More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Inses - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Inses - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Inses

  • Afrikaans
  • Alemannisch
  • العربية
  • مصرى
  • Asturianu
  • Azərbaycanca
  • Bikol Central
  • Беларуская
  • Беларуская (тарашкевіца)
  • Български
  • বাংলা
  • བོད་ཡིག
  • Brezhoneg
  • Bosanski
  • Català
  • کوردی
  • Čeština
  • Cymraeg
  • Dansk
  • Deutsch
  • Zazaki
  • Ελληνικά
  • English
  • Esperanto
  • Español
  • Eesti
  • Euskara
  • فارسی
  • Suomi
  • Français
  • Frysk
  • Galego
  • Gaelg
  • עברית
  • हिन्दी
  • Hrvatski
  • Magyar
  • Հայերեն
  • Interlingua
  • Ido
  • Íslenska
  • Italiano
  • 日本語
  • ქართული
  • Қазақша
  • 한국어
  • Kurdî
  • Кыргызча
  • Lombard
  • Lietuvių
  • Latviešu
  • Македонски
  • Bahasa Melayu
  • नेपाली
  • Nederlands
  • Norsk nynorsk
  • Norsk bokmål
  • Polski
  • Português
  • Runa Simi
  • Română
  • Русский
  • Srpskohrvatski / српскохрватски
  • සිංහල
  • Simple English
  • Slovenčina
  • Slovenščina
  • ChiShona
  • Soomaaliga
  • Shqip
  • Српски / srpski
  • Svenska
  • தமிழ்
  • తెలుగు
  • ไทย
  • Tagalog
  • Türkçe
  • Українська
  • اردو
  • Tiếng Việt
  • 吴语
  • ייִדיש
  • 中文
  • 閩南語 / Bân-lâm-gí
  • 粵語
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini sudah memiliki daftar referensi, bacaan terkait, atau pranala luar, tetapi sumbernya belum jelas karena belum menyertakan kutipan pada kalimat. Mohon tingkatkan kualitas artikel ini dengan memasukkan rujukan yang lebih mendetail bila perlu. (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)
Artikel ini berisi tentang istilah sosiologi. Untuk istilah dalam konsep biologi, lihat Perkawinan sekerabat.
Daftar kekerabatan yang dilarang untuk kawin dalam The Trial of Bastardie karya William Clerke. London, 1594.
Seks dan hukum
Isu sosial

Usia dewasa · Penyensoran
Sunat · Pornografi

Pelanggaran tertentu
(Dapat bervariasi sesuai dengan yurisdiksi)

Perselingkuhan · Pemikatan anak
Pornografi anak-anak · Pelacuran anak
Hubungan sedarah · Pelacuran
Pedofilia · Pemerkosaan (Pemerkosaan statutori · Pemerkosaan dalam pernikahan)
Sexting · Pelecehan seksual terhadap anak
Perbudakan seksual · Pelecehan seksual
Zoofilia · Pornografi balas dendam
Sekstorsi

  • l
  • b
  • s

Hubungan sedarah atau hubungan sumbang atau inses[1] (bahasa Inggris: incest) adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh pasangan yang memiliki ikatan keluarga (kekerabatan) yang dekat, biasanya antara ayah dengan anak perempuannya, ibu dengan anak laki-lakinya, atau antar sesama saudara kandung atau saudara sepihak. Pengertian istilah ini lebih bersifat sosio antropologis daripada biologis (bandingkan dengan kerabat-dalam untuk pengertian biologis) meskipun sebagian penjelasannya bersifat biologis.

Penjelasan biologis dan sosial

[sunting | sunting sumber]

Hubungan sumbang diketahui berpotensi tinggi menghasilkan keturunan yang secara biologis lemah, baik fisik maupun mental (cacat), atau bahkan letal (mematikan). Fenomena ini juga umum dikenal dalam dunia hewan dan tumbuhan karena meningkatnya koefisien kerabat-dalam pada anak-anaknya. Akumulasi gen-gen pembawa 'sifat lemah' dari kedua tetua pada satu individu (anak) terekspresikan karena genotipe-nya berada dalam kondisi homozigot.

Secara sosial, hubungan sumbang dapat disebabkan, antara lain, oleh ruangan dalam rumah yang tidak memungkinkan orang tua, anak, atau sesama saudara pisah kamar. Hubungan sumbang antara orang tua dan anak dapat pula terjadi karena kondisi psikososial yang kurang sehat pada individu yang terlibat. Beberapa budaya juga menoleransi hubungan sumbang untuk kepentingan-kepentingan tertentu, seperti politik atau kemurnian ras.

Akibat hal-hal tadi, hubungan sumbang tidak dikehendaki pada hampir semua masyarakat dunia. Semua agama besar dunia melarang hubungan sumbang. Di dalam aturan agama Islam (fikih), misalnya, dikenal konsep mahram yang mengatur hubungan sosial di antara individu-individu yang masih sekerabat. Bagi seseorang tidak diperkenankan menjalin hubungan percintaan atau perkawinan dengan orang tua, kakek atau nenek, saudara kandung, saudara sepihak (bukan saudara angkat atau saudara tiri), saudara dari orang tua, kemenakan, serta cucu. Di dalam Alkitab Kristen (Imamat 18) tertulis larangan hubungan sedarah antara kekerabatan tertentu.

Contoh-contoh hubungan sumbang dalam kebudayaan

[sunting | sunting sumber]

Pada kelompok masyarakat tertentu, seperti suku Polahi di Kabupaten Gorontalo, Sulawesi, praktik hubungan sumbang banyak terjadi. Perkawinan sesama saudara adalah hal yang wajar dan biasa di kalangan suku Polahi.

Kalangan bangsawan Mesir Kuno, khususnya pascainvasi Alexander Agung, melakukan perkawinan dengan saudara kandung dengan maksud untuk mendapatkan keturunan berdarah murni dan melanggengkan kekuasaan. Contoh yang terdokumentasi adalah perkawinan Ptolemeus II dengan saudara perempuannya, Elsinoé. Beberapa ahli berpendapat, tindakan seperti ini juga biasa dilakukan kalangan orang biasa. Toleransi semacam ini didasarkan pada mitologi Mesir Kuno tentang perkawinan Dewa Osiris dengan saudaranya, Dewi Isis.

Dalam mitologi Yunani kuno, Dewa Zeus kawin dengan Hera, yang merupakan kakak kandungnya sendiri.

Folklor Indonesia juga mengenal hubungan sumbang. Hubungan sumbang antara Sangkuriang dan ibunya sendiri (Dayang Sumbi) dalam dongeng masyarakat Sunda atau antara Prabu Watugunung dan ibunya (Dewi Sinta), yang menghasilkan 28 anak — kisahnya diabadikan dalam pawukon — adalah contoh-contohnya.

Pada masa jahiliah, orang Arab terbiasa menikahi dua perempuan bersaudara sekaligus dan menikahi istri almarhum ayahnya. Praktik ini kemudian dilarang oleh Islam.[2]

Inses di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Inses di Indonesia merujuk pada hubungan seksual atau pernikahan antara individu yang memiliki hubungan kekerabatan dekat, baik darah (sedarah/senasab) maupun semenda (karena perkawinan). Praktik ini secara umum dilarang keras oleh hukum positif dan mayoritas ajaran agama yang diakui di Indonesia, serta ditolak oleh norma sosial dan budaya masyarakat.

Meskipun Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia tidak secara eksplisit mendefinisikan inses sebagai tindak pidana tunggal, perbuatan inses sering kali masuk dalam kategori pelanggaran kesusilaan atau, lebih serius, sebagai pelecehan atau kekerasan seksual jika terdapat unsur paksaan, ancaman, atau melibatkan anak di bawah umur. Berbagai undang-undang, seperti Undang-Undang Perkawinan, secara tegas melarang pernikahan antar kerabat sedarah atau semenda dalam tingkatan tertentu, menjadikannya tidak sah secara hukum.

Secara agama, Islam, sebagai agama mayoritas, memiliki ketentuan mahram yang sangat jelas, melarang hubungan pernikahan dan seksual dengan kerabat tertentu. Demikian pula, agama-agama lain seperti Kristen dan Hindu memiliki ajaran yang melarang keras praktik inses berdasarkan prinsip moral dan etika.

Inses membawa dampak sosial dan psikologis yang sangat merusak bagi korbannya, sering kali menyebabkan trauma mendalam, masalah kejiwaan, dan kesulitan adaptasi sosial. Selain itu, terdapat risiko genetik yang signifikan pada keturunan dari hubungan inses.

Fenomena seperti grup fantasi sedarah di media sosial telah menjadi perhatian serius, karena dapat menyebarkan ide-ide menyimpang dan berpotensi memfasilitasi terjadinya praktik inses atau pelecehan seksual di dunia nyata. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama, Kominfo, dan aparat penegak hukum, telah mengambil sikap tegas untuk memblokir konten dan menindak individu yang terlibat dalam penyebaran ideologi atau praktik inses, menegaskan bahwa inses adalah praktik yang dilarang mutlak.[3]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Perkawinan Sedarah
  • Perkawinan sekerabat
  • Kerabat-dalam
  • Ukuran kekerabatan
  • Adelfogami

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Bixler, Ray H. (1982) "Comment on the Incidence and Purpose of Royal Sibling Incest," American Ethnologist, 9(3), August, pp. 580–582.
  • Leavitt, G. C. (1990) "Sociobiological explanations of incest avoidance: A critical claim of evidential claims", American Anthropologist, 92: 971–993.
  • Potter, David Morris (2007). Emperors of Rome. Englewood Cliffs, N.J: Quercus. ISBN 978-1-84724-166-5.
  • Sacco, Lynn (2009). Unspeakable: Father–Daughter Incest in American History. Johns Hopkins University Press. 351 ISBN 978-0-8018-9300-1
  • Indrajit Bandyopadhyay (29 October 2008). "A Study In Folk "Mahabharata": How Balarama Became Abhimanyu's Father-in-law". Epic India: A New Arts & Culture Magazine
  • Đõ, Quý Toàn; Iyer, Sriya; Joshi, Shareen (2006). The Economics of Consanguineous Marriages. World Bank, Development Research Group, Poverty Team.
  • Ska, Jean Louis (2009). The Exegesis of the Pentateuch: Exegetical Studies and Basic Questions. Mohr Siebeck. hlm. 30–31, 260. ISBN 978-3-16-149905-0. link pp. 30–31
  • Ska, Jean Louis (2006). Introduction to Reading the Pentateuch. Eisenbrauns. ISBN 978-1-57506-122-1.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ KBBI: Inses
  2. ^ Ali, Jawwad (2019) [1956-1960]. Kurnianto, Fajar (ed.). كتاب المفصل في تاريخ العرب قبل الإسلام [Sejarah Arab Sebelum Islam–Buku 5: Politik, Hukum, dan Tata Pemerintahan]. Diterjemahkan oleh Ali, Jamaluddin M.; Hendiko, Jemmy. Tangerang Selatan: PT Pustaka Alvabet. hlm. 327. ISBN 978-602-6577-28-3. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 2020-08-08. Diakses tanggal 2020-09-27.
  3. ^ "Ramai Soal Grup Fantasi Sedarah di Facebook, Kemenag: Dilarang Mutlak!".

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  •  "Incest" . Encyclopædia Britannica. Vol. 14 (Edisi 11). 1911.
  • Inses di Curlie (dari DMOZ)
  • "Incest / Sexual Abuse of Children" by Patricia D. McClendon, MSSW
  • l
  • b
  • s
Seksualitas manusia dan seksologi
Fenomena hubungan
seksual
  • Aseksualitas
    • Aseksualitas abu-abu
  • Biseksualitas
  • Kencan kasual
  • Seks kasual
  • Selibat
    • Sindrom selibat
    • Sōshoku Danshi
  • Hubungan berkomitmen
  • Cinta bebas
  • Pemanasan
  • Heteroseksualitas
  • Homoseksualitas
  • Hiperseksualitas
  • Pernikahan
  • Cinta satu malam
  • Poliamori
  • Promiskuitas
    • Wanita
  • Cinta romantis
    • Orientasi romantis
  • Menggoda
  • Kehidupan seks
  • Pantang seksual
  • Orientasi seksual
  • Pasangan seksual
  • Bujangan
  • Bertukar pasangan
Dinamika seksual
  • Hipergami
  • Interseks
  • Daya tarik fisik
  • Daya tarik seksual
  • Modal seksual
  • Etika seksual
  • Frustrasi seksual
Hukum
  • Usia dewasa
  • Hubungan sedarah
  • Kriminal penyebaran HIV
  • Pelecehan seksual terhadap anak
  • Paparan tidak senonoh
  • Kecabulan
  • Kekerasan seksual (Pemerkosaan
  • Serangan seksual
  • Pelecehan seksual
  • Kesalahan seksual
  • Keganasan seksual)
Lihat juga
  • Kecanduan seksual
  • Sex Addicts Anonymous
  • Pasangan pengganti
  • Pornografi wanita
Basis data pengawasan otoritas Sunting di Wikidata
Internasional
  • FAST
Nasional
  • Amerika Serikat
  • Prancis
  • Data BnF
  • Jepang
  • Republik Ceko
  • Israel
Lain-lain
  • Yale LUX
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Inses&oldid=27515943"
Kategori:
  • Hubungan sedarah
  • Antropologi
  • Kejahatan seksual
Kategori tersembunyi:
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Artikel yang perlu diberikan catatan kaki sebaris
  • Galat CS1: nilai parameter tidak valid
  • Galat CS1: parameter kosong tidak dikenal
  • Artikel Wikipedia yang memuat kutipan dari Encyclopaedia Britannica 1911 dengan rujukan Wikisource
  • Artikel berpranala Curlie

Best Rank
More Recommended Articles