More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Hamidullah dari Banjar - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hamidullah dari Banjar - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hamidullah dari Banjar

  • English
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Lihat sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Lihat sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Checked
Halaman yang dilindungi semi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Page version status

Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman ini

Ini adalah versi stabil, terperiksa pada tanggal 21 Juli 2025.

Hamidullah
حامد الله
Sultan Kuning
Sultan Banjar
Berkuasa1730-1734
Penobatan1730
PendahuluPanembahan Kusuma Dilaga
PenerusTamjidillah I
KelahiranMartapura, Banjar
Kematian1734
Kampung Dalam Pagar, Martapura
Keturunan1.♂ Pangeran Muhammad
2.♂ Gusti Wiramanggala
WangsaDinasti Banjarmasin
AyahTahmidullah I dari Banjar
AgamaIslam Sunni

Hamidullah, dikenal juga sebagai Sultan Kuning adalah Sultan Banjar yang memerintah dari tahun 1730 - 1734[1]

Relasi dengan Sultan Tamjidillah I

Selama pemerintahan Sulthan Chamiedoela / Chamidullah / Hamidullah yang menjabat mangkubumi kerajaan adalah Pangeran Tamjidillah I. Pangeran Tamjidillah I merupakan adik Sultan Chamidullah. Setelah mangkatnya Sultan Chamidullah / Hamidullah, mangkubumi Pangeran Tamjidillah I menjabat Pemangku Raja (wali Sultan) dengan gelar Sultan Sepuh atau Paduka Seri Sultan Tamjidillah I.[2][3][4]

Menurut Arsip Nasional Republik Indonesia, korespondensi antara Raja Banjar Sultan Hamidullah kepada VOC-Belanda terjadi sejak tanggal 23 Mei 1730 sampai 1 Juli 1732 .[5]

Sulthan Koening / Chamidullah / Ilhamid Illah adalah Sultan Banjar yang memerintah tahun 1730-1734.[6][7][8][9]

Abad ke-18 di Kesultanan Banjar dimulai dengan masa pemerintahan Sultan Hamidullah yang bergelar Sultan Kuning (1700-1734). Pemerintahan pada masa Sultan tersebut dikenal dengan pemerintahan yang paling stabil, tidak ada pertentangan dan perebutan kekuasaan, tidak ada campur tangan bangsa asing baik politik maupun ekonomi, sehingga boleh dikatakan kesultanan Banjarmasin mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan ini. Rupanya, kepemimpinan Sultan Kuning yang cukup bijaksana, dan “kepekaannya” terhadap segala situasi yang dihadapinya, menyebabkan lawan-lawan politiknya tidak berani dan segan melakukan makar-makar yang merusak jalannya stabilitas pemerintah. Karena situasi ini telah mulai diciptakan oleh Amirullah Bagus Kesuma, ayah Sultan Kuning. Kemangkatan Sultan Hamidullah tahun 1734, merupakan pertanda awan mendung di kesultanan Banjarmasin. Kembali muncul penyakit lama, pertentangan kepentingan perebutan kekuasaan mulai terjadi lagi. Apalagi putra mahkotanya belum dewasa pada saat Sultan mangkat. Sesuai dengan tradisi, maka wali dipegang oleh pamannya atau adik Sultan Kuning yaitu pangeran Tamjidillah, sehingga kelak jika putra mahkota telah dewasa, barulah tahta kerajaan akan diserahkan. Pangeran Tamjidillah sebagai wali sultan mempunyai siasat yang lebih jauh, yaitu berkeinginan menjadikan hak kekuasaan politk berada dalam tangannya dan keturunannya. Untuk itu, Pangeran Mohammad Aliuddin Aminullah yang telah dewasa menjadi menantunya. Dengan perkawinan tersebut, putra mahkota tentunya tidak sampai hati meminta bahkan merebut kekuasaan dari mertuanya, yang berarti sama dengan ayahnya sendiri. Kenyataan memang demikian, sehingga putra mahkota tidak begitu bernafsu, untuk meminta kembali hak atas tahta kesultanan Banjarmasin. Oleh sebab itu, Pangeran Tamjidillah berhasil berkuasa selama 25 tahun dan mengangkat dirinya menjadi Sultan dengan gelar Sultan Sepuh (1734-1759). Tetapi bagaimanapun juga Pangeran Mohammad Aliuddin Aminullah ingin mengambil kembali hak atas tahta kerajaan sebagai ahli waris yang sah dari Sultan Kuning. Usahanya meminta bantuan VOC merebut tahta dari pamannya, sekaligus juga mertuanya, tidak kunjung tiba, karena itu dengan inisiatif sendiri, Pangeran Mohammad Aliuddin Aminullah berhasil lepas dari kungkungan pamannya dan melarikan diri ke Tabanio, sebuah pelabuhan perdagangan lada yang terpenting dari kesultanan Banjarmasin. Putera mahkota menjadi bajak laut untuk mengumpulkan kekuatan, dan menanti saat yang baik merebut kembali tahta pamannya. Sementara itu Sultan Tamjidillah pada tahun 1747 membuat kontrak dagang dengan VOC, yang merupakan dasar bagi VOC, untuk mengadakan hubungan dagang dan politik dengan kesultanan Banjarmasin sampai tahun 1787.

Sultan Hamidullah / Badarul Alam mangkat dan dimakamkan di Kampung Dalam Pagar, Martapura.

Dihapuskan namanya dalam daftar Sultan Banjar

Sultan Kuning/Hamidillah (dinasti Tutus Tuha) telah dihapuskan namanya dalam daftar Sultan Banjar oleh usurpator dinasti Tutus Anum.

Tertulis dalam Notulen van de Algemeene en Directie-vergaderingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (1864:315) menyebutkan:[10]

„De 8ste sulthan van Bandjermasin, Tahhmid Illah I‚ liet bij zijn overlijden twee zonen na, de oudste genaamd sulthan Hhamid Illah of sulthan Koening, en de jongste genaamd pangeran Sepah. Hhamid Illah werd bij het overlijden zijns vaders sulthan, doch regeerde slechts zeer korten tijd en liet eenen minderjarigen zoon na, genaamd sulthan Mohamad Amin Ollah.

„Gedurende de minderjarigheid van dezen laatste werd pangeran Sepah waarnemend sulthan, onder den naam van sulthan Tamdjid Illah I.

„Sulthan Mohamad Amin Ollah, meerderjarig geworden zijnde, nam zelf de teugels van het bewind in handen en Tamdjid Illah trad als waarnemend sulthan af; het volk bleef hem echter steeds sulthan Sepuh of den ouden sulthan noemen.

„Nadat sulthan Mohamad Amin Ollah 7 jaren over Bandjerrnasin geregeerd had, stierf ook hij, drie zonen achterlatende (pangeran Rahhmat, pangeran Abdoellah en pangeran Amir), waarvan de oudste nog te jeugdig was om zelf te regeren.

„Tamdjid- Illah I trad toen wederom als waarnemend sulthan op, en nadat de beide pangerans Rahhmat en Abdoellah op zijnen last vergiftigd en geworgd waren, verhief hij zich tot werkelijk sulthan, zijnde inmiddels pangeran Amir gevlugt, en later door kracht van wapenen, en met behulp der O. I.compagnie gevangen genomen en naar Ceylon verbannen.

„Ofschoon Hhamid Illah en Mohamad Amin Ollah (hiervoren genoemd), de wettige troonsopvolgers, eenigen tijd over Bandjermasin hebben geregeerd, werden zij echter nimmer in de rij der vorsten opgenomen, en Tamdjid Illah I dus als de 9de sulthan van Bandjermasin besehouwd.

„Na zijnen dood in 1175 volgde zijn zoon Tahhmid lllah II hem als 10de sulthan op.

.

— Notulen van de Algemeene en Directie-vergaderingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappenn (1864:315).[10]

"Sulthan Bandjermasin ke-8, Tahhmid Illah I, meninggalkan dua putra setelah kematiannya, sulthan tertua bernama Hhamid Illah atau sulthan Koening, dan yang termuda bernama pangeran Sepah. Hhamid Illah menjadi sulthan setelah kematian ayahnya, tetapi ia memerintah hanya untuk waktu yang sangat singkat, dan meninggalkan seorang putra di bawah umur bernama sulthan Mohamad Amin Ollah.[10]

"Selama di bawah umur yang terakhir, pangeran Sepah menjadi bertindak sulthan, dengan nama sulthan Tamdjid Illah I.[10]

"Sulthan Mohamad Amin Ollah, yang telah mencapai usia mayoritas, mengambil kendali pemerintah sendiri dan Tamdjid Illah mengundurkan diri sebagai penjabat sulthan; Namun, orang-orang terus memanggilnya Sulthan Sepah atau Sulthan tua.[10]

“Setelah Sulthan Mohamad Amin Ollah memerintah Bandjerrnasin selama 7 tahun, ia juga meninggal, meninggalkan tiga putra (Pangeran Rahhmat, Pangeran Abdullah dan Pangeran Amir), yang tertua di antaranya masih terlalu muda untuk memerintah.[10]

"Tamdjid-Illah I sekali lagi bertindak sebagai sulthan, dan setelah dua pangeran Rahhmat dan Abdullah telah diracuni dan memastikan atas tanggung jawabnya, ia naik ke sulthan nyata, sekarang dikepalai oleh pangeran Amir, dan kemudian dengan baju besi, dan ditangkap dengan bantuan perusahaan OI dan dibuang ke Ceylon.[10]

“Meskipun Hhamid Illah dan Mohamad Amin Ollah (yang disebutkan di atas), penerus takhta, telah memerintah Bandjermasin selama beberapa waktu, mereka tidak pernah dimasukkan dalam garis pangeran, dan dengan demikian Tamdjid Illah I dianggap sebagai sulthan ke-9 dari Bandjermasin.[10]

"Setelah kematiannya pada tahun 1175 Hijriyah, putranya Tahhmid lllah II menggantikannya sebagai sulthan ke 10.[10]

Referensi

  1. ^ Gordon, Bruce R. (2018-01-11). "Southeast Asia: the Islands". CoreComm Internet - Start. Diarsipkan dari asli tanggal 2018-01-11. Diakses tanggal 2018-09-23.
  2. ^ De Indische gids (dalam bahasa Belanda). Vol. 23. J. H. de Bussy. 1901. hlm. 925.
  3. ^ van Rees, Willem Adriaan (1865). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863 (dalam bahasa Belanda). Vol. 1. D. A. Thieme. hlm. 7.
  4. ^ Kartodirdjo, Sartono (1973). Sejarah perlawanan-perlawanan terhadap kolonialisme. Pusat Sejarah ABRI. hlm. 7.
  5. ^ "Mencari Surat-Surat :: Sejarah Nusantara". Arsip Nasional Republik Indonesia. Diarsipkan dari asli tanggal 2021-07-07. Diakses tanggal 2018-09-23.
  6. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari asli tanggal 2016-03-10. Diakses tanggal 2018-09-23.
  7. ^ (Belanda) van Rees, Willem Adriaan (1865). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: met portretten, platen en een terreinkaart. Vol. 1. D. A. Thieme. hlm. 7.
  8. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari asli tanggal 2014-03-03. Diakses tanggal 2018-09-23.
  9. ^ (Indonesia) Saleh, Mohamad Idwar (1993). Pangeran Antasari. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. hlm. xv.
  10. ^ a b c d e f g h i Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (1864). "Notulen van de Algemeene en Directie-vergaderingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappenn" (dalam bahasa Belanda). 1. Lange & Company: 315.

Pranala luar

  • https://www.researchgate.net/publication/323478532_PERJALANAN_KESULTANAN_BANJAR_DARI_LEGITIMASI_POLITIK_KE_IDENTITAS_KULTURAL Diarsipkan 2022-08-08 di Wayback Machine.
  • https://sejarah-nusantara.anri.go.id/id/search_letters/?q=&ruler=Lords%20of%20Banjarmasin Diarsipkan 2020-10-14 di Wayback Machine.
  • http://bubuhanbanjar-bakisah.blogspot.com/2008/12/makam-raja-raja-banjar-di-martapura.html Diarsipkan 2021-10-21 di Wayback Machine.
  • http://dellasejarah.blogspot.com/2010/10/zaman-baru.html Diarsipkan 2022-10-24 di Wayback Machine.
  • (Indonesia) Silsilah Pangeran Amir bin Sultan Muhammad
  • (Indonesia) Silsilah Raja Kusan
  • (Indonesia) Silsilah Ratu Intan I


  • Portal Islam
  • Portal Indonesia
  • Portal Sejarah
  • Portal Biografi
  • l
  • b
  • s
Kerajaan di Kalimantan
Kalimantan Barat
Nanga Bunut · Tanjungpura · Pontianak · Kubu · Sintang · Mempawah · Meliau · Sambas kuna · Sambas · Sanggau · Selimbau · Sekadau · Landak · Tayan · Piasak · Jongkong
Kalimantan Tengah
Kotawaringin
Kalimantan Selatan
Negara Daha · Negara Dipa · Kuripan · Banjar · Pagatan · Batulicin · Pulau Laut · Kusan · Sabamban · Tjingal · Sampanahan
Kalimantan Timur
Kutai Kertanegara · Kutai Martapura · Paser · Berau · Sambaliung · Gunung Tabur
Kalimantan Utara
Bulungan · Tidung
Malaysia Timur dan Brunei
Brunei · Sarawak · Sulu
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hamidullah_dari_Banjar&oldid=27120735"
Kategori:
  • Raja Pulau Laut
  • Hindia Belanda
  • Sejarah Kalimantan
  • Kusan Hulu, Tanah Bumbu
  • Kusan Tengah, Tanah Bumbu
  • Karang Bintang, Tanah Bumbu
  • Mantewe, Tanah Bumbu
  • Kuranji, Tanah Bumbu
  • Kerajaan di Kalimantan Selatan
  • Kerajaan di Nusantara
  • Bekas negara di Borneo
  • Kerajaan di Kalimantan
  • Tokoh Banjar
  • Sultan Banjar
  • Kematian 1734
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • CS1 sumber berbahasa Belanda (nl)
  • Galat CS1: periode hilang
  • Halaman Wikipedia yang dilindungi sebagian tanpa batas waktu
  • Templat webarchive tautan wayback
  • AC dengan 0 elemen

Best Rank
More Recommended Articles