More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Bluebird - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bluebird - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bluebird

  • English
  • فارسی
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PT Blue Bird Tbk
Nama dagang
Bluebird Group
Jenis perusahaan
Perseroan terbatas terbuka
Kode emitenBEI: BIRD
IndustriTransportasi
Didirikan1 Mei 1972; 53 tahun lalu (1972-05-01)
PendiriMutiara Siti Fatimah Djokosoetono
Kantor pusatMampang Prapatan, Jakarta Selatan, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Produk
  • Angkutan taksi
  • Angkutan antar-jemput
  • Layanan bus antarkota
  • Logistik
  • Penyewaan kendaraan
  • Penjualan mobil
Merek
  • Bluebird
  • Silverbird
  • Goldenbird
  • Birdmobil
  • Bigbird
  • Cititrans
  • Ironbird
Situs webwww.bluebirdgroup.com

PT Blue Bird Tbk (berbisnis dengan nama Bluebird Group) adalah sebuah perusahaan transportasi Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta Selatan. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memiliki lebih dari 20.000 armada dan 23.000 karyawan yang beroperasi pada 48 pool di 18 kota.[1][2]

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Mendirikan taksi gelap

[sunting | sunting sumber]

Djokosoetono adalah seorang pakar hukum yang berkontribusi dengan mendirikan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan Akademi Hukum Militer (AHM). Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Dekan pertama Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Ia dan keluarganya tinggal sederhana di Jalan H.O.S. Cokroaminoto, Jakarta.[3][4]

Djokosoetono meninggal pada 6 September 1965. Sebelum ia meninggal, istrinya, Mutiara Siti Fatimah beserta kedua anaknya Purnomo Prawiro dan Chandra Suharto, mulai berbisnis telur, dan pada tahun 1962 sudah bisa membelikan bemo murah dari Departemen Perindustrian. Ia memberikan bemo kepada Purnomo dan Chandra untuk menarik penumpang di rute Harmoni–Kota.[4]

Fatimah mendapatkan hadiah dua unit mobil sedan dari orang-orang PTIK dan AHM, yang terdiri dari satu mobil Opel dan satu unit Mercedes. Setelah Djokosoetono meninggal, Fatimah mengumpulkan tiga anaknya yang belum selesai kuliah: Purnomo, Chandra, dan Mintarsih. Fatimah mengusulkan kepada ketiga anaknya untuk menjadikan dua unit mobil tersebut sebagai sebuah taksi. Akhirnya kedua mobil tersebut dijadikan taksi dan bisnis tersebut diberi nama Chandra Taksi serta berstatus belum mengantongi izin (taksi gelap). Tidak hanya merekrut sopir sebagai karyawannya, Purnomo dan Chandra ikut menyetir mobil tersebut.[5]

Secara prinsip, model bisnis yang dirumuskan oleh Purnomo dan Chandra tersebut adalah dengan pesanan melalui telepon. Taksi akan segera menjemput penumpang dan mengantarkannya sampai tujuan. Taksi gelap menjadi populer pada masa itu, mengingat tidak banyak masyarakat Jakarta yang menggunakan mobil pribadi pada era 1960-an.[4]

Menjadi taksi resmi berizin

[sunting | sunting sumber]
Holden Torana, salah satu mobil yang pernah dipakai oleh taksi Blue Bird

Ali Sadikin, yang saat itu menjadi Gubernur DKI Jakarta, mengungkap dalam memoarnya bahwa ia mengeluarkan kebijakan untuk memberantas peredaran taksi gelap dan memberlakukan kebijakan taksimeter (argometer) pada setiap taksi yang beroperasi di Jakarta dan Bandara Soekarno-Hatta. Sadikin mengesahkan peraturan yang menyatakan bahwa setiap perusahaan taksi wajib mendaftarkan izin operasional. Agar izin diberikan, perusahaan harus memiliki sekurang-kurangnya 100 unit mobil. Namun, keluarga Djokosoetono hanya memiliki 60 unit taksi sehingga izinnya ditolak oleh Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya DKI Jakarta.[6]

Untuk memuluskan bisnis taksi tersebut, Fatimah menemui seorang murid Djokosoetono yang kala itu sudah bekerja di Bank Bumi Daya. Berkat kartu nama yang diberikan oleh murid tersebut, Fatimah mengajukan pinjaman ke bank tersebut. Dari situlah, armada taksi bertambah dan izin usaha pendirian perusahaan pun terbit.[6][4]

Tepat pada tanggal 1 Mei 1972, taksi Blue Bird, yang dideskripsikan oleh Alberthiene Endah sebagai "taksi berwarna biru dengan logo burung yang tengah melesat" pun berseliweran di jalan-jalan Jakarta. Sementara itu, Chandra Taksi masih dipertahankan dan namanya pun diubah menjadi Golden Bird.[7]

Di awal sejarahnya, perusahaan ini memiliki banyak sekali kompetitor. Tercatat ada Gamya, Ratax, Morante, Steady Safe, Royal City, Sri Medali,[8] serta taksi kuning President.[9] Sebelum Blue Bird mengaspal, Morante (PT Morante Djaya) terlebih dahulu merupakan perusahaan taksi yang mengantongi izin operasional taksi argometer, yang beroperasi pada 10 Februari 1972.[10]

Hingga tahun 1978, Blue Bird mengoperasikan 500 unit taksi dan pada 1985, jumlahnya meningkat menjadi lebih dari 2.000 unit.[4]

Pada saat KTT GNB 1992 digelar di Indonesia, Blue Bird meluncurkan merek Silver Bird yang memfokuskan diri sebagai taksi kelas eksekutif. Untuk keperluan transportasi tamu kehormatan dari negara-negara anggota GNB, pihak swasta diundang untuk menyediakan transportasi termasuk Blue Bird. Begitu KTT usai, Silver Bird diubah menjadi taksi eksekutif.[9]

Dekade 2000-an–sekarang

[sunting | sunting sumber]

Perusahaan ini kemudian mendapatkan status badan hukum perseroan terbatas pada tanggal 29 Maret 2001. Pada tahun 2012, perusahaan ini melakukan restrukturisasi dengan membentuk 15 anak usaha untuk melakukan kegiatan bisnis secara langsung. Pada tanggal 5 November 2014, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2015, perusahaan ini meluncurkan Blue Bird MPV, yakni layanan taksi dengan MPV pertama di Indonesia. Pada tahun 2016, perusahaan ini meluncurkan versi baru dari aplikasi MyBlueBird yang memungkinkan pembayaran nontunai. Pada tahun 2017, perusahaan ini berkolaborasi dengan aplikasi GO-JEK (sekarang Gojek), sehingga pengguna aplikasi tersebut juga dapat memesan taksi Blue Bird.[11][12]

Perusahaan ini kemudian meluncurkan angkutan komuter dari dan ke Bandar Udara Soekarno-Hatta. Perusahaan ini juga berkolaborasi dengan Traveloka, sehingga pengguna Traveloka juga dapat memesan angkutan komuter dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta yang disediakan oleh Big Bird dan Golden Bird. Pada tahun 2018, perusahaan ini meluncurkan fitur Fixed Price di MyBluebird, sehingga memungkinkan penggunanya untuk mendapatkan kepastian harga sebelum memesan taksi. Menteri Pariwisata juga menetapkan perusahaan ini sebagai Wonderful Indonesia Service Ambassador. Perusahaan ini kemudian menjalin kerja sama dengan BTN untuk menyediakan pembiayaan perumahan bagi para pegawainya.

Pada tanggal 6 Juni 2018, Blue Bird berubah namanya menjadi Bluebird, ditandai dengan penggantian logo yang semula melesat ke arah kiri menjadi ke arah kanan pengamat.[13]

Pada tahun 2019, perusahaan ini mengakuisisi Cititrans, sebuah penyedia jasa angkutan komuter antarkota dan komuter eksekutif, dengan harga Rp115 miliar.[14]

Bluebird menjalin kerja sama strategis dengan MUFG untuk mendirikan PT Balai Lelang Caready yang bergerak di bidang pelelangan kendaraan.[15] Melalui Program Kawan Bluebird, perusahaan ini juga berekspansi ke Yogyakarta dengan menggandeng Taksi Pataga sebagai kawan Bluebird. Pada bulan Mei 2019, perusahaan ini mulai mengoperasikan taksi Bluebird dan Silverbird yang ditenagai dengan listrik. Perusahaan ini kemudian menjalin kerja sama dengan Telkomsel untuk mengimplementasikan IoT di armadanya, serta dengan Dana, agar dapat menjadi salah satu metode pembayaran di aplikasi My Bluebird. Pada tahun 2020, Gojek resmi membeli 4,3% saham perusahaan ini yang sebelumnya dipegang oleh PT Pusaka Citra Djokosoetono, dengan harga Rp 411 miliar.[16]

Manajemen

[sunting | sunting sumber]

Perusahaan manajemen ini diantarannya sebuah komisaris dan direktur Bluebird Group saat ini yang ada ketemui di sini adalah sebagai berikut ini

Komisaris

  • Komisaris Utama : Bayu Priawan Djokosoetono
  • Wakil Komisaris Utama : Sri Adriyani Lestari
  • Komisaris : Kresna Priawan Djokosoetono & Gunawan Surjo Wibowo
  • Komisaris Independen : Rinaldi Firmansyah, Budi Setiyadi, Setyo Wasisto, dan Alamanda Shantika

Direktur

  • Direktur Utama : Adrianto Djokosoetono
  • Wakil Direktur Utama : Sigit Priawan Djokosoetono
  • Direktur Independen : Irawaty Salim[17]

Kendaraan

[sunting | sunting sumber]

Perusahaan ini dikenal dengan empat layanan transportasi darat, diantaranya, Bluebird dengan taksi reguler maupun khusus, Silverbird dengan taksi eksekutif yang tersedia di wilayah Jabodetabek[a], layanan kendaraan rental, Goldenbird, layanan penjualan mobil bekas, Birdmobil, layanan penyewaan bus, Bigbird, dan layanan antar-jemput serta bus antarkota, Cititrans.

Taksi reguler (Bluebird)

  • BBM & BBG
    • Honda Mobilio (Gas, hanya untuk wilayah Jabodetabek (disupervisi oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek)[f], Sarbagita[g], dan Kota Balikpapan–IKN Nusantara)
    • Toyota Avanza Transmover
    • Honda BR-V (Hanya untuk wilayah Jabodetabek (disupervisi oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek)[f], Sarbagita[g], Bandung Raya, dan Kota Balikpapan–IKN Nusantara)
    • Toyota New Transmover
  • Listrik (Hanya untuk wilayah Jabodetabek (disupervisi oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek)[f], Sarbagita[g], dan Kota Balikpapan–IKN Nusantara)
    • BYD E6
    • BYD T3
    • Toyota Prius PHEV
    • Hyundai Kona

Taksi khusus (Bluebird)

  • Nissan Serena (Gas)
  • Toyota Voxy (Gas)

Taksi eksekutif (Silverbird) (hanya untuk wilayah Jabodetabek (disupervisi oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek)[f])

  • Toyota Alphard dan Toyota Alphard Hybrid

Mobil dan limosin sewa (Goldenbird)

  • Mobil
    • Toyota Avanza
    • Toyota Innova Reborn
    • Toyota Innova Zenix dan Toyota Innova Zenix Hybrid
    • Hyundai Ioniq 6 (Listrik)
    • BMW IX (Listrik)
  • Limosin
    • Toyota Alphard (Gas)

Bus sewa (Bigbird)

  • Bus berukuran besar: Mercedes-Benz OH 1626
  • Bus berukuran medium: Mercedes-Benz OF9 17
  • Bravo: Isuzu NQR
  • Charlie: Toyota HiAce
  • Delta: Isuzu Elf

Cititrans

  • Layanan antar-jemput
    • Toyota HiAce
    • Mercedes-Benz Sprinter
  • Layanan bus antarkota
    • Hino RM280
    • Mercedes-Benz OH 1626

Logistik (Ironbird)

  • Mercedes-Benz Axor
  • Isuzu Giga
  • Mitsubishi Canter

Bluebird Group juga telah berkembang lebih jauh ke bisnis lain seperti logistik, industri properti, pariwisata, alat berat, dan layanan konsultasi TI.

Catatan
  1. ^ Disupervisi oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek
  2. ^ Hanya Kelurahan Bahagia, Babelan Kota, dan Kebalen
  3. ^ Hanya kawasan Kota Harapan Indah (Pusakarakyat), Babelan[b], Tambun Selatan, Cibitung, dan Kota Cikarang
  4. ^ Hanya mencakup kawasan Sentul City (Babakan Madang), Kecamatan Gunung Putri, Cibinong, Bojonggede, Tajurhalang, Kemang, Parung, Institut Pertanian Bogor (Dramaga), Sukaraja, dan Cileungsi
  5. ^ Hanya mencakup kawasan PIK 2 (Kosambi dan Teluknaga), seluruh Kecamatan Kelapa Dua, Legok, Curug, Pagedangan, dan Cisauk
  6. ^ a b c d Hanya mencakup DKI Jakarta, Kab. Bekasi[c], Kota Bekasi, Kota Depok, Kab. Bogor[d], Kota Bogor, Jawa Barat, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kab. Tangerang, Banten[e].
  7. ^ a b c Hanya mencakup Kecamatan Abiansemal, Kuta, Kuta Selatan, Kuta Utara, Mengwi (Kabupaten Badung), Kota Denpasar, dan Kabupaten Gianyar

Pada budaya populer

[sunting | sunting sumber]
  • Taksi Blue Bird muncul dalam film Mana Tahaaan... (1979).[4] Dalam film tersebut, digambarkan Indro berperan sebagai sopir taksi Blue Bird.[18]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama annual
  2. ^ "Sejarah Perusahaan". PT Blue Bird Tbk. Diakses tanggal 22 Januari 2022.
  3. ^ Nasution 2004, hlm. 124.
  4. ^ a b c d e f Matanasi, P. "Sejarah Blue Bird Bermula dari Taksi Gelap". Tirto.id. Diakses tanggal 2022-08-23.
  5. ^ Endah 2012, hlm. 47.
  6. ^ a b Sadikin 1993, hlm. 131 dan 232.
  7. ^ Endah 2012, hlm. 130.
  8. ^ Endah 2012, hlm. 118.
  9. ^ a b Andryanto, S. Dian, ed. (2021-11-22). "Taksi Konvensional Dari Masa Ke Masa, President Taxi hingga Silver Bird". Tempo.co. Diakses tanggal 2022-08-23.
  10. ^ Kompas (2017-02-10). "Taksi dengan Taksimeter". Kompas.id. Diakses tanggal 2022-08-25.
  11. ^ Go Blue Bird, Bentuk Kemesraan Baru Gojek dan Blue Bird
  12. ^ Saat Gojek Rogoh Rp 411 M Demi Secuil Saham Blue Bird
  13. ^ Dinisari, Mia Chitra (2018-06-06). Dinisari, Mia Chitra (ed.). "Bluebird Ganti Logo Baru". Bisnis.com. Diakses tanggal 2022-08-23.
  14. ^ Ekspansi Blue Bird Beli Shuttle Cititrans Rp 115 M
  15. ^ Blue Bird Buka Bisnis Lelang Mobil Bekas
  16. ^ Basari, M. Taufikul (2020-02-21). Sudarwan, Ilman A. (ed.). "Gojek Resmi Jadi Pemegang Saham Blue Bird (BIRD)". Bisnis.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-11.
  17. ^ Damayanti, Aulia. "Direktur Blue Bird Ada yang Resign, Ini Susunan Direksi yang Baru". detikfinance. Diakses tanggal 2022-11-10.
  18. ^ Meiliani, Melly. "Foto: Wujud Armada Taksi Pertama Blue Bird, Holden Torana 1972". Kumparan. Diakses tanggal 2022-08-25.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Endah, A. (2012). Sang Burung Biru: Perjalanan Inspiratif Blue Bird Group. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 9789792284980.
  • Nasution, A.B. (2004). Pergulatan Tanpa Henti. Vol. 1. Jakarta: Aksara Karunia. ISBN 9799790379. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  • Sadikin, A.; Hadimadja, R.K. (1993). Bang Ali: Demi Jakarta (1966–1977). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. ISBN 9789794161654. ; Pemeliharaan CS1: Status URL (link)

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Bluebird (Indonesian company).
  • (Indonesia) Situs web resmi
  • l
  • b
  • s
Perusahaan bus di Indonesia
Bus Antarnegara
Bagong · DAMRI
Bus Kota
Mayasari Bakti · Steady Safe
Bus Antarkota
Agra Mas · ALS · ANS · Bagong · Bejeu · Blue Line · Bintang Asri · Budiman · Cititrans · DAMRI · Dewi Sri · Efisiensi · Eka · Gumarang Jaya · Gunung Harta · Gunung Harta Transport Solutions · Handoyo · Harapan Jaya · Haryanto · Kramat Djati · Lorena · Karina · Maju Lancar · Mira · NPM · Nusantara · Pahala Kencana · Pandawa 87 · PMTOH · Primajasa · Putera Mulya · Raya · Rosalia Indah · SAN · Sinar Jaya · Sudiro Tungga Jaya · Sugeng Rahayu · Sumber Alam · Tividi · Unicorn Indorent · Yessoe Travel
Bus Pariwisata
Agam Tungga Jaya · Arion · Big Bird · Blue Star · Pakar Utama · Pandawa 87 · SJLU Starbus · Subur Jaya · White Horse Group
Bus Antar-jemput
Cititrans
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bluebird&oldid=27534237"
Kategori:
  • Perusahaan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
  • Perusahaan otobus Indonesia
  • Perusahaan transportasi Indonesia
  • Perusahaan yang didirikan tahun 1972
  • Pendirian tahun 1972 di Indonesia
Kategori tersembunyi:
  • Halaman dengan kesalahan referensi
  • Pages using the JsonConfig extension
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • Galat CS1: nilai parameter tidak valid
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • Galat CS1: parameter kosong tidak dikenal
  • Pranala kategori Commons dari Wikidata
  • Situs web resmi berbeda dengan Wikidata dan Wikipedia

Best Rank
More Recommended Articles