Hubungan Jerman dengan Kuwait

Hubungan Jerman dengan Kuwait

Jerman	Kuwait

Hubungan Jerman dengan Kuwait adalah hubungan bilateral antara Jerman dan Kuwait. Sebagai negara yang secara tradisional memiliki hubungan yang kuat dengan dunia Arab, Jerman memiliki hubungan yang baik dengan Kuwait. Di antara negara-negara Uni Eropa, Jerman merupakan mitra dagang terpenting Kuwait.^[1]

Kuwait memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tanggal 19 Juni 1961. Jerman Barat membuka konsulat di Kuwait pada tanggal 4 November 1963, yang ditingkatkan menjadi konsulat jenderal pada tanggal 7 Juni 1971. Pada tanggal 3 Februari 1973, perwakilan tersebut diubah menjadi kedutaan besar.^[2] Jerman Timur juga menjalin hubungan diplomatik dengan Kuwait pada tahun 1970-an dan diwakili oleh kedutaannya sendiri di negara tersebut setelah tahun 1972. Pada tahun 1982, Erich Honecker, pemimpin Jerman Timur, mengunjungi Kuwait.^[3] Selama invasi Irak ke Kuwait dalam Perang Teluk, kedutaan GDR, yang sudah dalam proses dilikuidasi sebagai bagian dari reunifikasi Jerman, berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi warga negara Jerman di Kuwait.^[4] Mereka kemudian dibawa ke Bagdad, ditahan di sana, dan akhirnya dibawa pulang melalui mediasi Willy Brandt.^[5]

Pada tahun 2007, kedua negara menandatangani perjanjian untuk memperkuat kerja sama di bidang kebijakan keamanan. Tiga tahun kemudian, Emir Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah mengunjungi Jerman, menandai titik puncak hubungan bilateral. Presiden Jerman Christian Wulff berkunjung untuk berpartisipasi dalam perayaan peringatan 50 tahun kemerdekaan Kuwait pada tahun 2011.^[6] Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menandatangani nota kesepahaman untuk lebih mengintensifkan hubungan bilateral pada tahun 2018.^[1]

Total volume perdagangan dengan Kuwait mencapai €1,0 miliar pada tahun 2021, menempatkan Kuwait di posisi ke-79 dalam peringkat mitra dagang Jerman.^[7] Karena Kuwait adalah salah satu negara terkaya di dunia Arab, negara ini merupakan pembeli utama barang-barang Jerman dan sebagian besar mengimpor produk industri dan kimia dari Jerman. Karena pasar yang relatif makmur, lebih dari 700 merek dan perusahaan dari Jerman terwakili di Kuwait.^[8] Pada saat yang sama, Kuwait adalah investor di perusahaan-perusahaan besar Jerman yang terdaftar melalui dana kekayaan kedaulatannya, seperti Mercedes-Benz dan GEA Group.^[1][6]

Telah ada perjanjian promosi investasi antara kedua negara sejak tahun 1997 dan perjanjian pajak berganda sejak tahun 2000.^[6]

Kedua negara menandatangani perjanjian budaya bilateral pada tahun 1989.^[1] Sejak tahun 2009, mahasiswa Kuwait memiliki kesempatan untuk belajar di Jerman sebagai bagian dari program pertukaran pelajar. Terdapat sebuah sekolah Jerman di Kuwait, yang tidak dibuka kembali setelah invasi Irak.^[6] Pada tahun 2016, sebuah sekolah AS-Jerman dibuka di Kuwait, di mana kurikulum AS diajarkan dalam bahasa Jerman, Arab, dan Inggris.^[1]

Perusahaan pertahanan Jerman memasok berbagai senjata ke Kuwait, termasuk jet tempur (2016), helikopter (2016), senjata granat (2008), dan senapan mesin ringan (2003).^[9]

• Jerman memiliki kedutaan besar di Kota Kuwait.
• Kuwait memiliki kedutaan besar di Berlin.

• Hubungan luar negeri Kuwait

• Information from the German Foreign Office on relations with Kuwait