Qais bin Sa'ad
Qais bin Sa'ad قيس بن سعد | |
---|---|
Gubernur Mesir | |
Masa jabatan 657–657 (6 bulan) | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Madinah |
Meninggal | 59 H (678–679 M) Madinah |
Orang tua |
|
Karier militer | |
Pertempuran/perang |
|
![]() ![]() |
Qais bin Sa'ad bin Ubadah (bahasa Arab: قيس بن سعد بن عبادة) adalah seorang pemimpin terkemuka pasukan Muslim yang terkenal sangat cerdas, banyak akal, dan encer otaknya. Dia adalah Putra dari Sa'ad bin Ubadah, salah satu pemuka dari kaum Anshar. Dia adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ dan juga Ali bin Abi Thalib.[1]
Kelahiran dan kehidupan awal
Qays ibn Sa'ad dilahirkan di Madinah sekitar masa Muhammad ﷺ. Ayahnya adalah Sa'd ibn Ubadah, pemimpin suku Khazraj . Beliau dikenal dikalangan penduduk Anshor sebagai seorang pemimpin dan sangat dicintai oleh kaumnya.[1]
Qais bin Sa'ad bin ubadah ra berasal dari keluarga Arab yang paling dermawan dan ketturunan yang mulia. Rosulallah ﷺ bersabda, "Kedermawanan adalah karakter keluarga ini.[1]
Masuk Islam
Setelah Sa'ad bin Ubadah ra masuk Islam, dia memperkenalkan putranya, Qays kepada Muhammad ﷺ. Sa'ad ra memberi tahu Nabi Muhammad ﷺ,[1]
- "Ini adalah pelayanmu sekarang, wahai Rosulallah"
Muhammad ﷺ bahagia dengan Qays dan mengatakan kepadanya,[1]
- "Tempat ini akan selalu menjadi milikmu selama sisa hidupmu." [1]
Rosulallah ﷺ juga berkata, "Kedudukan Qays bin Sa'ad disisi Nabi ﷺ itu seperti kedudukan pengawal disisi pemimpin"[1]
Gelar Qays
Qays diberi gelar al-Ansari (الانصاري), yang berarti 'penolong' atau 'pendukung' dalam bahasa Arab. kunyahnya adalah Abu Fadl. Hal ini karena beliau termasuk kaum Anshor yang membantu Nabi Muhammad ﷺ dan kaum muslimin ketika Hijrah ke Madinah.[1]
Karakteristik Qays
Ketika Qays memeluk Islam, dia benar-benar mengubah kehidupan, sikap, visi, dan wataknya.Qays Berkata, "kalau bukan karena Islam, saya sanggup membikin tipu daya yang tidak dapat ditandingi oleh arab manapun". Sehingga, dia betul-betul mengendalikan kecerdikannya tersebut jangan sampai melanggar syariat Islam. hal ini Karena beliau sadar, bahwa makar atau rencana yang jahat itu sangat dibenci Allah. Allah Azza wajalla berfirman:[1]
"Rencana yang jahat hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri" (QS Fathir: 43)[1]
Qays juga memegang teguh Nasihat Rosulallah. ia berkata, kalau bukan karena aku pernah mendengar ROsulallah ﷺ bersabda, "Tipu daya dan muslihat lici itu didalam neraka", niscaya akulah orang yang paling licik diumat ini. Selain kecerdasannya dalam merancang strategi, Qays dan keluarganya juga terkenal akan kedermawanannya.[1]
Keluarga Qays adalah keluarga yang sangat kaya lagi dermawan. Mereka bahkan memiliki pelayan yang bertugas ditempat ketinggian memanggil siapa saja yang hendak bertamu untuk makan bersama mereka disiang hari. dan pada malam hari menyalakan api untuk menjadi petunjuk bagi musafir yang lewat.[1]
Qays bin Sa'ad as mendapat didikan kedermawanan dari keluarga besarnya. Seperti juga kakek kedua Qays, Dulaim bin haritsah sangat terkenal suka memberikan makan kaumnya dengan lemak dan daging. sampai-sampai orang-orang mengatakan, "Siapa yang ingin memakan lemak dan daging, silahkan mampir ke benteng perkampungan Dulaim bin Haritsah".[1]
Bahkan kedermawanan Qays ini sempat diperbincangkan oleh dua sahabat utama Rosulallah ﷺ, Sayyidina Abu Bakar as SHiddiq ra dan Umar Ra. Mereka berkata, "Kalau kita biarkan pemuda ini (qays) dengan kedermawanannya, niscaya hartanya akan habis tak bersisa".[1]
Dan diantara contoh kedermawanan Qays adalah suatu ketika beliau memberikan pinjaman yang besar kepada temannya yang sedang kesulitan ekonomi. Pada hari yang telah ditentukan untuk melunasi utangnya, orang yang bersangkutan sudah akan melunasi hutangnya. Tapi Qays tidak mau menerimanya, ia berkata, "Kami tidak akan menerima kembali apapun yang telah kami berikan".[1]
Qays bin Sa'ad juga terkenal sebagai seorang yang pemberani dimedan peperangan. Beliau selalu mengikuti peperangan dengan Rosulallah ﷺ maupun setelah Rosulallah ﷺ.[1]
Gubernur Mesir
Ketika Ali bin Abi Thalib ra diangkat menjadi Khalifah, Qays ibn Sa'ad ra terpilih untuk menjadi gubernur Mesir.[1]
Qays bin Sa'ad juga berada dipihak Sayyidina Ali ra dalam perseteruannya dengan sahabat mulia, Muawiyah bin Abi Sufyan ra.[1]
Kematian
Qays bin Sa'ad meninggal dunia pada tahun 59 H (678-679 M) di Madinah al munawarah.[1]
Lihat juga
- Imam Ali
- Imam Hasan
- Sa'ad bin Ubadah
- Daftar Sahabat yang Tidak Memberikan Bai'at kepada Abu Bakar
- Sulaim bin Qais
Referensi
- Khalid Muhammad Khalid, 2018, Biografi 60 Sahabat Nabi, Ummul Qura: Jakarta Timur.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s Muhammad Khalid, Khalid (Januari 2018). Biografi 60 Sahabat Nabi. Jakarta: Ummul Qura. hlm. 321–327. ISBN 9786029896886. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- Wilferd Madelung (1998). The Succession to Muḥammad: A Study of The Early Caliphate. Cambridge University Press. ISBN 978-0521646963.
- Muhammad Khali Khalid and Khalid Muhammad Khalid (2005). Men Around The Messenger. Islamic Book Trust. ISBN 978-9839154733.
- Alī ibn Abī Ṭālib. Nahjul Balagha: Peak of Eloquence. ISBN 978-0940368422.
- Carl F. Petry, ed. (2008). The Cambridge History of Egypt. Vol. 1. Cambridge University Press. ISBN 978-0521068857.
- Michael G. Morony (2006). Iraq after the Muslim Conquest. Gorgias Press. ISBN 978-1593333157.
- Radi Aal-Yasin (2013). Sulh al-Hasan: The Peace Treaty of al-Hasan [a]. Ahlulbayt Organization. ISBN 978-1494438135.