More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Jalur kereta api Yogyakarta–Palbapang–Sewugalur - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jalur kereta api Yogyakarta–Palbapang–Sewugalur - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jalur kereta api Yogyakarta–Palbapang–Sewugalur

Tambah pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jalur kereta api Yogyakarta–Palbapang–Sewugalur
Salah satu bagian dari bekas jalur kereta api Yogyakarta-Palbapang, di sebelah barat perempatan Tamansari, di dekat Jalan Letjend S. Parman, Yogyakarta.
Ikhtisar
JenisJalur lintas cabang
SistemJalur kereta api rel ringan
StatusTidak beroperasi
LokasiDaerah Istimewa Yogyakarta
TerminusYogyakarta
Palbapang
Nomor lintas14
Operasi
Dibangun olehNederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij
Dibuka21 Mei 1895 (Yogyakarta–Srandakan)
1915-1916 (lanjut ke Sewugalur)
Ditutup1943, segmen Palbapang–Sewugalur
1977 seluruh segmen, operasi normal
Pemilik
  • Pemerintah Kota Yogyakarta
  • Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
  • Pemerintah Kabupaten Bantul
OperatorWilayah Aset VI Yogyakarta (de facto)
Karakteristik lintasLintas datar
DepoYogyakarta (YK)
Palbapang (PLP)
Data teknis
Panjang rel28 km (17,4 mi)
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in) Lebar sepur Cape
Lebar sepur sebelumnya1.435 mm (4 ft 8+1⁄2 in) sepur standar
ElektrifikasiTidak
Kecepatan operasi20 s.d. 50 km/jam
Peta rute
Legenda


km
elev (M)
atau panjang (m)
dalam meter

SCA–YK
0+067
Yogyakarta
Left arrow CP–YK – SMT–SLO–YK Right arrow
+113 M
2+033
Ngabean
+100 M
ke arah Pundong
4+473
Dongkelan
6+510
Winongo
9+537
Cepit
12+079
Pasar Bantul
14+599
Palbapang
16+156
Bajang
17+854
Batikan
19+498
Pekojan
21+635
Mangiran
23+280
Srandakan
Jembatan Srandakan
Kali Progo
25+118
Brosot
26+500
Pasar Kranggan
28+360
Sewugalur

km


 
elev (M)
atau panjang (m)
dalam meter

Jalur kereta api Yogyakarta–Palbapang-Sewugalur adalah jalur kereta api yang pernah dioperasikan oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) Inspeksi VI Yogyakarta yang menghubungkan Stasiun Yogyakarta dengan Stasiun Palbapang. Jalur ini dahulu dilintasi oleh kereta api pengumpan, karena menghubungkan Stasiun Palbapang dengan Stasiun Yogyakarta.

Untuk kelanjutannya, segmen Palbapang–Sewugalur, tidak dilayani kereta api sejak dibongkar oleh pekerja romusa Jepang. Aset tanah dan bangunan di jalur Yogyakarta–Palbapang tidak dikuasai oleh PT KAI, tetapi milik Pemerintah Kota Yogyakarta (untuk emplasemen Stasiun Ngabean dan Stasiun Dongkelan), PT Madu Baru (untuk Stasiun Winongo), dan Pemerintah Kabupaten Bantul (untuk Stasiun Palbapang).

Sejarah

[sunting | sunting sumber]
Jembatan Progo Brosot.
(Kredit: Kassian Cephas)

Jalur ini adalah bagian dari segmen jalur kereta api Yogyakarta–Sewugalur. Jalur ini pertama kali mulai dioperasikan pada tahun 1895 dan untuk lintas Srandakan–Stasiun Sewugalur dioperasikan pada tahun 1915, berdasarkan pengajuan konsesi perusahaan swasta pengelola pabrik gula di Kabupaten Bantul sebagaimana disebut dalam Gouvernement Besluit No. 9 Tahun 1893.[1] Secara rinci jalur kereta api ini diresmikan pada tanggal 21 Mei 1895 untuk segmen Yogyakarta–Srandakan, dan dilanjut menuju Brosot pada tanggal 1 April 1915 dan berakhir di Sewugalur pada tanggal 1 April 1916.[2]

Jalur kereta api ini aslinya menggunakan lebar sepur 1.435 mm, seperti jalur Samarang–Vorstenlanden.[3]

Penutupan

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1943, pekerja romusa Jepang membongkar jalur kereta api untuk segmen Palbapang–Sewugalur untuk keperluan membangun jalur kereta api romusha dan mengubah jalur segmen Yogyakarta–Palbapang dari semula 1.435 mm menjadi 1.067 mm.[4][5]

Memasuki dekade 1970-an, muncul persoalan mengenai lintas cabang. Pertama, jalur ini dikenal memiliki banyak penumpang gelap, yang menyebabkan kebocoran pendapatan PJKA. Karena tak kunjung mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan perbaikan sarana-prasarana, PJKA menganggap bahwa jalur ini secara ekonomis sudah tidak menguntungkan lagi. Narasumber yang memiliki kesaksian jalur kereta api ini menyatakan bahwa jalur ini mulai tidak beroperasi sekitar tahun 1977, sementara dokumen Lintas Cabang yang Masih Aktif dan Tidak Aktif PT KAI menyebutkan bahwa jalur ini berstatus "sementara ditutup" atau "semiaktif" mulai 1 April 1973.[6][1][7]

Pada akhir tahun 1978, dilaporkan bahwa Stasiun Palbapang sudah setahun tidak melayani keberangkatan kereta api penumpang, tetapi masih menjual tiket untuk kereta api antarkota.[8] Sementara itu pada tahun 1981, Tempo melaporkan bahwa Stasiun Pasar Bantul telah beralih fungsi menjadi warung makan.[9][10]

Tidak ada reaktivasi untuk jalur ini.

Jalur terhubung

[sunting | sunting sumber]

Lintas aktif

[sunting | sunting sumber]
  • Cilacap–Yogyakarta
  • Semarang–Vorstenlanden

Lintas nonaktif

[sunting | sunting sumber]
  • Secang–Yogyakarta
  • Ngabean–Pundong
  • Percabangan menuju PG Bantul

Daftar stasiun

[sunting | sunting sumber]
Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas Vorstenlanden
Segmen Yogyakarta–Srandakan
Diresmikan pada tanggal 21 Mei 1895
oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij
Termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta
3020 Yogyakarta YK Jalan Margo Utomo 1, Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta km 167+051 lintas Semarang Tawang-Brumbung-Gundih-Solo Balapan-Yogyakarta
km 542+494 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta
km 1+040 lintas Yogyakarta-Magelang Kota-Ambarawa
km 0+067 lintas Yogyakarta-Palbapang
+113 m Beroperasi
3401 Ngabean NBN Jalan Kyai Haji Wahid Hasyim, Notoprajan, Ngampilan, Yogyakarta km 2+033
km 0+000 lintas Ngabean–Pundong
+100 m Tidak beroperasi
3402 Dongkelan DKN Jalan Bantul, Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta km 4+473 Tidak beroperasi
3403 Winongo WGO Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul km 6+510 Tidak beroperasi
3404 Cepit JIT Pendowoharjo, Sewon, Bantul km 9+537 Tidak beroperasi
3405 Pasar Bantul PBL Jalan Bantul, Bantul, Bantul, Bantul km 12+079 Tidak beroperasi
3406 Palbapang PLP Jalan Raya Panembahan Senopati, Palbapang, Bantul, Bantul km 14+599 Tidak beroperasi
Segmen yang dibongkar romusa
Bajang km 16+156 Tidak beroperasi
Batikan km 17+854 Tidak beroperasi
Pekojan km 19+498 Tidak beroperasi
Mangiran km 21+635 Tidak beroperasi
Srandakan Trimurti, Srandakan, Bantul km 23+280 Tidak beroperasi
Segmen Srandakan–Brosot
Diresmikan pada tanggal 1 April 1915
Jembatan Kali Progo Srandakan
Brosot Brosot, Galur, Kulon Progo km 25+118 Tidak beroperasi
Segmen Brosot–Sewugalur
Diresmikan pada tanggal 1 April 1916
Pasar Kranggan km 26+500 Tidak beroperasi
Sewugalur km 28+360 Tidak beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang dicetak tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang dicetak miring merupakan stasiun nonaktif.

Referensi:

  • Letak stasiun: [11][12]
  • Pengidentifikasi stasiun: [13]
  • Tanggal pembukaan jalur: [14]:106-124


Galeri

[sunting | sunting sumber]
  • Jalur rel Yogya-Palbapang yang berubah menjadi gang kampung.
    Jalur rel Yogya-Palbapang yang berubah menjadi gang kampung.
  • Jalur rel sebagaimana disebut pada gambar di sebelah kiri berujung pada pagar pembatas kantor Camat Ngampilan karena sudah terpendam.
    Jalur rel sebagaimana disebut pada gambar di sebelah kiri berujung pada pagar pembatas kantor Camat Ngampilan karena sudah terpendam.
  • Taman kota di Kampung Jlagran dulunya berupa jalur rel.
    Taman kota di Kampung Jlagran dulunya berupa jalur rel.
  • Jalan kampung di dekat kampung nDaengan, dulunya bekas rel. Tampak patung Prajurit Dhaeng dalam sikap baris siap berdiri di pinggir jalan.
    Jalan kampung di dekat kampung nDaengan, dulunya bekas rel. Tampak patung Prajurit Dhaeng dalam sikap baris siap berdiri di pinggir jalan.
  • Bekas jalur rel terletak persis di pinggir Jalan Bantul.
    Bekas jalur rel terletak persis di pinggir Jalan Bantul.
  • Bekas jalur rel berbelok menuju Jembatan Winongo.
    Bekas jalur rel berbelok menuju Jembatan Winongo.
  • Bekas jalur rel membelok ke kanan menuju Stasiun Palbapang.
    Bekas jalur rel membelok ke kanan menuju Stasiun Palbapang.
  • Tampak ramai perayaan "Grebeg" yang dimeriahkan dengan lokomotif NIS 157.
    Tampak ramai perayaan "Grebeg" yang dimeriahkan dengan lokomotif NIS 157.
  • Fasad Stasiun Yogyakarta sebelum direnovasi. Foto diambil pada tahun 1890.
    Fasad Stasiun Yogyakarta sebelum direnovasi. Foto diambil pada tahun 1890.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b "BPCB Yogyakarta, Kemendikbud: Sejarah Jalur Trem Yogyakarta-Brosot". Diarsipkan dari asli tanggal 2014-12-14. Diakses tanggal 2014-12-14.
  2. ^ Archiv Für Eisenbahnwesen. Vol. 58. 1935.
  3. ^ Reitsma, S.A. (1920). Indische Spoorweg-Politiek. Landsdrukkerij.
  4. ^ Setiawan, Hersri (2003). Aku eks-tapol. Galang Press.
  5. ^ Tim Telaga Bakti Nusantara; Asosiasi Perkeretaapian Indonesia (1997). Sejarah Perkeretaapian Indonesia. Vol. 2. Bandung: Angkasa. hlm. 162. ISBN 979665170X. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  6. ^ Kantor Pusat KAI (2010). "Dokumen Lintas Cabang yang Masih Aktif dan Tidak Aktif (PPK.8-2011/OR/ORP-KP.BD)" (Document). Bandung: PT Kereta Api Indonesia (Persero).
  7. ^ "Napak Tilas Jalur Kereta Api Rute Yogyakarta – Palbapang (Bantul) | TeamTouring". teamtouring.net (dalam bahasa American English). Diarsipkan dari asli tanggal 2018-10-21. Diakses tanggal 2018-10-20.
  8. ^ "Masyarakat Bantul Butuh KA". Merdeka. 1978-12-31.
  9. ^ "Bekas Stasiun Bantul, Kini Berfungsi Sebagai Rumah Makan dan Bengkel | TeamTouring". teamtouring.net (dalam bahasa American English). Diarsipkan dari asli tanggal 2015-03-18. Diakses tanggal 2018-10-21.
  10. ^ "Stasiun Itu Menjadi Warung". Tempo. 11 (2): 221. 1981.
  11. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). ;
  12. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa.
  13. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  14. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Yogyakarta-Palbapang railway line.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jalur_kereta_api_Yogyakarta–Palbapang–Sewugalur&oldid=27316811"
Kategori:
  • Jalur kereta api tidak aktif di Indonesia
  • Daerah Operasi VI Yogyakarta
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • CS1 sumber berbahasa American English (en-us)
  • Galat CS1: pranala luar
  • Pranala kategori Commons ada di Wikidata

Best Rank
More Recommended Articles