More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Imaduddin Utsman al-Bantani - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Imaduddin Utsman al-Bantani - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Imaduddin Utsman al-Bantani

Tambah pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Imaduddin Utsman al-Bantani
Imaduddin pada tahun 2025
Informasi pribadi
Lahir15 Agustus 1976 (umur 49)
Kresek, Tangerang, Banten
AgamaIslam
Orang tua
  • Syarmana bin Muhammad Arsya (ayah)
  • Su'arah bin Syatobi bin Marhaba bin Thoyib (ibu)
Karya terkenalUlama Nusantara Menggugat Nasab Palsu
ProfesiUlama, Pengasuh ponpes Nahdlatul Ulum
Kiprah keagamaan
GuruMuhammad Syanwani al-Bantani, Abuya Dimyathi, Tb Hasuri Tahir
ProfesiUlama, Pengasuh ponpes Nahdlatul Ulum

Imaduddin Utsman al-Bantani (lahir 15 Agustus 1976) adalah seorang ulama, pendidik, dan penulis asal Indonesia yang dikenal karena kontribusinya dalam kajian keislaman, khususnya di bidang nasab. Ia menjadi sorotan publik karena penelitiannya yang kontroversial tentang nasab Ba'alawi, yang memicu perdebatan luas di kalangan umat Islam di Indonesia. Imaduddin sendiri merupakan pendiri dan pengasuh Pondok pesantren Nahdlatul Ulum di Kresek, Tangerang, Banten. Imaduddin juga aktif dalam organisasi Nahdlatul Ulama (NU), menjabat sebagai anggota Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2022–2024, serta Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten. .

Kehidupan awal dan pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Imaduddin Utsman al-Bantani lahir di Kampung Cempaka, Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten, pada 19 Sya'ban 1396 H (15 Agustus 1976 M). Dari sisi ayah, ia merupakan keturunan dari Pangeran Jayakarta Wijayakrama. Sementara dari sisi ibu, ia merupakan keturunan dari Raden Aria Wangsakara. Nama "Utsman" diambil dari nama kakek dari pihak ibunya, yang berasal dari keluarga Bani Utsman, sedangkan "al-Bantani" merujuk pada asal daerahnya, Banten. Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang religius, yang memengaruhi minatnya terhadap ilmu agama sejak usia dini.[1][2][3]

Pendidikan formal Imaduddin dimulai di Madrasah Diniyah Al Hikmah dan SDN Kresek II, dilanjutkan ke SMPN Kresek dan Madrasah Aliyah Ashhabul Maimanah di Serang. Ia kemudian menempuh pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten (sekarang Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin), di mana ia memperoleh gelar Sarjana Agama. Imaduddin melanjutkan studi ke Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dan meraih gelar Magister Agama.

Selain pendidikan formal, Imaduddin menimba ilmu agama melalui pendidikan pesantren.[4][5] Imaduddin pernah belajar di sejumlah pondok pesantren dan lembaga pendidikan, di antaranya:

  • Pondok Pesantren Ashhabul Maimanah, di Tirtayasa, Serang, di bawah asuhan Muhammad Syanwani al-Bantani.
  • Pondok Pesantren Riyadl al-Alfiyah di Pandeglang.
  • Pondok Pesantren Darul Hikmah di Cakung Carenang.
  • Pondok Pesantren al-Hidayah di Cisantri, Pandeglang.
  • Pondok Pesantren Cidahu di Pandeglang, di bawah asuhan Abuya Dimyathi.
  • Pondok Pesantren Darul Falah di Rengasdengklok, Karawang.
  • Pondok Pesantren al-Wardayani di Sukabumi.
  • Pondok Pesantren Pertapan di Binuang, Serang.
  • Pondok Pesantren Athohiriyah di Serang.

Aktivitas

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2002 Imaduddin mendirikan Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum di Kampung Cempaka, Kresek, Tangerang, yang menjadi salah satu pusat pendidikan agama dan pengembangan keilmuan Islam di wilayah Banten. Ia dikenal sebagai ulama yang menguasai ilmu nahwu, sharaf, bayan, dan ma’ani, yang memungkinkannya menggali hukum dari Al-Qur’an, hadis, dan kitab-kitab ulama klasik.[6]

Sebagai Ketua Komisi Fatwa MUI Provinsi Banten sejak 2021, Imaduddin memainkan peran penting dalam merumuskan panduan hukum Islam untuk menjawab problematika keagamaan masyarakat. Jabatan ini menunjukkan posisi Imaduddin yang diakui di antara ulama-ulama Banten lainnya.

Kiprah di Nahdlatul Ulama

[sunting | sunting sumber]

Imaduddin memiliki keterlibatan panjang dengan Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia. Ia mulai aktif di NU sejak 2006, menjabat sebagai Ketua Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) Kecamatan Kresek hingga 2011. Pada 2018, ia diangkat sebagai Wakil Katib Pengurus Wilayah NU (PWNU) Provinsi Banten. Sejak tahun 2020 hingga 2024, ia menjabat sebagai Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PWNU Banten, sebuah badan yang mengelola pondok pesantren di bawah naungan NU. Ia juga menjadi penasihat Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Provinsi Banten dan Rijalul Ansor Kabupaten Tangerang. Puncak kiprahnya di NU adalah pengangkatannya sebagai anggota Lembaga Bahtsul Masail (LBMNU) untuk periode 2022 hingga 2024. LBM adalah badan yang bertugas membahas isu-isu keagamaan dan merumuskan fatwa atau panduan hukum Islam untuk anggota NU.[7]

Polemik nasab Ba 'Alwi

[sunting | sunting sumber]

Imaduddin Utsman al-Bantani menjadi perhatian publik karena penelitiannya yang kontroversial tentang nasab Ba 'Alwi, sebuah klan yang diklaim sebagai keturunan Muhammad melalui Alawi bin Ubaidillah dari jalur Ahmad al-Muhajir. Dalam kajiannya, berjudul Menakar Kesahihan Nasab Habib di Indonesia, Imaduddin menyimpulkan bahwa nasab Ba 'Alwi tidak dapat dikonfirmasi secara ilmiah karena adanya keterputusan silsilah, khususnya pada Ubaidillah, yang tidak tercatat sebagai anak Ahmad bin Isa dalam manuskrip-manuskrip otoritatif seperti As-Syajarah al-Mubarakah . Ia juga merujuk pada analisis manuskrip kuno dan, dalam beberapa pernyataan, menyebutkan hasil tes y DNA yang menunjukkan bahwa banyak individu Ba 'Alwi tidak memiliki garis keturunan Arab, melainkan kemungkinan keturunan suku lain .[8][9]

Pernyataan Imaduddin memicu perdebatan sengit di kalangan umat Islam Indonesia, terutama karena keyakinan bahwa habaib dari garis Ba 'Alwi adalah keturunan Muhammad telah mengakar selama berabad-abad. Organisasi seperti Rabithah Alawiyah, yang menaungi keturunan Ba 'Alwi di Indonesia, menolak tesis Imaduddin, menyebutnya meresahkan. Sebaliknya, sebagian pihak mendukung pendekatan ilmiah Imaduddin, memuji metodologi penelitiannya yang berbasis kajian pustaka dan standar keilmuan modern.

Polemik ini mencapai puncaknya dalam berbagai diskusi publik, termasuk seminar dan debat di media sosial, seperti di kanal YouTube Padasuka TV, di mana Imaduddin berdebat dengan Ahmad Fahrur Rozi, Ketua Harian PBNU. Fahrur Rozi meminta Imaduddin untuk tidak membawa nama NU dalam polemik ini, menegaskan bahwa tesis Imaduddin adalah pendapat pribadi, bukan sikap resmi NU.[10] Imaduddin menjawab bahwa penelitiannya tidak mewakili NU dan menyerukan diskusi ilmiah tanpa emosi. Meskipun kontroversial, kajian Imaduddin diakui oleh beberapa kalangan sebagai upaya falsifikasi ilmiah yang mendorong dialektika keilmuan.

Polemik nasab Ba' Alawi yang dipicu Imaduddin telah memengaruhi diskursus keagamaan di Indonesia, khususnya di kalangan Nahdliyyin. Pendekatan ilmiahnya dipuji oleh sebagian kalangan sebagai upaya membuka dialektika keilmuan.

Karya

[sunting | sunting sumber]

Imaduddin adalah penulis produktif yang telah menghasilkan lebih dari 20 kitab dan karya tulis dalam bahasa Arab, Indonesia, dan Jawa Banten (dengan aksara pegon).[11][12] Karya-karyanya mencakup berbagai disiplin ilmu Islam, seperti fikih, tafsir, tasawuf, nahwu, dan mantiq. Beberapa karyanya meliputi:

  • Al-Taaruf fi Muqaddimat Ilm al-Tasawwuf (Bahasa Arab: Ilmu Tasawuf)
  • Al-Nail al-Kamil fi Syarh Matn al-Awamil (Bahasa Arab: Ilmu Nahwu)
  • Al-Qawl al-Mufid fi Hukmi al-Mukabbir al-Shaut fi al-Masajid (Bahasa Arab: Fikih tentang Hukum Speaker di Masjid)
  • Al-Qawl al-Labib fi Hukm al-Talaqqub bi al-Habib (Bahasa Arab: Fikih tentang Hukum Bergelar Habib)
  • Tuhfat al-Nadzirin (dalam aksara Pegon: Ilmu Mantiq)
  • Fath al-Gafur fi Abyat al-Buhur (Bahasa Arab: Wazan Syair Arab)
  • Al-Fath al-Munir fi Syarh Nadzam al-Tafsir li al-Syaikh al-Zamzami (Bahasa Arab: Ilmu Tafsir)
  • Sejarah Pendiri Tangerang: Raden Aria Wangsakara (Bahasa Indonesia: Sejarah)
  • Raudlatul Jami' Syarah Jam'ul Jawami'
  • Asy-Syarah al-Maimun Syarah Kitab al-Jauhar al-Maknun
  • Al-Muhimmah Syarah Kitab al-Baiquniyah
  • Al-Ruhul Mantiqi Syarah Sullam al-Munawraqi
  • Dari Banten Ku Sebut Namamu (Bahasa Indonesia: Novel)

Salah satu karya monumentalnya adalah Al-Manahij al-Shafiyyah fi Syarhi al-Alfiyyah lil-Badi wa al-Shai fi al-Arabiyyah, yang disebut sebagai syarah pertama kitab Alfiyyah karya ulama Nusantara dalam bahasa Arab.

Selain itu, Imaduddin juga menulis beberapa kitab yang berfokus tentang nasab Ba'Alwi yang meliputi:

  • Ulama Nusantara Menggugat Nasab Palsu[8]
  • Kronik Perjalanan Ilmiah KH Imaduddin Utsman Al-Bantani Dalam Mengungkap Nasab Palsu Ba'Alwi[13]
  • Manuskrip-manuskrip Palsu Ba'Alwi Versi Rumail Abbas[14]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Siapa KH Imaduddin Utsman Al-Bantani? Ulama Jadi Sorotan Gegara Kontra Nasab Ba'alwi". suara.com. Diakses tanggal 2025-04-19.
  2. ^ at-Tanari, Taufik Hidayat. "Riwayat Nasab KH Imaduddin Utsman al-Bantani, Ternyata Tembus ke Baginda Rasulullah Saw, Cek Disini - Distrik News". Riwayat Nasab KH Imaduddin Utsman al-Bantani, Ternyata Tembus ke Baginda Rasulullah Saw, Cek Disini - Distrik News. Diakses tanggal 2025-04-19.
  3. ^ "Bot Verification". www.nahdlatul-ulum.com. Diakses tanggal 2025-04-24.
  4. ^ Ridwan (2023-05-17). "Nasab dan Sanad Ilmu KH Imaduddin Usman". Ibadah.co.id (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-04-19.
  5. ^ infoketapang (2023-05-28). "Mengungkap Silsilah Habib: Penelitian KH. Imaduddin Al-Bantani Memperoleh Temuan Menarik Mengenai Nasab Para Habaib. Siapakah KH. Imaduddin Al-Bantani? -". infoketapang.com (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-04-19.
  6. ^ "Bot Verification". www.nahdlatul-ulum.com. Diakses tanggal 2025-04-19.
  7. ^ "Siapa KH Imaduddin Utsman Al-Bantani? Ulama Jadi Sorotan Gegara Kontra Nasab Ba'alwi". suara.com. Diakses tanggal 2025-04-19.
  8. ^ a b "Buku ULAMA NUSANTARA MENGGUGAT NASAB PALSU--KGMRFZ.pdf". Google Docs. Diakses tanggal 2025-04-19.
  9. ^ Rhoma Irama Official (2024-06-21), BISIKAN RHOMA # 130: KYAI IMAD YAKIN TESISNYA TAK TERBANTAH, KOK BISA?!, diakses tanggal 2025-04-19
  10. ^ Padasuka TV (2024-04-18), Big Match..‼️ Debat Sengit Nasab Habaib, Gus Fahrur vs Kiai Imad, diakses tanggal 2025-04-19
  11. ^ "Bot Verification". www.nahdlatul-ulum.com. Diakses tanggal 2025-04-19.
  12. ^ "Bot Verification". www.nahdlatul-ulum.com. Diakses tanggal 2025-04-19.
  13. ^ "Kronik Perjalanan Ilmiah KH Imaduddin Utsman Al-Bantani Dalam Mengungkap Nasab Palsu Ba'Alwi-KGMRZ.pdf". Google Docs. Diakses tanggal 2025-04-19.
  14. ^ "Bot Verification" (PDF). www.nahdlatul-ulum.com. Diakses tanggal 2025-04-19.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Imaduddin_Utsman_al-Bantani&oldid=27698933"
Kategori:
  • Orang hidup berusia 49
  • Kelahiran 1976
  • Ulama Indonesia
  • Nahdlatul Ulama
  • Tokoh dari Tangerang
  • Alumni Institut Ilmu Al-Qur'an
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • CS1 sumber berbahasa American English (en-us)
  • Articles having same image on Wikidata and Wikipedia
  • Semua orang hidup
  • Tanggal kelahiran 15 Agustus
  • Artikel dengan templat lahirmati
  • Semua artikel biografi
  • Artikel biografi Agustus 2025

Best Rank
More Recommended Articles