More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Waduk Saguling - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Waduk Saguling - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Waduk Saguling

  • Cebuano
  • Jawa
  • Sunda
  • Svenska
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Koordinat: 6°55′04″S 107°24′22″E / 6.917686°S 107.406212°E / -6.917686; 107.406212
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari PLTA Saguling)
"Saguling" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain, lihat Saguling (disambiguasi).
Waduk Saguling
LokasiSaguling, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat
Koordinat6°55′04″S 107°24′22″E / 6.917686°S 107.406212°E / -6.917686; 107.406212
KegunaanPembangkitan listrik
StatusDigunakan
Mulai dibangun1980
Mulai dioperasikan1986
Biaya konstruksiUS$ 738,256 juta
PemilikPerusahaan Listrik Negara
Kontraktor
  • Bendungan dan PLTA: Dumez dan Mercu Buana Raya
  • Terowongan headrace: Spie Batignolles, Pembangunan Perumahan, dan Adhi Karya
  • Pipa pesat: Chicago Bridge & Iron Company
PerancangNEWJEC, Indra Karya, dan Geo ACE
Bendungan dan saluran pelimpah
Tipe bendunganUrugan batu dengan inti tanah
Tinggi97,5 meter
Panjang301,4 meter
Lebar puncak10 m
Volume bendungan2.570.000 m3
Ketinggian di puncak650,5 mdpl
MembendungSungai Citarum
Jumlah pelimpah1
Tipe pelimpahOgee dan pintu
Kapasitas pelimpah6.500 m3 / detik
Waduk
Kapasitas normal959.000.000 m3
Kapasitas aktif609.000.000 m3
Kapasitas nonaktif350.000.000 m3
Luas tangkapan2.283 km2[1]
Luas genangan5.606 hektar
PLTA Saguling
PengelolaPT PLN Indonesia Power
JenisKonvensional
Kepala hidraulik362,4 m
Jumlah turbin4
Kapasitas terpasang700 MW[2]
Produksi tahunan2.156.000 MWh
Peta
Waduk Saguling (Hijau), Waduk Cirata (Biru), Waduk Jatiluhur (Kuning).

Waduk Saguling (aksara Sunda: ᮝᮓᮥᮊ᮪ ᮞᮍᮥᮜᮤᮀ) adalah sebuah waduk yang terletak di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat pada ketinggian 643 m di atas permukaan laut.[3] Waduk ini adalah salah satu dari tiga waduk yang membendung aliran Sungai Citarum yang merupakan sungai terbesar di Jawa Barat. Dua waduk lainnya adalah Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata. Luas genangan waduk ini sekitar 5.606 hektare dengan volume tampungan awal sebesar 875 juta m3 air.

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1922, para ahli asal Belanda mulai melakukan survei mengenai kelayakan pembangunan waduk di sepanjang aliran Sungai Citarum, mulai dari survei hidrologi, survei topologi, hingga survei geologi. Survei yang lebih rinci kemudian dilakukan oleh Prof. Ir. W.J. van Blommestein guna memanfaatkan derasnya aliran Sungai Citarum untuk membangkitkan listrik.[2] Pada tahun 1948, Blommestein pun menerbitkan sebuah makalah mengenai rencana pembangunan waduk di aliran Sungai Citarum. Dalam makalahnya, ia mengemukakan agar Waduk Jatiluhur dibangun lebih dahulu, karena dianggap paling mendesak. Selain waduk tersebut, ia merencanakan pembangunan waduk-waduk tambahan, salah satunya adalah Waduk Saguling yang awalnya diberi nama Waduk Tarum.[4]

Pada tahun 1976, PLN mulai melakukan studi, investigasi, dan perencanaan untuk pembangunan waduk ini, dengan dibantu oleh NEWJEC, Indra Karya, dan Geo ACE sebagai konsultan. Biaya yang dikeluarkan untuk membangun waduk ini mencapai US$ 738,256 juta, yang mana US$ 470 juta di antaranya berasal dari pinjaman IBRD dan OECF. Pada tahun 1979, mulai dilakukan pembangunan jalan akses ke lokasi pembangunan bendungan, dan setahun kemudian, mulai dilakukan pemindahan terhadap sekitar 10.000 orang warga yang terdampak oleh pembangunan waduk, yang tersebar di 31 desa dari 6 kecamatan, yakni Sindangkerta, Cililin, Batujajar, Padalarang, Rajamandala, dan Cipatat. Pemindahan dilakukan dengan cara memasukkan warga yang terdampak oleh pembangunan waduk ke dalam program transmigrasi di Sumatera dan Kalimantan Timur, serta ke dalam program Perkebunan Inti Rakyat di Banten.[2]

Pada tanggal 15 Februari 1982, Menteri Pertambangan dan Energi, Prof. Dr. Subroto, meresmikan pengalihan sementara aliran Sungai Citarum ke terowongan pengelak untuk memungkinkan pembangunan bendungan, dan pada tanggal 31 Mei 1983, Presiden Soeharto pun meletakkan batu pertama pembangunan bendungan. Pada bulan Januari 1984, bendungan selesai dibangun, dan pada tanggal 15 Februari 1985, Gubernur Jawa Barat, Aang Kunaefi, meresmikan penutupan terowongan pengelak, sehingga waduk mulai terisi. Pada tanggal 27 September 1985, terjadi gempa yang menyebabkan retaknya dinding dari sejumlah rumah warga yang terletak di dekat bendungan. Menurut informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika, gempa tersebut adalah gempa lokal. Gempa yang lebih keras kemudian terjadi pada tanggal 20 Oktober 1985. Gempa-gempa tersebut diperkirakan diakibatkan oleh tertekannya tanah/batuan di dasar bendungan, karena volume bendungan yang cukup besar. Untuk mengurangi potensi longsor, ratusan jangkar prategang pun dipasang di sejumlah bagian bendungan, dengan panjang masing-masing jangkar dapat mencapai 100 meter. Pada tanggal 24 Juli 1986, Presiden Soeharto meresmikan pengoperasian PLTA Saguling.[2]

Pemanfaatan

[sunting | sunting sumber]

Waduk Saguling terutama digunakan untuk membangkitkan listrik melalui sebuah PLTA berkapasitas 700 MW yang dapat membangkitkan listrik sebanyak 2.156 GWh per tahun. Waduk Saguling juga dimanfaatkan sebagai prasarana perikanan darat dan obyek pariwisata. Dengan dibangunnya waduk ini, umur layanan Waduk Jatiluhur pun bertambah panjang. Waduk ini juga membantu Waduk Jatiluhur dalam mengendalikan banjir yang kerap terjadi di Karawang, Purwakarta, dan Bekasi.[2]

Permasalahan

[sunting | sunting sumber]

Sekarang, waduk ini juga digunakan untuk kebutuhan lokal seperti mandi, mencuci, bahkan untuk membuang kotoran. Hal ini membuat Waduk Saguling kondisinya lebih mengkhawatirkan ketimbang Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur yang sudah dibangun lebih dahulu. Hal tersebut terjadi karena sebagai pintu pertama Sungai Citarum, di Saguling inilah semua kotoran "disaring" untuk pertama kali sebelum kemudian disaring kembali oleh Waduk Cirata dan terakhir oleh Waduk Jatiluhur.[5] Sisa usia Waduk Saguling diperkirakan tinggal 27 tahun apabila penanganan pencemaran air dan sedimentasi Sungai Citarum tidak dilakukan secara komprehensif. Seharusnya, usia Waduk Saguling minimal masih 31 tahun lagi. Laju sedimentasi di Waduk Saguling mencapai 4,2 juta meter kubik per tahun. Selain itu kandungan bahan kimia berbahaya dalam air waduk akibat pencemaran limbah rumah tangga dan pabrik di daerah aliran Citarum rentan memicu korosi alat pembangkit listrik.[6]

Daerah di sekitar Waduk Saguling berupa perbukitan, dengan banyak sumber air yang berkontribusi pada waduk. Hal tersebut membuat bentuk Waduk Saguling sangat tidak beraturan dengan banyak teluk. Daerah waduk ini asalnya adalah berupa daerah pertanian. Daerah perikanan dari waduk berhadapan dengan tekanan kuat dari populasi penduduk. Hal tersebut terjadi karena 50% dari populasi terdiri dari petani dengan tingkat pertumbuhan tinggi. Peningkatan populasi petani tersebut mengakibatkan berkurangnya lahan yang dapat diolah sehingga memaksa mereka mengembangkan lahan pertanian mereka dengan melakukan pembabatan hutan. Sebagai konsekuensinya, muncul masalah banjir dan longsor di musim hujan. Institut Ekologi di Bandung telah mempelajari hal ini sejak tahun 1978, terutama tentang kondisi dasar daerah ini dan pemantauan serta pengelolaan lingkungan untuk meningkatkan standar hidup penduduk.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum
  • Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS)
  • BPDAS Citarum Ciliwung
  • Daerah Aliran Sungai (DAS)
  • Daftar daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia
  • Daftar danau dan waduk di Indonesia
  • Daftar pembangkit listrik di Indonesia
  • Irigasi Premium
  • Wilayah sungai (WS) dan pembagiannya di Indonesia

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum (1995). Bendungan Besar Di Indonesia (PDF). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. hlm. 18.
  2. ^ a b c d e Sinaro, Radhi (2007). Menyimak Bendungan di Indonesia (1910-2006) (dalam bahasa Indonesia). Tangerang Selatan: Bentara Adhi Cipta. ISBN 978-979-3945-23-1. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  3. ^ "International Lake Environment Committee". Diarsipkan dari asli tanggal 2012-03-05. Diakses tanggal 2008-09-01.
  4. ^ "Ikon: Waduk Saguling Bandung Barat". Diarsipkan dari asli tanggal 2018-02-21. Diakses tanggal 2018-02-28.
  5. ^ ""Waduk Saguling yang Kian Terancam", Harian Kompas". Kompas.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2005-12-08. Diakses tanggal 2008-09-01.
  6. ^ Usia Waduk Saguling Tinggal 27 Tahun

Galeri

[sunting | sunting sumber]
  • Bangunan PLTA Saguling
    Bangunan PLTA Saguling
  • Tangki pendatar air Saguling
    Tangki pendatar air Saguling
  • Pipa pesat PLTA Saguling
    Pipa pesat PLTA Saguling

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Lake Saguling di International Lake Environment Committee Diarsipkan 2012-03-05 di Wayback Machine.
  • Waduk Saguling di Direktori Wisata Bandung Diarsipkan 2008-09-20 di Wayback Machine.
  • Bendungan Besar di Indonesia[pranala nonaktif permanen]
  • l
  • b
  • s
Bendungan, waduk/dam dan embung di Indonesia
1
DIY
  • Bribin
  • Kamijoro
  • Sermo
DKI
  • Pluit
  • Ria Rio
Banten
  • Karian
  • Sindangheula
Jawa Barat
  • Ciawi
  • Cipanas
  • Cipancuh
  • Cirata
  • Darma
  • Jatigede
  • Jatiluhur
  • Kuningan
  • Leuwikeris
  • Sadawarna
  • Saguling
  • Sukamahi
Jawa Tengah
  • Bener
  • Cacaban
  • Colo
  • Gajah Mungkur
  • Jatibarang
  • Kedungombo
  • Logung
  • Matenggeng
  • Pidekso
  • Randugunting
  • Sempor
  • Soedirman
  • Wadaslintang
  • Wilalung
Jawa Timur
  • Bagong
  • Bajulmati
  • Bening
  • Bendo
  • Dawuhan
  • Gondang
  • Gongseng
  • Nipah
  • Notopuro
  • Pacal
  • Selorejo
  • Semantok
  • Sengguruh
  • Serut
  • Sidodadi
  • Sutami
  • Tanjungan
  • Tugu
  • Tukul
  • Wlingi
  • Wonorejo
2
Aceh
  • Keureuto
  • Paya Seunara
  • Rajui
  • Rukoh
Kepulauan Riau
  • Sei Gong
Lampung
  • Batu Tegi
  • Margatiga
  • Way Sekampung
Riau
  • Koto Panjang
  • Rokan Kiri
Sumatera Selatan
  • Komering II
  • Perjaya
Sumatera Utara
  • Sigura-Gura
  • Lausimeme
  • Tangga
3
Bali
  • Danu Kerthi
  • Palasari
  • Sidan
  • Titab Ularan
Nusa Tenggara Barat
  • Batujai
  • Beringin Sila
  • Batu Bulan
  • Bintang Bano
  • Koperan Selat Narmada
  • Mamak
  • Meninting
  • Mila
  • Tanju
  • Tiu Kulit
  • Tiu Suntuk
Nusa Tenggara Timur
  • Mbay
  • Napun Gete
  • Raknamo
  • Rotiklot
  • Temef
4
Kalimantan Selatan
  • Amandit
  • Riam Kanan
  • Tapin
Kalimantan Timur
  • Lempake
  • Manggar
  • Marangkayu
  • Semboja
  • Sepaku Semoi
  • Sesulu
  • Teritip
5
Gorontalo
  • Bolangohulu
Sulawesi Selatan
  • Bilibili
  • Jenelata
  • Karalloe
  • Pamukkulu
  • Paselloreng
  • Ponre Ponre
Sulawesi Tenggara
  • Ameroro
  • Ladongi
  • Pelosika
Sulawesi Utara
  • Kuwil Kawangkoan
  • Lolak
6
Maluku
  • Way Apu
7
Lihat juga: Daftar bendungan dan waduk di Indonesia & PSN
  • l
  • b
  • s
Tempat wisata di Jawa Barat
Air terjun (Curug)
  • Air Terjun Cikahuripan
  • Air terjun Cikaso
  • Air terjun Cipurut
  • Air terjun Pangandaran
  • Curug Cibeureum
  • Curug Cimahi
  • Curug Cimarinjung
  • Curug Luhur
  • Curug Muara Jaya
  • Curug Ngumpet
  • Curug Orok
  • Curug Pi'it
  • Palutungan & Curug Putri
Cagar alam
  • Cagar Alam Gunung Papandayan
  • Cagar Alam Gunung Tangkuban Perahu
  • Cagar Alam Pangandaran, Jawa Barat
  • Cagar Alam Tangkuban Perahu
Danau, Tasik, Telaga, atau Situ
  • Situ Bagendit
  • Situ Cipule
  • Situ Cisanti
  • Situ Lengkong
Geiser
  • Geiser Palabuhanratu
Gua
  • Gua Lalay
Kebun botani
  • Kebun Raya Bogor
  • Kebun Raya Cibodas
Masjid
  • Masjid Al-Jabbar
  • Masjid Raya Bandung
  • Masjid Dian Al Mahri
Pantai
  • Pantai Palabuhanratu
  • Teluk Palabuhanratu
  • Pantai Santolo
  • Pantai Sereg
  • Pantai Tirtamaya
  • Pantai Pangandaran
  • Pantai Cipatuguran
  • Pantai Citepus
  • Pantai Karang Pamulang
  • Pantai Kejawanan
  • Batu Bintang Palabuhanratu
  • Pantai Batu karas
Sejarah
  • Gado Bangkong
  • Gedung Perundingan Linggarjati
  • Gedung Sate
  • Monumen Bandung Lautan Api
  • Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat
  • Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti
  • Penjara Banceuy
  • Pesanggrahan Tenjo Resmi
  • Sumur Sindu
Taman
  • Taman Ade Irma Suryani
  • Taman Bunga Nusantara
  • Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
  • Taman Kota Palabuhanratu
  • Taman Wisata Alam Linggajati
  • Taman Wisata Wiladatika
  • Taman Wisata Matahari
  • Taman Wisata Mekarsari
Waduk
  • Waduk Cirata
  • Waduk Darma
  • Waduk Jatigede
  • Waduk Jatiluhur
  • Waduk Saguling
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Waduk_Saguling&oldid=27190968"
Kategori:
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif Maret 2021
  • Bendungan dan waduk di Jawa Barat
  • Tempat wisata di Jawa Barat
  • DAS Citarum
Kategori tersembunyi:
  • Pages using gadget WikiMiniAtlas
  • Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Koordinat di Wikidata
  • Templat webarchive tautan wayback
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif
  • Artikel dengan paramater tanggal tidak valid pada templat
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif permanen
  • Halaman yang menggunakan ekstensi Kartographer

Best Rank
More Recommended Articles