More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Gua Jatijajar - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gua Jatijajar - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gua Jatijajar

  • Cebuano
  • Jawa
  • Basa Banyumasan
  • Svenska
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
  • Goa Jati Jajar Ayah Kebumen
    Goa jatijajar ayah kebumen

Gua Jatijajar adalah sebuah situs geologi yang terbentuk dari proses alamiah, yang terletak di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Gua yang keseluruhannya terbentuk dari kapur, ini memiliki panjang 250 meter, llebar rata-rata 15 meter, dan tinggi rata-rata 12 meter. Lokasi gua ini berada 50 meter di atas permukaan laut. Gua Jatijajar merupakan salah satu objek pariwisata andalan di Kabupaten Kebumen, selain Waduk Sempor.[1]

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Gua ini ditemukan pada tahun 1802 oleh seorang petani bernama Jayamenawi yang memiliki lahan pertanian di atas gua tersebut. Pada suatu ketika Jayamenawi sedang mengambil rumput, kemudian jatuh ke sebuah lubang yang ternyata lubang itu adalah sebuah ventilasi yang ada di langit-langit gua tersebut. Lubang ini mempunyai garis tengah 4 meter dan tinggi dari tanah yang berada di bawahnya 24 meter. Setelah Jayamenawi menemukan gua, tak lama kemudian Bupati Ambal, salah satu penguasa Kebumen waktu itu, meninjau lokasi tersebut. Saat mendatangi gua, dia menjumpai dua pohon jati tumbuh berdampingan dan sejajar pada tepi mulut gua. Dari kisah itulah asal-muasal penamaan Gua Jatijajar. Pada mulanya pintu-pintu gua masih tertutup oleh tanah. Maka setelah tanah yang menutupi dibongkar dan dibuang, ditemukanlah pintu gua yang sekarang menjadi pintu masuk.[2][2]

Sungai dan mitos

[sunting | sunting sumber]

Di dalam Gua Jatijajar terdapat 7 (tujuh) sungai atau sendang, tetapi yang data dicapai dengan mudah hanya 4 (empat) sungai yaitu:

  1. Sungai Puser Bumi
  2. Sungai Jombor
  3. Sungai Mawar
  4. Sungai Kantil

Untuk Sungai Puser Bumi dan Jombor konon airnya mempunyai khasiat dapat digunakan untuk segala macam tujuan menurut kepercayaan masing-masing. Sedangkan Sungai Mawar konon airnya jika untuk mandi atau mencuci muka dan mempunyai khasiat bisa awet muda. Adapun Sendang kantil jika airnya untuk cuci muka atau mandi, maka niat/cita-citanya akan mudah tercapai.[3]

Pada saat ini yang telah dibangun baru Sendang Mawar dan Sendang Kantil, Sedangkan Sendang Jombor dan Sendang Puser Bumi masih alami dan masih belum ada penerangan serta licin.

Objek wisata

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1975 Gua Jatijajar mulai dibangun dan dikembangkan menjadi objek wisata. Adapun yang mempunyai ide untuk mengembangkan atau membangun Gua Jatijajar yaitu Bapak Suparjo Rustam, Gubernur Jawa Tengah pada saat itu. Sedang pada waktu itu yang menjadi Bupati Kebumen adalah Bapak Supeno Suryodiprojo.[4]

Untuk melancarkan dan melaksanakan pengembangan Gua Jatijajar ditunjuk langsung oleh Bapak Suparjo Rustam cv.AIS dari Yogyakarta, sebagai pimpinan dari cv.AIS adalah Bapak Saptoto, seorang seniman deorama yang terkenal di Indonesia. Sebelum Pemda Kebumen melaksanakan pembangunan Gua Jatijajar, terlebih dahulu Pemda Kebumen telah mengganti rugi tanah penduduk yang terkena lokasi pembangunan Objek Wisata Gua Jatijajar Seluas 5,5 hektar.

Setelah Gua Jatijajar dibangun maka pengelolanya dikelola oleh Pemda Kebumen. Sejak Gua Jatijajar dibangun, di dalam Gua Jatijajar sudah ditambah dengan bangunan-bangunan seni antara lain: pemasangan lampu listrik sebagai penerangan, trap-trap beton untuk memberikan kemudahan bagi para wisatawan yang masuk ke dalam Gua Jatijajar serta pemasangan patung-patung atau deorama.[5]

Batuan

[sunting | sunting sumber]

Di dalam Gua Jatijajar banyak terdapat stalagmit dan juga pilar atau tiang kapur, yaitu pertemuan antara stalaktit dengan stalagmit. Kesemuanya ini terbentuk dari endapan tetesan air hujan yang sudah bereaksi dengan batu-batu kapur yang ditembusnya. Menurut penelitian para ahli, untuk pembentukan Stalagtit itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Dalam satu tahun terbentuknya Stalagtit paling tebal hanya setebal 1 (satu) cm saja. Oleh sebab itu Gua Jatijajar merupakan gua Kapur yang sudah tua sekali.[6]

Batu-batuan yang ada di Gua Jatijajar merupakan batuan yang sudah tua sekali. Karena umur yang sudah tua sekali itu, maka di muka Gua Jatijajar dibangun sebuah patung dinosaurus sebagai simbol dari objek wisata Gua Jatijajar, dari mulut patung itu keluar air dari Sendang Kantil dan sendang Mawar, yang sepanjang tahun belum pernah kering. Sedangkan air yang keluar dari patung dinosaurus tersebut dimanfaatkan oleh penduduk sekitar sebagai pengairan sawah desa Jatijajar dan sekitarnya.[7]

Diorama

[sunting | sunting sumber]

Diorama yang di pasang dan dalam Gua Jatijajar ada 8 (delapan) deorama, yang patung-patungnya ada 32 buah. Keseluruhannya mengisahkan cerita Legenda dari "Raden Kamandaka - Lutung Kasarung". Adapun kaitannya dengan Gua Jatijajar ialah, dahulu kala Gua Jatijajar pernah digunakan untuk bertapa oleh Raden Kamandaka Putera Mahkota dari Kerajaan Pajajaran, yang bernama aslinya Banyak Cokro atau Banyak Cakra.

Perlu diketahui bahwa zaman dahulu sebagian dari wilayah Kabupaten Kebumen adalah termasuk wilayah kekuasaan Pajajaran, yang pusat pemerintahannya di Bogor (Batutulis) Jawa Barat.[8]

Adapun batasnya yaitu Kali Lukulo dari Kabupaten Kebumen sebelah Timur Kali Lukulo masuk ke wilayah Kerajaan Mojopahit, sedangkan sebelah barat Kali Lukulo masuk wilayah Kerajaan Pajajaran. Sedangkan cerita itu terjadinya di kabupaten Pasir Luhur, yaitu daerah Baturaden atau Purwokerto pada abad ke-14. Namun keseluruhan dioramanya dipasang di dalam Gua Jatijajar.[9]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Situs resmi Kabupaten Kebumen, diakses 13 Feb 2015". Diarsipkan dari asli tanggal 2015-02-13. Diakses tanggal 2015-02-13. {{cite web}}: ( )
  2. ^ a b "Gemintang, diakses 13 Feb 2015". Diarsipkan dari asli tanggal 2022-03-08. Diakses tanggal 2015-02-13. {{cite web}}: ( )
  3. ^ "Gua Jatijajar Kebumen, Tempat Wisata Penuh Legenda Yang Menakjubkan". Diarsipkan dari asli tanggal 2014-07-28. Diakses tanggal 2014-07-26. {{cite web}}: ( )
  4. ^ "Wisata Kebumen, diakses 13 Feb 2015". Diarsipkan dari asli tanggal 2022-03-09. Diakses tanggal 2015-02-13. {{cite web}}: ( )
  5. ^ "Sobat Petualang, diakses 13 Feb 2015". Diarsipkan dari asli tanggal 2015-02-13. Diakses tanggal 2015-02-13. {{cite web}}: ( )
  6. ^ "Informasi Goa Jatijajar". Diarsipkan dari asli tanggal 2022-03-11. Diakses tanggal 2012-12-21. {{cite web}}: ( )
  7. ^ "Indonesia Tourism, diakses 13 Feb 2015". Diarsipkan dari asli tanggal 2022-02-22. Diakses tanggal 2015-02-13. {{cite web}}: ( )
  8. ^ "Goa Jatijajar". Diarsipkan dari asli tanggal 2010-11-02. Diakses tanggal 2010-06-30. {{cite web}}: ( )
  9. ^ "Alam Nusantara, diakses 13 Feb 2015". Diarsipkan dari asli tanggal 2021-11-17. Diakses tanggal 2015-02-13. {{cite web}}: ( )
  • l
  • b
  • s
Tempat wisata di Jawa Tengah
Anjungan
  • Anjungan Kabupaten Blora
  • Anjungan Kabupaten Demak
  • Anjungan Kabupaten Grobogan
  • Anjungan Kabupaten Jepara
  • Anjungan Kabupaten Kudus
  • Anjungan Kabupaten Pati
  • Anjungan Kabupaten Rembang
  • Anjungan Kabupaten Semarang
  • Anjungan Kota Semarang
Sejarah
  • Borobudur
  • Candi Mendut
  • Brown Canyon
  • Candi Bubrah (Jepara)
  • Benteng Van der Wijck
  • Gereja Ayam
  • Astana Girilayu
  • Astana Mangadeg
  • Museum Kartini
  • Kelenteng Hian Thian Siang Tee
  • Museum Kereta Api Ambarawa
  • Museum PALAGAN Ambarawa
  • Candi Tugu
  • Candi Pawon
  • Candi Ngawen
Air terjun
  • Air Terjun Baladewa
  • Air Terjun Sindaro
  • Air Terjun Suroloyo
  • Air Terjun Tadah Hujan
  • Kali Pancur Getasan
  • Air Terjun Kedung Kayang
  • Air terjun Grenjengan Kembar
  • Curug Silawe
  • Curug Benowo
  • Air Terjun Nglimut
Cagar Alam
  • Cagar Alam Telaga Ranjeng
  • Cagar Alam Nasional Geologi Karangsambung
  • Telaga Warna (Dieng)
Pantai
  • Pancuran Pitu
  • Pantai Ayah
  • Pantai Bayuran
  • Pantai Karangbolong
  • Pantai Lembupurwo
  • Pantai Logending
  • Pantai Menganti
  • Pantai Sendang Sekucing
  • Pantai Suwuk
  • Pantai Tegalsambi
  • Pantai Tirto Samodra (Pantai Bandengan) Jepara
  • Pantai Kartini
  • Pantai Empu Rancak
  • Pantai Blebak
  • Pantai Pecatu
  • Pantai Ombak Mati
  • Pantai Pailus
  • Pantai Teluk Awur
  • Pantai Semat
  • Pantai Metawar
  • Pantai Pungkruk
  • Pantai Suweru (Pantai Kuta-nya Jawa Tengah)
  • Pantai Beringin
  • Pantai Widarapayung
  • Pantai Marina
  • Pantai Maron
  • Pantai Slamaran Indah
  • Pantai Widarapayung
  • Pantai Widuri
  • Pantai Sembukan
Pesona Alam
  • Nepal van Java
  • Ketep Pass
  • Negeri Sayur Sukomakmur
  • Negeri Kahyangan
Taman dan hutan
  • Taman Balekambang
  • Taman Kiai Langgeng
  • Taman Lele Semarang
  • Taman Mini Jawa Tengah (Puri Maerokoco)
  • Kebun Binatang Jurug
  • Eduwisata Arboretum Mangrove Kolak Sekancil
Gua
  • Goa Kreo
  • Gua Ngantap
  • Gua Petruk
  • Gua Jatijajar
  • Goa Tritip
  • Goa Tratak
  • Goa Manik
  • Goa Sakti
  • Guci Indah
Religi
  • Masjid Mantingan
  • Masjid Agung Demak
  • Masjid Kauman Semarang
  • Masjid Agung Jawa Tengah
  • Masjid Menara Kudus
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gua_Jatijajar&oldid=27192013"
Kategori:
  • Tempat wisata di Kabupaten Kebumen
  • Tempat wisata di Jawa Tengah
  • Gua di Indonesia
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: parameter tidak didukung

Best Rank
More Recommended Articles