Bintang ini melambangkan artikel pilihan di Wikipedia. Artikel pilihan adalah artikel-artikel terbaik di Wikipedia, yang ditentukan oleh komunitas. Sebelum dimasukkan ke dalam daftar ini, artikel-artikel tersebut dinilai dan dibahas di Wikipedia:Artikel pilihan/Usulan, untuk memastikan keakuratan, kenetralan, kelengkapan, dan gaya penulisan, berdasarkan Wikipedia:Kriteria artikel pilihan.
Saat ini terdapat 418 artikel pilihan dari 739.250 artikel di Wikipedia, yang berarti ada satu artikel pilihan untuk setiap 1.769 artikel di Wikipedia.
Artikel yang berhasil mendapatkan status artikel pilihan akan diberikan bintang () pada pojok kanan atasnya. Selain itu, apabila suatu artikel merupakan artikel pilihan di Wikipedia bahasa lain, akan diberikan bintang pada pranala interwiki di sisi kiri bawah artikel.
Darah dan Doa adalah sebuah film perang yang dirilis di Indonesia pada tahun 1950. Sutradara sekaligus produser filmDarah dan Doa adalah Usmar Ismail. Film ini berkisah tentang Divisi Siliwangi yang dipimpin Kapten Sudarto ketika berhijrah menuju Jawa Barat. Film Darah dan Doa seringkali disebut sebagai film buatan Indonesia yang pertama setelah film Tjitra (1949) karya Umar Ismail yang dibuat oleh perusahaan Belanda. Pengambilan gambar perdana untuk film Darah dan Doa dilakukan pada tanggal 30 Maret 1950 dan ditetapkan sebagai hari film nasional di Indonesia. Film Darah dan Doa awalnya diproduksi untuk ditayangkan di Festival Film Cannes dengan biaya produksi sejumlah Rp350.000. Proses produksi Darah dan Doa nyaris berhenti karena kesulitan keuangan sebelum sang sutradara mendapatkan kucuran dana tambahan. Begitu rilis, film ini disensor akibat isinya yang menimbulkan kontroversi. Penayangannya berakhir dengan kegagalan dari segi komersial. Meski begitu, film ini ditanggapi dengan lebih positif dalam ulasan-ulasan di kemudian hari, hingga Ismail pun digelari sebagai "bapak film Indonesia". (Selengkapnya...)
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada bulan Agustus 1945, tahap akhir Perang Dunia II. Dua operasi ini merupakan penggunaan senjata nuklir dalam peperangan untuk pertama dan terakhir kalinya dalam sejarah, dan menewaskan sedikitnya 129.000 jiwa. Setelah Blok Sekutu berhasil membuat bom atom dalam Proyek Manhattan, pada 6 Agustus, A.S. menjatuhkan bom uranium jenis bedil (bernama kode "Little Boy") di Hiroshima. Tiga hari kemudian, A.S. menjatuhkan bom plutonium jenis implosi ("Fat Man") di Nagasaki. Serangan ini diperkirakan menewaskan 90.000–146.000 orang di Hiroshima dan 39.000–80.000 di Nagasaki; sekitar setengahnya terbunuh pada hari pengeboman. Sisanya tewas dalam bulan-bulan setelahnya dikabatkan efek luka bakar, penyakit radiasi, serta cedera-cedera dan komplikasi lain, yang diperparah dengan adanya kekurangan gizi. Di dua kota tersebut, sebagian besar korban tewas merupakan warga sipil meskipun terdapat garnisun militer besar di Hiroshima. Tak lama kemudian, pada tanggal 15 Agustus, pemerintah Jepang menyerah kepada Sekutu, sehingga mengakhiri Perang Dunia II. (Selengkapnya...)
How a Mosquito Operates adalah sebuah film animasi bisu tahun 1912 karya kartunis Winsor McCay asal Amerika Serikat. Film berdurasi enam menit ini menceritakan seekor nyamuk raksasa yang mengganggu seorang pria yang sedang tidur. Film ini adalah salah satu film animasi paling awal, dan kualitas teknisnya dianggap jauh melampaui zamannya. McCay, sebagai sutradara film ini, dikenal memiliki keterampilan menggambar yang mumpuni, terutama berkat komik setrip anak-anak Little Nemo in Slumberland yang ia mulai pada tahun 1905. Ia lalu terjun ke seni animasi pada tahun 1911 dengan film Little Nemo, dan kemudian mengikuti kesuksesan film tersebut dengan mengadaptasi salah satu episode dari komik setrip Dream of the Rarebit Fiend menjadi film ini. McCay memberi film ini cerita yang lebih koheren dan karakterisasi yang lebih berkembang daripada di film Nemo, dengan pengaturan waktu, gerak, dan bobot yang lebih alami dalam animasinya. How a Mosquito Operates pun disambut dengan antusias ketika McCay pertama kali menayangkannya sebagai bagian dari pentas vaudeville-nya. Ia lalu mengembangkan lebih lanjut animasi karakter yang ia kenalkan di film ini dengan Gertie the Dinosaur (1914). (Selengkapnya...)