Sanyi Jiao
![]() | |
Jenis | Agama keselamatan Tiongkok |
---|---|
Pendiri | Lin Zhao'en |
Didirikan | abad ke-16 Putian, Fujian |
Nama lain | Sanyiism (三一教), Xiaism (夏教) |
Bagian dari seri tentang |
Kepercayaan tradisional Tionghoa 华人民间信仰 |
---|
![]() |
Sanyi Jiao (Hanzi: 三一教协会; Pinyin: pinyin: Sānyī jiào xiéhuì; harfiah: 'Asosiasi Ajaran Tridharma'), atau Ajaran Harmonis Tiga-dalam-Satu atau Sanyiisme (Hanzi: 三一教; Pinyin: Sānyī jiào; harfiah: 'Ajaran Tridharma') dan Xiaisme (Hanzi: 夏教; Pinyin: Xià jiào; harfiah: 'Transmisi Musim Panas'), adalah sebuah sekte agama kepercayaan Tionghoa yang bercorak Konfusianisme yang didirikan pada abad ke-16 oleh Lin Zhao'en (林兆恩) di Putian.[1] Pada tahun 2011, agama ini secara resmi diakui oleh pemerintah Fujian.[2]
Agama ini didasarkan pada gagasan moral Konfusianisme dan pemujaan leluhur, dan mencakup teknik meditasi yang dimodelkan setelah neidan (內丹术) dan pengejaran pencerahan.[1][3] Berbeda dengan sekte-sekte agama rakyat Tiongkok lainnya, filosofi Sanyi tidak diuraikan dalam bahasa daerah yang sentimental, melainkan dalam bahasa yang rumit dari tradisi sastra Konfusianisme.[1] “Tiga dalam Satu” adalah konsep filosofis yang mengekspresikan trinitas asli yang berasal dari Tao, dua prinsip, yin dan yang, dari Kutub Besar.[4]
Sejarah
Sanyi Jiao dibentuk pada pertengahan abad ke-16 oleh seseorang bernama Lin Zhao'en (1517-1598) di Putian, Fujian.[3][1] Lin Zhao'en berasal dari keluarga terpandang yang dihormati dan memiliki relasi dengan banyak pejabat dan cendekiawan. Pada awal karirnya, dia berhasil lulus dari ujian sipil awal di tahun 1534 saat usianya 18 tahun. Tapi saat dia kemudian gagal di ujian yang lebih tinggi, dia memutuskan untuk meninggalkan jalur birokrasi. Ia memutuskan untuk berguru pada banyak guru-guru spiritual, sampai akhirnya menemukan seorang guru yang disebut sebagai "guru yang tercerahkan" (明師).[5] Guru ini yang mengajarkannya tentang Empat Buku dan Lima Kitab Suci (四書五經) yang menjadi dasar pendidikan Konfusiansime-nya. Pemahaman Konfusianisme yang diyakininya berbeda dengan penafsiran resmi Zhu Xi yang menjadi dasar ujian pemerintahan saat itu.[5]
Setelah mulai merekrut murid pada tahun 1551, Lin Zhao'en menjadi tokoh yang sangat dihormati di daerah Putian berkat perlindungan yang diberikan oleh Lin atas serangan-serangan para perompak pada lingkungan sekitarnya. Dia juga banyak mempraktikkan ritual kesembuhan, memberikan ajaran spritual serta membantu pemakaman.[6]
Lin Zhao'en juga dianggap oleh para pengikutnya sebagai perwujudan Maitreya yang dinubuatkan oleh Buddha Sakyamuni dan diutus ke dunia untuk menyampaikan ajaran kebenaran.[7] Dalam kitab suci Sanyi, Lin Zhao'en digambarkan sebagai penyelamat supernatural yang memiliki makna kosmik.[8] Setelah Lin meninggal, ia didewakan sebagai “Dewa Tiga-dalam-Satu”, dan disembah di lebih dari seribu kuil di Fujian, serta di Taiwan dan komunitas Tionghoa di Asia Tenggara.[3]
Pada tahun 1585, pejabat daerah Yang Sizhi (樣四知) menulis sebuah proklamasi yang menuduh Lin Zhao'en adalah heterodoksi karena telah mengklaim dirinya sebagai penafsir sejati dari tradisi Konfusianisme dan menolak penafsiran resmi Zhu Xi dan dianggap menyesatkan masyarakat.[9] Proklamasi tersebut diakhiri dengan tuntutan agar buku-buku Lin dan Aula Tiga Ajarannya dibakar.
Setelah Lin Zhao'en meninggal, karena tidak ada penunjukan penerus, kelompok ini terpecah menjadi beberapa cabang. Sekte Sanyi jiao tersebar sampai Anhui, Beijing dan Nanjing. Nanjing berkembang menjadi pusat pengembangan dari agama ini.[10]
Pada masa kasiar Tianqi (1621-1627) negara mengalami krisis ekonomi yang parah. Pada masa itu, Sanyi Jiao mengadakan program bantuan untuk kaum miskin dan juga menyediakan ribuan peti mati untuk membantu orang yang tidak mampu menguburkan kerabatnya dengan layak.[11] Kegiatan-kegiatan ini membuat Sanyi Jiao menjadi popular dan dihormati oleh masyarakat.
Di Fujian, agama ini berkembang menjadi dua cabang utama yang saling bersaing yang dipimpin oleh dua murid langsung Guru Lin, yaitu Lu Wenhui (盧文輝) dan Lin Zhenming (林貞明).[8] Selama dinasti Qing, agama ini tetap bertahan kuat di Fujian namun mengalami penurunan di tempat lain, dan pada akhir abad ke-19 agama ini mulai bangkit kembali.[8]
Pada tahun 1998, Sanyi jiao diperkirakan memiliki sekitar 500.000 pengikut di Putian, yang merupakan 17% dari total populasi.[3] Pada tahun 2011, Sanyi jiao secara resmi diakui sebagai agama yang sah oleh pemerintah Fujian.[3]
Referensi
- ^ a b c d Seiwert 2003, hlm. 343.
- ^ China Zentrum: Religions & Christianity in Today's China Diarsipkan 2014-05-02 di Wayback Machine.. Vol. IV, 2014, No. 1. ISSN 2192-9289. pp. 22-23
- ^ a b c d e Edward L. Davis. Encyclopedia of Contemporary Chinese Culture. ¶ Sanyi jiao
- ^ Dean 1998, hlm. 36-37.
- ^ a b Seiwert 2003, hlm. 344.
- ^ Seiwert 2003, hlm. 345.
- ^ Seiwert 2003, hlm. 347-348.
- ^ a b c Seiwert 2003, hlm. 356.
- ^ Seiwert 2003, hlm. 350-351.
- ^ Seiwert 2003, hlm. 353-354.
- ^ Seiwert 2003, hlm. 354-355.
Daftar Pustaka
- Seiwert, Hubert Michael (2003), Popular Religious Movements and Heterodox Sects in Chinese History, Brill, ISBN 9004131469
- Dean, Kenneth (1998), Lord of the Three in One: The Spread of a Cult in Southeast China, Princeton University Press, ISBN 9780691261218