More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Inggit Garnasih - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Inggit Garnasih - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Inggit Garnasih

  • English
  • Madhurâ
  • Minangkabau
  • Sunda
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Inggit Garnasih
Soekarno bersama Inggit.
LahirInggit Garnasih
(1888-02-17)17 Februari 1888
Kamasan, Banjaran, Bandung, Keresidenan Priangan, Hindia Belanda
Meninggal13 April 1984(1984-04-13) (umur 96)
Bandung, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Suami/istri
Haji Sanoesi
​
(m. 1916⁠–⁠1923)​
Soekarno
​
(m. 1923⁠–⁠1943)​
Anak
  • Ratna Djuami (anak angkat)
  • Kartika Uteh (anak angkat)
Orang tua
  • Arjipan (ayah)Amsi (ibu)
KerabatAsmara Hadi (anak menantu angkat)
Tito Zeni Asmara Hadi (cucu angkat)
Yusuf Khyber Siddik Hasnoputro (cucu angkat)
Ashanty Hastuti (cucu angkat)
Penghargaan
  • Satyalancana Perintis Pergerakan Kemerdekaan (en) Terjemahkan
  • Bintang Mahaputera Utama Edit nilai pada Wikidata

Inggit Garnasih (17 Februari 1888 – 13 April 1984)[1] adalah istri kedua Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. Mereka menikah pada 24 Maret 1923 di rumah orang tua Inggit di Jalan Javaveem, Bandung.[2] Pernikahan mereka dikukuhkan dengan Soerat Keterangan Kawin No. 1138 tertanggal 24 Maret 1923, bermaterai 15 sen, dan berbahasa Sunda. Inggit dan Soekarno bercerai di Pegangsaan Timur 56 yang disaksikan oleh Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan K.H. Mas Mansur.[3] Sekalipun bercerai tahun 1942 dan Inggit tetap menyimpan perasaan terhadap Soekarno, termasuk melayat saat Soekarno meninggal. Kisah cinta Inggit—Soekarno ditulis menjadi sebuah roman yang disusun Ramadhan KH yang dicetak ulang beberapa kali sampai sekarang.[1] Inggit meninggal di Bandung pada tanggal 13 April 1984. Dua bulan sebelum meninggal, Fatmawati sempat mengunjungi Inggit atas bantuan Ali Sadikin.[4]

Arti nama

[sunting | sunting sumber]

Ia terlahir dengan nama Garnasih saja. Garnasih merupakan singkatan dari kesatuan kata Hégar Asih, dimana Hégar berarti segar menghidupkan dan Asih berarti kasih sayang. Kata Inggit yang kemudian menyertai di depan namanya berasal dari jumlah uang seringgit.[5] Diceritakan bahwa Garnasih kecil menjadi sosok yang dikasihi teman-temannya. Begitu pula ketika ia menjadi seorang gadis, ia adalah gadis tercantik di antara teman-temannya. Di antara mereka beredar kata-kata, "Mendapatkan senyuman dari Garnasih ibarat mendapat uang seringgit." Banyak pemuda yang menaruh kasih padanya. Rasa kasih tersebut diberikan dalam bentuk uang yang rata-rata jumlahnya seringgit. Itulah awal mula sebutan Inggit yang kemudian menjadi nama depannya.[6]

Masa kecil

[sunting | sunting sumber]

Inggit Garnasih lahir di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Keresidenan Priangan pada 17 Februari 1888, sebagai putri bungsu dari pasangan Ardjipan dan Amsi (w. 1935). Saat masih remaja, Inggit adalah kembang desa di kampungnya. Banyak lelaki yang berupaya mendekat untuk sekadar bisa mencuri perhatiannya. Ia pernah dipersunting oleh Nata Atmaja, seorang patih di Kantor Residen Priangan. Namun, pernikahan ini tidak bertahan lama dan berakhir dengan perceraian. Kemudian, ia menikah lagi dengan Haji Sanusi, seorang pengusaha yang juga aktif di Sarekat Islam. Pernikahan mereka baik-baik saja meskipun tidak bisa juga dibilang bahagia karena ia sering ditinggal suaminya yang terlalu sibuk. Hingga kemudian datanglah Sukarno. Pada waktu itu, Sukarno telah mempunyai istri bernama Siti Oetari (karena dinikahkan oleh Ayah Oetari, HOS Cokroaminoto). Namun, rasa cintanya pada Oetari lebih condong seperti cinta kepada saudara. Sukarno pun akhirnya menceraikan Oetari, begitu pula dengan Inggit yang secara resmi berpisah dengan Sanusi. Keduanya lalu menikah di rumah orang tua Inggit di Jalan Javaveem, Bandung.[2]

Keturunan

[sunting | sunting sumber]

Inggit Garnasih dan Soekarno mengadopsi 2 orang anak, antara lain:

  • Ratna Djuami (4 Mei 1923–23 Juni 2013), anak dari Sumarta dan Muntarsih, kakak Inggit. Diadopsi pada bulan Juni 1923. Dia menikah dengan Asmara Hadi (8 September 1914–3 September 1976), anggota MRPS sampai tahun 1966. Mereka memiliki 7 orang anak.[7]
  • Kartika Uteh (28 Februari 1928–17 Januari 2025), anak dari Atmo Sudirdjo, seorang juru ukur. Diadopsi pada tahun 1934. Dia menikah dengan M. Uteh Riza Yahya, mantan Humas PSSI. Mereka memiliki 6 orang anak.[7]

Pandangan masyarakat

[sunting | sunting sumber]
Inggit Garnasih

Inggit Garnasih merupakan sosok pahlawan yang sebenarnya memiliki jasa yang sangat besar untuk kemerdekaan Indonesia, bagaimana tidak, Inggit Garnasih lah yang selalu setia mendampingi Soekarno pada masa-masa sulitnya, akan tetapi namanya tak pernah disebut dalam buku pelajaran. Inggit Garnasih adalah ibu kos Bung Karno selama masih sekolah. Bagi pembaca yang belum mengenal sosok Inggit Garnasih, beliau adalah istri kedua Soekarno yang membiayai perjuangan Soekarno mulai dari biaya kuliahnya hingga aktivitas politiknya. Bahkan saat Bung Karno dipenjara karena aktivitas politik menentang Belanda, Beliaulah yg membawakan makanan dan buku sebagai penghibur Bung Karno. Selama ini nama Inggit Garnasih masih asing di telinga masyarakat Indonesia bahkan yang lebih menprihatinkan namanya masih asing di tanah kelahirannya yaitu Kamasan.[8]

Bahkan satu-satunya permohonannya kepada negara, tempat untuk memakamkan jasadnya, tetapi itu pun ditolak. Satu-satunya permohonannya tapi ditolak pula sungguh menyedihkan. Namun deritanya tidak sampai di situ. Masih ada yang lebih memilukan. Yakni walaupun jasanya besar, sampai hari ini, 39 tahun setelah ia meninggal, ia tak kunjung diberikan gelar pahlawan nasional padahal sudah berulang kali diusulkan .

Dalam budaya populer

[sunting | sunting sumber]
  • Dalam film Soekarno (2013), Inggit Garnasih diperankan oleh Maudy Koesnaedi / Zaenab Si Doel Anak Sekolahan.
  • Dalam FTV Ketika Bung di Ende (2013), Inggit Garnasih diperankan oleh Paramitha Rusady.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Happy Salma Jiwai Peran Ingit Ganarsih Diarsipkan 2012-01-15 di Wayback Machine., KOMPAS Daring, 23 Desember 2011.
  2. ^ a b Raditya, Iswara N. "Kisah Istri Terkasih Sukarno, Inggit Garnasih". tirto.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2019-01-02. Diakses tanggal 2019-01-01.
  3. ^ Sianipar, Wentina Magdalena (April 2021). "Cinta Platonis Seorang Inggit Garnasih". Intisari: 52–61.
  4. ^ "Sudah Lama Inggit Memaafkan (9)". Pikiran Rakyat. 2016-02-17. Diarsipkan dari asli tanggal 2017-09-25. Diakses tanggal 2017-09-25.
  5. ^ "Surat-Surat Cinta untuk Inggit Garnasih, Pendamping Sukarno". Liputan6. 17 Februari 2017. Diakses tanggal 2 April 2025.
  6. ^ Nuryanti, Reni (2007). Biografi Inggit Garnasih: perempuan dalam hidup Sukarno. Ombak. ISBN 978-979-3472-69-0.
  7. ^ a b TEMPO, Pusat Data dan Analisa (2019-01-07). Cerita Istri - Istri Sukarno. Tempo Publishing. ISBN 978-623-207-312-8.
  8. ^ Kesaksian Cucu Ibu Inggit Garnasih

Rujukan

[sunting | sunting sumber]
  • Nuryati, Reni dkk. 2007. Istri-Istri Sukarno. Ombak: Yogyakarta.
  • Pramukti Adhi Bhakti (2022) "Inggit Garnasih : Lahir hingga Wafat"

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]
  • Rumah Bersejarah Inggit Garnasih di Bandung
  • l
  • b
  • s
Soekarno
Presiden Indonesia ke-1
Keluarga
Orang tua
Raden Soekemi Sosrodihardjo (ayah) dan Ida Ayu Nyoman Rai (ibu)
Istri
  • Oetari
  • Inggit Garnasih
  • Fatmawati Soekarno
  • Hartini
  • Kartini Manoppo
  • Sakiko Kanase
  • Ratna
  • Haryati
  • Yurike Sanger
  • Heldy Djafar
Generasi ke-2
  • Guntur (anak)
  • Henny (mantu)
  • Megawati (anak)
  • Surindro (mantu)
  • Kiemas (mantu)
  • Rachmawati (anak)
  • Dicky (mantu)
  • Sukmawati (anak)
  • Mangkunegara IX (mantu)
  • Guruh (anak)
  • Sabina (mantu)
  • Taufan (anak)
  • Levana (mantu)
  • Bayu (anak)
  • Totok (anak)
  • Kartika (anak)
  • Frits (mantu)
  • Ayu (anak)
Generasi ke-3
  • Puti (cucu)
  • Rizki (cucu)
  • Prananda (cucu)
  • Puan (cucu)
  • Hendra (cucu)
  • Didi (cucu)
  • Paundrakarna (cucu)
  • Kiran (cucu)
Generasi ke-4
  • Jeje (cicit)
  • Putri (cicit)
  • Praba (cicit)
  • Prabha (cicit)
  • Diah (cicit)
Almamater
  • Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang Institut Teknologi Bandung - ITB)
Kekuasaan Soekarno
  • Revolusi Nasional Indonesia
  • Peristiwa 17 Oktober
  • Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955
  • Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia
  • Permesta
  • Dekrit Presiden Republik Indonesia 1959
  • Pesta Olahraga Asia 1962
  • Operasi Trikora
  • Mustikarasa
  • Sarinah
  • Vivere pericoloso
  • Inggris kita linggis, Amerika kita setrika
  • Ganyang Malaysia
Budaya populer
  • Aktor pemeran Soekarno
  • Soekarno (film)
Jabatan baru
Digantikan: Soeharto →
Pengawasan otoritas Sunting ini di Wikidata
Umum
  • ISNI
    • 1
  • VIAF
    • 1
  • WorldCat (via VIAF)
Perpustakaan nasional
  • Amerika Serikat
  • Belanda
Lain-lain
  • Faceted Application of Subject Terminology
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Inggit_Garnasih&oldid=27717716"
Kategori:
  • Kelahiran 1888
  • Kematian 1984
  • Meninggal usia 96
  • Soekarno
  • Tokoh Sunda
  • Aktivis perempuan Sunda
  • Tokoh Jawa Barat
  • Tokoh dari Bandung
Kategori tersembunyi:
  • Halaman dengan argumen ganda di pemanggilan templat
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Templat webarchive tautan wayback
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Kotak info tokoh dengan parameter orang tua
  • Artikel biografi dengan tabel penghargaan
  • Halaman dengan label Wikidata belum diterjemahkan
  • Articles with hCards
  • Semua orang yang sudah meninggal
  • Tanggal kelahiran 17 Februari
  • Tanggal kematian 13 April
  • Artikel dengan templat lahirmati
  • Semua artikel biografi
  • Artikel biografi Agustus 2025
  • Artikel Wikipedia dengan penanda ISNI
  • Artikel Wikipedia dengan penanda VIAF
  • Artikel Wikipedia dengan penanda LCCN
  • Artikel Wikipedia dengan penanda NTA
  • Artikel Wikipedia dengan penanda FAST
  • Artikel Wikipedia dengan penanda WorldCat-VIAF

Best Rank
More Recommended Articles