More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Sutra Hati - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sutra Hati - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sutra Hati

  • Bikol Central
  • বাংলা
  • བོད་ཡིག
  • Буряад
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • English
  • Esperanto
  • Español
  • Eesti
  • فارسی
  • Français
  • 贛語
  • 𐌲𐌿𐍄𐌹𐍃𐌺
  • हिन्दी
  • Magyar
  • Italiano
  • 日本語
  • ქართული
  • 한국어
  • Latina
  • Монгол
  • Bahasa Melayu
  • नेपाली
  • नेपाल भाषा
  • Nederlands
  • Norsk bokmål
  • Polski
  • Português
  • Русский
  • සිංහල
  • తెలుగు
  • ไทย
  • Türkçe
  • Українська
  • Tiếng Việt
  • 吴语
  • 中文
  • 文言
  • 粵語
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Teks berbahasa Sanskerta Sūtra Hati (bahasa Inggris: Heart Sūtra, dalam aksara Siddhaṃ. Replika dari manuskrip daun palem tertanggal 609 M.
Teks berbahasa Tionghoa Sūtra Hati, oleh pelajar dan kaligrafer Ouyang Xun, tahun 635 M.
Teks berbahasa Tionghoa Sūtra Hati, oleh seniman dan kaligrafer Dinasti Yuan Zhao Mengfu (1254–1322 EU).
Bagian dari serial
Buddhisme
Zen
Lima Kelompok
Caodong / Sōtō
Linji / Rinzai
Fayan / Hōgen
Guiyang / Igyō
Yunmen / Unmon
Tata cara
Meditasi duduk
Samādhi
Pencerahan
Pelatihan Kōan
Naskah utama
Sūtra Laṅkāvatāra
Sūtra Intan
Sūtra Hati
Sūtra Śūraṅgama
Sūtra Mimbar
Kumpulan Kōan
Buddhisme Mahāyāna
Garis waktu Buddhisme
(Kategori)
  • lihat
  • bicara
  • sunting
Bagian dari seri tentang
Buddhisme Mahāyāna
Teratai, salah satu dari delapan simbol keberuntungan dalam Mahāyāna
Ajaran
  • Bodhisatwa
  • Kebuddhaan
  • Bodhicitta
  • Benih Kebuddhaan
  • Nianfo
  • Trikaya
  • Upāya
  • Prajñāpāramitā
  • Pāramitā
  • Śūnyatā
  • Ajaran dua kebenaran
  • Yogacara
  • Triyana
  • Nirwana
  • Ekayāna
  • Sila Bodhisatwa
  • Ikrar Bodhisatwa
  • Bhūmi
  • Tanah murni
    • Sukhavati
    • Abhirati
    • Akaniṣṭha
    • Shambhala
  • Prabaswara
  • Dhāraṇī
  • Triprawartana
Buddha–Bodhisatwa
  • Sakyamuni
  • Amitābha
  • Adi Buddha
  • Akṣobhya
  • Prajñāpāramitā Devī
  • Bhaiṣajyaguru
  • Vairocana
  • Mañjuśrī
  • Avalokiteśvara
  • Vajrapāṇi
  • Vajrasattva
  • Maitreya
  • Kṣitigarbha
  • Ākāśagarbha
  • Samantabhadra
  • Tara
  • Makhluk murka
Sutra Mahāyāna
  • Sūtra Prajñāpāramitā
  • Sūtra Teratai
  • Sūtra Avataṃsaka
  • Sūtra Mahāratnakūṭa
  • Sūtra Mahāsaṃnipāta
  • Sūtra Vimalakirti
  • Sūtra Tanah Murni
  • Sūtra Lalitavistara
  • Sūtra Samādhirāja
  • Sūtra Saṃdhinirmocana
  • Sūtra Tathāgatagarbha
  • Sūtra Śrīmālādevī
  • Sūtra Mahāparinirvāṇa
  • Sūtra Śūraṅgama Samādhi
  • Sūtra Laṅkāvatāra
  • Sūtra Ghanavyūha
  • Sūtra Cahaya Emas
  • Sūtra Tathāgataguhyaka
  • Sūtra Kāraṇḍavyūha
Subaliran utama
  • Mādhyamaka
  • Yogācāra
  • Buddhisme Han
    • Chan
    • Tiantai
    • Huayan
    • Tanah Murni
    • Fo Guang Shan
    • Tzu Chi
    • Fa Gu Shan
    • Chung Tai Shan
  • Zen
  • Tendai
  • Nichiren
  • Vajrayāna
    • Shingon
    • Buddhisme Tibet
    • Dzogchen
    • Nyingma
    • Kadam
    • Kagyu
    • Sakya
    • Gelug
    • Jonang
Tokoh penting
  • Nāgārjuna
  • Aśvaghoṣa
  • Āryadeva
  • Lokakṣema
  • Kumārajīva
  • Asaṅga
  • Vasubandhu
  • Sthiramati
  • Buddhapālita
  • Dignāga
  • Bhāvaviveka
  • Dharmakīrti
  • Candrakīrti
  • Zhiyi
  • Bodhidharma
  • Huineng
  • Shandao
  • Xuanzang
  • Fazang
  • Amoghavajra
  • Saichō
  • Kūkai
  • Shāntideva
  • Śāntarakṣita
  • Wŏnhyo
  • Mazu Daoyi
  • Jinul
  • Dahui Zonggao
  • Hongzhi Zhengjue
  • Hōnen
  • Shinran
  • Dōgen
  • Nichiren
  • Śaṅkaranandana
  • Virūpa
  • Ratnākaraśānti
  • Abhayākaragupta
  • Nāropā
  • Atisha
  • Sakya Pandita
  • Dolpopa
  • Rangjung Dorje
  • Tsongkhapa
  • Longchenpa
  • Hakuin
  • Hanshan
  • Taixu
  • D.T. Suzuki
  • Sheng-yen
  • Tenzin Gyatso (Dalai Lama ke-14)
  • Thích Nhất Hạnh
Tradisi regional
  • Tiongkok
  • Taiwan
  • Jepang
  • Korea
  • Vietnam
  • Tibet
  • Nepal
  • Newar
  • Bhutan
  • Mongolia
  • Malaysia
  • Indonesia
  • Dunia Barat
  • l
  • b
  • s

Sutra Hati (Sanskrit: प्रज्ञापारमिताहृदयसूत्र Prajñāpāramitā Hṛdayasūtra; Jawa: ꦥꦿꦘꦴꦥꦫꦴꦩꦶꦠꦴꦲꦽꦢꦪꦱꦹꦠꦿ; Hanzi sederhana: 般若波罗蜜多心经; Hanzi tradisional: 般若波羅蜜多心經; Pinyin: Bō Rě Bō Luó Mì Duō Xīn Jīng) adalah sebuah sutra yang terkenal dalam Buddhisme Mahayana, yang merupakan inti sari dari Sutra Kesempurnaan Kebijaksanaan (Maha Prajna Sutra). Meskipun hanya ditulis dalam 260 aksara Mandarin, Sutra Hati mengandung kebijaksanaan paling mendalam dalam Buddhisme Mahayana. Maha Prajna Sutra yang lengkap dibabarkan oleh Guru Agung Shakyamuni Buddha selama 22 tahun (dari 49 tahun pengajaran-Nya), tersusun dalam 600 jilid.[1] Sutra Hati yang diterjemahkan dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Mandarin memiliki 14 versi, namun makna dan inti ajarannya semua sama. Terjemahan dari Maha Bhiksu Xuanzang dinilai efektif, sehingga terpilih, diambil, dan dipergunakan oleh seluruh kalangan Buddhis Mahayana.[1] Versi Sutra Hati yang paling awal di Tiongkok dalam bahasa Mandarin adalah berasal dari terjemahan Kumarajiva, yang sampai sekarang sudah memiliki sejarah lebih dari 1500 tahun.[2] Menurut terjemahan Mahaguru Kumarajiva, sutra ini dibawakan sendiri oleh Sang Buddha. Sutra Hati ini disarikan dari Maha Prajna Paramita dan kata-kata sederhana di dalamnya dipilih secara saksama agar mudah dipahami.

Sutra ini sangat terkenal dengan kalimat, “Wujud adalah kosong (śūnyatā), kosong adalah wujud.” Sutra ini disebut sebagai “teks yang paling sering digunakan dan dilafalkan dalam seluruh tradisi Buddhis Mahayana.”[3] Sutra Hati ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dikenal di semua aliran Mahayana yang ada di dunia, mencakup Zen, Vajrayana, Tantrayana, dan aliran-aliran Buddha di Jepang dan Republik Rakyat Tiongkok.

Asal Usul

[sunting | sunting sumber]

Terjemahan bahasa Mandarin paling awal

[sunting | sunting sumber]

Versi paling awal dari Sutra Hati mungkin telah diterjemahkan oleh Zhi Qian pada tahun 222-250 Masehi. Namun karena sudah hilang pada masa Xuanzang, isinya tidak diketahui.[4] Menurut Conze, terjemahan Kumarajiva (abad ke-4 Masehi) dari versi pendek Sutra Hati (T250) adalah terjemahan paling awal dari Sutra Hati; namun ia meyakini bahwa terjemahan ini punya keterkaitan dengan salah satu murid Kumarajiva. John McRae dan Jan Nattier berpendapat bahwa terjemahan ini dibuat oleh orang lain, jauh di kemudian hari, berdasarkan Mahāprajñāpāramitāupadeśa (Risalah Agung tentang Kesempurnaan Kebijaksanaan) karya Kumārajīva.[5] Namun, salinan terjemahan Kumarajiva yang paling awal yang masih ada hanya berasal dari dinasti Jin (1115-1234). Menurut biografi Huili, Xuanzang mempelajari sutra ini dari seorang penduduk Sichuan, dan kemudian melantunkannya pada saat keadaan bahaya selama perjalanannya ke Barat (ke India).[6] Namun, Xuanzang tidak langsung menerjemahkan Sutra Hati ini hingga beberapa tahun setelah ia kembali ke Tiongkok pada tahun 649 M. Sutra Jantung versi Xuanzang (T251) dalam Tripiṭaka Tiongkok adalah versi pertama yang masih ada yang menggunakan judul “Sutra Hati” (心經 xīnjīng).[7]

Sutra ini diklasifikasikan oleh Edward Conze sebagai bagian dari periode ketiga dari empat periode penulisan kanon Prajñāpāramitā, meskipun karena mengandung mantra (kadang-kadang disebut dhāraṇī), sutra ini bertumpang tindih dengan fase akhir perkembangan tantra menurut skema ini, dan termasuk dalam bagian tantra setidaknya dalam beberapa edisi Kangyur. Conze memperkirakan tanggal asal sutra ini adalah 350 Masehi; beberapa yang lain menganggapnya lebih tua dua abad dari itu.[8]

Prajñāpāramitā Hṛdayasūtra (dalam bahasa Indonesia)

[sunting | sunting sumber]

Prajñāpāramitā Hṛdayasūtra (Sutra Hati)

Om sujud kepada Arya Bhagavati Prajnaparamita!

Saat itu, Arya Avalokiteshvara sedang menyelami Prajnaparamita, namun yang tampak dalam pengamatan dia hanyalah panca-skandha yang bersifat shunya dari svabhava.

Oh Sariputra, wujud adalah shunyata, shunyata adalah wujud; shunyata tak lain dari wujud, wujud tak lain dari shunyata; wujud apa pun itu shunyata, shunyata apa pun itu wujud. Begitu juga sensasi, pembedaan, aktivitas-aktivitas mental yang lain, dan kesadaran.

Oh Sariputra, semua dharma bersifat shunya; tiada yang muncul dan tiada yang lenyap; tidak bernoda dan tidak murni; tiada yang kurang dan tiada yang lengkap.

Oleh karena itu, Sariputra, dalam shunyata tiada wujud, tiada sensasi, tiada pembedaan, tiada aktivitas-aktivitas mental yang lain, tiada kesadaran; tiada mata. Tiada telinga, tiada hidung, tiada lidah, tiada badan, tiada unsur kesadaran. Tiada wujud, tiada suara, tiada bebauan, tiada rasa, tiada objek sentuhan, dan tiada dharma. Tiada indra penglihatan, dan sebagainya, termasuk tiada unsur kesadaran. Tiada kesalahpengertian, tiada berakhirnya kesalahpengertian, dan sebagainya, termasuk tiada penuaan dan kematian, tiada berakhirnya penuaan dan kematian. Tiada duhkha, tiada sebab duhkha, tiada berakhirnya duhkha, tiada jalan untuk mengakhiri duhkha. Tiada pengertian, tiada yang dicapai, dan tiada yang tidak dicapai.

Maka Sariputra, karena tiada yang ingin dicapai, dengan mengandalkan Prajnaparamita, Bodhisattva bebas dari segala gangguan pikiran. Karena bebas dari segala gangguan pikiran, mereka tidak gentar. Dan dengan mengatasi penyebab halangan-halangan, pada akhirnya mereka mencapai Nirvana.

Semua Buddha di tiga masa, mencapai tingkat yang tak terbandingkan, Penggugahan agung yang lengkap dan sempurna, dengan mengandalkan Prajnaparamita.

Maka ketahuilah Prajnaparamita adalah mantra agung, mantra pengetahuan agung, mantra yang tertinggi, mantra yang tak terbandingkan, yang secara tuntas mengatasi semua duhkha. Mantra yang harus dimengerti sebagai kebenaran sejati, yang tidak mungkin palsu. Dengan Prajnaparamita, diutarakanlah mantra ini:

Tadyatha Gate Gate Paragate Parasamgate Bodhi Svaha

Demikianlah Prajnaparamita Hrdaya Sutra.

(Diterjemahkan dari bahasa Sanskerta ke bahasa Indonesia oleh tim Potowa Center. Revisi: Mei 2012)[9]

Bhagavati Prajñāpāramitā Hṛdaya Sūtra (versi bahasa Sanskerta)

[sunting | sunting sumber]

Aryavalokitesvara Bodhisattva gambhirayam prajnaparamitayam caryam caramano

vyavalokayati sma panca-skandha

Tams ca svabhava sunyam pasyati sma,

Iha Sariputra, rupam sunyata, sunyata iva rupam

rupa na prthak sunyata, sunyataya na prthak rupam

yad rupam sa-sunyata ya sunyata tad-rupam

Evam eva vedana samjna sam-skara vijnanani

Iha Sariputra sarva dharma sunyata-laksana

anutpanna aniruddha amala vimala, nona na-paripurna

Tasmat Sariputra sunyatayam na rupam

na vedana, na samjna

na samskara, na vijnanani

na caksuh srotra ghrana jihva kaya manamsi

na rupam sabda gandha rasa sparastavya dharma

na caksur-dhatu yavan na mano vijnana-dhatu

na vidya, navidya-ksayo

yavan na jara-maranam na jara-marana ksayo

na dukkha, samudaya, nirodha, marga

na jnanam, na praptir na abhisamaya

Tasmac na apraptir tva Bodhisattvasya prajnaparamita

asritya viharaty acittavaranah cittavarana nastitvad atrasto

vi-paryasati-kranto nistha nirvanam

Tri-adhva vyavasthita sarva buddha prajna-paramitam

a-sirtya anuttara-samyak-sambodhim abhi-sambuddha

Tasmat jnatavyam prajna-paramita maha mantro

maha-vidya mantro, nuttara mantro

sama-sama mantra

Sarva dukkha pra-samana satyam amithyatva

prajna-paramitayam ukho mantra tadyata

gate gate paragate parasamgate bodhi svaha

iti prajnaparamita hrdayam samaptam.

Mantra Sutra Hati

[sunting | sunting sumber]

Beberapa variasi mantra Sutra Hati dalam berbagai bahasa di antaranya:

  • Devanāgarī: गते गते पारगते पारसंगते बोधि स्वाहा, IPA: ɡəteː ɡəteː paːɾəɡəteː paːɾəsəŋɡəte boːdʱɪ sʋaːɦaː
  • Sanskrit: IAST: gate gate pāragate pārasaṃgate bodhi svāhā,
  • Hanzi Tradisional: 揭諦揭諦,波羅揭諦,波羅僧揭諦,菩提薩婆訶; Hanzi Sederhana: 揭谛揭谛,波罗揭谛,波罗僧揭谛,菩提萨婆诃; Pinyin: Jiēdì, jiēdì, bōluó jiēdì, bōluósēng jiēdì, pútí suōpóhē; bahasa Jepang: 羯諦羯諦、波羅羯諦、波羅僧羯諦、菩提薩婆訶; Rōmaji: Gyatei gyatei haragyatei harasōgyatei boji sowaka; bahasa Korea: 아제 아제 바라아제 바라승아제 모지 사바하; Romaja: Aje aje bara-aje baraseung-aje moji sabaha; bahasa Vietnam: Yết đế, yết đế, Ba la yết đế, Ba la tăng yết đế, Bồ đề tát bà ha
  • Tibet: ག༌ཏེ༌ག༌ཏེ༌པཱ༌ར༌ག༌ཏེ༌པཱ༌ར༌སཾ༌ག༌ཏེ༌བོ༌དྷི༌སྭཱ༌ཧཱ།; Wylie: Gate gate pāragate pārasaṃgate bodhi swāhā
  • Terjemahan dalam Bahasa Indonesia: "Telah pergi, telah pergi; telah pergi lama; Benar benar telah pergi; Pujian akan pencerahan"

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b YM Bhiksu, Tadisa Paramita Sthavira (Edisi No.16/01/I/HAR/10, Januari 2010), "Penjelasan Singkat Prajna Paramita Hrdaya Sutra", Majalah Harmoni
  2. ^ 李, 居明. 《心經結緣錄》. hlm. 1.
  3. ^ Brunnhölzl, Karl (2017-09-29). "The Heart Sutra Will Change You Forever". Lion's Roar. Diakses tanggal 2019-08-24.
  4. ^ Nattier 1992, hlm. 183.
  5. ^ Nattier 1992, hlm. 186-187.
  6. ^ Nattier 1992, hlm. 179-180.
  7. ^ Pine 2008, hlm. 8.
  8. ^ Lopez 1988, hlm. 5.
  9. ^ Tim, Potowa Center (2005-12-15). "Sutra Sari (Sutra Prajnaparamita Hrdaya)" (pdf). Potowa.org. Diakses tanggal 10 Desember 2015.

Daftar Pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Mahasthavira, YM Bhiksu Tadisa Paramita (2024), Prajna Paramita Hrdaya Sutra (Sutra Hati), Sangha Mahayana Buddhis International
  • Osho (2014), The Heart Sutra: Becoming a Buddha through Meditation, Osho Media International, ISBN 1938755901
  • Pine, Red (2004), The Heart Sutra: The Womb of Buddhas, Counterpoint, ISBN 1593760094
  • Nattier, Jan (1992), "The Heart Sūtra: A Chinese Apocryphal Text?", Journal of the International Association of Buddhist Studies, 15 (2), Counterpoint, ISBN 1593760094, diarsipkan dari asli tanggal 2013-10-29
  • Lopez, Donald S. Jr. (1988), The Heart Sutra Explained: Indian and Tibetan Commentaries, State University of New York Press, ISBN 0-88706-589-9
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sutra_Hati&oldid=27016404"
Kategori:
  • Buddhisme
  • Mahayana
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: tanggal
  • Galat CS1: parameter kosong tidak dikenal
  • Artikel mengandung aksara Han sederhana
  • Artikel mengandung aksara Han tradisional
  • Halaman dengan teks IPA polos
  • Artikel mengandung aksara Tionghoa
  • Artikel mengandung aksara Jepang
  • Artikel mengandung aksara Korea
  • Artikel mengandung aksara Vietnam

Best Rank
More Recommended Articles