Shinjin Motors
![]() |
Industri | Otomotif |
---|---|
Nasib | Didirikan kembali |
Didirikan | 1954 |
Ditutup | 1981 |
Kantor pusat | Korea Selatan |
Produk | Mobil |
Shinjin Motors | |
Hangul | 신진자동차 |
---|---|
Hanja | 新進自動車 |
Alih Aksara | Sinjin Jadongcha |
McCune–Reischauer | Sinchin Chadongch'a |
Shinjin Motors atau Sinjin Motors (신진자동차, IPA: [ɕindʑin dʑadoŋtɕʰa]) dulu adalah sebuah produsen mobil asal Korea Selatan.
"Shinjin Bus Manufacturing Company" kemudian juga didirikan pada tahun 1955, dan kini menjadi bagian dari Daewoo Bus.
Sejarah
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1954 dengan nama Shinjin Industrial Company dengan bisnis di bidang produksi komponen kendaraan bermotor. Pada tahun 1962, perusahaan ini mulai merakit kendaraan bermotor untuk Angkatan Darat Amerika Serikat.[1]
Pada tahun 1962 juga, Pemerintah Korea Selatan menerbitkan "Undang-Undang Promosi Industri Otomotif".[1][2] Dengan undang-undang tersebut, pemerintah pun melarang importasi kendaraan jadi, serta memberikan subsidi kepada perusahaan perakitan yang juga mendapat pembebasan bea atas impor komponen kendaraan bermotor.[3] Kementerian yang bertanggung jawab untuk menentukan perusahaan yang mendapat subsidi tersebut adalah Kementerian Perdagangan dan Perindustrian, yang saat itu memutuskan hanya akan menunjuk satu perusahaan untuk tiap segmen produk guna memaksimalkan keekonomian skala.[3][4] Kementerian Perdagangan dan Perindustrian awalnya menunjuk Sammi Corporation untuk merakit mobil penumpang.[2] Namun, penunjukan kemudian dialihkan ke Saenara Motors setelah Sammi diduga memberikan kontribusi politik ke partai yang baru didirikan oleh pemerintahan militer.[2] Kemudian, Saenara bekerja sama dengan Nissan[3] untuk menyediakan bantuan teknis dan pinjaman sebesar US$35 juta guna membangun pabrik di Bupyeong-gu, Incheon.[5] Pada bulan November 1962, Saenara pun mulai mengimpor Datsun Bluebird (310) secara semi-CKD dari Nissan dengan harga ₩130,000 per unit.[6][7] Mobil tersebut kemudian dijual dengan harga ₩250,000, sehingga memungkinkan Saenara untuk memberikan donasi politik kepada pemerintah.[6] Karena terjadi kekurangan mata uang asing, pemerintahan militer kemudian melarang Saenara untuk mengimpor lebih banyak paket CKD, sehingga Saenara menghentikan proses produksinya pada bulan Mei 1963,[8] setelah hanya berhasil merakit 2.773 unit mobil.[8] Saenara pun kolaps pada bulan Juli 1963, sehingga Saenara lalu diambil alih oleh Kementerian Perdagangan dan Perindustrian serta Hanil Bank.[6]

Pada bulan November 1963, Shinjin meluncurkan Shinsungho yang terkadang juga disebut sebagai Sinsungho.[9] Shinsungho merupakan Saenara Bluebird, tetapi menggunakan mesin buatan Jeep.[8][10] Shinsungho tetap diproduksi hingga tahun 1966,[1] dengan hanya 322 unit Shinsungho berhasil diproduksi.[10][11]
Pada bulan Agustus 1964, Kementerian Perdagangan dan Perindustrian meluncurkan rencana otomotif baru yang meliputi hanya satu perusahaan perakitan mobil.[6] Sebelumnya, pada bulan Mei 1964, pemerintah telah menunjuk Shinjin sebagai produsen mobil melalui divisi Shinjin Automobile Company, yang kemudian mengambil alih pabrik milik Saenara pada bulan November 1965.[1][2][12][13] Penunjukan tersebut pun dikaitkan dengan kontribusi besar yang telah diberikan oleh Shinjin kepada partai politik yang sedang berkuasa.[2][14] Namun, menurut Odaka (1983), penunjukan tersebut kemungkinan karena kapabilitas teknologi dari Shinjin.[1]
Awalnya, Shinjin mengadakan kerja sama teknis dengan Mitsubishi Motors untuk merakit 100 unit Mitsubishi Colt 1500 cc secara semi-CKD. Kerja sama tersebut kemudian dikecam oleh perusahaan lain, karena kerja sama tersebut bertentangan dengan niat pemerintah untuk melokalisasi industri komponen otomotif, sehingga Shinjin lalu mengakhiri kerja sama tersebut setahun kemudian.[2][15][16]
Pada bulan Januari 1966, Shinjin menjalin kerja sama dengan Toyota yang lalu disetujui oleh Kementerian Perdagangan dan Perindustrian sebulan kemudian.[17] Kerja sama tersebut pun menghasilkan Toyota Corona yang mulai diproduksi pada bulan Mei 1966 dengan TKDN sebesar 21%.[1][6] Produksi Corona memungkinkan perusahaan ini untuk meningkatkan jumlah asetnya dari ₩300 juta pada tahun 1965 menjadi ₩3,2 miliar pada tahun 1968. Profitabilitas Shinjin kemudian menjadi sumber perdebatan dengan perusahaan lain yang ingin agar pemerintah mengakhiri monopoli yang dipegang oleh Shinjin.[6] Pada bulan Desember 1966, pemerintah pun memutuskan untuk mengakhiri monopoli yang dipegang oleh Shinjin dengan mencari perusahaan lain yang dapat memproduksi mobil penumpang.[14] Pada tahun 1967, Hyundai resmi diberi izin untuk memproduksi mobil, sementara Asia Motors menyusul setahun kemudian, dan Kia Motors menyusul pada tahun 1971.[2][18] Penghentian monopoli tersebut, bersamaan dengan kerja sama teknologi dengan perusahaan asal luar Korea Selatan, pun meningkatkan jumlah produksi dari industri otomotif di Korea Selatan menjadi 33.000 unit pada tahun 1969,[19] naik dari hanya 7.400 unit pada tahun 1966.[14] Namun, setelah jumlah produksi mulai menurun, pemerintah menerapkan aturan baru untuk kembali meningkatkan jumlah produksi.[19] Aturan tersebut meliputi izin untuk mengalihkan saham Shinjin yang dipegang oleh Toyota ke General Motors pada tahun 1972.[19] Pengalihan tersebut diperlukan, karena Toyota ingin berekspansi ke Tiongkok,[2] tetapi pemerintah Tiongkok melarang perusahaan yang beroperasi di Korea Selatan dan Taiwan untuk juga beroperasi di Tiongkok.[2] Shinjin dan General Motors kemudian mendirikan General Motors Korea (GMK).[20] Karena mengalami kesulitan keuangan, pada bulan November 1976, Shinjin menjual saham GMK yang mereka pegang ke Korea Development Bank (KBD), sehingga nama GMK lalu diubah menjadi Saehan Motors.[1][21] Pada tahun 1978, KBD menjual saham Saehan yang mereka pegang ke Daewoo Group.[21]
Pada bulan April 1974, Shinjin dan American Motor Company (AMC) mendirikan Shinjin Jeep Motors.[22] Sebulan kemudian, Shinjin meneken kontrak kemitraan teknis dengan AMC, sehingga pada bulan Oktober 1974, Shinjin dapat mulai memproduksi Jeep.[23] Pada bulan Maret 1979, AMC melepas saham Shinjin Jeep Motors yang mereka pegang, sehingga nama Shinjin Jeep Motors kemudian diubah menjadi Shinjin Motors.[24] Pada bulan Februari 1981, nama Shinjin Motors kembali diubah menjadi Keohwa,[24] yang lalu diakuisisi oleh Dong-A Motors pada bulan Desember 1984.[23] Akuisisi tersebut pun membuat plat nama "Dong-A" dipasang di semua Jeep yang diproduksi di Korea Selatan mulai tahun 1985.[25] Setelah SsangYong Group membeli Dong-A pada bulan September 1986, nama Keohwa diubah menjadi "SsangYong Motor Company" pada bulan Maret 1988. Pada saat yang sama, semua "Jeep" yang diproduksi oleh Keohwa dengan merek "Dong-A" diubah menjadi "SsangYong".[25]
Model
Mobil
- Shinjin Corona — model pertama dari Shinjin dan diluncurkan pada bulan Mei 1966. Corona adalah sedan berukuran sedang dengan mesin empat silinder 1.490 cc. Mobil ini adalah mobil terpopuler di Korea Selatan pada zamannya, dengan terjual sebanyak 44.248 unit. Pada tahun 1970, mulai disediakan opsi mesin 1600 cc untuk model ini. Produksi Corona dihentikan pada tahun 1972.
- Shinjin Publica — diluncurkan pada tahun 1967 dengan mesin dua silinder 790 cc berpendingin udara. Penjualan mobil ini tidak terlalu sukses, dengan hanya 2.005 unit berhasil terjual hingga tahun 1971. Model ini tersedia dalam tiga versi, yakni dua pintu, wagon, dan pickup.
- Shinjin Crown — diluncurkan pada tahun 1967 dengan mesin segaris 1,453 cc dan dapat melaju hingga 141 km/h (88 mph). Model ini terutama dibeli oleh pengusaha besar, lembaga pemerintah, dan kepolisian. Pada tahun 1969, mesin yang dipasang model ini diubah menjadi 1.988 cc dengan kecepatan maksimum 171 km/h (106 mph). Pada tahun 1970, Shinjin meluncurkan Shinjin New Crown, yang kemudian berhasil terjual sebanyak 3.839 unit, dua kali lipat lebih banyak dari Ford 20M rakitan Hyundai.
Referensi
- ^ a b c d e f g Odaka (1983), p. 290.
- ^ a b c d e f g h i Keller, Samuels (2003), p. 116–117.
- ^ a b c Catalan (2007), p. 3.
- ^ Kwon, et al. (2007), p. 49.
- ^ Catalan (2007), p. 7.
- ^ a b c d e f Kim, Vogel (2011), p. 302–304.
- ^ Ho-jeong, Lee (27 July 2009). "Short-lived Saenara sedan earned a place in history books". Korea JoongAng Daily. Diarsipkan dari versi asli pada October 4, 2022. Diakses tanggal 12 November 2013.
- ^ a b c Bent, Alan. "A Daewoo Datsun ?". Early Datsun. Diarsipkan dari asli tanggal 14 March 2016. Diakses tanggal 12 November 2013.
- ^ "1955–1971". Daewoo Bus Corporation. Diakses tanggal 12 November 2013.
- ^ a b "The Republic of Korea at 60: shopping, cars and mobile phones". Korea.net. 14 August 2008. Diakses tanggal 12 November 2013.
- ^ Guillén (2010), p. 163.
- ^ Lew (1992), p. 93. "Shinjin replaced Saenara as the sole licensed assembler of small-sized cars in May 1964, and took over the Saenara plant in November 1965."
- ^ http://www.youngan.co.kr/busbusiness/history YoungAn > Zyle Daewoo Bus > History
- ^ a b c Catalan (2007), p. 13.
- ^ Lew (1992), p. 138. "With this background, Shinjin took over the Saenara plant in November 1965. At first Shinjin made a technical tie-up with the Mitsubishi Motors Company and assembled 100 units of the Mitsubishi Colt model with imported and SKD parts. Other firms denounced the government and Shinjin because this was against the government’s objective of localizing the parts industry and, further, the bad precedent of Saenara was being followed. With growing criticisms from other companies, Shinjin balked on the Mitsubishi deal. Then in May 1966 Shinjin made a technical tie-up with Toyota and began to assemble a Toyota model, "Corona"."
- ^ "‥‥비뚤어진 그脚光 國交바람탄 日製乗用車". Kyunghyang Shinmun. 12 February 1970. Diakses tanggal 17 October 2022.
- ^ Chang, Chang (1985), p. 127. "In January 1966, Shinjin Motors announced the decision that Toyota Motors replaced Mitsubishi Heavy Industry as its financial and technical partner. On February 2, 1966 the Ministry of Commerce and Industry approved of Shinjin's [...]"
- ^ Kim, Vogel (2011), p. 305.
- ^ a b c Catalan (2007), p. 14.
- ^ Ebert, Robert; Montoney, Mariel (2007). "Performance of the South Korean Automobile Industry in the Domestic and United States Markets" (PDF). Journal of Research and Creative Studies. 1 (1). Berea, Ohio: Baldwin–Wallace College: 12–24. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2012-03-20. Diakses tanggal 2010-10-27.
- ^ a b "The Fall of Daewoo Motors". IBS Center for Management Research. Diakses tanggal 2010-10-27.
- ^ Foster (2004), p. 155–156.
- ^ a b "1954–1983". SsangYong Motor Company. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-03-02.
- ^ a b "Brief history of Korean automobiles". Buscar. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-03-02.
- ^ a b "SsangYong. SsangYong in Korea". Auto-World.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-05-01.
Bibliografi
- Catalan, Jordi (2007). "Protection revisited: The development of the automobile industry in Argentina, Spain and South Korea, 1945–87" (PDF). Paper presented from June 29 – July 1, 2007 at the Seventh Conference of the European Historical Economics Society, Lund, Sweden.
- Chang, Dal Joong; Chang, Tal-chung (1985). Economic Control and Political Authoritarianism: The Role of Japanese Corporations in Korean Politics, 1965–1979. Seoul: Sogang University Press. OCLC 13575491.
- Foster, Patrick R. (2004). The Story of Jeep. Iola, Wisconsin: Krause Publications. ISBN 978-0-87349-735-0.
- Guillén, Mauro F. (2010). The Limits of Convergence: Globalization and Organizational Change in Argentina, South Korea, and Spain. Princeton, New Jersey: Princeton University Press. ISBN 978-1-400-82420-5.
- Keller, William Walton; Samuels, Richard J. (2003). Crisis and innovation in Asian technology. Cambridge, Cambridgeshire: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-52409-4.
- Kim, Pyŏng-guk; Vogel, Ezra F. (2011). The Park Chung Hee Era: The Transformation of South Korea. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press. ISBN 978-0-674-05820-0.
- Kwon, Seung-Ho; Lansbury, Russell D.; Suh, Chung-Sok (2007). The Global Korean Motor Industry: The Hyundai Motor Company's Global Strategy. Abingdon-on-Thames: Routledge. ISBN 978-0-415-41366-4.
- Lew, Seok-Jin (1992). Bringing capital back in: a case study of the South Korean automobile industrialization (Ph.D.). New Haven, Connecticut: Yale University. OCLC 29701027.
- Odaka, Kōnosuke (1983). The Motor vehicle industry in Asia: a study of ancillary firm development. Singapore: Published for Council for Asian Manpower Studies by Singapore University Press. ISBN 9971-69-057-8.
Pranala luar
- Saenara, Shinsungho, Shinjin, Saehan, and Daewoo at Buscar
- 60th anniversary of the Soutk Korea automotive industry at Global Auto News
- History of Daewoo (dalam bahasa Rusia)
- List of Shinjin models (dalam bahasa Rusia)
- Shinjin Publica (dalam bahasa Jepang)
- Daewoo in the 1960s, 1970s, and 1980s (dalam bahasa Spanyol)