More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Rhinotrakeitis sapi infeksius - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Rhinotrakeitis sapi infeksius - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Rhinotrakeitis sapi infeksius

  • Čeština
  • Deutsch
  • Suomi
  • Français
  • Italiano
  • Português
  • Русский
  • Українська
  • Walon
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel ini hanya boleh digunakan untuk penjelasan ilmiah; bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis. Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis. Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat, berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.
Rhinotrakeitis sapi infeksius
Informasi umum
Nama lainPenyakit hidung merah (red nose disease), necrotic rhinitis, vulvovaginitis pustular infeksius (infectious pustular vulvovaginitis)
SpesialisasiPenyakit menular, kedokteran hewan
TipePernapasan, reproduksi (keguguran), konjungtival, ensefalitik, neonatal[1]
PenyebabBovine alphaherpesvirus 1
Aspek klinis
Gejala dan tandaRhinitis, trakeitis, leleran hidung, salivasi berlebih, batuk
KomplikasiPneumonia
DiagnosisPemeriksaan histopatologi, isolasi virus, uji FAT, SN, AGDT, CFT[2]
Kondisi serupaPasteurelosis, diare ganas sapi (BVD), difteri, septisemia epizotik (SE), demam kataral malignan (MCF), alergi[2]

Rhinotrakeitis sapi infeksius (bahasa Inggris: infectious bovine rhinotracheitis, disingkat IBR) adalah penyakit menular pada sapi dan beberapa hewan lain yang disebabkan oleh virus Bovine alphaherpesvirus 1 (BoHV-1). Virus ini dapat menyerang sapi dengan berbagai manifestasi klinis, seperti gangguan sistem pernapasan, sistem reproduksi, mata, dan otak. Selain sapi dan kerbau, penyakit ini juga ditemukan pada kambing, babi, bagal, dan rusa.[3]

Bentuk penyakit

[sunting | sunting sumber]

Infeksi BoHV-1 dapat menyebabkan berbagai bentuk penyakit:[1]

  • Pada bentuk pernapasan, tanda klinis yang muncul bervariasi tergantung pada derajat keparahan penyakit, seperti rhinitis, trakeitis (radang trakea), demam tinggi, leleran dari hidung, salivasi berlebih, batuk, dan dapat terjadi infeksi sekunder oleh bakteri yang menyebabkan pneumonia.[4]
  • Pada bentuk reproduksi, penyakit ini disebut vulvovaginitis pustular infeksius (infectious pustular vulvovaginitis, disingkat IPV). Terjadi balanopostitis (radang kepala penis) pada hewan jantan, sedangkan hewan betina mengalami pembengkakan vulva dan keluarnya cairan kental. Keguguran dapat terjadi pada trisemester terakhir.
  • Pada bentuk konjungtival terjadi edema pada kornea dan keluarnya cairan dari konjungtiva.
  • Pada bentuk ensefalitik ditemukan pada anak sapi berumur 2-3 bulan yang ditandai dengan meningitis dan ensefalitis.
  • Pada bentuk neonatal, infeksi terjadi sejak sapi masih berada dalam kandungan. Anak sapi yang lahir mengalami diare yang persisten, demam, anoreksia, depresi, dispnea, dan keluarnya cairan dari mata.

Diagnosis

[sunting | sunting sumber]

Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan melihat tanda klinis, perubahan patologis, serta pengujian laboratorium. Pemeriksaan histopatologi, isolasi virus, dan uji antibodi fluoresen (FAT) dilakukan untuk mengidentifikasi BoHV-1. Deteksi antibodi dilakukan dengan uji netralisasi serum (SN), uji difusi gel agar (AGDT), atau uji fiksasi komplemen (CFT).[2]

Penularan

[sunting | sunting sumber]

Penyakit IBR/IPV dapat ditularkan baik secara vertikal (dari induk ke anak sapi dalam kandungan) dan secara horizontal (antarhewan). Penularan horizontal terjadi melalui inhalasi cairan hidung yang mengandung virus dan melalui hubungan reproduksi.[3]

Pencegahan dan pengendalian

[sunting | sunting sumber]

Vaksinasi, menjaga kebersihan dan sanitasi kandang dilakukan untuk mencegah IBR. Pemberian antibiotika dan terapi suportif seperti pemberian vitamin dilakukan untuk mengobati infeksi sekunder akibat bakteri.[5]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Dirkeswan 2014, hlm. 26-27.
  2. ^ a b c Dirkeswan 2014, hlm. 28.
  3. ^ a b Dirkeswan 2014, hlm. 25.
  4. ^ Campbell, John. "Viral Respiratory Tract Infections in Cattle". Merck Veterinary Manual. Diakses tanggal 23 Februari 2020.
  5. ^ Dirkeswan 2014, hlm. 29.

Daftar pustaka dan bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]
  • Direktorat Kesehatan Hewan (2014). Manual Penyakit Hewan Mamalia (PDF). Jakarta: Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
  • Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (2018), Chapter 3.4.11. Infectious Bovine Rhinotracheitis/Infectious Pustular Vulvovaginitis (PDF), OIE Terrestrial Manual, World Organisation for Animal Health (OIE)
  • Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (28 Juni 2019), Chapter 11.8. Infectious Bovine Rhinotracheitis/Infectious Pustular Vulvovaginitis (PDF), OIE Terrestrial Animal Health Code, World Organisation for Animal Health (OIE)
Klasifikasi
D
  • MeSH: D007241
  • l
  • b
  • s
Penyakit hewan menular strategis (PHMS)
PHMS yang telah ada di Indonesia
  • Antraks
  • Bruselosis
  • Demam babi Afrika
  • Demam babi klasik
  • Diare ganas sapi
  • Flu burung
  • Koronavirus zoonotik
  • Leptospirosis
  • Penyakit Jembrana
  • Penyakit kulit berbenjol
  • Penyakit mulut dan kuku
  • Penyakit surra dan tripanosomiasis
  • Rabies
  • Rhinotrakeitis sapi infeksius
  • Salmonelosis pada unggas
  • Septisemia epizotik
  • Sindrom reproduksi dan respirasi babi
  • Tuberkulosis sapi
PHMS yang belum ada di Indonesia
  • Demam lembah rift
  • Penyakit sapi gila
  • Sampar ruminansia kecil
  • l
  • b
  • s
Hama dan penyakit hewan karantina (HPHK)
HPHK Golongan I
Penyakit prion
  • Penyakit sapi gila
  • Skrapi
Penyakit viral
  • Adenokarsinoma paru domba
  • Anemia infeksius kuda
  • Arteritis viral kuda
  • Artritis dan ensefalitis kambing
  • Cacar domba dan cacar kambing
  • Cacar kuda genital
  • Cacar unta
  • Demam babi Afrika
  • Demam berdarah Krimea–Kongo
  • Demam lembah rift
  • Ensefalitis lembah murray dan demam nil barat
  • Ensefalitis virus nipah
  • Ensefalomielitis burung
  • Ensefalomielitis kuda (timur, barat, venezuela)
  • Ensefalomielitis teskovirus
  • Enteritis viral bebek
  • Flu babi
  • Flu burung patogenisitas tinggi
  • Flu kuda
  • Gastroenteritis menular babi
  • Hepatitis viral bebek
  • Infeksi Hendravirus
  • Maedi-visna
  • Miksomatosis
  • Penyakit domba nairobi
  • Penyakit hemoragik kelinci
  • Penyakit kuda Afrika
  • Penyakit kulit berbenjol
  • Penyakit mulut dan kuku
  • Penyakit virus ebola
  • Penyakit virus marburg
  • Penyakit vesikular
  • Penyakit vesikular babi
  • Pseudorabies
  • Rhinopneumonitis kuda
  • Rhinotrakeitis kalkun
  • Sampar ruminansia kecil
  • Sampar sapi
  • Sindrom reproduksi dan respirasi babi
Penyakit bakterial
  • Agalaksia menular
  • Aktinomikosis sapi
  • American foulbrood
  • Bruselosis kambing dan bruselosis domba
  • Epididimitis domba
  • European foulbrood
  • Heartwater
  • Ingus jahat
  • Ingus tenang
  • Kampilobakteriosis
  • Metritis kuda menular
  • Pleuropneumonia kambing menular
  • Pleuropneumonia sapi menular
  • Rhinitis atropik babi
  • Septisemia Yersinia pseudotuberkulosis
  • Tularemia
Penyakit parasitik
  • Akarapisosis lebah madu
  • Dourin
  • Infestasi lalat sekrup Dunia Baru (miasis)
  • Infestasi kumbang sarang lebah kecil
  • Infestasi Tropilaelaps lebah madu
  • Leismaniasis
  • Trikomoniasis
  • Varroosis lebah madu
HPHK Golongan II
Penyakit viral
  • Anemia ayam infeksius
  • Bronkitis infeksius
  • Cacar unggas
  • Demam babi klasik
  • Demam kataral malignan
  • Diare ganas/penyakit mukosal sapi
  • Ensefalitis Jepang
  • Flu burung patogenisitas rendah
  • Laringotrakeitis infeksius
  • Leukosis limfoid
  • Leukosis sapi enzootik
  • Orf
  • Penyakit gumboro
  • Penyakit Jembrana
  • Penyakit lidah biru
  • Penyakit Marek
  • Penyakit Newcastle
  • Penyakit parvovirus anjing
  • Rabies
  • Rhinotrakeitis sapi infeksius/vulvovaginitis pustular infeksius
  • Sindrom kekerdilan ayam
  • Sindrom penurunan telur
Penyakit bakterial
  • Antraks
  • Bruselosis
  • Dermatofilosis
  • Disentri babi
  • Erisipelas
  • Kolera unggas
  • Leptospirosis
  • Listeriosis
  • Mikoplasmosis burung (penyakit respirasi kronis, sinovitis infeksius)
  • Paratuberkulosis
  • Psitakosis
  • Radang paha
  • Septisemia epizotik
  • Tifoid unggas
  • Tuberkulosis
  • Tuberkulosis burung
  • Tuberkulosis sapi
Penyakit fungal
  • Pebrin
  • Ringworm
  • Selakarang
Penyakit parasitik
  • Anaplasmosis
  • Anaplasmosis sapi
  • Babesiosis
  • Babesiosis sapi
  • Ekinokokosis
  • Infestasi lalat sekrup Dunia Lama (miasis)
  • Kaskado
  • Mange (skabies, demodikosis)
  • Piroplasmosis kuda
  • Sistiserkosis
  • Sistiserkosis babi
  • Theileriosis
  • Trikinosis
  • Tripanosomosis
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rhinotrakeitis_sapi_infeksius&oldid=16592140"
Kategori:
  • Penyakit sapi
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension

Best Rank
More Recommended Articles