Gempa bumi Papua Barat 2002
Waktu UTC | 2002-10-10 10:50:20 |
---|---|
ISC | 3477279 |
USGS-ANSS | ComCat |
Tanggal setempat | 10 Oktober 2002 |
Waktu setempat | 19:50:20 WIT (UTC+9) |
Lama | 3 menit |
Magnitudo | Mw 7.6 |
Kedalaman | 10 km (6,2 mi) |
Episentrum | 1°45′25″S 134°17′49″E / 1.757°S 134.297°E |
Sesar | Sesar Ransiki |
Jenis | Strike-slip |
Wilayah bencana | Papua Barat, Indonesia |
Kerusakan total | Lebih dari 2.100 struktur rusak atau hancur |
Intensitas maks. | MMI X (Ekstrem) |
Tsunami | 5 m (16 ft) |
Tanah longsor | Ya |
Gempa awal | 41 ≥Mw4.0 Terkuat: Mw6.4 |
Gempa susulan | 138 ≥Mw4.0 (as of 12/31/2002) Terkuat: Mw 6.7 |
Korban | 8 korban tewas, 632 korban luka |
Pada 10 Oktober 2002, pukul 19:50:20 Waktu Indonesia Timur (10:50 UTC), sebuah gempa bumi berkekuatan Mw 7,6 mengguncang Semenanjung Kepala Burung di Provinsi Papua Barat, Indonesia, pada kedalaman 236 kilometer (147 mi).[1] Peristiwa patahan geser mendatar yang dipicu oleh patahan pada Sesar Ransiki ini menewaskan delapan orang, melukai lebih dari 630 orang, serta merusak atau menghancurkan lebih dari 2.100 bangunan di Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan, Kabupaten Pegunungan Arfak, dan Kabupaten Teluk Wondama. Tsunami besar juga terpicu, merusakan puluhan rumah di Manokwari. Gempa utama didahului oleh lebih dari 40 gempa pendahulu, termasuk dua kejadian Mw6,0+, ditambah hampir 140 gempa susulan kuat, termasuk satu kejadian Mw 6,7, yang tercatat di wilayah tersebut hingga akhir tahun 2002.
Latar tektonik

Nugini terletak dalam rezim tektonik yang sangat kompleks, dikelilingi oleh microlempeng yang mengakomodasi tumbukan dan konvergensi miring antara Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik.[2] Di sebelah utara, Lempeng Caroline dan Lempeng Bismarck Utara menunjam di bawah Lempeng Kepala Burung dan Lempeng Woodlark disepanjang Palung Nugini.[3][4][5] Gempa bumi terjadi di bagian tengah palung. Bagian barat Nugini memiliki zona penunjaman paralel di utara dan selatannya sepanjang kelanjutan Palung Filipina dan batas konvergen antara Lempeng Kepala Burung dan Lempeng Laut Banda.[5][6] Di bagian tengah barat Nugini, Lempeng Maoke memiliki beberapa batas dengan berbagai lempeng.[7] Di bagian paling timur pulau, Lempeng Bismarck Selatan berinteraksi dengan Lempeng Woodlark, serta Lempeng Laut Solomon yang menunjam di bawah Lempeng Woodlark.[3][5] Namun, batas lempeng terbesar di daratan wilayah ini adalah antara Lempeng Woodlark dan Lempeng Australia.[5] Wilayah Palung Nugini ini mengalami dua gempa bumi besar pada tahun 1914 dan 1996.[8] Guncangan kuat lainnya melanda daerah terdekat pada tahun 1944,[9] 1975 dan 2009.
Gempa bumi
Gempa bumi terjadi pada pukul 19:50:20 WIT (10:50:20 UTC), kekuatan gempa utama dilaporkan sebagai Mw 7,5 oleh Pusat Seismologi Internasional,[1][10] Mwc 7,6 atau Me 8,2 oleh Survei Geologi Amerika Serikat,[11] Ms 7,7 oleh Pusat Data Lingkungan Nasional[12] dan ML 7,4 oleh Ecole et Observatoire des Sciences de la Terre,[13] Namun, banyak sumber berita awalnya memberikan magnitudo 6,4 untuk gempa ini.[13] Episentrum gempa yang terletak di lepas pantai ini berada di lepas garis pantai tenggara Semenanjung Kepala Burung di Provinsi Papua Barat.[11] Mekanisme fokusnya konsisten dengan pergerakan sesar geser mendatar pada sesar berarah timur laut dengan pergerakan mendatar kiri atau sesar berarah barat laut dengan pergerakan mendatar kanan.[11] Patahan gempa bumi terjadi pada Sesar Ransiki yang berarah barat laut.[10] Pulau Rumberpon, bagian dari Kabupaten Teluk Wondama, merupakan area terdekat dengan episentrum gempa, yang terletak 7 km (4,3 mi) di timur pantai pulau. Intensitas Mercalli yang Dimodifikasi (MMI) maksimum sebesar X (Ekstrem) diperkirakan terjadi,[14] dengan kota Manokwari mencatat guncangan MMI V-VI (Sedang-Kuat), menurut parameter ShakeMap.[11] Guncangan dari gempa bumi berlangsung selama tiga menit.[13]
Rangkaian gempa pendahuluan yang intens, 41 di antaranya berkekuatan Mw 4,0 atau lebih tinggi, mendahului gempa utama, dimulai dengan kejadian Mw 5,1 pada 3 April,[15] dengan aktivitas di wilayah tersebut meningkat pesat mulai akhir Agustus.[16] Dua gempa pendahulu terbesar berkekuatan Mw 6,0 dan Mw 6,4 dan terjadi pada 20 September,[17][18] dengan kedua peristiwa tersebut memiliki MMI maksimum VIII (Parah).[14] Setelah gempa utama Mw 7,6 pada 10 Oktober, 138 gempa susulan berkekuatan Mw 4,0 atau lebih tinggi terjadi hingga akhir tahun 2002. Meskipun patahan gempa utama berarah barat daya-timur laut, mayoritas gempa susulan terjadi hingga 270 km (170 mi) di selatan-tenggara episentrum gempa utama di sepanjang area yang berarah barat laut-tenggara.[19] Gempa susulan terbesar, berkekuatan Mw 6,7, terjadi di barat laut gempa utama pada pukul 12:28 UTC,[20] dan memiliki MMI maksimum VIII.[14]
Efek lainnya
Tsunami lokal besar terpicu, menerjang kota Oransburi dan Ransiki dengan ketinggian 3–5 meter (9,8–16,4 ft). Di Manokwari, tsunami setinggi 1 m (3,3 ft). Likuifaksi tanah terjadi di daerah pesisir Manokwari, Oransbari dan Ransiki, dan amblesan tanah sebesar 2–3 meter (6,6–9,8 ft) diamati di Oransbari.[11]
Kerusakan dan korban
Delapan orang tewas dan 632 lainnya menderita luka-luka,[11] di mana 172 orang luka parah.[21] Lebih dari 1.900 rumah terdampak dengan berbagai tingkat, dengan lebih dari 1.000 rumah runtuh atau menderita kerusakan parah dan 900 lainnya mengalami kerusakan ringan hingga sedang,[11] bersama dengan 14 masjid, 46 gereja, 44 gedung perkantoran, 21 sekolah, 7 balai, 2 pasar, 30 km (19 mi) jalan, 5 jembatan, dan 71 bangunan lainnya.[22] Sembilan distrik di Kabupaten Manokwari Selatan terdampak,[22] dengan akses ke mereka sulit karena banyak pohon tumbang dan tanah longsor yang memblokir jalan.[23]
Lima kematian dan 172 luka-luka dilaporkan di Ransiki, di mana 88 rumah runtuh dan patahan permukaan sepanjang 3 km (1,9 mi) diamati.[11][24] Di antara yang tewas adalah dua bayi yang tertimpa runtuhan rumah dan seorang pria yang tewas akibat reruntuhan di sebuah masjid lokal.[13] Setidaknya 230 rumah hancur dan 284 rusak di Oransburi.[24] Di Pulau Rumberpon, area terdekat dengan episentrum, satu orang luka parah,[22] banyak rumah rata dengan tanah dan 1.387 orang dalam 298 keluarga terdampak.[25] Dua kematian, 10 luka-luka dan 127 rumah runtuh dilaporkan di Anggi. Di Manokwari, delapan rumah, dua jembatan, sebuah gereja, sebuah masjid dan sebuah jalan rusak.[24] Tsunami berikutnya menerjang kota dan area lain di sekitar Teluk Doreri, merusakan puluhan rumah dan menggenangi area dengan air laut hingga sedalam 30 cm (0,98 ft).[23]
Tanggapan
Kepala Distrik Manokwari dan tim gabungan dari Satlak PBP Manokwari kembali pada 13 Oktober dari kunjungan dua hari ke Pulau Rumberpon, area terdekat dengan episentrum gempa dan distrik terdampak di Kabupaten Manokwari Selatan. Tim membawa lima ton beras, 50 kardus mi instan dan sarden, 500 gram gula dan bahan makanan lainnya ke area terdampak. Tim juga mengirimkan 20 tenda untuk tempat penampungan sementara. Bantuan obat-obatan dibawa untuk mencegah diare, malaria, dan infeksi saluran pernapasan atas. Pada 15 Oktober, tim memberikan bantuan yang sama ke distrik Ransiki dan Oransbari menggunakan kapal angkatan laut. Palang Merah Indonesia (PMI) membawa dua orang dari Komite Penanggulangan Bencana pusat mereka ke cabang PMI Jayapura untuk menambah tim mereka yang berjumlah 30 relawan di lokasi. PMI menyumbangkan 150 paket keluarga dan 150 terpal kepada keluarga yang mengungsi.[21]
Koordinator Satlak Manokwari melaporkan pada 25 Oktober bahwa distribusi bantuan telah disalurkan kepada korban gempa bumi di 3 dari 9 distrik yang terdampak. Sebanyak 23 ton beras, 6 pak teh, 1 ton gula, 340 paket bahan makanan, 234 tenda, 50 karung semen, dan 5 bal obat-obatan telah dikirim ke distrik Manokwari, Oransbari dan Ransiki. Meskipun Indonesia tidak meminta bantuan eksternal, Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) mengeluarkan pada 18 Oktober sebuah permohonan sebesar US$254.000 untuk menanggapi kebutuhan langsung 4.000 keluarga terdampak, khususnya tempat penampungan dan barang-barang rumah tangga, serta kebutuhan rehabilitasi tempat penampungan.[22]
Lihat juga
Referensi
Kutipan
- ^ a b ISC (2022), ISC-GEM Global Instrumental Earthquake Catalogue (1904–2018), Version 9.1, Pusat Seismologi Internasional
- ^ Koulali, A.; Tregoning, Paul; Mcclusky, Simon; Stanaway, Richard; Wallace, L.; Lister, Gordon (2015). "New Insights into the present-day kinematics of the central and western Papua New Guinea from GPS". Geophysical Journal International. 202 (2): 202. doi:10.1093/gji/ggv200. hdl:1885/104031.
- ^ a b Wallace, Laura M.; Stevens, Colleen; Silver, Eli; McCaffrey, Rob; Loratung, Wesley; Hasiata, Suvenia; Stanaway, Richard; Curley, Robert; Rosa, Robert; Taugaloidi, Jones (18 Mei 2004). "GPS and seismological constraints on active tectonics and arc-continent collision in Papua New Guinea: Implications for mechanics of microplate rotations in a plate boundary zone". J. Geophys. Res. 109 (109). Bibcode:2004JGRB..109.5404W. doi:10.1029/2003JB002481.
- ^ Tregoning, Paul. "Plate kinematics in the western Pacific derived from geodetic observations" (PDF). Australian National University. Diarsipkan (PDF) dari versi aslinya tanggal 15 Juni 2022. Diakses tanggal 3 Mei 2025.
- ^ a b c d Bird, P. (2003). "An updated digital model of plate boundaries". Geochem. Geophys. Geosyst. 4 (3): 1027. Bibcode:2003GGG.....4.1027B. doi:10.1029/2001GC000252. S2CID 9127133.
- ^ Kaymacki, Nuretdin; Decker, John; Orange, Dan; Teas, Philip; van Heiningen, Peter (September 2015). "Tectonic Characteristics and Evolution Banda Sea Region". International Conference and Exhibition, Melbourne, Australia 13-16 September 2015. hlm. 90. doi:10.1190/ice2015-2205090. S2CID 131074367. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 13 September 2022. Diakses tanggal 3 Mei 2025.
- ^ Fawzy Ismullah Massinai, Muhammad; Resky Ariansyah, Muh; Trisartika Sirumpa, Riana; Altin Massinai, Muhammad (Oktober 2020). "Relative present-day motion on Palu-Koro Fault". IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. 575 (575): 012185. Bibcode:2020E&ES..575a2185F. doi:10.1088/1755-1315/575/1/012185. S2CID 228963531.
- ^ Henry, C.; Das, S. (2002), "The Mw 8.2, 17 February 1996 Biak, Indonesia, earthquake: Rupture history, aftershocks, and fault plane properties", Journal of Geophysical Research, 107 (B11): 2312, Bibcode:2002JGRB..107.2312H, doi:10.1029/2001JB000796
- ^ ANSS. "M 7.6 - 5 km SW of Manokwari, Indonesia 1944". Comprehensive Catalog. U.S. Geological Survey.
- ^ a b Adi Saputra, Fergusson & Murray-Wallace 2023.
- ^ a b c d e f g h ANSS. "M 7.6 - 102 km SSE of Manokwari, Indonesia 2002". Comprehensive Catalog. U.S. Geological Survey.
- ^ National Geophysical Data Center / World Data Service (NGDC/WDS) (1972), Database Gempa Bumi Signifikan (Data Set), Pusat Data Geofisika Nasional, NOAA, doi:10.7289/V5TD9V7K
- ^ a b c d "Five dead and severe damage in powerful Indonesian quake". ReliefWeb. 11 Oktober 2002. Diarsipkan dari asli tanggal 13 Januari 2005. Diakses tanggal 3 Mei 2025.
- ^ a b c EXPO-CAT Earthquake Catalog, Version 2007-12, United States Geological Survey, 1 Desember 2008, diakses tanggal 3 Mei 2025
- ^ ANSS. "M 5.1 - 105 km S of Manokwari, Indonesia 2002". Comprehensive Catalog. U.S. Geological Survey.
- ^ "Katalog gempa USGS". Survei Geologi Amerika Serikat.
- ^ ANSS. "M 6.0 - 97 km S of Manokwari, Indonesia 2002". Comprehensive Catalog. U.S. Geological Survey.
- ^ ANSS. "M 6.4 - 92 km SSE of Manokwari, Indonesia 2002". Comprehensive Catalog. U.S. Geological Survey.
- ^ "Katalog gempa USGS". Survei Geologi Amerika Serikat.
- ^ ANSS. "M 6.7 - 72 km S of Manokwari, Indonesia 2002". Comprehensive Catalog. U.S. Geological Survey.
- ^ a b OCHA (15 Oktober 2002). "Indonesia - Gempa Bumi Laporan Situasi OCHA No. 2". ReliefWeb. Diakses tanggal 3 Mei 2025.
- ^ a b c d OCHA (1 November 2002). "Indonesia - Gempa Bumi Laporan Situasi OCHA No. 3". ReliefWeb. Diakses tanggal 3 Mei 2025.
- ^ a b OCHA (11 Oktober 2002). "Indonesia - Laporan Situasi Terkonsolidasi OCHA No. 97". ReliefWeb.
- ^ a b c IFRC (18 Oktober 2002). "Indonesia (Provinsi Papua): Banding Tanggap Darurat Gempa Bumi No. 30/02". ReliefWeb. Diakses tanggal 3 Mei 2025.
- ^ OCHA (18 Oktober 2002). "Indonesia - Laporan Situasi Terkonsolidasi OCHA No. 98". ReliefWeb. Diakses tanggal 3 Mei 2025.
Sumber
- Adi Saputra, Sukahar Eka; Fergusson, Christopher; Murray-Wallace, Colin (Desember 2023). "Ransiki earthquakes, northeastern Bird's Head Peninsula, northwestern New Guinea, Indonesia: Deformation partitioning in oblique plate convergence". Journal of Geodynamics. 158 101999. Elsevier. Bibcode:2023JGeo..15801999S. doi:10.1016/j.jog.2023.101999.
Pranala luar
- International Seismological Centre memiliki sebuah daftar pustaka dan data otoritatif untuk peristiwa ini.
- Halaman utama ReliefWeb dari peristiwa ini.