More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Museum Kereta Api Ambarawa - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Museum Kereta Api Ambarawa - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Museum Kereta Api Ambarawa

  • Deutsch
  • English
  • Français
  • Jawa
  • Nederlands
  • தமிழ்
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Koordinat: 7°15′55.512″S 110°24′4.536″E / 7.26542000°S 110.40126000°E / -7.26542000; 110.40126000
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Stasiun Ambarawa)
Stasiun Ambarawa
Ambarawa+474,40 m
Tampak depan bangunan utama Stasiun Ambarawa, 2023
Lokasi
  • Jalan Stasiun Ambarawa[1]
  • Panjang, Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah 50611
  • Indonesia
Koordinat7°15′55.512″S 110°24′4.536″E / 7.26542000°S 110.40126000°E / -7.26542000; 110.40126000
Ketinggian+474,40 m
Operator
  • KAI Wisata
Letak
  • km 36+763 lintas Kedungjati—Bringin—Ambarawa
  • km 83+401 lintas Yogyakarta—Magelang Kota—Ambarawa[2]
Jumlah peronSatu peron pulau pada bangunan utama yang rendah
Jumlah jalur4
LayananKereta wisata Ambarawa—Bedono dan Ambarawa—Tuntang (diesel/uap)
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
  • ABR
  • 3306[4]
KlasifikasiSedang tanpa tipe[3]
Sejarah
Dibuka21 Mei 1873
Ditutup1976
Dibangun kembali1907
Nama sebelumnyaStation Willem I
Tanggal penting
Dibuka kembali6 Oktober 1976
(ditetapkan oleh DPRD Jawa Tengah sebagai museum perkeretaapian)
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Wisata warisan sejarah Stasiun berikutnya
Terminus Ambarawa Mountain Railway Tour
Ambarawa—Bedono, p.p.
Jambu
menuju Bedono
Tuntang
Terminus
Heritage Ambarawa
Ambarawa—Tuntang, p.p.
Reguler
Terminus
Tuntang
Perjalanan satu arah
Heritage Ambarawa
Ambarawa—Tuntang,
Sekali jalan
Tuntang
Terminus
Baru Klinthing
Ambarawa—Tuntang, p.p.
Reguler Bulanan
Cagar budaya Indonesia
Museum Kereta Api Ambarawa
PeringkatProvinsi
KategoriSitus
No. RegnasCB.5050.19700101.00430
Lokasi
keberadaan
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
No. SK
  • SK Menteri PM.57/PW.007/MKP/2010
  • SK Menteri 006/M/2017
Tanggal SK2010
2017
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Diagram lintasan stasiun
Legenda
ke Jambu
Bangunan halte/
stasiun terpreservasi
Peron KA Wisata
Pemutar rel
ke Depo Lokomotif
Jl. Pemuda
ke Tuntang
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Museum Kereta Api Ambarawa
Peta
Didirikan6 Oktober 1976
LokasiJalan Stasiun Ambarawa 1, Panjang, Ambarawa, Semarang
JenisMuseum kereta api

Museum Kereta Api Ambarawa (bahasa Inggris: Indonesian Railway Museum, Ambarawa) adalah bekas stasiun kereta api yang sudah beralih fungsi menjadi museum. Ini merupakan salah satu museum khusus perkeretaapian di Indonesia. Museum ini secara administratif terletak di Panjang, Ambarawa, Semarang.[5] Lokasi museum ini terletak pada ketinggian +474,40 meter, termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang. Pengelola museum ini adalah KAI Wisata bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Pembangunan Stasiun Willem I

[sunting | sunting sumber]

Nama Willem I yang disandang oleh stasiun ini berasal dari benteng yang letaknya tak jauh dari kompleks stasiun ini, yaitu Benteng Willem I. Benteng ini dikenal juga sebagai "Benteng Pendhem". Dinamakan Willem I karena dibangun untuk menghargai jasa-jasa Raja Belanda yang bertakhta pada saat itu, yaitu Raja Willem I dari Belanda.

Agar mobilisasi tentara dan logistik KNIL lancar, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) diberi tugas oleh Pemerintah Kolonial di bawah Gubernur Jenderal baron Sloet van de Beele untuk membangun jalur kereta api baru yang menghubungkan Semarang dengan benteng ini. Ternyata, pembangunan jalur ini satu paket dengan jalur kereta api Samarang NIS–Gundih–Solo Balapan–Lempuyangan. NIS sukses membangun jalur Samarang–Tangoeng yang selesai pada tanggal 10 Agustus 1867. Setelah itu, pada awal tahun 1869, selain memperpanjang jalurnya menuju Gundih, NIS juga membangun jalur baru menuju Bringin dan diperpanjang menuju Ambarawa. Pada tanggal 21 Mei 1873, jalur Samarang–Vorstenlanden dan Kedungjati–Ambarawa selesai dibangun.[6][7][8]

Periode kedua adalah pembangunan jalur kereta api Secang–Ambarawa. Jalur kereta apinya melalui pegunungan dengan kontur yang terjal dan topografi yang sukar untuk ditaklukkan. Agar laju kereta api terkendali, dibuatlah sistem rel gigi. Jalur ini menghubungkan kawasan strategis militer Hindia Belanda di Kota Magelang dengan Benteng Willem I di Ambarawa. Hal ini bertujuan untuk mempermudah mobilitas tentara KNIL di kawasan tersebut. Pada tanggal 1 Februari 1905, jalur segmen ini selesai dibangun.[9]

Stasiun ini menjadi pertemuan jalur NIS yang menggunakan lebar sepur 1.435 mm (arah Kedungjati) dengan jalur dengan sepur 1.067 mm (arah Secang). Sejak Juni 1942, jalur kereta api Kedungjati–Willem I dan Semarang Tawang–Solo Balapan–Yogyakarta yang semula menggunakan sepur 1.435 mm, akhirnya diubah menjadi 1.067 mm.[10]

Menjadi museum dan reaktivasi jalur

[sunting | sunting sumber]

Penutupan jalur kereta api Yogyakarta–Magelang–Secang pada tahun 1975 ternyata berdampak pada jalur ini. Kereta-kereta api tidak bisa bergerak ke arah Magelang karena banjir lahar saat erupsi Gunung Merapi 1972.[11] Praktis, PJKA menutup jalur kereta api ini.

Semenjak 1970-an, lokomotif-lokomotif uap mulai berguguran karena faktor usia. Banyak lokomotif dirucat, dipindahtangankan, atau bahkan dijadikan barang rongsokan. Karena prihatin dengan hal tersebut, pada tanggal 8 April 1976, Gubernur Jawa Tengah, Soepardjo Rustam, beserta Kepala PJKA Eksploitasi Tengah, Soeharso, memutuskan untuk membuka sebuah museum kereta api. Nantinya, museum akan mengoleksi barang-barang antik era lokomotif uap.[12]

Pemilihan Stasiun Willem I sebagai lokasi museum akhirnya disepakati oleh Komisi D DPRD Jawa Tengah pada tanggal 6 Oktober 1976. Pada tanggal 21 April 1978, museum ini dibuka dan mulai menyelenggarakan angkutan kereta api wisata uap. Rutenya adalah Ambarawa–Tuntang–Ambarawa dan Ambarawa–Bedono–Ambarawa. Untuk menunjang operasi, Stasiun Tuntang, Jambu, dan Bedono tetap dipertahankan.[12]

Segmen Kedungjati–Tuntang saat ini telah mengalami proses reaktivasi, tapi proyek tersebut mangkrak karena kurang anggaran. Dalam reaktivasi ini, jumlah perlintasan sebidang akan dikurangi dan saat ini belum ada proses. Untuk mendukung reaktivasi, bangunan Stasiun Bringin, Gogodalem, dan Tempuran harus dirombak.[13][14][15]

Bangunan, tata letak, dan situasi

[sunting | sunting sumber]

Arsitektur

[sunting | sunting sumber]

Bangunan utama (stasiun) merupakan stasiun pulau. Mulanya, bangunan stasiun ini berupa bangunan berkanopi yang dibangun dari kayu jati. Sejak tahun 1907, stasiun ini menggunakan arsitektur yang mirip dengan Stasiun Kedungjati dan Purwosari. Ukuran bangunan stasiun ini lebih besar daripada Kedungjati maupun Purwosari. Bentang atapnya mencapai 21,75 meter, sementara Kedungjati 14,65 meter dan Purwosari 13 meter. Bangunan ini terdiri atas kanopi yang memayungi bangunan utama serta jalur yang mengapitnya.[16]

Koleksi

[sunting | sunting sumber]

Beberapa lokomotif uap yang ada di sini adalah 2 unit kelas B25 (Esslingen 0-4-2RT) yaitu B2502 dan B2503. Keduanya adalah unit lokomotif yang tersisa. Lokomotif ketiga, B2501, dimonumenkan di Monumen Palagan Ambarawa.[17] Dahulu, terdapat loko uap kelas E10 (Esslingen 0-10-0RT), bernomor E1060 yang semula dikirimkan ke Sumatera Barat pada tahun 1960 untuk menarik kereta api batu bara, kemudian dibawa ke Jawa. Lalu, sebuah lokomotif konvensional 2-6-0T C1218 dihidupkan kembali pada tahun 2006 setelah lama disimpan di Cepu dan direlokasi ke Ambarawa tahun 2002. Namun, lokomotif E1060 dipulangkan kembali ke Sawahlunto, sedangkan lokomotif C1218 dibawa ke Surakarta dijadikan kereta wisata Jaladara.[18] Baru-baru ini, museum mendapat tambahan lokomotif diesel hidraulis D 300 23. Lokomotif ini berasal dari depo lokomotif Cepu yang dipindah ke depo lokomotif Ambarawa pada 6 Oktober 2010.[19] Lokomotif uap B 5112, buatan pabrik Hanomag, telah berhasil dihidupkan kembali sejak Januari 2014.[20]

Museum Ambarawa juga mempunyai beberapa koleksi baru seperti kereta inspeksi Sultan Madura, kereta kayu dari Kebonpolo, Magelang, NR kayu dari Balai Yasa Yogyakarta, gerbong GR dari Balai Yasa Manggarai, serta lokomotif diesel CC 200 15 dan lokomotif DD5512, yang dahulu berbasis di Stasiun Cirebon dan Stasiun Jatibarang.[21][22] Ada pula satu unit lokomotif BB200.[23] Lokomotif-lokomotif diesel tersebut sebagian telah dipindah ke Stasiun Tuntang.

Koleksi lain adalah halte Cicayur dan Cikoya, beberapa halte kayu di jalur kereta api Purwosari–Wonogiri, persinyalan mekanik, pencetakan tiket, peralatan administrasi, serta atribut perusahaan dari era SS dan NIS hingga PJKA.

Pada November 2024, Lokomotif D301 44 yang merupakan lokomotif langsir Balai yasa Yogyakarta dipindahkan ke museum kereta api Ambarawa sebagai penarik kereta wisata Ambarawa-Tuntang. Lokomotif tersebut didatangkan setelah lokomotif uap yang digunakan sebagai penarik kereta wisata Ambarawa-Tuntang mengalami kerusakan dan tidak dilakukan perbaikan. Sebagai gantinya, Balai yasa Yogyakarta mendatangkan lokomotif BB300 24 dari Balai yasa Tegal.

Banyak koleksi lokomotif maupun kereta di Museum Kereta Api Ambarawa berada dalam kondisi yang memprihatinkan akibat minimnya perawatan. Sejumlah lokomotif uap menunjukkan tanda-tanda korosi yang cukup signifikan, sehingga mengurangi nilai estetika dan historis.[24]

Layanan kereta api

[sunting | sunting sumber]

Untuk menunjang kepariwisataan, PT KAI menyelenggarakan suatu angkutan kereta api wisata. Di museum ini terdapat layanan kereta api yang, berdasarkan lintasannya, terbagi menjadi dua layanan, yaitu kereta wisata Ambarawa—Bedono p.p. dan Ambarawa—Tuntang p.p.. Untuk tujuan Stasiun Tuntang sendiri terbagi menjadi tiga macam. Pertama kereta wisata Heritage Ambarawa yang perjalanannya hanya dilakukan secara reguler secara terhadap dan beragam di antara hari Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu, bahkan Senin. Untuk hari lain, perjalanan hanya bisa dilakukan dengan sistem sewa.[25] Kedua, terdapat kereta api Baru Klinthing, kereta uap wisata yang melayani perjalanan satu kali setiap bulannya pada hari Minggu di tanggal tertentu.[26] Dan ketiga, terdapat One Way Vintage Train, bagian dari KA Heritage Ambarawa dengan perjalanan satu arah dari Stasiun Tuntang menuju Museum Ambarawa.

Kereta wisata Ambarawa—Bedono merupakan kereta api yang menggunakan rel gerigi. Pihak museum sendiri kemudian menjenamakan layanan ini sebagai Ambarawa Mountain Railway Tour.[12] Rutenya dari Ambarawa—Jambu—Bedono dan kembali ke Ambarawa. Perjalanan ke Bedono hanya bisa dilakukan oleh lokomotif uap bergigi (B25) karena tidak ada satu pun lokomotif diesel yang dipasangi roda gigi yang cocok. Selain itu, reservasi tiket kereta api uap hanya bisa dipesan melalui sistem sewa. Akibatnya, Stasiun Bedono dan Jambu hanya dibuka pada saat ada perjalanan kereta api tersebut.[27][28]

Kereta wisata Ambarawa—Tuntang dijalankan secara reguler menggunakan lokomotif diesel, tetapi dapat disewakan baik dengan lokomotif uap maupun lokomotif diesel. Untuk perjalanan reguler, terdapat jadwal kereta api yang berangkat dengan jam yang sangat beragam yakni pada pukul 09.30, 12.30, dan 15.30. Di sisi lain, keberangkatan perjalanan bulanan dengan KA Baru Klinthing selalu di jalankan pukul 13.30.[29]

Selain pengoperasian kereta api wisata, di Museum Kereta Api Ambarawa juga dijalankan layanan Cho-Cho Train, wahana kereta mini berdoa karet dengan tampilan menyerupai warna kereta api wisata sungguhan yang dijalankan di museum ini. Kereta mini ini dioperasikan oleh petugas stasiun dan dapat diakses pada halte kereta mini usai membeli tiket masuk senilai Rp 10.000,00 untuk 3 kali putaran.

Pada budaya populer

[sunting | sunting sumber]

Beberapa film pernah mengambil lokasi di Museum Kereta Api Ambarawa, di antaranya Sang Pencerah (2010) dan Soekarno (2013) yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo.[30][31] Selain itu, film lain yang juga mengambil lokasi syuting di Ambarawa adalah Di Bawah Lindungan Ka'bah (2011) karya Hanny R. Saputra,[32] Soegija (2012) karya Garin Nugroho,[33] serta Buya Hamka (2023).[34]

Galeri

[sunting | sunting sumber]
  • Stasiun Ambarawa
    Stasiun Ambarawa
  • Generasi pertama Stasiun Willem I, Ambarawa
    Generasi pertama Stasiun Willem I, Ambarawa
  • Lokomotif B 5112 semasa menjadi koleksi statis Museum Kereta Api Ambarawa
    Lokomotif B 5112 semasa menjadi koleksi statis Museum Kereta Api Ambarawa
  • Seorang tentara memutar wesel, tampak di belakang adalah Depo Lokomotif Ambarawa.
    Seorang tentara memutar wesel, tampak di belakang adalah Depo Lokomotif Ambarawa.
  • Lokomotif B2502 saat masih berdinas.
    Lokomotif B2502 saat masih berdinas.
  • Lokomotif CC 200 15 setelah preservasi oleh IRPS di Museum Kereta Api Ambarawa.
    Lokomotif CC 200 15 setelah preservasi oleh IRPS di Museum Kereta Api Ambarawa.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Museum Kereta Api Sawahlunto
  • Stasiun Bondowoso

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "DAFTAR MUSEUM KEBUDAYAAN PER KEC. Ambarawa". Pusdatin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Diakses tanggal 30 Mei 2025. ;
  2. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
  3. ^ "Profil Stasiun Ambarawa". Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 2017. Diarsipkan dari asli tanggal 2020-09-28. Diakses tanggal 2020-07-07.
  4. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
  5. ^ Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah (2023). Profil dan Data Daya Tarik Wisata Tahun 2023 (PDF). Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. hlm. 48. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  6. ^ Schetskaart van de spoorweg Samarang-Vorstenlanden door de Raad van Beheer der Nederlandsch-Indische Spoorweg-Maatschappij aan de Heeren leden van de Staten-Generaal aangeboden. 1869.
  7. ^ Banck, J.E. (1869). Geschiedenis van het Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij. M.J. Fisser.
  8. ^ Perquin, B.L.M.C. (1921). Nederlandsch Indische staatsspooren tramwegen. Bureau Industria.
  9. ^ Archiv Für Eisenbahnwesen. Vol. 58. 1935.
  10. ^ Nusantara., Tim Telaga Bakti; Indonesia., Asosiasi Perkeretaapian (1997). Sejarah perkeretaapian Indonesia (Edisi Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980.
  11. ^ "Inilah Letusan-Letusan Merapi "Terheboh" dalam Sejarah | Republika Online". Republika Online. Diakses tanggal 2018-08-03.
  12. ^ a b c Keling, Gendro (2011-08-02). "Latar Belakang Alih Fungsi Stasiun Kereta Api Willem I menjadi Museum Kereta Api Ambarawa". Forum Arkeologi. 24 (2): 95–102.
  13. ^ "Stasiun Tuntang dan Rencana Reaktivasi Jalur KA Tuntang-Kedungjati - Berita Trans". Berita Trans. 2017-03-06. Diakses tanggal 2018-08-03.
  14. ^ Munir, Syahrul (2017-10-16). Djumena, Erlangga (ed.). "Menhub Tinjau Ulang Reaktivasi Jalur KA Kedungjati-Tuntang". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-03.
  15. ^ "Napak Tilas Jalur KA Non Aktif Kedungjati-Tuntang Jilid 2 | IRPS". irps.or.id (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2018-08-03.
  16. ^ Dananjaya, Putu (20 Juni 2016). "Stasiun Ambarawa, Stasiun Militer Belanda". BPCB Jawa Tengah. Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud RI. Diakses tanggal 4 Agustus 2018.
  17. ^ Unit Heritage KAI. "Lokomotif B25". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2018-08-04.
  18. ^ Unit Heritage KAI. "Lokomotif E10". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2018-08-04.
  19. ^ Unit Heritage KAI. "Lokomotif D300". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2018-08-04.
  20. ^ Unit Heritage KAI. "Lokomotif B51". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2018-08-04.
  21. ^ "DD5512: Lokomotif Jepang yang Penuh Misteri". www.re-digest.web.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2018-08-04. Diakses tanggal 2018-08-04.
  22. ^ Priatmojo, Galih (2015-12-03). "Ini Penampakan Lokomotif Elektrik Pertama dan Satu-satunya di Indonesia". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2018-08-04.
  23. ^ Nugroho, Rento Ari (2015-05-29). "Lokomotif Diesel Elektrik BB200, Satu Tonggak Sejarah Kereta Api Indonesia". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2018-08-04.
  24. ^ Farozy, Ikko Haidar (2022-06-26). "IRPS Kembali Mempercantik Tampilan Lokomotif CC20015, Beginilah Prosesnya". Railway Enthusiast Digest. Diakses tanggal 2025-02-11.
  25. ^ Eka Saputra Harahap, M. Hilal (2024-09-20). "Museum Kereta Api Ambarawa, saksi sejarah transportasi Indonesia". Antara News. Diakses tanggal 2025-05-28.
  26. ^ Tiofani, Krisda (2025-06-12). Sukmana, Yoga (ed.). "KAI Luncurkan Kereta Uap Wisata KA Baru Klinthing, Simak Rute, Tarif dan Jadwalnya". KOMPAS. Diakses tanggal 2025-08-22.
  27. ^ Adikurnia, Muhammad Irzal (2016-12-19). Asdhiana, I Made (ed.). "Ingin Naik Kereta di Museum Ambarawa? Begini Caranya". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-04.
  28. ^ "Jawa Tengah - Merdeka.com | Ini tarif sewa kereta api wisata di Ambarawa". Merdeka.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2018-08-04. Diakses tanggal 2018-08-04.
  29. ^ Arnani, Mela (2018-06-11). Wedhaswary, Inggried Dwi (ed.). "Jadwal Kereta Api Wisata Museum Ambarawa pada Libur Lebaran 2018". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-08-04.
  30. ^ "Proses Syuting 'Soekarno' di Ambarawa Ditonton Ratusan Orang". detikhot. Diakses tanggal 2023-11-18.
  31. ^ antaranews.com (2010-07-04). ""Sang Pencerah" Diputar Bulan Puasa". Antara News. Diakses tanggal 2023-11-18.
  32. ^ "Kisah Seru Niken Anjani Syuting 'Di Bawah Lindungan Ka'Bah'". detikhot. Diakses tanggal 2023-11-18.
  33. ^ "Renovasi Stasiun Ambarawa Ganggu Penumpang". Tribunjogja.com. Diakses tanggal 2023-11-18.
  34. ^ "Syuting Film Buya Hamka Selama 65 Hari Datangi Banyak Lokasi, Mulai Danau Maninjau hingga Kairo". Wartakotalive.com. Diakses tanggal 2023-11-18.
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Tuntang
menuju Kedungjati
Kedungjati–Secang Jambu
menuju Secang
  • l
  • b
  • s
Cagar budaya peringkat nasional di Indonesia
Kategori
Benda

  • Arca Bhairawa
  • Arca Buddha Dipangkara
  • Arca Durga Mahisasuramardhini
  • Arca Harihara
  • Arca Prajnyaparamita
  • Bendera Pusaka
  • Biola WR Supratman
  • Bokor emas cerita Ramayana
  • Mahkota Sultan Siak
  • Kakawin Nagarakretagama
  • Lukisan Penangkapan Diponegoro
  • Lukisan Pengantin Revolusi
  • Lukisan Prambanan/Seko
  • Naskah Proklamasi
  • Prasasti Ciaruteun
  • Prasasti Cidanghiang
  • Prasasti Jambu
  • Prasasti Kebonkopi I
  • Prasasti Muara Cianten
  • Prasasti Pasir Awi
  • Prasasti Yupa
  • Teks Proklamasi
  • Tengkorak Manusia Fosil Ngawi I
Bangunan

  • Benteng Belgica
  • Benteng Duurstede
  • Benteng Marlborough
  • Benteng Van der Wijck
  • Benteng Vastenburg
  • Gedung Bank Indonesia
  • Gedung Dwi Warna
  • Gedung Merdeka
  • Gedung NIAS
  • Gedung Pancasila
  • Gedung Perundingan Linggarjati
  • Gedung Petronella
  • Gedung PTPN XI Surabaya
  • GPIB Immanuel Jakarta
  • GPIB Sion Jakarta
  • Hotel Majapahit
  • Hotel Savoy Homann
  • Candi Jabung
  • Kantor Pos Besar Bandung
  • Lawang Sewu
  • Masjid Agung Surakarta
  • Monumen Pers Nasional
  • Museum Asi Mbojo
  • Museum Geologi Bandung
  • Gedung Kebangkitan Nasional
  • Museum Nasional
  • Museum Sumpah Pemuda
  • Observatorium Bosscha
  • Pesanggrahan Ngeksiganda
  • Rumah Pengasingan Bung Hatta
  • Rumah Pengasingan Bung Karno
  • Rumah Rasuna Said
  • Eks Rumah Raden Saleh
  • RSUP dr. Kariadi
  • Rumah Tjong A Fie
  • Rumah W. R. Soepratman
  • Stasiun Yogyakarta
Struktur

  • Makam Imam Bonjol
  • Tugu Jong Soematra
  • Tugu Muda
  • Tugu Lilin
  • Tugu Pahlawan
  • Jembatan Lama Kota Kediri
Situs

  • Benteng Oranje
  • Benteng Victoria
  • Candi Ceto
  • Candi Jawi
  • Candi Penataran
  • Fort Rotterdam
  • Gereja Katedral Jakarta
  • Gua Braholo
  • Gua Sunyaragi
  • GPIB Immanuel Semarang
  • Gunung Padang
  • Istana Bung Hatta
  • Kalimbuang Bori
  • Kete Kesu
  • Leang Timpuseng
  • Liang Bua
  • Makam Kyai Mojo
  • Masjid Agung Demak
  • Masjid Istiqlal
  • Masjid Raya Al-Ma’shun
  • Museum KA Ambarawa
  • Museum Kirti Griya
  • Perahu Kuno Rembang
  • Pugung Raharjo
  • Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo
  • Stasiun Radio AURI
Kawasan

  • Bawomataluo
  • Borobudur
  • Candi Arjuna
  • Candi Gedong Songo
  • Candi Prambanan
  • Keraton Surakarta
  • Candi Muaro Jambi
  • Kota Lama Sawahlunto
  • Sangiran
  • Trowulan
  • l
  • b
  • s
Museum di Indonesia
Jawa
Daerah Istimewa Yogyakarta
  • Affandi
  • Dewantara
  • Gempa Sarwidi
  • Merapi
  • Keraton
    • Wahanarata
  • Monumen Yogya Kembali
  • P Diponegoro
  • Soeharto
  • Sonobudoyo
  • UGM
  • Ullen Sentalu
  • Wayang
DKI Jakarta
  • Bahari
  • Basoeki Abdullah
  • Energi Baru
  • Fatahillah
  • Hoesni Thamrin
  • Nasional Indonesia
  • Prangko
  • Proklamasi
  • Satria Mandala
  • Seni Rupa
  • Sumpah Pemuda
  • Wayang
Banten
  • Situs Kepurbakalaan Banten Lama
Jawa Barat
  • Gedung Sate
  • Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti
  • Konferensi Asia Afrika
  • Pos
  • Pusaka Keraton Kasepuhan
  • Zoologi Bogor
Jawa Tengah
  • Batik Danar Hadi
  • Jawa Tengah Ranggawarsita
  • Kereta Api Ambarawa
  • Palagan Ambarawa
  • Radyapustaka
Jawa Timur
  • Brawijaya
  • Mpu Tantular
  • Satwa
  • Sunan Giri
  • Trowulan
  • Trinil
Sumatra
Aceh
  • Pedir
  • Samudra Pasai
  • Tsunami Aceh
  • Cut Nyak Dien
Bengkulu
  • Bengkulu
Jambi
  • Gentala Arasy
  • Perjuangan Rakyat Jambi
  • Siginjei
Kepulauan Riau
  • Bahari Bintan
Lampung
  • Lampung
Riau
  • S.Syarif Kasim
Sumatera Barat
  • Imam Bonjol
Sumatera Selatan
  • Sriwijaya
Sumatera Utara
  • Deli Serdang
Kepulauan Nusa Tenggara
Bali
  • Bung Karno
  • Lukis Klasik
  • Njana Tilem
  • Prasejarah Gilimanuk
  • Pendet
Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
  • Nusa Tenggara Timur
  • Budaya Sumba
Kalimantan
Kalimantan Barat
  • Kalimantan Barat
  • Kapuas Raya
Kalimantan Selatan
  • Lambung Mangkurat
  • Sampai Ka Puting
Kalimantan Tengah
  • Kayu Sampit
Kalimantan Timur
  • Mulawarman
Kalimantan Utara
  • Kesultanan Bulungan
Sulawesi
Gorontalo
  • Popa Eyato
  • Purbakala
Sulawesi Barat
  • Mamuju
  • Mandar
Sulawesi Selatan
  • Batara Guru
  • Kupu-Kupu Bantimurung
  • La Pawawoi
  • Ne' Gandeng
  • Pong Tiku
  • Simettengpola
Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
  • Bharugano Wuna
  • Sulawesi Tenggara
  • Wolio
Sulawesi Utara
  • Anti Narkoba
  • Sulawesi Utara
  • Perjuangan
Kepulauan Maluku
Maluku
  • Siwalima
Maluku Utara
  • Sultan Ternate
  • Sonyine Malige
Papua
Papua
  • Asmat
  • Noken
  • Papua
  • UNCEN
Papua Barat
  • Mansinam
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Museum_Kereta_Api_Ambarawa&oldid=27735529"
Kategori:
  • Wikipedia page with obscure subdivision
  • Cagar budaya di Indonesia
  • Situs cagar budaya di Indonesia
  • Cagar budaya peringkat nasional
  • Cagar budaya di Jawa Tengah
  • Museum di Kota Semarang
  • Stasiun kereta api di Semarang
  • Stasiun kereta api yang termasuk dalam Daop IV Semarang
  • Ambarawa, Semarang
  • Pendirian tahun 1976 di Indonesia
  • Museum yang didirikan tahun 1976
  • Museum transportasi
Kategori tersembunyi:
  • Pages using gadget WikiMiniAtlas
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: karakter tidak terlihat
  • Galat CS1: tanggal
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • CS1 sumber berbahasa American English (en-us)
  • Koordinat di Wikidata
  • Mapframe Infobox tanpa hubungan OSM di Wikidata
  • Pages using infobox station with unknown parameters
  • Stasiun kereta api di Indonesia yang kelasnya tidak diketahui
  • Stasiun kereta api yang termasuk dalam Daop/Divre yang tidak diketahui
  • Halaman yang menggunakan ekstensi Kartographer

Best Rank
More Recommended Articles