More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Sindrom prahaid - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sindrom prahaid - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sindrom prahaid

  • العربية
  • Беларуская
  • Беларуская (тарашкевіца)
  • Български
  • বাংলা
  • Català
  • Čeština
  • Dansk
  • Deutsch
  • Ελληνικά
  • English
  • Esperanto
  • Español
  • Euskara
  • فارسی
  • Suomi
  • Français
  • Gaeilge
  • עברית
  • हिन्दी
  • Hrvatski
  • Magyar
  • Հայերեն
  • Italiano
  • 日本語
  • ಕನ್ನಡ
  • 한국어
  • Lietuvių
  • Македонски
  • മലയാളം
  • Bahasa Melayu
  • Nederlands
  • Norsk bokmål
  • ଓଡ଼ିଆ
  • Polski
  • Português
  • Русский
  • Simple English
  • Slovenščina
  • Српски / srpski
  • Sunda
  • Svenska
  • தமிழ்
  • తెలుగు
  • Türkçe
  • Татарча / tatarça
  • Українська
  • Tiếng Việt
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. Tidak ada alasan yang diberikan. Silakan kembangkan artikel ini semampu Anda. Merapikan artikel dapat dilakukan dengan wikifikasi atau membagi artikel ke paragraf-paragraf. Jika sudah dirapikan, silakan hapus templat ini. (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel ini hanya boleh digunakan untuk penjelasan ilmiah; bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis. Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis. Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat, berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.

Sindrom prahaid (Bahasa Inggris: premenstrual syndrome, PMS) adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita. Sekitar 80 hingga 95% perempuan pada usia melahirkan [1] mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang dapat mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya.[2] Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara reguler pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Hal ini dapat hilang begitu dimulainya pendarahan, namun dapat pula berlanjut setelahnya.[1] Pada sekitar 14% perempuan antara usia 20 hingga 35 tahun, sindrom pramenstruasi dapat sangat hebat pengaruhnya sehingga mengharuskan mereka beristirahat dari sekolah atau kantornya.[3]

Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, dan perasaan sensitif berlebihan yang terjadi sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah bagi wanita usia produktif. Menurut suatu penelitian, sekitar 40% wanita berusia 14 - 50 tahun mengalami sindrom pramenstruasi atau yang lebih dikenal dengan PMS (pre-menstruation syndrome). Bahkan survei tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan, PMS dialami 50% wanita dengan sosio-ekonomi menengah yang datang ke klinik ginekologi.

PMS memang kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid. Sindrom itu akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai haid.

Penyebab

[sunting | sunting sumber]

Penyebab munculnya sindrom ini memang belum jelas. Beberapa teori menyebutkan antara lain karena faktor hormonal yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Teori lain menyatakan bahwa sindrom ini muncul akibat hormon estrogen yang berlebihan. Para peneliti melaporkan, salah satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki adalah adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Kemungkinan lain, itu berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita.

Sindrom ini biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya PMS.

Pertama, wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima).

Kedua, status perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum).

Ketiga, usia (PMS semakin sering terjadi dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30 - 45 tahun).

Keempat, stres (faktor stres memperberat gangguan PMS).

Kelima, diet (faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, dan makanan olahan dapat memperberat gejala PMS).

Keenam, kekurangan nutrisi seperti vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, dan asam lemak linoleat. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala PMS.

Ketujuh, kegiatan fisik (kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS).

Tipe dan gejalanya

[sunting | sunting sumber]

Tipe PMS bermacam-macam. Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi PMS menurut gejalanya yakni PMS tipe A, H, C, dan D. Delapan puluh persen gangguan PMS termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar 60%, PMS C 40%, dan PMS D 20%. Kadang-kadang seorang wanita mengalami gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara bersamaan.

PMS tipe A

[sunting | sunting sumber]

PMS tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, dan perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron: hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium. Penderita PMS A sebaiknya banyak mengonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi.

PMS tipe H

[sunting | sunting sumber]

PMS tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema(pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari.

PMS tipe C

[sunting | sunting sumber]

PMS tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang kadang-kadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena produksi hormon insulin di dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.

PMS tipe D

[sunting | sunting sumber]

PMS tipe D (depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari selururh tipe PMS benar-benar murni tipe D.

PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya. Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino tirosina, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.

Gangguan lainnya

[sunting | sunting sumber]

Pada hari pertama atau satu hari menjelang datang bulan, banyak wanita yang mengeluh sakit perut atau tepatnya kram perut. Gangguan kram perut ini tidak termasuk PMS walaupun adakalanya bersamaan dengan gejala PMS.

Kram pada waktu haid atau nyeri haid merupakan suatu gejala yang paling sering. Gangguan nyeri yang hebat, atau dinamakan dismenorea, sangat mengganggu aktivitas wanita, bahkan acap kali mengharuskan penderita beristirahat bahkan meninggalkan pekerjaannya selama berjam-jam atau beberapa hari.

Dismenorea memang bukan PMS. Dismenorea primer umumnya tidak ada hubungannya dengan kelainan pada organ reproduksi wanita dan hanya terjadi sehari sebelum haid atau hari pertama haid. Nyeri perut ini juga tidak ada hubungannya dengen PMS yang mulai terasa 10 - 14 hari sebelum haid. Gejala malah hilang begitu haid datang. Kalau dismenorea membaik atau bahkan hilang sama sekali setelah seseorang melahirkan, tidak demikian dengan PMS. Wanita yang pernah melahirkan malah berisiko lebih tinggi menderita PMS.

Untuk mengatasi PMS, biasanya dokter memberikan pengobatan diuretika untuk mengatasi retensi cairan atau edema (pembengkakan) pada kaki dan tangan. Pemberian hormon progesteron dosis kecil dapat dilakukan selama 8 - 10 hari sebelum haid untuk mengimbangi kelebihan relatif estrogen. Pemberian hormon testosteron dalam bentuk methiltestosteron sebagai tablet isap dapat pula diberikan untuk mengurangi kelebihan estrogen.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b "Apotek1: PMS". 2007. Diakses tanggal 2 Februari. ;
  2. ^ ACOG Practice Committee (April 2000). "Premenstrual syndrome". ;
  3. ^ "Mozon: Sykemelder seg på grunn av menssmerter". 2004-10-25. Diakses tanggal 2 Februari. ;
  • l
  • b
  • s
Penyakit panggul dan kelamin pada wanita
Interna
Adneksa
Ovarium
  • Endometriosis ovarium
  • Infertilitas wanita
    • Anovulasi
    • Penurunan cadangan ovarium
  • Mittelschmerz
  • Ooforitis
  • Apopleksi ovarium
  • Kista ovarium
    • Kista Corpus luteum
    • Kista folikel ovarium
    • Kista teka lutein
  • Sindrom hiperstimulasi ovarium
  • Torsi ovarium
Tuba fallopi
  • Infertilitas wanita
    • Obstruksi tuba fallopi
  • Hematosalping
  • Hidrosalping
  • Salpingitis
Uterus
Endometrium
  • Sindrom Asherman
  • Perdarahan uterus abnormal
  • Hiperplasia endometrium
  • Polip endometrium
  • Endometriosis
  • Endometritis
Menstruasi
  • Aliran
    • Amenore
    • Hipomenore
    • Oligomenore
  • Nyeri
    • Dismenore
    • PMS
  • Waktu
    • Menometroragia
    • Menoragia
    • Metroragia
  • Infertilitas wanita
    • Keguguran berulang
Miometrium
  • Adenomiosis
  • Uterine fibroid
Parametrium
  • Parametritis
Serviks
  • Displasia serviks
  • Inkompetensi serviks
  • Polip serviks
  • Servisitis
  • Infertilitas wanita
    • Stenosis serviks
  • Kista nabothi
Umum
  • Hematometra / Pyometra
  • Inversio uteri
  • Fistula vesikouterus
Vagina
  • Hematokolpos / Hidrokolpos
  • Keputihan
  • Vaginitis
    • Vaginitis atropi
    • Vaginosis bakterialis
    • Vulvovaginitis candida
  • Hidrokolpos
Disfungsi seksual
  • Dispareunia
  • Gangguan seksual hipoaktif
  • Gangguan gairah seksual
  • Vaginismus
  • Fistula urogenital
    • Ureterovaginal
    • Vesikovaginal
    • Fistula obstetri
  • Fistula rektovagina
  • Prolaps
    • Sistokel
    • Enterokel
    • Rektokel
    • Sigmoidokel
    • Uretrokel
  • Perdarahan vagina
    • Perdarahan pasca koitus
Lainnya
  • Sindrom kongesti panggul
  • Penyakit radang panggul
Eksterna
Vulva
  • Kista Bartholin
  • Vulva kraurosis
  • Papillomatosis vestibula
  • Vulvitis
  • Vulvodinia
Klitoris
  • Gangguan rangsangan seksual persisten
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai.
Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori.
Tag ini diberikan pada Februari 2023.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sindrom_prahaid&oldid=26748335"
Kategori:
  • Galat CS1: periode hilang
  • Kesehatan perempuan
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: parameter tidak dikenali
  • Galat CS1: tanggal
  • Semua artikel yang perlu dirapikan
  • Artikel yang belum dirapikan Januari 2025
  • Artikel yang tidak memiliki kategori Januari 2025

Best Rank
More Recommended Articles