More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Wisarga - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Wisarga - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Wisarga

  • অসমীয়া
  • বাংলা
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Ελληνικά
  • English
  • Español
  • Français
  • हिन्दी
  • Italiano
  • 日本語
  • Lietuvių
  • മലയാളം
  • नेपाली
  • Română
  • Русский
  • संस्कृतम्
  • ไทย
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Wisarga
Wignyan (Jawa); Bisah (Bali)
Aksara JawaAksara Bali
Letak penulisandi belakang aksara yang dilekatinya

Wisarga adalah sebuah kata dalam bahasa Sanskerta yang berarti "menyalurkan; melepaskan". Dalam fonologi bahasa Sanskerta (siksha), wisarga (juga disebut visarjanīya oleh ahli tata bahasa) adalah nama dari bunyi [h], ditulis <h> dalam IAST, <H> Harvard-Kyoto, <ः> dalam Dewanagari. Wisarga adalah alofon dari /r/ dan /s/ pada akhir sebuah ucapan.

Dalam aksara Bali, tanda wisarga ‹ः› disebut bisah (ᬄ), dan dalam aksara Jawa disebut wignyan (ꦃ). Dalam aksara Bali, ia dianggap sebagai salah satu pangangge tengenan yang melambangkan bunyi /ɦ/ atau /h/.

Bisah (wisarga) dalam aksara Bali

[sunting | sunting sumber]

Bisah memberi efek agar suatu aksara wianjana mendapat desahan dari pengucapan huruf "H". Contohnya, kata "mara" bila dilekati oleh bisah maka menjadi "marah"; kata "basa" bila dilekati oleh bisah maka menjadi "basah"; kata "pisa" bila dilekati oleh bisah maka menjadi "pisah"; dll. Aturan ini dianjurkan agar tidak perlu memberi adeg-adeg pada aksara Ha.

Penggunaan

[sunting | sunting sumber]

Di akhir kata

[sunting | sunting sumber]

Bisah digunakan pada kata-kata yang mengandung bunyi /h/ pada akhir kata. Maka dari itu, ia ditulis pada akhir kata, tepatnya pada suku kata terakhir. Contoh kata yang mengandung bunyi /h/ pada suku kata terakhir, yaitu: "basah", "pisah", "asah", "desah", dll. Meskipun huruf Ha yang dilekati oleh adeg-adeg dapat dipakai untuk melambangkan bunyi /h/, penggunaan tanda bisah sangat dianjurkan, karena aturan penulisannya memang demikian.

Aksara Bali Ejaan dengan huruf Latin Keterangan
desah
desah
de - sa - h Penulisan kata "desah" yang benar dalam aksara Bali. Suku kata terakhir mendapat tanda bisah agar dibaca dengan desahan /h/.
desah
desah
de - sa - h Penulisan kata "desah" yang salah dalam aksara Bali. Huruf Ha tidak perlu dibubuhi dengan tanda adeg-adeg agar kata tersebut dibaca dengan desahan /h/. Dianjurkan menggunakan tanda bisah.

Bisah tidak boleh digunakan apabila hembusan /h/ terletak di tengah kata dan tidak diikuti oleh huruf konsonan. Sebagai gantinya digunakan huruf Ha untuk menggantikan bisah. Contohnya (dalam bahasa Bali) kata: "cihna", "jihwa", "Brahma", dan sebagainya. Namun ada pengecualian untuk kata duhka (bahasa Bali), yang berasal dari kata dur dan kha.

Suku kata yang sama

[sunting | sunting sumber]

Bisah patut digunakan apabila ada suatu kata yang terdiri dari suku kata yang sama, dan suku kata tersebut mengandung bunyi /h/ yang tidak diikuti vokal /a/. Apabila kata tersebut diluluhkan menjadi kata kerja (bahasa Bali: kapolahang), tetap memakai bisah, meski suku katanya berubah karena peluluhan tersebut. Contoh (dalam bahasa Bali) kata: "cahcah" (jika diluluhkan menjadi "nyahcah"), "kohkoh" (jika diluluhkan menjadi "ngohkoh"), dan sebagainya. Huruf H (yang digarisbawahi) pada kata tersebut wajib diganti dengan bisah apabila disalin ke dalam aksara Bali.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Ha
  • Adeg-adeg

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha.
  • Surada, I Made. 2007. Kamus Sanskerta-Indonesia. Surabaya: Penerbit Paramitha.
  • l
  • b
  • s
Aksara Jawa
Aksara nglegena (20 aksara dasar)
ꦲ
Ha
ꦤ
Na
ꦕ
Ca
ꦫ
Ra
ꦏ
Ka
ꦢ
Da
ꦠ
Ta
ꦱ
Sa
ꦮ
Wa
ꦭ
La
ꦥ
Pa
ꦝ
Dha
ꦗ
Ja
ꦪ
Ya
ꦚ
Nya
ꦩ
Ma
ꦒ
Ga
ꦧ
Ba
ꦛ
Tha
ꦔ
Nga
8 Aksara murda
ꦟ
Na
ꦑ
Ka
ꦡ
Ta
ꦯ
Sa
ꦦ
Pa
ꦘ
Nya
ꦓ
Ga
ꦨ
Ba
Aksara swara
(5 aksara vokal)
dan 2 Aksara gantèn
ꦄ
A
ꦆ
I
ꦈ
U
ꦌ
E
ꦎ
O
 
ꦊ
Nga lelet
ꦉ
Pa cerek
Angka
꧑
1
꧒
2
꧓
3
꧔
4
꧕
5
꧖
6
꧗
7
꧘
8
꧙
9
꧐
0
 
Aksara tambahan
5 Aksara mahaprana
(arkais)
ꦰ
Sa
ꦞ
Dha
ꦙ
Ja
ꦜ
Tha
ꦣ
Da
 
7 Tidak digunakan
/ dipertentangkan
ꦅ
I Kawi
ꦇ
Ii (aksara Jawa)
ꦐ
Ka Sasak
ꦋ
Nga lelet Raswadi
ꦖ
Ca Murda
ꦘ
Nya Murda
ꦍ
Ai
 
Sandhangan (Tanda diakritik)
6 Sandhangan swara
(pembentuk vokal)
ꦶ
Wulu
ꦼ
Pepet
ꦸ
Suku
ꦺ
Taling
ꦴ
Tarung / raswadi
꦳
Cecak telu
 
4 Sandhangan panyigeg
(penutup suku kata)
ꦃ
Wignyan
ꦁ​
Cecak
ꦂ
Layar
꧀
Pangkon
 
3 Sandhangan wyanjana
(tengah suku kata)
ꦿ
Cakra
ꦽ
Cakra keret
ꦾ
Péngkal
 
5 Vokal pajang
(arkais)
ꦀ
Panyangga -ṃ
ꦷ
Wulu melik / dirga melik
ꦹ
Suku mendut / dirga mendut
ꦻ
Dirga mure
ꦵ
Tolong (aksara Jawa)
 
Pada (simbol)
8 Tanda baca
 
꧊
Adeg
꧋
Adeg-adeg
꧈
Pada lingsa
꧉
Pada lungsi
꧇
Pada pangkat
꧅
Pada luhur
꧄
Pada madya
꧃
Pada andhap
Kombinasi tanda baca
dan aksara
꧋꧐꧋
Pada guru
꧉꧐꧉
Pada pancak
꧅ꦧ꧀ꦕ꧅
Purwa pada
꧅ꦟ꧀ꦢꦿ꧅
Madya pada
꧅ꦆ꧅
Wasana pada
8 Hiasan dan simbol arkais
꧁ ꧂ ꧌ ꧍ ꧆ ꧏ ꧞ ꧟
Rerenggan Pada piseleh Pada windu Pangrangkep Pada tirta tumetes Pada isen-isen
  • l
  • b
  • s
Aksara Bali
Aksara suara
(Vokal)
A
A kara
I
I kara
U
U kara
Ṛ
Ra repa
Ḷ
La lenga
E
E kara
O
O kara
 
Warga Kanthya
(Konsonan
langit-langit belakang
)
Ka
Ka
Kha
Ka mahaprana
Ga
Ga
Gha
Ga gora
Nga
Nga
Ha
Ha
 
Warga Talawya
(Konsonan langit-langit)
Ca
Ca
Cha
Ca laca
Ja
Ja
Jha
Ja jera
Nya
Nya
Sha
Sa saga
 
Warga Murdhanya
(Konsonan tarik-belakang)
Ṭa
Ta latik
Ḍa
Da madu
Ṇa
Na rambat
Ṣa
Sa sapa
 
Warga Dantya
(Konsonan gigi)
Ta
Ta
Tha
Ta tawa
Da
Da
Dha
Da madu
Na
Na
Sa
Sa danti
 
Warga Osthya
(Konsonan bibir)
Pa
Pa
Pha
Pa kapal
Ba
Ba
Bha
Ba kembang
Ma
Ma
 
Aksara ardhasuara
(Semivokal)
Ya
Ya
Ra
Ra
La
La
Wa
Wa
 
Pangangge (tanda diakritik)
Pangangge suara
(tanda vokalisasi)
a
Pepet
a
Tedung
i
Ulu
ī
Ulu sari
ṛ
Guwung macelek
u
Suku
ū
Suku ilut
e
Taling
ai
Taling detya
Pangangge tengenan
h
Bisah
r
Surang
ng
Cecek
-
Adeg-adeg
 
Pangangge aksara
(tanda semivokalisasi)
y
Nania
w
Suku kembung
r
Guwung
 
Ceciren ring babawosan (tanda baca)
 
,
Carik
.
Carik kalih
.
Pasalinan
:
Pamungkah
"
Idem
‘
Panten
“
Pamada
 
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wisarga&oldid=26930000"
Kategori:
  • Aksara Bali
Kategori tersembunyi:
  • Artikel mengandung aksara Jawa

Best Rank
More Recommended Articles