]

Merger dengan XL Axiata

[sunting | sunting sumber]

Memasuki September 2023, kabar bahwa akan dilakukan merger antara Smartfren dan XL Axiata mulai berhembus kembali, setelah Bloomberg mendapatkan kabar bahwa Sinar Mas dan Axiata sebagai pemilik kedua perusahaan telah berkonsultasi dengan penasihat untuk mempertimbangkan adanya kerjasama, entah itu merger atau kerjasama network sharing, meskipun dibantah awalnya oleh kedua perusahaan.[78] Pada saat yang sama, pemerintah (Kemenkominfo) ikut mendorong proses tersebut demi menciptakan industri telekomunikasi yang lebih kompetitif dan sehat.[79] Di tengah masih simpang-siurnya isu merger tersebut, berbagai skema merger lain pun ikut bermunculan. Seperti adanya rencana meleburkan XL Axiata dan Smartfren dalam satu perusahaan baru, sebelum nantinya diakuisisi sahamnya oleh PT Dian Swastatika Sentosa Tbk.[80]

Pada 15 Mei 2024, Axiata mengumumkan adanya penandatanganan nota kesepahaman dengan beberapa entitas milik Grup Sinar Mas yang memegang saham Smartfren, yaitu PT Wahana Inti Nusantara (WIN), PT Global Nusa Data (GND), dan PT Bali Media Telekomunikasi (BMT), sebagai proses awal merger antara XL dan Smartfren. Nota kesepahaman ini masih belum mengikat dan bersifat untuk menjajaki peluang-peluang yang ada.[81] Seiring waktu, kedua pihak pun menyatakan kesiapannya untuk mempercepat proses tersebut,[82][83] dan per Juli 2024 sudah memasuki tahap due diligence.[84]

Berbulan-bulan kemudian, lewat ringkasan rancangan merger yang dipublikasikan pada 11 Desember 2024, rencana merger kedua perusahaan pun resmi terungkap, menyusul kesepakatan penggabungan yang telah ditandatangani sehari sebelumnya. Dalam skema merger ini PT Smartfren Telecom Tbk (plus anak usahanya, PT Smart Telecom) akan dileburkan dalam PT XL Axiata Tbk sebagai penerima penggabungan. Pemegang saham XL Axiata akan dibagi seimbang antara Axiata dan Sinar Mas sebesar 34,8%, sisanya milik publik.[56] Kedua pihak juga akan mengendalikan perusahaan pasca-merger secara bersamaan.[85] PT XL Axiata Tbk pasca-merger diberi nama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk, yang memiliki sekitar 94,5 juta pelanggan dan efektif mulai beroperasi pada 16 April 2025.[86][56] Adapun merek Smartfren tetap dipertahankan sebagai pendamping AXIS dan XL.[87]

Menurut Grup Sinar Mas, digabungkannya Smartfren ke XL Axiata menjadi upaya penting untuk memberi nilai tambah yang besar kepada seluruh pemangku kepentingan lewat layanan yang prima, konektivitas digital, dan inovasi. Merger juga bertujuan untuk mendukung pemerintah dalam mendorong transformasi digital.[85] Merger ini disebutkan sebagai "langkah strategis yang dipertimbangkan dengan matang untuk menciptakan manfaat signifikan bagi seluruh pemangku kepentingan".[88] Pasca-merger, Direktur Utama Smartfren, Merza Fachys menyebutkan bahwa tidak akan dilakukan rasionalisasi atas karyawan Smartfren pasca-merger, malah justru akan membuka berbagai peluang yang lebih luas.[89] Sedangkan menurut Franky Widjaja, merger ini diharapkan akan berlangsung dengan lancar, dan baik Axiata dan Sinar Mas akan berkomitmen berjalan secara bersama-sama.[90]

Merger ini dalam perkembangannya sempat menemui sejumlah kendala. Jika di XL kontroversi terjadi soal kepemimpinan perusahaan, masalah di Smartfren terjadi akibat ketidakpuasan para pemegang saham dan waran. Waran FREN-W2 ini diterbitkan dalam rights issue pada 28 Oktober 2021 sebanyak 94,81 miliar unit secara cuma-cuma. Namun, akibat merger, jatuh tempo waran yang awalnya pada 27 April 2025 harus dipersingkat satu tahun.[91] Sebagai solusi, pihak FREN sudah memberikan opsi untuk menukar warannya menjadi opsi saham di XLSmart pasca-merger. Akibat polemik waran tersebut, FREN sempat mendapatkan teguran dari Bursa Efek Indonesia, belum lagi somasi pada 10 dan 14 Maret 2025 ditambah gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 24 Maret 2025.[92][93] Merespon aksi tersebut, pihak FREN mengaku mereka sedang mempelajarinya,[94] sedangkan dari pemiliknya, Franky Widjaja menyatakan bahwa manajemen Smartfren sudah memberi opsi terbaik.[95]

Banyak yang menilai, proses merger cenderung menganaktirikan pemegang saham publik FREN, yang terlihat dari harga saham mereka yang hanya dihargai Rp 24/lembar pra-merger tanpa adanya peningkatan. Padahal, saat diterbitkan, waran FREN-W2 dihargai Rp 100,[96] dimana artinya jika ingin melaksanakan opsi penukaran waran, pemegang saham FREN harus menebus warannya dengan harga Rp 100 (bukan Rp 24) per lembar.[95] Adapun jika tidak dilaksanakan, waran yang dipegang akan hangus.[97] Tidak hanya itu, pasca-merger, polemik soal konversi saham FREN ke EXCL masih terjadi, meskipun awalnya pihak Smartfren sudah menetapkan konversi 94 saham FREN = 1 saham EXCL. Para investor mengaku bahwa saham EXCL yang mereka dapatkan pasca-konversi terlalu sedikit dibanding perkiraan awalnya,[98] dengan tidak mendapatkan 1 lot saham penuh (odd lot) sehingga tak dapat diperdagangkan.[99] Pada saat bersamaan, merger ini menguntungkan Sinar Mas, karena sembari melepaskan mereka dari beban mengelola operator yang terus merugi hingga Rp 1 triliun per tahunnya (dengan ganti peluang laba XLSmart hingga Rp 700 miliar), juga menaikkan "gengsi" sebagai pemilik operator seluler besar.[100]

Meskipun dipenuhi kontroversi, merger XL Axiata dan Smartfren Telecom terus berjalan. Pada Januari 2025, jajaran direksi perusahaan pasca-merger diumumkan, yang menempatkan Rajeev Sethi, CEO Robi Axiata (anak usaha Axiata di Bangladesh) sebagai CEO baru XLSmart.[101] Di akhir bulan yang sama (27 Januari 2025), dalam sebuah pertemuan yang disaksikan Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur, Axiata dan Sinar Mas (diwakili oleh Vivek Sood dan Franky Widjaja) menandatangani nota kesepahaman kembali untuk meningkatkan kolaborasi di berbagai sektor terkait teknologi dan menegaskan komitmen akan proses merger.[102][103] Pada Maret 2025, Komdigi memberikan persetujuan prinsip pada proses merger,[104] sedangkan izin final diberikan pada April 2025, dengan prasyarat merger berupa pembangunan 8.000 BTS dan peningkatan kecepatan internet.[105]

Langkah penting dalam konsolidasi dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPSLB) PT XL Axiata Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk yang dilakukan secara bersama pada 25 Maret 2025.[106] Dalam RUPS tersebut, kedua perusahaan menyatakan persetujuannya atas proses merger, sekaligus mengumumkan bentuk final dari pimpinan XLSmart. Adapun Rajeev Sethi didapuk sebagai CEO, sedangkan Arsjad Rasjid diberi amanah sebagai Presiden Komisaris. Sedangkan eks-direktur utama Smartfren, Merza Fachys, menjadi salah satu direktur XLSmart (Chief Regulatory Officer), begitu juga posisi Chief Enterprise & Strategic Relationship yang ditempati eks-CEO Smartfren periode 2022-2025, Andrijanto Muljono. Dinyatakan juga proses merger ini sudah mendapat persetujuan baik dari regulator (Komdigi) maupun Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).[107]

Pada 15 April 2025, pihak Smartfren dan XL Axiata melakukan penandatanganan akta penggabungan kedua perusahaan.[108] Akhirnya, sesuai rencana awal, proses merger selesai pada 16 April 2025, dimana dalam legal day one ini, PT Smartfren Telecom Tbk dan PT Smart Telecom resmi dileburkan ke dalam PT XL Axiata Tbk yang kemudian berganti nama menjadi PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk.[109] Akibat merger ini, pihak BEI per 17 April 2025 resmi menghapus (delisting) pencatatan saham dan waran PT Smartfren Telecom Tbk, yang sebelumnya sudah disuspensi perdagangannya sejak 15 April 2025.[110][111] Untuk meresmikan proses merger, pada 17 April 2025 diadakan konferensi pers untuk memperkenalkan brand baru XLSmart ke publik, dimana XLSmart diharapkan mampu "menandai babak baru dalam digital Indonesia". Seperti janji awalnya, pada merek-merek yang sudah ada (termasuk Smartfren), pihak XLSmart menyebutkan tidak akan dilakukan peleburan atau penambahan, dengan memilih fokus pada pemenuhan kebutuhan tiap segmen konsumen yang ditambah value proposition baru sesuai kebutuhan masing-masing.[112]

Operasional perusahaan pra-merger (2024)

[sunting | sunting sumber]

Manajemen

[sunting | sunting sumber]
  • Presiden Komisaris: Darmin Nasution
  • Wakil Presiden Komisaris: Ferry Salman
  • Komisaris: Ketut Sanjaya
  • Presiden Direktur: Merza Fachys
  • Direktur: Antony Susilo
  • Direktur: Marco Paul Iwan Sumampouw
  • Direktur: Shurish Subbramaniam
  • Direktur: Andrijanto Muljono

Kepemilikan

[sunting | sunting sumber]

Per 31 Desember 2024.[3]

  • PT Bali Media Telekomunikasi: 41,17%
  • PT Global Nusa Data: 16,74%
  • PT Wahana Inti Nusantara: 10,22%
  • PT Gerbangmas Tunggal Sejahtera: 9,37%
  • Publik: 22,5%

Anak usaha

[sunting | sunting sumber]
  • PT Smart Telecom
    • PT Distribusi Sentra Jaya
    • PT Mora Telematika Indonesia Tbk (18,3%)
      • PT Palapa Timur Telematika (70%)
  • PT SF Digital Terdepan (dilepas per 21 Juni 2024)[3]
    • PT SF Digital Commerce
      • PT Nuri Gaya Citra (25%)
    • Dalligent Solutions Pte. Ltd.
      • PT Dalligent Solusi Indonesia[113]

Produk dan layanan

[sunting | sunting sumber]

Produk dan layanan saat ini

[sunting | sunting sumber]
Kartu Smartfren
Kartu Smartfren CDMA

Awalnya, Smartfren berfokus pada layanan CDMA2000 EV-DO Rev. A dan EV-DO Rev. B (setara teknologi 3,5G dengan kecepatan unduh s/d 14,7 Mbps) bersama Qualcomm sebagai penyedia infrastruktur. Fitur EV-DO Rev. A diluncurkan pada Mei 2006 dan EV-DO Rev. B pada Juni 2011 (yang diiringi kampanye I Hate Slow dan maskot Mr. Kwik).[19] Frekuensi yang digunakan saat itu ada di 1900 MHz (eks-Smart) dan 800 MHz (eks-Fren).[54] Dengan adanya kebijakan pemerintah, pada Desember 2016 frekuensi 1900 MHz dimatikan dan digantikan frekuensi 2,3 GHz.[114] Berbeda dengan Fren yang fokus pada layanan telepon dan SMS, Smartfren memposisikan dirinya sebagai penyedia layanan internet berbiaya terjangkau.[115] Seperti di tahun 2013, sekitar 65% pendapatan perusahaan berasal dari layanan data, sisanya dari layanan tradisional seperti suara dan SMS.[116]

Salah satu strategi awal Smartfren adalah fokus pada paket bundling perangkat (ponsel feature phone atau smartphone, tablet atau modem) yang dikunci (SIM lock) ke jaringan mereka. Smartfren menjadi operator CDMA pertama yang menyediakan layanan BlackBerry, dan memiliki jenama gawai sendiri bernama "Andromax". Strategi ini diambil karena makin berkurangnya perangkat yang mendukung teknologi CDMA2000,[117] ditambah upaya membangun basis pelanggan yang loyal. Meskipun harus mensubsidi harga perangkat mereka, paket-paket Smartfren cukup direspon baik oleh masyarakat, seperti terlihat dalam tablet Android di tahun 2012 yang terjual 100.000 unit dalam waktu dua bulan.[118] Dari sekitar 10 juta pengguna Smartfren di tahun itu, sekitar 60%-nya berasal dari pengguna perangkat bundling, sedangkan sisanya pengguna kartu perdana saja.[119]

Pada 19 Agustus 2015, Smartfren meluncurkan produknya yang bernama "Smartfren 4G LTE-Advanced" dan menjadi operator seluler pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi 4G LTE Advanced (atau yang dikenal sebagai 4,5G dengan kecepatan mengunduh hingga 300 Mbps), dan mulai saat itu tidak lagi fokus pada CDMA seperti sebelumnya.[120] Kini, Smartfren hanya beroperasi dengan jaringan 4G (bahkan direncanakan akan menjadi 5G) setelah memutus jaringan CDMA2000-nya pada akhir 2017. Pada saat dihentikan pengoperasiannya, Smartfren merupakan operator CDMA2000 terakhir di Indonesia yang melayani ratusan ribu pengguna.[121] Tidak lama kemudian, Smartfren juga menghentikan perilisan ponsel Andromax yang dahulu diandalkannya.[122]

Memasuki Juli 2019, seiring dengan beredarnya iPhone 11, Smartfren mulai menjual produk eSIM pertama di Indonesia. Pelanggan dapat memesannya pada gerai-gerai Smartfren.[123] Lalu, pada 5 Juni 2020 layanannya diperluas sehingga bisa digunakan HP Android.[124] Lalu, sebagai upaya untuk menjadi operator 5G, Smartfren mengikuti lelang yang dilakukan oleh pemerintah pada akhir 2020.[125] Pada 18 Desember 2020, pemerintah mengumumkan bahwa Smartfren (bersama Tri dan Telkomsel) adalah pemenang dari lelang frekuensi, di blok A pada frekuensi 2,3 GHz.[126] Manajemen sudah menargetkan untuk menjadikan hasil lelang ini sebagai upayanya untuk meningkatkan pelayanan dan memperluas jaringannya.[127] Bahkan, harapan tinggi dipatok oleh Smartfren dengan menargetkan pertumbuhan pelanggan 30%.[128] Namun, tiba-tiba pada 25 Januari 2021, Kemenkominfo membatalkan hasil lelang ini. Pihak manajemen Smartfren menerima keputusan tersebut.[129] Ketika rencana lelang kembali diumumkan di frekuensi 2,1 GHz, pihak Smartfren menyatakan menolak ikut karena menganggap investasinya terlalu mahal.[130]

Pada akhir 2022, tercatat Smartfren Telecom telah beroperasi di 220 kota di Indonesia, dengan cakupan sinyal menjangkau 80% penduduk (mayoritas di pulau Jawa, dibantu sekitar 43.000 BTS). Adapun jumlah penggunanya di tahun tersebut mencapai 35,5 juta.[131] Smartfren memiliki beberapa wilayah operasional dan galeri untuk mendukung bisnisnya secara nasional. Sebelum merger dengan XL, Galeri Smartfren berada di 51 lokasi di seluruh Indonesia.[56]

Produk yang dikeluarkan oleh Smartfren, seperti:

  • Kartu Perdana 1ON Plus
  • Kartu Perdana Unlimited
  • Kartu Perdana Kuota Nonstop
  • Kartu Perdana Super 4G Kuota
  • Kartu Perdana Now dan Now+
  • Kartu Perdana BOSKU
  • Kartu Perdana Bali United
  • Kartu Perdana Tourist Pack
  • Kartu Perdana Erafone
  • Voucher Data Kuota Nonstop
  • Voucher Data Smartfren
  • Voucher Super 4G Kuota
  • Voucher Unlimited
  • Paket prabayar/pascabayar Internet
  • Paket prabayar/pascabayar Bicara
  • Modem Wi-Fi
  • Router WiBox
  • Layanan Internasional
  • eSIM
  • Power Up

Sebelumnya, Smartfren juga pernah mengedarkan produk-produk berikut:

  • Kartu Smartfren Extra (Smart, Fren)
  • Kartu Smartfren LokalPlus
  • Kartu Smartfren Social
  • Kartu Smartfren IHateSlow
  • Kartu Ummat
  • HP Fren Sumo "Super Modem" (Haier dan ZTE)
  • HP Fren Starberry
  • HP Smartfren Chit Chat
  • HP Smartfren Hitz (Smart, Fren)
  • HP Smartfren Zip
  • HP Smartfren Enduro
  • HP Smartfren EV-DO XStre@m dan XStre@m Hotspot
  • HP Smartfren Jambu
  • HP Smartfren Andro
  • HP Smartfren Andromax
  • HP Smartfren Andromax 4G LTE
  • MiFi Andromax 4G
  • Kartu Smartfren 4G LTE Advanced
  • Modem Smartfren Connex
  • Kartu Bisstel
  • Kartu Switch

Power Up

[sunting | sunting sumber]

Diluncurkan pada 10 Juni 2020, Smartfren Power Up merupakan layanan sejenis operator digital, namun tidak berdiri sendiri (layaknya By.U) karena merupakan sub-brand dari Smartfren. Dengan sistem keanggotaan yang membuatnya terkesan eksklusif, Power Up menawarkan fitur yang mirip dengan operator digital lain, seperti kebebasan memilih nomor telepon, bebas mengatur penggunaan dan jenis kuota yang tidak akan hangus, kartu perdana yang dikirim lewat kurir, plus aneka bonus seperti cashback dan sistem poin.[132]

Masyarakat dapat mengakses aplikasi mySmartfren atau mengunjungi website Smartfren untuk melakukan registrasi baru atau upgrade ke layanan Power Up.[133] Power Up menawarkan paket 12 GB dan 24 GB, maupun paket add on dengan masa aktif utama 168 hari.[132] Lewat Power Up, Smartfren diharapkan bisa menggaet 2-3 juta pelanggan dari kalangan anak muda dalam waktu 7 bulan. Pemasaran dan promosinya menggunakan media digital, seperti e-commerce dan influencer.[134]

Sebelum Power Up, Smartfren sempat memiliki layanan sejenis (namun berdiri sendiri) bernama Switch yang berusia pendek. Meskipun ada yang menganggap Switch ditutup demi membantu Power Up, namun pihak Smartfren membantahnya karena alasan perbedaan target pasar.[135] Uniknya, ketika Switch ditutup, penggunanya tidak bergabung dengan Power Up dan hanya dialihkan ke layanan Smartfren biasa.[136] Menurut pihak Smartfren, pada awal 2021 pelanggan Power Up sudah bertambah banyak dan mereka siap untuk memperluas penjualan produknya.[137]

Produk dan layanan lama

[sunting | sunting sumber]

Sebelum diakuisisi Sinar Mas, Mobile-8 mengeluarkan tiga merek, yaitu Fren (2003, sebagai produk pertama dan utamanya), Hepi (2008) dan Mobi (pada 2009). Seiring dengan upaya manajemen baru mengintegrasikan merek-mereknya menjadi satu, maka merek Mobi dan Fren (berikut Smart) berubah menjadi Smartfren sejak 2011. Sedangkan untuk Hepi sudah dileburkan dengan Fren sejak 2009.

Fren

[sunting | sunting sumber]
Logo Fren

Fren adalah layanan kartu seluler 3G berbasiskan teknologi wireless CDMA2000 1x EV-DO Rev. A dengan slogan "murah dan tidak repot". Fren merupakan singkatan dari Fast Enjoyable Reliable Network (Jaringan yang Cepat, Mudah Dinikmati dan Dipercaya).[138] Sesuai dengan namanya, produk yang diluncurkan pada 8 Desember 2003 ini diposisikan layaknya "sahabat sejati" bagi para penggunanya,[10] yang berusaha selalu menemani pelanggan untuk memenuhi semua kebutuhan mereka, baik dalam layanan suara, pesan hingga data.[9] Promosi Fren dibantu oleh media televisi yang dimiliki oleh Hary Tanoe, yaitu RCTI, TPI dan Global TV yang dimanfaatkannya untuk mengiklankan produknya ini dengan 40 spot/hari. Pada 2006, juga diluncurkan layanan bernama TV Mobi yang membuat pelanggan Fren bisa menonton TV di telepon seluler mereka, yang dimulai dari 3 stasiun TV tersebut.[139][140]

Beberapa kelebihan yang ditawarkan Fren, antara lain:

  • Layanan seluler dengan tarif murah CDMA.
  • Layanan berlisensi seluler nasional (satu-satunya hingga 2007),[7] tidak dibatasi kode area. Prefix Fren 0888. Pengguna Fren tidak perlu mengganti kartu/meregistrasi ulang setiap ke luar kota, seperti kebanyakan operator CDMA lain yang berlisensi Fixed Wireless Access (FWA).
  • Fren bisa digunakan di Indonesia dan di luar negeri. Khusus di luar negeri, Fren bisa digunakan di ponsel CDMA ataupun GSM. Hal ini dapat terjadi lewat kerjasama roaming dengan sejumlah operator, seperti Maxis (Malaysia).[7]
  • Memiliki fitur akses data dengan kecepatan wireless broadband 3G/HSDPA hingga 3,1 Mbps.
  • Memiliki layanan 3G: video streaming, mobile TV, traffic monitoring dan video chatting.
  • Pilihan ponsel murah dan keren.

Fren memiliki dua layanan yaitu Fren Prabayar (diluncurkan pada 2003, terdiri dari Fren Sobat serta Fren Duo) dan Fren Pascabayar (diluncurkan pada April 2004).[1] Selain dua produk ini, beberapa produk lain yang sempat hadir seperti FrenSip (bundling dengan telepon seluler seperti Samsung), Fren Jos,[19] Frentetan Gratizan[141] dll. Distribusi dan pelayanan produknya dilakukan oleh gerai khusus bernama "Mobile-8 Center" yang ada di sejumlah kota di pulau Jawa,[7] serta puluhan ribu counter, gerai dan distributor.[1]

Fren Sobat diluncurkan pada 29 Januari 2009 di Jakarta. Maksud dari "Sobat" adalah dalam satu paket kartu perdana, terdapat 4 nomor yang berurutan, sehingga bisa dibagikan ke pengguna lain agar mudah diingat. Para pengguna dari paket ini bisa saling menelepon gratis dan menggunakan layanan seperti SMS dengan harga murah, mendapatkan diskon 50% ketika isi pulsa pertama, dan masa aktifnya berlaku selama 8 bulan.[142] Dari pelanggan Mobile-8 yang sudah mencapai 3,5 juta saat peluncuran Fren Sobat,[143] diharapkan bertambah 300.000-500.000 (di Jawa dan Bali) hingga 2 juta pada tahun 2009.[144] Bahkan fitur telepon gratis ini kemudian diperluas ke pengguna produk Fren lain, sehingga dalam promosinya, pengguna Fren hanya perlu membayar dengan "daun".[145]

Sedangkan Fren Duo diluncurkan pada 11 Juni 2009 sebagai produk yang yang menawarkan layanan seluler dan FWA dalam satu kartu. Nomor Fren (0888) akan menjadi nomor utamanya, sedangkan nomor FWA (tergantung daerah, seperti 021, 031, dll) akan menjadi nomor sekunder, dan pelanggan bisa menukar penggunaannya jika ingin lebih hemat. Pihak Mobile-8 mengklaim bahwa sistem ini merupakan yang pertama di Indonesia, sehingga sempat masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).[146] Pelanggan Hepi dan Fren bisa menukar kartunya menjadi Fren Duo di kantor-kantor Mobile-8. Dalam peluncuran Fren Duo, Mobile-8 menargetkan 2,3 juta pelanggan baru, dan dalam 4 hari setelah diluncurkan telah terjual 1.700 nomor. Lalu, pada tiga bulan pasca peluncurannya, penggunanya sudah bertambah menjadi 150.000.[147][148] Target pasarnya adalah keluarga, UMKM dan komunitas.[149] Awalnya, layanan ini hanya tersedia dalam bentuk prabayar, hingga pada 1 September 2009 diluncurkan layanan pascabayar yang menargetkan para pebisnis dan profesional.[150][151] Menurut pihak Mobile-8 pada awal 2010, pengguna layanan ini naik sebesar 28% per bulan dan telah beroperasi di berbagai kota yang akan ditambah lagi kemudian.[152] Seiring dengan mulai digunakannya merek dagang Smartfren, maka Fren Duo juga dipaketkan dalam produk baru Smartfren.[153]

Hepi

[sunting | sunting sumber]
Logo Hepi

Sebagai kompensasi dari pemerintah atas penataan ulang frekuensi yang digunakannya, pada Desember 2007 Mobile-8 mendapatkan lisensi layanan telepon tetap nirkabel (FWA), yang kemudian dipasarkan dengan nama Hepi.[154] FWA Hepi menggunakan jaringan yang sama dengan Fren, yaitu CDMA2000 berfrekuensi 800 MHz untuk seluruh wilayah Indonesia. Produk ini diluncurkan pada 3 Mei 2008 di kota Bandung oleh Menkominfo (saat itu) Mohammad Nuh, dan awalnya hanya beroperasi di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar dan Banjarmasin.[155] Target Hepi selanjutnya adalah bisa meluaskan jaringannya hingga ke seluruh Jawa, Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan.[156] Meskipun demikian, tidak seperti operator berlisensi FWA lain, Hepi tidak memiliki layanan yang membuatnya bisa digunakan di luar kota kode teleponnya berasal.[154]

Target pasar Hepi adalah kalangan muda dan mahasiswa.[157] Pada Agustus 2008, dilaporkan Hepi sudah menggaet 300.000 pelanggan dan akan ditingkatkan menjadi 500.000-600.000 seiring perluasan layanan ke 14 kota. Untuk memuaskan pelanggan, juga dihadirkan beberapa layanan dan promosi seperti bagi-bagi telepon gratis, perangkat HP murah senilai Rp 168.000, layanan Dataku dan fitur SMS Milis,[158][159] serta pada akhir 2008, perluasan layanan ke Medan, Malang, Surakarta, Cirebon dan Makassar.[160]

Namun Hepi ternyata hanya berumur pendek, karena pada 11 Juni 2009 diluncurkan produk Fren Duo yang menggabungkan layanan FWA Hepi dan seluler Fren. Setelah peluncuran itu, melihat minat masyarakat yang lebih besar akan produk Fren Duo, penjualan produk Hepi pun resmi dihentikan oleh Mobile-8. Tampaknya, pihak Mobile-8 mengadakan perubahan strategi, dimana sebelumnya produk ini direncanakan sebagai lini produk Hepi, tetapi justru kemudian malah diluncurkan dengan merek Fren.[161] Sebelum dileburkan dengan Fren Duo, Hepi terakhir mencatatkan 280.000 pelanggan. Meskipun sudah tidak diedarkan lagi, Hepi masih tetap bisa digunakan dengan isi ulang Fren atau menukarnya dengan kartu Fren Duo di gerai Mobile-8.[147][148]

Mobi

[sunting | sunting sumber]
Logo Mobi

Selain Hepi dan Fren, pada 4 Februari 2009 Mobile-8 meluncurkan layanan internet murah bernama Mobi (singkatan dari Mobile Broadband Internet), dengan target pasar para pelajar dan pemuda. Mobi menggunakan jaringan berteknologi CDMA2000 EV-DO Rev. A[162] dengan cakupan awal di Jabodetabek. Paket modem pertama Mobi dijual dengan harga Rp 499.000, sedangkan layanan internetnya bertarif Rp 0,1/kb yang bisa diakses secara prabayar atau pascabayar. Saat itu, tarif tersebut diklaim sebagai yang termurah di Indonesia untuk layanan broadband. Mobi hadir di tengah mulai maraknya penggunaan internet untuk menggunakan media sosial atau mengirim video pada kalangan muda-mudi, yang berusaha ditangkap Mobile-8 dengan menghadirkan layanan yang selama ini hanya dinikmati terbatas oleh kalangan eksekutif.[163]

Pada 11 Juni 2009, dalam gelaran Festival Komputer Indonesia, Mobi meluncurkan salah satu produk bundling pertamanya, yaitu netbook Vanbook-Mobi senilai Rp 3,89 juta yang bekerjasama dengan Advan.[164] Di bulan yang sama, pada tanggal 22 Juni, Mobi memperluas layanannya lewat peluncuran fitur unlimited data access dengan harga paket mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 250.000. Targetnya adalah meraih 150.000 pelanggan di akhir 2009, dimana pada saat itu sudah meraup 20.000 pelanggan setelah beberapa bulan dipasarkan.[165][166] Bersama PT Masterdata, sejak 27 Agustus 2009 layanan Mobi juga sudah dilengkapi fitur "Internet Sehat" yang aman bagi anak-anak.[167] Memasuki Maret 2010, Mobi menggandeng Bank Mandiri untuk menyediakan cicilan kartu kredit 0% bagi pembelian modem Skytech 3,5G CDMA, yang diharapkan bisa menarik 30.000 pelanggan baru.[168] Setelah hanya bisa dinikmati di Jabodetabek dan Bandung saja, mulai Oktober 2010 Mobi telah beroperasi di Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang.[169] Mobi tetap dipertahankan sebagai sub-brand dari Smartfren hingga 2011, ketika dileburkan dengan merek dan layanan induknya.[170]

Slogan

[sunting | sunting sumber]

Sebagai Fren

  • Kartu Selularku (2003–2006)
  • Seluler Pilihan Cerdas (2006–2008)
  • Murah, Tidak Repot. (2008–2009)
  • Hemat, Tidak Repot. (2009–2011)

Sebagai Hepi

  • Pasti Lebih Untung

Sebagai Smartfren

  • Memberi yang Terbaik (2010–2011)
  • Live Smart (2011–2018)
  • I Hate Slow! (2011–2018)
  • Go For It (untuk layanan 4G LTE)
  • Hebat, Cepat, Hemat
  • Juaranya Internet Unlimited
  • Smartfren WOW (2019–2023)
  • Sinyal Kuat Internet Cepat
  • 100% untuk Indonesia (2023–sekarang)

Kasus Mobile-8 Telecom

[sunting | sunting sumber]

Skandal pajak

[sunting | sunting sumber]

Menyeret mantan pemilik Smartfren (ketika itu masih Mobile-8) sebelumnya, Hary Tanoesoedibjo, kasus ini bermula ketika pada 2012, Kejaksaan Agung membongkar bahwa telah terjadi transaksi fiktif yang membuat negara merugi. Ceritanya adalah ketika pada 2007-2009, pihak Mobile-8 mengajukan proyek penyediaan ponsel dan pulsa, dan sebagai distributornya ditunjuk PT Djaja Nusantara Komunikasi (DNK). Transaksi itu direncanakan akan memakan biaya Rp 80 miliar yang merupakan pembayaran dari PT DNK ke Mobile-8. Namun, kenyataannya transaksi itu hanyalah transaksi fiktif karena Mobile-8 tidak pernah mengirim HP yang ada dalam proyek tersebut. Walaupun demikian, PT DNK pada 2008 menerima faktur pajak senilai Rp 114 miliar yang kemudian digunakan oleh Mobile-8 untuk mengajukan restitusi pajak yang kelebihannya dibayarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Surabaya, walaupun transaksi itu tidak ada sehingga negara mengalami kerugian Rp 114 miliar.[171][172]

Peristiwa ini tercatat sempat heboh pada 2016-2017, ketika pada saat itu bekas pejabat Mobile-8 Anthony Chandra dan pimpinan PT DNK Hary Djaja (yang merupakan ipar HT) ditetapkan menjadi tersangka,[173] meskipun keduanya gugur dalam praperadilan di November 2016.[174][175] Selain itu, Kejagung juga memeriksa beberapa eks-pimpinan Mobile-8 seperti MS Hidayat, Agum Gumelar dan terutama HT itu sendiri.[176][177] HT sendiri diperiksa pada Maret, April 2016 dan Juli 2017.[178][179] Dalam berbagai kesempatan, HT selalu berkelit dari tudingan tersebut, bahkan pengacaranya Hotman Paris Hutapea menuduh negara mendapatkan untung dari transaksi Mobile-8. HT juga pernah melaporkan Kejagung ke Bareskrim Polri karena dituduh mencemarkan nama baik atas SMS-nya ke Jaksa Agung yang dituduh sebagai "ancaman". Pada Juli 2017, HT ditetapkan sebagai tersangka atas kasus SMS ancaman itu.[180][181] Namun, sejak HT menyatakan mendukung Jokowi, kasus tersebut (baik kasus ancaman ke Kejagung maupun kasus Mobile-8) terkesan macet dan tidak berjalan sampai sekarang, walaupun Kejagung tidak pernah menghentikan pengusutannya.[182][183][184]

Sengketa dengan KTF

[sunting | sunting sumber]

Kasus lain yang membelit Hary Tanoe sebagai pemilik pertama Smartfren adalah sengketa dengan Korea Telecom Freetel (KTF). KTF (bersama Qualcomm) merupakan pihak yang membantu Mobile-8 dalam tahun-tahun pertama operasinya, termasuk menjadi salah satu pemegang saham minoritas. Pada 9 Juni 2006, pemegang saham utama Mobile-8 saat itu, Global Mediacom (d/h Bimantara Citra) meneken perjanjian Put and Call Option Agreement dengan KTF dan Qualcomm untuk mengakuisisi saham dua perusahaan tersebut di Mobile-8 dengan harga Rp 247/lembar di tanggal 6 Mei 2009. Namun, kewajiban itu tidak terlaksana karena harga saham Mobile-8 yang sudah go public hanya dihargai Rp 50/lembar, sehingga pihak Global Mediacom merasa dirugikan. Induk KTF, Korea Telecom (KT), lalu menggugat Global Mediacom di pengadilan arbitrase internasional. Lewat putusan yang dibacakan pada 18 November 2010,[185] Global Mediacom dinyatakan harus membeli 404.611.912 lembar saham Mobile-8 senilai US$ 13,85 juta, ditambah membayarkan ke Korea Telecom biaya-biaya lain senilai US$ 731.642 + US$ 238.000.[186][187]

Membalas kekalahannya di arbitrase tersebut, pemilik Global Mediacom, Bhakti Investama (kini MNC Asia Holding) melayangkan gugatan No. 431/Pdt.G/2010/PN.JKT.PST ke KT, KTF Indonesia, Qualcomm dan Global Mediacom (anak usahanya sendiri). Gugatan yang diajukan pada Mei 2011 ini berisi permintaan Bhakti untuk membatalkan perjanjian Put and Call Option Agreement diatas. Pihak Bhakti menuduh bahwa perjanjian yang dilakukan Global Mediacom dengan KTF dan Qualcomm dilakukan tanpa persetujuan dewan komisaris, sehingga berpotensi merugikan Bhakti sebagai pemegang saham mayoritas. Namun gugatan Bhakti tersebut gugur menurut putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Juli 2011, karena dianggap majelis hakim tidak beralasan, mengingat Bhakti Investama dan Global Mediacom sama-sama ada di bawah kendali HT.[186][187]

Melalui gugatan lain di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada 4 Mei 2017 dalam putusan No. 97/Pdt.G/2017/PN.Jak.Sel majelis hakim menyatakan perjanjian Global Mediacom dengan KTF maupun Qualcomm tidak berlaku,[185] yang dikuatkan lewat peninjauan kembali KTF di bulan Februari 2018. Tidak patah arang, KTF memutuskan menggugat pailit Global Mediacom ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, lewat nomor perkara 33/Pdt.Sus-Pailit/2020/PN Niaga Jkt.Pst di tanggal 28 Juli 2020.[187] Namun, gugatan ini pun kandas sampai kasasi di Mahkamah Agung di tanggal 24 Februari 2021.[188]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • XLSmart
  • XL (telekomunikasi)
  • AXIS
  • MyRepublic
  • Daftar produk telekomunikasi di Indonesia

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h LapTahunan Mobile-8 2006
  2. ^ Hari Pelanggan Nasional, CEO Smartfren Ikut Melayani di Galeri Smartfren
  3. ^ a b c d e Annual Report FREN 2024
  4. ^ Gamma, Volume 3,Masalah 6-14
  5. ^ Annual Report Telkom 2002
  6. ^ Perusahaan Perseroan (Persero) P.T. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
  7. ^ a b c d e f "CDMA market bullish in Indonesia. - Free Online Library". www.thefreelibrary.com.
  8. ^ Yearbook of Asia-Pacific Telecommunications (dalam bahasa Inggris). CIT Publications. 2006.
  9. ^ a b c d Pertaruhan Bimantara di Bisnis Telekomunikasi
  10. ^ a b c d 27 Siasat Menembus Pasar. Elex Media Komputindo. ISBN 978-979-20-7037-8.
  11. ^ Mobile-8 Gandeng Sejumlah ISP
  12. ^ Mobile 8 Luncurkan SMS Financial
  13. ^ a b Mobile-8 Catatkan Sahamnya Mei
  14. ^ Mobile-8 Akan Lepas 19,91 Persen Saham Melalui IPO
  15. ^ Mobile-8 Akan Sewa BTS
  16. ^ Sejarah dan Profil Singkat FREN (Smartfren Telecom Tbk)
  17. ^ "Mobile-8 Lepas 19,91% Saham IPO". detikfinance.
  18. ^ "Listing Mobile-8 Sebelum Juni". detikfinance.
  19. ^ a b c d e f g Laporan Tahunan FREN 2016
  20. ^ "Mengapa Orang Masih Mengira yang Lain?". SWA.co.id. 2007-08-22. Diakses tanggal 2022-06-06.
  21. ^ "Merger Tiga Anak Usaha Mobile-8 Efektif". detikcom. Diakses tanggal 2022-06-06.
  22. ^ a b Mobile-8 Mandeg di 2007
  23. ^ RH, Priyambodo, ed. (2007-05-15). "Mobile-8 Telecom Peroleh Izin Prinsip Jaringan Tetap Lokal Nirkabel". ANTARA News. Diakses tanggal 2022-06-06.
  24. ^ RH, Priyambodo, ed. (2007-07-03). "FREN Dapat Izin Selenggarakan CDMA Secara Nasional". ANTARA News. Diakses tanggal 2022-06-06.
  25. ^ "Komselindo dan Samoerna Mundur dari Tender 3G". 2 Feb 2006.
  26. ^ "Bakrie Telecom 'Menang W.O.' di Tender SLJJ". detikcom. Diakses tanggal 2022-06-06.
  27. ^ a b Jerash Pengendali Baru 32,06% Saham Mobile-8
  28. ^ Gara-Gara Kinerja Buruk, BMTR Berniat Lepas Sebagian Saham FREN
  29. ^ "Hary Tanoe: FREN Cuma Investasi Surat Berharga". detikcom. Diakses tanggal 2022-06-06.
  30. ^ a b Mobile-8 Tepis Isu Bangkrut
  31. ^ a b Rafie, Barratut Taqiyyah, ed. (2008-12-04). "FREN Berpotensi Gagal Bayar Obligasi Rp 675 M". Kontan.co.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
  32. ^ Persidangan DB Trustee dan Mobile-8 Ditunda Lagi
  33. ^ Global Mediacom Gugat Mobile-8, FREN, & DB Trustees
  34. ^ a b c Jerash Gandeng Global Mediacom Atasi Gagal Bayar FREN
  35. ^ a b "Mobile-8 Tinjau Ulang Mitra Vendor". detikcom. Diakses tanggal 2022-06-06.
  36. ^ a b Mobile-8 Kejar Restrukturisasi Obligasi Rp 2 Triliun
  37. ^ Wah FREN Mau Lego Menara
  38. ^ FREN Jajaki Investor Baru
  39. ^ Mobile-8 Tambah Modal Dasar Rp 2 Triliun
  40. ^ "Pemilik FREN dan BTEL Mulai Nego?". Kompas.com. 2008-08-27. Diakses tanggal 2022-06-06.
  41. ^ "BTEL Bantah Akuisisi FREN". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-04-23. Diakses tanggal 2021-01-24. {{cite web}}: ( )
  42. ^ Telkom: Akuisisi Mobile-8, No Comment
  43. ^ Jati, Gentur Putro (2009-10-09). Gunawan, Hendra (ed.). "Smart Negosiasi dengan FREN". Kontan.co.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
  44. ^ Sinarmas Hanya Kuasai 5% Saham FREN
  45. ^ a b Rianto, Surya (2019-02-26). Rianto, Ahmad Rifai & Surya (ed.). "Saham FREN Lepas dari Geng Gocap, Ini Kisahnya". Bisnis.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  46. ^ "Sinar Mas Group Akuisisi Mobile-8". 7 Des 2005.
  47. ^ Mega, Veby (2009-11-23). Gunawan, Hendra (ed.). "Sinarmas Incar Saham FREN Milik Jerash". Kontan.co.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
  48. ^ a b c Hasniawati, Amailia Putri (2010-12-21). P., Djumyati (ed.). "FREN akhirnya jadi akuisisi SMART". Kontan.co.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
  49. ^ "Mobile-8 dan Smart Tetap Jalan Terpisah". detikcom. Diakses tanggal 2022-06-06.
  50. ^ Smart dan Mobile-8 Bergabung, Jadilah Smartfren
  51. ^ Sarie (2010-03-03). "Kolaborasi Smart Telecom dan Mobile-8 Hasilkan SmartFren". Okezone.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  52. ^ Sutarno (2011-06-28). Editor, News (ed.). "Migrasi sistem Smart Telecom dan Mobile-8 rampung". Bisnis.com. Diakses tanggal 2022-06-06. {{cite news}}: ( )
  53. ^ Media, Kompas Cyber (9 Des 2010). "Proses Merger Smart dan Fren Tersendat".
  54. ^ a b c d e "Mobile-8 dan Smart 'Menikah' Diam-diam". detikcom. Diakses tanggal 2022-06-06.
  55. ^ Mursito (2011-01-20). Rufaidah, Anne (ed.). "Sinarmas serap rights issue Mobile-8 Rp3,77 triliun". Bisnis.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  56. ^ a b c d Ringkasan rancangan merger EXCL-FREN
  57. ^ Bangun, Astri Kharina (2011-03-23). "RUPSLB Mobile 8 setujui pergantian nama". Kontan.co.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
  58. ^ Akuisisi Smart Telecom, Mobile-8 Berganti Nama[pranala nonaktif permanen]
  59. ^ "Esia & Smartfren Gabung, Bisa Duluan 4G di 800 MHz". detikinet.
  60. ^ Fajrina, Hani Nur. "Smartfren dan Esia Resmi Bersatu demi LTE". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-06.
  61. ^ Panji, Aditya. "Pelanggan Esia Mulai Pakai Jaringan Smartfren". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-06.
  62. ^ Khoirunnisa (2016-03-07). "Esia Resmi Tutup Layanan, Kecuali di Jakarta". Selular.ID. Diakses tanggal 2022-06-06.
  63. ^ Khoirunnisa (2015-03-10). "Per April Esia Stop Layanan Data". Selular.ID. Diakses tanggal 2022-06-06.
  64. ^ W, Kris Fathoni. "Kronologi Bolt Tutup, Diawali dari Tunggakan BHP Frekuensi". detikcom. Diakses tanggal 2022-06-06.
  65. ^ "Smartfren Beri Kartu Perdana Gratis Bagi Pengguna Bolt". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-06.
  66. ^ Kisah Smartfren Menantang Hegemoni The Big Three
  67. ^ Pusparisa, Yosepha. "Jumlah Pengguna Telkomsel Terbesar di Indonesia". Katadata. Diakses tanggal 2022-06-06.
  68. ^ Mediatama, Grahanusa (28 Nov 2022). "Setelah 4 Tahun Selalu Rugi, FREN Raih Kinerja Mentereng di Semua Lini Bisnis". kontan.co.id.
  69. ^ Saleh, Tahir. "12 Tahun Masih Tekor, Smartfren Cetak Rugi Q3 Rp 1,75 T". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-06.
  70. ^ Sulmaihati, Fariha (2019-09-12). "Smartfren Dinilai Tak Akan Bangkrut karena Dimiliki Grup Sinarmas". Katadata. Diakses tanggal 2022-06-06.
  71. ^ Patok 40 Juta Pelanggan di 2021, Smartfren Lancarkan Strategi 5P
  72. ^ Simanjuntak, Saut (18 Feb 2022). "Smartfren Optimis Ditahun 2022 Capai Angka 40 Juta Pelanggan".
  73. ^ "Rumor Merger dengan 3, Apa Dampaknya ke Saham FREN?". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-02-03. Diakses tanggal 2021-01-26. {{cite web}}: ( )
  74. ^ Saragih, Houtmand P. "Begini Cerita Seputar Rumor Akuisisi ISAT & FREN". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-06.
  75. ^ Pradana, Rio Sandy (2020-12-07). Jatmiko, Leo Dwi (ed.). "Ini Penghalang Merger Smartfren dan Tri Indonesia". Bisnis.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  76. ^ Damar, Agustinus Mario (2021-01-08). Nurdiarsih, Fadjriah; Yuslianson (ed.). "Smartfren Bicara soal Kemungkinan Merger". Liputan6.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  77. ^ Catatan Buruk Smartfren yang Dipaksa Merger Menkominfo
  78. ^ Menanti Akhir Teka-teki Merger XL Axiata (EXCL) dan Smartfren (FREN)
  79. ^ Dwi, Chandra. "Merger FREN dan EXCL Berhembus Kencang, Sahamnya Melesat". CNBC Indonesia.
  80. ^ DSSA Dikabarkan Akan Akuisisi MergeCo Hasil Merger FREN-EXCL, Begini Skemanya
  81. ^ "Axiata & Sinar Mas Jajaki Merger XL (EXCL) dan Smartfren (FREN), Begini Rekomendasi Sahamnya".
  82. ^ Merger XL Axiata (EXCL) dan Smartfren (FREN) Ditargetkan Selesai Akhir Tahun
  83. ^ Bos Smartfren (FREN) Beri Bocoran Update Terbaru Merger XL Axiata (EXCL)
  84. ^ Mengintip Perkembangan Merger Smartfren XL Axiata, Sudah Sejauh Mana?
  85. ^ a b Merger EXCL dan FREN, Axiata Ungkap Alasan Tak Jadi Pengendali Utama XLSmart
  86. ^ Langkah Terjal XL Smart akibat Merger
  87. ^ Smartfren Bakal Hilang Usai Merger XL Axiata, Ini Penjelasannya
  88. ^ XL Axiata dan Smartfren Umumkan Merger Strategis Senilai Rp 104 Triliun
  89. ^ "Merger dengan XL Axiata, CEO Smartfren Ajak Karyawan Gabung XLSmart". uzone.id. 12 Des 2024.
  90. ^ "Bos Sinarmas Grup Pasang Harapan di XLSmart, Ini Sebabnya". emitennews.com.
  91. ^ 3 Fakta Waran Smartfren (FREN) yang Bikin Heboh
  92. ^ SECURITIES, PT INDO PREMIER (25 Mar 2025). "Pemegang Waran FREN Resmi Ajukan Gugatan ke PN Jakpus". IPOTNEWS.
  93. ^ BEI Tegur Smartfren (FREN) Terkait Somasi Pemegang Waran
  94. ^ "Respons Gugatan Pemegang Waran FREN, Manajemen XLSMART Bilang Begini".
  95. ^ a b Puspadini, Mentari. "Bos Sinarmas Soal Gugatan Investor Waran FREN: Nilai Sudah Optimum". CNBC Indonesia.
  96. ^ "Respons Bos Sinar Mas dan Cerita Investor Waran FREN Tolak Rugi Imbas Delisting - Bursa Katadata.co.id". katadata.co.id.
  97. ^ "Imbas Merger dengan EXCL, Pemegang Waran FREN 'Dipaksa' Rugi - Market". www.bloombergtechnoz.com.
  98. ^ Sufa, Ira Guslina (17 Apr 2025). "Heboh Investor FREN Protes Konversi Saham Kurang, Bagaimana Hitungan Resmi BEI? - Bursa Katadata.co.id". katadata.co.id.
  99. ^ Setya, R. (18 Apr 2025). "Investor Keluhkan Konversi Saham FREN ke EXCL Usai Merger, Banyak yang Terima Odd Lot".
  100. ^ Merger XL dan Fren: Siapa Untung dan Buntung?
  101. ^ "Ini Jajaran Direksi XLSmart, Perusahaan Gabungan XL dan Smartfren Halaman all - Kompas.com".
  102. ^ "Sinar Mas Dan Axiata Bangun Ekosistem Telekomunikasi dan Digital yang Andal – WARTA PERS".
  103. ^ "Axiata dan Sinarmas Luncurkan XLSmart, Bidik Pendapatan Rp45,4 Triliun". merdeka.com.
  104. ^ [email protected], Caecilia Mediana- (21 Feb 2025). "Komdigi Keluarkan Persetujuan Prinsip Merger XL Axiata, Smartfren, dan SmartTel pada Maret 2025". Kompas.id.
  105. ^ "Hasil Verifikasi Akhir, Kemenkomdigi Setujui Merger XL-Smartfren".
  106. ^ "IPOT NEWS". www.ipotnews.com.
  107. ^ Saputra, Yulian (25 Mar 2025). "Ada Retno Marsudi hingga Arsjad Rasjid, XL Smart Sahkan Dewan Direksi dan Komisaris". Infobanknews.
  108. ^ Mediatama, Grahanusa (16 Apr 2025). "Tandatangani Akta Penggabungan, EXCL dan FREN Resmi Merger". kontan.co.id.
  109. ^ "XL-FREN Resmi Menjadi XLSmart (EXCL) hingga Saham FREN Delisting Besok". investortrust.id.
  110. ^ BEI Suspensi Saham Smartfren Telecom (FREN) Imbas Rencana Delisting Usai Merger XLSmart
  111. ^ Binekasri, Romys. "Investor Siap-Siap, Waran Seri III FREN Mau Dihapus Bursa". CNBC Indonesia.
  112. ^ XL Smart Resmi Beroperasi, Tegaskan Tidak akan Lakukan PHK
  113. ^ "Tentang Kami". smartfren.
  114. ^ Smartfren "lepas" frekuensi 1900 MHz
  115. ^ "The Newest Phone Operator in Indonesia".
  116. ^ 2013, Smartfren Targetkan Pendapatan Rp3 Triliun
  117. ^ Smartfren Bergantung ke Bundling
  118. ^ Smartfren Kejar 6 Juta Pelanggan Baru Lewat Bundling
  119. ^ Strategi “Bundling” Sukses Tingkatkan Jumlah Pelanggan Smartfren
  120. ^ Smartfren Tak Lagi Ekspansi Jaringan CDMA
  121. ^ Yusuf, Oik (2017-10-25). Deliusno (ed.). "CDMA Smartfren Ditutup Selamanya, Bagaimana Nasib Pelanggan?". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  122. ^ Wibisono, Nuran. "Taktik Smartfren Meninggalkan CDMA dan Beralih ke 4G". Tirto.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
  123. ^ Yusuf, Oik (2019-07-29). Nistanto, Reska K. (ed.). "Smartfren Luncurkan eSIM, Pertama di Indonesia". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  124. ^ Jemadu, Liberty (2020-06-05). "Smartfren Luncurkan eSIM HP Android". Suara.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  125. ^ "Angkat Darmin jadi Komut, Smartfren optimistis tatap lelang frekuensi 2,3 GHz". IndoTelko.
  126. ^ Pertiwi, Wahyunanda Kusuma (2020-12-18). Pratomo, Yudha (ed.). "Ini Tiga Operator Seluler yang Dapat Frekuensi 5G di Indonesia". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  127. ^ Pertiwi, Wahyunanda Kusuma (2020-12-19). Pratomo, Yudha (ed.). "Ini Rencana Smartfren dan Tri Setelah Dapat Frekuensi 5G". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  128. ^ "Dapat Frekuensi 5G, Smartfren Optimistis Pelanggan Tumbuh 30 Persen - Semua Halaman - Info Komputer". infokomputer.grid.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
  129. ^ Jemadu, Liberty (2021-01-25). "Telkomsel dan Smartfren Terima Putusan Pembatalan Lelang Frekuensi 5G". Suara.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  130. ^ Smartfren Pilih Tak Ikut Lelang Frekuensi 2,1 GHz
  131. ^ Smartfren Gelar Public Expose 2022
  132. ^ a b Salsabila, Putri Zakia (2020-06-10). Nistanto, Reska K. (ed.). "Smartfren Luncurkan Program Berlangganan "Power Up"". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  133. ^ "Smartfren Luncurkan Paket Eksklusif Membership POWER UP, Apa Itu? - Semua Halaman - Info Komputer". infokomputer.grid.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
  134. ^ "Strategi Smartfren Dongkrak Pelanggan". Republika Online. 2020-06-11. Diakses tanggal 2022-06-06.
  135. ^ Haryanto, Agus Tri. "Switch Tutup Layanan, Pengguna Diimbau Migrasi ke Smartfren". detikcom. Diakses tanggal 2022-06-06.
  136. ^ Ludwianto, Bianda. "Operator Switch Resmi Bubar, Pelanggannya Gabung ke Smartfren". Kumparan. Diakses tanggal 2022-06-06.
  137. ^ Haryanto, Agus Tri. "Switch Mobile Tutup Layanan, Smartfren Siap Geber Power Up". detikcom. Diakses tanggal 2022-06-06.
  138. ^ "Asosiasi Kliring Interkoneksi Telekomunikasi". askitel.or.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
  139. ^ "Mobile-8 Tawarkan Beragam Konten Lewat TV Mobi". SWA.co.id. 2006-09-05. Diakses tanggal 2022-06-06.
  140. ^ Aditjondro, George Junus (2006-01-01). Korupsi Kepresidenan. Lkis Pelangi Aksara. ISBN 978-979-8451-68-3.
  141. ^ Candrataruna, Muhammad (2008-08-21). "Jelang Lebaran, Mobile-8 Luncurkan Frentetan Gratizan". Okezone.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  142. ^ "Fren Sobat, Perdana Baru Mobile-8". VIVA.co.id. 2009-01-30. Diakses tanggal 2022-06-06.
  143. ^ Luncurkan Sobat, Fren Targetkan Pelanggan Dua Kali Lipat[pranala nonaktif permanen]
  144. ^ "Mobile-8 Kejar 2 Juta Pelanggan Baru". detikcom. Diakses tanggal 2022-06-06.
  145. ^ "Fren Reguler Juga Bisa Telepon Pakai 'Daun'". detikcom. Diakses tanggal 2022-06-06.
  146. ^ "Rekor Fren Duo, Satu Kartu Dua Nomor". Kompas.com. 2009-06-11. Diakses tanggal 2022-06-06.
  147. ^ a b "Seluler dan FWA Mobile-8 Jadi Satu Kartu". detikcom. Diakses tanggal 2022-06-06.
  148. ^ a b "Stop Hepi, Fokus Fren Duo". Surya.co.id.
  149. ^ "Mobile-8 Luncurkan Fren Duo Pascabayar". SWA.co.id. 2009-09-02. Diakses tanggal 2022-06-06.
  150. ^ Suryanto, ed. (2009-09-01). "Mobile-8 Luncurkan Fren Duo Pascabayar". ANTARA News. Diakses tanggal 2022-06-06.
  151. ^ Winarto, Yudho (2009-09-01). "Mobile 8 Luncurkan Fren Duo Paskabayar". Kontan.co.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
  152. ^ "Fren Duo Catat Pertumbuhan 28% Tiap Bulan". Okezone.com. 2010-01-26. Diakses tanggal 2022-06-06.
  153. ^ "Perkuat Fren Duo, Mobile-8 Rilis Fren Seru". VIVA.co.id. 2010-03-04. Diakses tanggal 2022-06-06.
  154. ^ a b Bisa Layani Telepon Tetap, Mobile-8 Tambah "Hepi"
  155. ^ Ariwibowo, AA, ed. (2008-05-03). "Mobile-8 Luncurkan "Hepi"". ANTARA News. Diakses tanggal 2022-06-06.
  156. ^ "Mobile-8 Akhirnya Bisa 'Hepi' Rilis FWA". detikcom. Diakses tanggal 2022-06-06.
  157. ^ "Mobile-8 'Hepi' Bidik Pasar Mahasiswa". detikcom. Diakses tanggal 2022-06-06.
  158. ^ Sarie (2008-08-07). "Kebut Pelanggan, Hepi Bagi-bagi Hape Gratis". Okezone.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  159. ^ "Bisa Layani Telepon Tetap, Mobile-8 Tambah "Hepi"". Kompas.com. 2008-05-04. Diakses tanggal 2022-06-06.
  160. ^ Hepi Rambah Makassar
  161. ^ Sarie (2008-09-07). "Mobile-8 Gelar Hepi di Medan". Okezone.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  162. ^ "EVDO Mobile-8 Masih Jauh dari Target". detikinet.
  163. ^ "Mobi, Modem Pahe Cuma Rp 499 Rb". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-01-29. Diakses tanggal 2021-01-25. {{cite web}}: ( )
  164. ^ Akses Internet di Vanbook dengan Fren Mobi
  165. ^ "Mobi Unlimited Data Access Beredar". VIVA.co.id. 2009-06-22. Diakses tanggal 2022-06-06.
  166. ^ Hindarto, Stefanus Yugo (2009-06-20). "2009, Mobile-8 Targetkan 150 Ribu Pelanggan Mobi". Okezone.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  167. ^ Mobile-8 dan Masterdata Luncurkan Internet Sehat Mobi
  168. ^ Mobile-8 Gandeng Mandiri Luncurkan Modem Murah
  169. ^ Mobile-8 Tawarkan Akses Internet Broadband Termurah
  170. ^ "Mobi Bermigrasi Ke Smartfren". Bhyllabus - l'énigme. 2011-06-05. Diakses tanggal 2022-06-06.
  171. ^ "Jaksa Agung Pastikan Kasus PT Mobile 8 Masih Berjalan". Bisnis.com. 2019-01-23. Diakses tanggal 2022-06-06.
  172. ^ Fahriza, Riza (2015-11-05). Burhani, Ruslan (ed.). "KMPK minta Kejagung usut tuntas kasus Mobile8". ANTARA News. Diakses tanggal 2022-06-06.
  173. ^ developer, mediaindonesia com. "Kejaksaan Cekal Ipar Hary Tanoe". mediaindonesia.com.
  174. ^ Lumbanrau, Raja Eben. "Kejagung Tetapkan Eks Bos Mobile-8 Tersangka Pajak". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-06.
  175. ^ Maskur, Fatkhul (2016-11-29). Suwiknyo, Edi (ed.). "KASUS MOBILE 8 TELECOM: PN Jaksel Minta Kejagung Hentikan Penyidikan". Bisnis.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  176. ^ Rahadian, Lalu. "Eks Menteri Perindustrian Diperiksa Kejagung Soal Mobile-8". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-06.
  177. ^ Amalia, Yunita (2016-01-05). Simanjuntak, Laurencius (ed.). "Kejagung panggil Agum Gumelar terkait kasus restitusi pajak". Merdeka.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  178. ^ Movanita, Ambaranie Nadia Kemala (2017-07-06). Galih, Bayu (ed.). "Hary Tanoe: Kasus Mobile 8 Bukan Kewenangan Kejaksaan Agung". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  179. ^ "Jejak Hary Tanoe dalam Kasus Restitusi Pajak Mobile-8". gresnews.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  180. ^ Habibie, Nur (2017-06-22). Moerti, Wisnoe (ed.). "Kejagung sebut HT tersangka, Polri bilang 'tunggu tanggal mainnya'". Merdeka.com. Diakses tanggal 2022-06-06.
  181. ^ Sofwan, Rinaldy. "Hary Tanoe Laporkan Jaksa Agung ke Bareskrim". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2022-06-06.
  182. ^ Saputri, Maya. "Jaksa Agung: Kasus Mobile 8 Hary Tanoe Bidik Soal Korupsinya". Tirto.id. Diakses tanggal 2022-06-06.
  183. ^ "Penyidikan Mobile8 Tetap Berlanjut". Media Indonesia. 2017-08-05. Diakses tanggal 2022-06-06. {{cite news}}: ( )
  184. ^ "Media Nasional Berjaringan, Fakta Independen Terpercaya". fin.co.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2021-04-13. Diakses tanggal 2022-06-06. {{cite web}}: ( )
  185. ^ a b PENJELASAN PT. GLOBAL MEDIACOM TBK (“Perseroan”) TERKAIT PERMOHONAN PAILIT YANG DIAJUKAN OLEH KT CORPORATION (“Permohonan”
  186. ^ a b Perseteruan Satu Dekade Perusahaan Hary Tanoe dengan KT Corporation
  187. ^ a b c Perjanjian 17 tahun silam diungkit lagi, perusahaan Hary Tanoe digugat pailit
  188. ^ Perusahaan Milik Hary Tanoe Ini Lolos dari Gugatan Pailit Perusahaan Korsel

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • (Indonesia) Situs web resmi smartfren
  • l
  • b
  • s
Sinar Mas
Utama
  • Asia Pulp & Paper
  • Sinar Mas Agribusiness & Food
  • Sinar Mas Communication & Technology
    • XLSmart
      • XL (telekomunikasi)
      • XL Satu
      • AXIS
      • Smartfren
  • Sinar Mas Energy & Infrastructure
  • Sinar Mas Financial Services
  • Sinar Mas Healthcare
  • Sinar Mas Land
Lain-lain
  • Eka Tjipta Foundation
  • Institut Teknologi Sains Bandung
  • Sinarmas World Academy
  • l
  • b
  • s
Axiata Group
Grup struktur pada 31 Oktober 2010
Sepenuhnya milik anak perusahaan
  • Malaysia Celcom
  • Kamboja Hello
Tidak sepenuhnya milik anak perusahaan
  • Sri Lanka Dialog
  • India Idea
  • Singapura M1
  • Iran MTCE
  • Pakistan Multinet
  • Bangladesh Robi
  • Thailand Samart
  • Malaysia Tune Talk
  • Indonesia XLSmart (XL | XL Satu | AXIS | Smartfren)
  • l
  • b
  • s
Operator dan layanan telekomunikasi seluler Indonesia
GSM dan 4G LTE
Telkomsel
Telkomsel Halo · Telkomsel PraBayar · by.U
Indosat
IM3 · 3
XLSmart
XL · XL Prioritas · AXIS · Smartfren · Power Up
Satelit
PSN/ACeS
ByRU · PASTI
Merek-merek operator terdahulu
Bakrie Telecom
dahulu Radio Telepon Indonesia
Esia · AHA · Wifone · Wimode · Ratelindo
Telkom Indonesia
Flexi · C-Phone
Indosat-M3
Smart · Bright
Indosat
Matrix · Mentari · StarOne · MPWR
Satelindo
Satelindo Card (Matrix) · Mentari
Smartfren Telecom
dahulu Mobile-8 Telecom
Fren · Hepi · Mobi · Kartu Ummat · Smartfren · Power Up · Switch
Net1 Indonesia
dahulu Rajasa Hazanah Perkasa,
Mandara Selular Indonesia,
Mobile Selular Indonesia,
dan Sampoerna Telekom
Era Mobitel · Mobisel (Orbit) · Neo_n · Ceria · Net1 Indonesia
XL Axiata
dahulu Excelcomindo
Live.On · Hauraa · Bebas · Jempol · Jimat · Xplor · Pro-XL · GSM-XL
Telkomsel
simPATI · Kartu As · LOOP · Kartu Facebook
Komselindo
dahulu Elektrindo Nusantara
Komselindo (Spirit) · Gesit · Swara
Metrosel
dahulu Centralindo Panca Sakti,
dan Centralindo Pancasakti Cellular
Metrosel · Metrostar
Telesera
dahulu Telekomindo Primabhakti
Telesera · Kompak
Internux
BOLT!
AXIS Telekom
dahulu Natrindo Telepon Seluler
AXIS · NTS · Lippo Telecom
Berca Global Access
WiGO · Hinet
First Media
Sitra
Smart Telecom
Smart
Telepoint Nusantara
Telepoint
Hutchison 3 Indonesia
dahulu Hutchison CP Telecommunications
3 (Tri)
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Smartfren&oldid=27259994#Fren"
Kategori:
  • Galat CS1: nama generik
  • Galat CS1: parameter kosong tidak dikenal
  • Sinar Mas
  • Operator telekomunikasi seluler Indonesia
  • Merek Indonesia
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif permanen

Best Rank
More Recommended Articles