More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Konferensi Asia–Afrika - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konferensi Asia–Afrika - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Konferensi Asia–Afrika

  • العربية
  • Azərbaycanca
  • Català
  • Čeština
  • Cymraeg
  • Dansk
  • Deutsch
  • English
  • Esperanto
  • Español
  • Euskara
  • فارسی
  • Suomi
  • Français
  • Galego
  • עברית
  • Hrvatski
  • Հայերեն
  • Íslenska
  • Italiano
  • 日本語
  • Jawa
  • ქართული
  • Қазақша
  • 한국어
  • Кыргызча
  • Minangkabau
  • മലയാളം
  • मराठी
  • Bahasa Melayu
  • Nederlands
  • Norsk bokmål
  • Polski
  • Português
  • Română
  • Русский
  • سنڌي
  • Srpskohrvatski / српскохрватски
  • Slovenščina
  • Српски / srpski
  • Sunda
  • Svenska
  • ไทย
  • Türkçe
  • Українська
  • Oʻzbekcha / ўзбекча
  • Tiếng Việt
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika)
Konferensi Asia–Afrika
Sidang pleno Konferensi Bandung
Tuan rumah Indonesia
Tanggal18–24 April 1955
KotaBandung
Peserta304 perwakilan
KetuaRoeslan Abdulgani
Menteri Luar Negeri Indonesia
Gedung Merdeka, lokasi utama pada tahun 1955
Video luar
Arsip Konferensi Asia-Afrika di Bandung
Konfrensi Asia Afrika oleh Humas Arsip Nasional RI.

Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia–Afrika atau KAA; juga dikenal sebagai Konferensi Bandung) adalah pertemuan negara-negara Asia dan Afrika yang sebagian besar baru saja merdeka, yang berlangsung pada tanggal 18–24 April 1955 di Bandung, Jawa Barat, Indonesia.[1] Dua puluh sembilan negara yang berpartisipasi mewakili total populasi 1,5 miliar orang, 54% dari populasi dunia.[2] Konferensi ini diselenggarakan oleh Indonesia, Burma (Myanmar), India, Ceylon (Sri Lanka), dan Pakistan dan dikoordinasikan oleh Roeslan Abdulgani, sekretaris jenderal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

Tujuan konferensi ini adalah untuk mempromosikan kerja sama ekonomi dan budaya Afrika-Asia dan untuk menentang kolonialisme atau neokolonialisme oleh negara mana pun. Konferensi ini merupakan langkah menuju pembentukan Gerakan Nonblok (GNB), namun kedua inisiatif ini berjalan secara paralel selama tahun 1960-an, bahkan sempat saling bertentangan sebelum Konferensi GNB ke-2 Kairo pada tahun 1964.[3]

Konferensi Asia-Afrika 1955 juga menjadi simbol awal solidaritas Global South, yakni kerja sama antara negara-negara berkembang di belahan selatan dunia, yang berupaya memperkuat posisi tawar kolektif mereka dalam urusan internasional di luar dominasi blok Barat dan Timur. Konferensi ini mencerminkan awal munculnya identitas politik tersendiri bagi negara-negara bekas jajahan yang berusaha memperjuangkan hak menentukan nasib sendiri, kemandirian ekonomi, serta keadilan global melalui forum multilateral yang dipimpin oleh negara-negara berkembang sendiri.[4] Konsep ini kemudian berkembang menjadi salah satu fondasi utama dalam hubungan internasional pasca-kolonial, dan masih menjadi dasar bagi berbagai kerja sama multilateral hingga kini, seperti dalam kerangka G77 atau South-South Cooperation.[4]

Pada tahun 2005, pada peringatan 50 tahun konferensi tersebut, para pemimpin negara-negara Asia dan Afrika bertemu di Jakarta dan Bandung untuk meluncurkan Kemitraan Strategis Asia-Afrika (NAASP). Mereka berjanji untuk mempromosikan kerja sama politik, ekonomi, dan budaya antara kedua benua.[5]

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Konferensi Asia-Afrika didahului oleh Persidangan Bogor pada tahun 1949, yang menjadi tonggak awal bagi pembentukan kerja sama regional antara negara-negara Asia. Persidangan tersebut turut membuka jalan bagi lahirnya Colombo Plan serta merintis gagasan penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika. Dapat dikatakan bahwa Persidangan Bogor merupakan pendahuluan bagi Colombo Plan sekaligus Konferensi Asia-Afrika. Upaya perumusan lebih lanjut dilakukan melalui Persidangan Bogor ke-2 diadakan pada 28—29 Desember 1954.[6] sebagai forum persiapan teknis dan diplomatik menjelang konferensi utama.

Konferensi Asia-Afrika merefleksikan apa yang oleh para penyelenggara dianggap sebagai keengganan kekuatan Barat untuk berkonsultasi dengan mereka mengenai keputusan yang mempengaruhi Asia dalam pengaturan ketegangan Perang Dingin; keprihatinan mereka atas ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat; keinginan mereka untuk meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi hubungan perdamaian Tiongkok dengan diri mereka sendiri dan Barat; penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Prancis di Afrika Utara dan pemerintahan kolonialnya di Aljazair; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan kasusnya dalam perselisihan dengan Belanda di Nugini Barat (Irian Barat).

Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia, menggambarkan dirinya sebagai pemimpin kelompok negara ini, yang kemudian ia gambarkan sebagai "NEFOS" (Newly Emerging Forces, Kekuatan Dunia Baru).[7] Pada 4 Desember 1954, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan bahwa Indonesia telah berhasil mendapatkan masalah Irian Barat yang ditempatkan dalam agenda sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1955.[8] Rencana untuk konferensi Asia-Afrika diumumkan pada bulan yang sama.[9]

Konferensi Asia-Afrika mencerminkan respons kolektif negara-negara penyelenggara terhadap ketidakterlibatan kekuatan Barat dalam proses pengambilan keputusan yang berdampak langsung pada kawasan Asia di tengah ketegangan Perang Dingin. Konferensi ini sekaligus merepresentasikan kekhawatiran terhadap konflik geopolitik antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat, serta tekad untuk membangun landasan hubungan damai antara Tiongkok, negara-negara Asia-Afrika, dan dunia Barat. Selain itu, forum ini menjadi wadah untuk menyuarakan penolakan terhadap kolonialisme dalam berbagai bentuk, termasuk dominasi Prancis di Afrika Utara dan kekuasaannya atas Aljazair.[9]

Persidangan

[sunting | sunting sumber]
Zhou Enlai, Nehru, dan U Nu berdiskusi di sela-sela Konferensi Asia-Afrika.
Penandatanganan perjanjian kewarganegaraan ganda Tiongkok-Indonesia.

Perdebatan besar berpusat pada pertanyaan apakah kebijakan Soviet di Eropa Timur dan Asia Tengah harus dikecam bersama dengan kolonialisme Barat. Sebuah memo dikirimkan oleh 'Bangsa Muslim di bawah Imperialisme Soviet', menuduh pemerintah Soviet melakukan pembantaian dan deportasi massal di wilayah Muslim, tetapi hal tersebut tidak pernah diperdebatkan.[10] Sebuah konsensus dicapai di mana "kolonialisme dalam semua manifestasinya" dikutuk, secara implisit mengkritik Uni Soviet, serta Barat.[11] Tiongkok memainkan peran penting dalam konferensi ini dan memperkuat hubungannya dengan negara-negara Asia lainnya. Setelah selamat dari upaya pembunuhan dalam perjalanan menuju konferensi, perdana menteri Tiongkok, Zhou Enlai, menunjukkan sikap yang moderat dan damai yang cenderung untuk menenangkan kekhawatiran beberapa delegasi anti-komunis mengenai niat Tiongkok.

Kemudian dalam konferensi tersebut, Zhou Enlai menandatangani artikel tersebut dalam deklarasi penutup yang menyatakan bahwa Tionghoa perantauan memiliki loyalitas utama kepada negara asal mereka, bukan ke Tiongkok – masalah yang sangat sensitif untuk tuan rumah Indonesia dan untuk beberapa negara peserta lainnya. Zhou juga menandatangani perjanjian kewarganegaraan ganda dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario.

Zakaria bin Muhammad Amin, delegasi dari Bengkalis, Riau, yang sebelumnya berpartisipasi dalam Konferensi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah se-Indonesia pada 10–14 Maret 1955, mendiskusikan mengenai isu desentralisasi yang pada saat itu dialami oleh beberapa provinsi di Indonesia, salah satunya Sumatera Tengah.[12]

Lini masa

[sunting | sunting sumber]
  • 23 Agustus 1953 – Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo (Indonesia) di Dewan Perwakilan Rakyat Sementara mengusulkan perlunya kerjasama antara negara-negara di Asia dan Afrika dalam perdamaian dunia.[6]
  • 25 April–2 Mei 1954 – Berlangsung Colombo Plan di Sri Lanka. Hadir dalam pertemuan tersebut para pemimpin dari India, Pakistan, Burma (sekarang Myanmar), dan Indonesia. Dalam konferensi ini Indonesia memberikan usulan perlunya adanya Konferensi Asia-Afrika.[6]
  • 28–29 Desember 1954 – Untuk mematangkan gagasan masalah Persidangan Asia-Afrika, diadakan Persidangan Bogor. Dalam persidangan ini dirumuskan lebih rinci tentang tujuan persidangan, serta siapa saja yang akan diundang.[6]
  • 18–24 April 1955 – Konferensi Asia-Afrika berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung. Persidangan ini diresmikan oleh Presiden Soekarno dan diketuai oleh PM Ali Sastroamidjojo. Hasil dari persidangan ini berupa persetujuan yang dikenal dengan Dasasila Bandung.[6]

Pelopor

[sunting | sunting sumber]
  • Indonesia Ali Sastroamidjojo
  • Pakistan Muhammad Ali Bogra
  • India Jawaharlal Nehru
  • Sri Lanka John Kotelawala
  • Myanmar U Nu

Peserta

[sunting | sunting sumber]
29 negara yang menghadiri Konferensi Asia-Afrika.
Negara-negara anggota Gerakan Nonblok (2012). Negara-negara biru muda memiliki status pengamat.
  • Kerajaan Afganistan
  • Burma
  • Kerajaan Kamboja
  • Dominion Ceylon
  • Republik Rakyat Tiongkok1
  • Siprus2
  • Republik Mesir
  • Kekaisaran Etiopia
  • Pantai Emas
  • Republik India
  • Republik Indonesia
  • Negara Kekaisaran Iran
  • Kerajaan Irak
  • Jepang
  • Kerajaan Hasyimiyah Yordania
  • Kerajaan Laos
  • Republik Lebanon
  • Liberia
  • Kerajaan Libya
  • Kerajaan Nepal
  • Dominion Pakistan
  • Republik Filipina
  • Kerajaan Arab Saudi
  • Republik Suriah
  • Sudan3
  • Kerajaan Thailand
  • Republik Turki
  • Republik Demokratik Vietnam (Utara)
  • Negara Vietnam (Selatan)
  • Kerajaan Mutawakkiliyah Yaman

1 Negara yang diakui sebagian. Republik Tiongkok diakui secara internasional sebagai pemerintahan Tiongkok yang sah oleh sebagian besar masyarakat internasional pada saat itu.

2 Siprus kolonial prakemerdekaan diwakili oleh presiden pertamanya, Makarios III.[13]

3 Prakemerdekaan Sudan Inggris-Mesir diwakili oleh Perdana Menteri Ismail al-Azhari dan menggunakan bendera sementara.

Beberapa negara diberi "status pengamat". Seperti halnya Brasil, yang mengirim Duta Besar Bezerra de Menezes.[14][15]

Deklarasi

[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Dasasila Bandung

Sepuluh poin deklarasi mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia, dinamakan Dasasila Bandung, yang menggabungkan prinsip-prinsip Piagam PBB diadopsi dengan suara bulat:

  1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
  2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
  3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil
  4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain
  5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB
  6. Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain
  7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara
  8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi (penyelesaian masalah hukum) , ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB
  9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
  10. Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional[16]

Komunike akhir dari konferensi ini menggarisbawahi perlunya negara-negara berkembang untuk melonggarkan ketergantungan ekonomi mereka pada negara-negara industri terkemuka dengan memberikan bantuan teknis satu sama lain melalui pertukaran ahli dan bantuan teknis untuk proyek-proyek pembangunan, pertukaran pengetahuan teknologi, dan pembentukan lembaga pelatihan dan penelitian regional.

Dampak dan peninggalan

[sunting | sunting sumber]

Konferensi ini diikuti oleh Konferensi Solidaritas Rakyat Afro-Asia di Kairo[17] pada September (1957) dan Konferensi Beograd (1961), yang mengarah pada pembentukan Gerakan Non-Blok.[18] Pada tahun-tahun kemudian, konflik antara negara-negara yang tidak tergoyahkan mengikis solidaritas yang diekspresikan dalam konferensi ini.

Pertemuan kedua (2005)

[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika 2005
Prangko peringatan 50 tahun Konferensi Asia-Afrika

Untuk memperingati lima puluh tahun sejak pertemuan bersejarah tersebut, para Kepala Negara negara-negara Asia dan Afrika telah diundang untuk mengikuti sebuah pertemuan baru di Bandung dan Jakarta antara 19-24 April 2005. Sebagian dari pertemuan itu dilaksanakan di Gedung Merdeka, lokasi pertemuan lama pada 50 tahun lalu.

Sekjen PBB, Kofi Annan, Perdana Menteri Jepang, Junichiro Koizumi, Presiden Tiongkok, Hu Jintao, Presiden Pakistan, Pervez Musharraf, Presiden Afganistan, Hamid Karzai, Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah dan Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki ikut hadir di Bandung dalam pertemuan ini. KTT Asia-Afrika 2005 menghasilkan NAASP (New Asian-African Strategic Partnership, Kemitraan Strategis Baru Asia-Afrika), yang diharapkan akan membawa Asia dan Afrika menuju masa depan yang lebih baik berdasarkan ketergantungan-sendiri yang kolektif dan untuk memastikan adanya lingkungan internasional untuk kepentingan para rakyat Asia dan Afrika.[19]

Pertemuan ketiga (2015)

[sunting | sunting sumber]
Peserta Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika 2015
Artikel utama: Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika 2015

Konferensi Asia-Afrika ke-60 dilaksanakan di 2 kota yaitu Jakarta pada 19-23 April 2015 dan Bandung pada 24 April 2015 dengan agenda meliputi "Asia-Africa Business Summit" dan "Asia-Africa Carnival". Tema yang dibawa adalah peningkatan kerja sama negara-negara di kawasan Selatan, kesejahteraan, serta perdamaian.[20][21] KTT Asia-Afrika 2015 diikuti sebanyak 89 kepala negara/pemerintahan dari 109 negara di kawasan Asia dan Afrika, 17 negara pengamat dan 20 organisasi internasional, dan 1.426 perwakilan media domestik dan asing.

Para peserta di antaranya adalah Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, Raja Yordania, Abdullah II dari Yordania, Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak, Presiden Myanmar, Thein Sein, Raja Swaziland, Mswati III dan Perdana Menteri Nepal, Sushil Koirala.

Konferensi Asia Afrika 2015 telah menghasilkan 3 dokumen yaitu Pesan Bandung (Bandung Message), Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) dan Deklarasi kemerdekaan Palestina.[22]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Konferensi Hubungan Asia
  • Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika 2005
  • Perserikatan Bangsa Bangsa
  • Gerakan Non Blok
  • Perang Dingin
  • Dunia Ketiga
  • Prangko peringatan Konferensi Asia Afrika

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Final Communiqué of the Asian-African conference of Bandung (24 April 1955)" (PDF). Centre Virtuel de la Connaissance sur l'Europe. 3 January 2017.
  2. ^ Bandung Conference of 1955 and the resurgence of Asia and Africa Diarsipkan 13 May 2012 di Wayback Machine., Daily News, Sri Lanka
  3. ^ Bogetić, Dragan (2017). "Sukob Titovog koncepta univerzalizma i Sukarnovog koncepta regionalizma na Samitu nesvrstanih u Kairu 1964" [The Conflict Between Tito's Concept of Universalism and Sukarno's Concept of Regionalism in the 1964 Summit of Non-Aligned Countries in Cairo]. Istorija 20. Veka. 35 (2). Institute for Contemporary History, Belgrade: 101–118. doi:10.29362/IST20VEKA.2017.2.BOG.101-118. S2CID 189123378.
  4. ^ a b Husain, Adnan A. (2009-11). "The darker nations: a people's history of the Third World - By Vijay Prashad. New York: The New Press, 2007. Pp. xi + 364. Hardback £18.99, ISBN 978-1565847859; paperback £15.99, ISBN 978-1595583420". Journal of Global History (dalam bahasa Inggris). 4 (3): 497–499. doi:10.1017/S1740022809990180. ISSN 1740-0236. {{cite journal}}: ( )
  5. ^ Acharya, Amitav (2016-07-03). "Studying the Bandung conference from a Global IR perspective". Australian Journal of International Affairs (dalam bahasa Inggris). 70 (4): 342–357. doi:10.1080/10357718.2016.1168359. ISSN 1035-7718.
  6. ^ a b c d e "Asian-African Conference Timeline". The Jakarta Post. 23 April 2015. Diakses tanggal 25 April 2015.
  7. ^ Cowie, H.R. (1993). Australia and Asia. A changing Relationship, 18.
  8. ^ United Nations General Assembly, Report of the First Committee A/2831
  9. ^ a b Parker, "Small Victory, Missed Chance" (2006), hlm. 156.
  10. ^ Shindler, Colin (2012). Israel and the European Left (dalam bahasa Inggris). New York: Continuum. hlm. 205. {{cite book}}: ( )
  11. ^ Bandung Conference, di Encyclopædia Britannica
  12. ^ Pahlefi 2022, hlm. 187.
  13. ^ Cyprus and the Non–Aligned Movement Diarsipkan 2016-03-03 di Wayback Machine., Ministry of Foreign Affairs, (April 2008)
  14. ^ Palacios, Marco; Weinberg, Gregorio, ed. (1999). Historia general de América Latina (dalam bahasa Spanyol). Madrid: Editorial Trotta. hlm. 341–2. ISBN 9789233031579.
  15. ^ Seibert, Gerhard (2019). Visentini, Paulo Fagundes; Seibert, Gerhard (ed.). Brazil-Africa relations : historical dimensions and contemporary engagements, from the 1960s to the present. Oxford: James Currey. hlm. 18. ISBN 9781847011954.
  16. ^ Jayaprakash, N D (5 Juni 2005). "India and the Bandung Conference of 1955 – II". People's Democracy – Weekly Organ of the Communist Party of India (Marxist) (dalam bahasa Inggris). XXIX (23). Diarsipkan dari asli tanggal 11 Maret 2007. Diakses tanggal 7 Februari 2007. {{cite journal}}: ( )
  17. ^ Mancall, Mark. 1984. China at the Center. hlm. 427
  18. ^ Nazli Choucri, "The Nonalignment of Afro-Asian States: Policy, Perception, and Behaviour", Canadian Journal of Political Science / Revue canadienne de science politique, Vol. 2, No. 1.(Mar., 1969), pp. 1-17.
  19. ^ "Seniors official meeting" (PDF). MFA of Indonesia. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2013-12-16. Diakses tanggal 1 Oktober 2012. {{cite web}}: ( )
  20. ^ Tuwo, Andreas Gerry. Hatta, Raden Trimutia (ed.). "72 Negara Pastikan Ikut KAA di Jakarta-Bandung". Liputan6.com. Liputan6.com. {{cite news}}: ( )
  21. ^ Setiawanto, Budi. Ratomo, Unggul Tri (ed.). "KAA 2015, dari Asia Afrika untuk dunia". ANTARA News. Antaranews.com. Diakses tanggal 24 April 2015. {{cite news}}: ( )
  22. ^ "Inilah Hasil-Hasil KTT Asia Afrika ke-60, Di Jakarta, 22-23 April 2015". Setkab.go.id. Diakses tanggal 23 April 2015. {{cite web}}: ( )

Bibliografi

[sunting | sunting sumber]
  • Parker, Jason C. "Small Victory, Missed Chance: The Eisenhower Administration, the Bandung Conference, and the Turning of the Cold War." Dalam The Eisenhower Administration, the Third World, and the Globalization of the Cold War. Ed. Kathryn C. Statler & Andrew L. Johns. Lanham, MD: Rowman & Littlefield, 2006. ISBN 0742553817

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]
  • Asia-Africa Speaks From Bandung. Jakarta: Departemen Luar Negeri, Republik Indonesia, 1955.
  • Ampiah, Kweku. The Political and Moral Imperatives of the Bandung Conference of 1955: the Reactions of the US, UK and Japan. Folkestone, UK: Global Oriental, 2007. ISBN 1-905246-40-4
  • Brown, Colin. 2012. "The Bandung Conference and Indonesian Foreign Policy", Bab 9 dalam Anne Booth, Chris Manning dan Thee Kian Wie, 2012, Essays in Honour of Joan Hardjono, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
  • Kahin, George McTurnan. The Asian-African Conference: Bandung, Indonesia, April 1955. Ithaca: Cornell University Press, 1956.
  • Lee, Christopher J., ed, Making a World After Empire: The Bandung Moment and Its Political Afterlives. Athens, OH: Ohio University Press, 2010. ISBN 978-0896802773
  • Mackie, Jamie. Bandung 1955: Non-Alignment and Afro-Asian Solidarity. Singapore: Editions Didier Millet, 2005. ISBN 981-4155-49-7
  • Finnane, Antonia, dan Derek McDougall, eds, Bandung 1955: Little Histories. Melbourne: Monash Asia Institute, 2010. ISBN 978-1-876924-73-7
  • Pahlefi, Riza (2022-08-11). BENGKALIS: NEGERI JELAPANG PADI. CV. DOTPLUS Publisher. ISBN 978-623-6428-59-7.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • (Inggris) Modern History Sourcebook: Prime Minister Nehru: Speech to Asian-African Conference Political Committee, 1955
  • (Inggris) Modern History Sourcebook: President Sukarno of Indonesia: Speech at the Opening of the Asian-African Conference, 18 April 1955
  • (Inggris) "Asian-African Conference: Communiqué; Excerpts" (PDF). Egyptian presidency website. 24 April 1955. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2011-04-23. Diakses tanggal 23 April 2011. {{cite web}}: ( )
  • l
  • b
  • s
Perang Dingin
  • Amerika Serikat
  • Uni Soviet
  • ANZUS
  • NATO
  • Gerakan Non-Blok
  • SEATO
  • Pakta Warsawa
  • Perang Dingin II
1940-an
  • Rencana Morgenthau
  • Pemberontakan Hukbalahap
  • Konflik Jamaika
  • Dekemvriana
  • Perjanjian persentase
  • Konferensi Yalta
  • Perang Gerilya di Negara Baltik
    • Saudara Hutan
    • Operasi Priboi
    • Operasi Rimba
    • Pendudukan negara-negara Baltik
  • Prajurit terkutuk
  • Operasi Unthinkable
  • Operasi Downfall
  • Konferensi Potsdam
  • Skandal Gouzenko
  • Pembagian Korea
  • Operasi Masterdom
  • Operasi Beleaguer
  • Operasi Blacklist Forty
  • Krisis Iran 1946
  • Perang Saudara Yunani
  • Insiden Selat Corfu
  • Krisis Selat Turki
  • Pernyataan Kembali Kebijakan Terhadap Jerman
  • Perang Indocina Pertama
  • Doktrin Truman
  • Konferensi Hubungan Asia
  • Krisis Mei 1947
  • Rencana Marshall
  • Comecon
  • Kudeta Cekoslowakia 1948
  • Pemberontakan Al-Wathbah
  • Perang Palestina 1947–1949
    • Perang Saudara di Mandat Britania atas Palestina 1947–1948
    • Perang Arab-Israel 1948
    • Eksodus Palestina 1948
  • Perpecahan Tito–Stalin
  • Blokade Berlin
  • Pengkhianatan Barat
  • Tirai Besi
  • Blok Timur
  • Blok Barat
  • Perang Saudara Tiongkok (kedua)
  • Kedaruratan Malaya
  • Subversi Albania
1950-an
  • Konflik Papua
  • Tirai Bambu
  • Perang Korea
  • McCarthyisme
  • Perang Aljazair
  • Revolusi Mesir 1952
  • Kudeta Iran 1953
  • Pemberontakan Jerman Timur 1953
  • Amandemen Bricker
  • Kudeta Guatemala 1954
  • Pembagian Vietnam
  • Perang Jebel Akhdar
  • Perang Vietnam
  • Krisis Selat Taiwan Pertama
  • Kedaruratan Siprus
  • Konferensi Tingkat Tinggi Jenewa (1955)
  • Konferensi Bandung
  • Unjuk rasa Poznań 1956
  • Revolusi Hungaria 1956
  • Kekerasan klan Yaman–Aden
  • Krisis Suez
  • "We will bury you"
  • Perang Ifni
  • Operasi Gladio
  • Perang Dingin Arab
  • Krisis Suriah 1957
    • Krisis Lebanon 1958
    • Revolusi Juli Irak
  • Krisis Sputnik
  • Krisis Selat Taiwan Kedua
  • Pemberontakan Tibet 1959
  • Pemberontakan Mosul 1959
  • Perdebatan Dapur
  • Perpecahan Tiongkok-Soviet
1960-an
  • Krisis Kongo
  • Pemberontakan Simba
  • Insiden U-2 1960
  • Invasi Teluk Babi
  • Kudeta Turki 1960
  • Perpecahan Soviet–Albania
  • Konflik Irak–Kurdi
    • Perang Irak–Kurdi Pertama
  • Krisis Berlin 1961
  • Tembok Berlin
  • Perang Kotor (Meksiko)
  • Perang Kolonial Portugal
    • Perang Kemerdekaan Angola
    • Perang Kemerdekaan Guinea-Bissau
    • Perang Kemerdekaan Mozambik
  • Krisis Rudal Kuba
  • Perang Tiongkok-India
  • Pemberontakan Komunis di Sarawak
  • Revolusi Ramadan Irak
  • Perang Kemerdekaan Eritrea
  • Perang Pasir
  • Perang Saudara Yaman Utara
  • Kudeta Suriah 1963
  • Kebuntuan Israel-Amerika Serikat
  • Pembunuhan John F. Kennedy
  • Kedaruratan Aden
  • Krisis Siprus 1963–1964
  • Perang Vietnam
  • Perang Shifta
  • Perang Saudara Guatemala
  • Konflik Kolombia
  • Kudeta Brasil 1964
  • Perang Saudara Dominika
  • Perang Semak Rhodesia
  • Perang Perbatasan Afrika Selatan
  • Transisi ke Orde Baru
  • Teori domino
  • Deklarasi ASEAN
  • Perang Saudara Laos
  • Kudeta Suriah 1966
  • Revolusi Argentina
  • Konflik Zona Demiliterisasi Korea
  • Junta militer Yunani 1967–1974
  • Tahun-Tahun Timbel (Italia)
  • Insiden USS Pueblo
  • Perang Enam Hari
  • Perang Atrisi
  • Pemberontakan Dhofar
  • Perang Al-Wadiah
  • Perang Saudara Nigeria
  • Protes 1968
  • Mei Prancis
  • Pembantaian Tlatelolco
  • Revolusi Kebudayaan
  • Musim Semi Praha
  • Krisis politik Polandia 1968
  • Pemberontakan Komunis di Malaysia
  • Invasi Cekoslowakia
  • Revolusi Ba'athis Irak
  • Kudeta Libya 1969
  • Perang Sepak Bola
  • Komunisme Goulash
  • Konflik perbatasan Tiongkok-Soviet
  • Pemberontakan Komunis di Filipina
  • Tindakan Perbaikan
1970-an
  • Détente
  • Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir
  • September Hitam di Yordania
  • Gerakan Perbaikan (Suriah)
  • Konflik Sahara Barat
  • Revolusi Nikaragua
  • Perang Saudara Kamboja
  • Perang Vietnam
  • Kerusuhan Koza
  • Realpolitik
  • Diplomasi ping-pong
  • Revolusi Perbaikan (Mesir)
  • Memorandum militer Turki 1971
  • Kudeta Sudan 1971
  • Perjanjian Empat Negara di Berlin
  • Perang Pembebasan Bangladesh
  • Kunjungan Nixon ke Tiongkok 1972
  • Konflik perbatasan Yaman Utara-Yaman Selatan 1972
  • Perang Yaman 1972
  • Pemberontakan Komunis di Bangladesh
  • Perang Saudara Eritrea
  • Kudeta Uruguay 1973
  • Kudeta Chili 1973
  • Perang Yom Kippur
  • Krisis minyak 1973
  • Revolusi Anyelir
  • Transisi Spanyol
  • Metapolitefsi
  • Perundingan pembatasan senjata strategis
  • Perang Irak-Kurdi Kedua
  • Invasi Turki ke Siprus
  • Perang Saudara Angola
  • Perang Saudara Mozambik
  • Konflik Oromo
  • Perang Ogaden
  • Perang Sahara Barat
  • Perang Saudara Etiopia
  • Perang Saudara Lebanon
  • Perpecahan Tiongkok-Albania
  • Perang Kamboja–Vietnam
  • Revolusi Iran
  • Operasi Condor
  • Perang Kotor (Argentina)
  • Kudeta Argentina 1976
  • Perang Libya–Mesir
  • Musim Gugur Jerman
  • Korean Air Lines Penerbangan 902
  • Perang Uganda–Tanzania
  • Pemberontakan NDF
  • Konflik Chad–Libya
  • Perang Yaman 1979
  • Pendudukan Masjidil Haram
  • Revolusi Iran
  • Revolusi Saur
  • Perang Tiongkok-Vietnam
  • Gerakan New Jewel
  • Pemberontakan Herat 1979
  • Tujuh Hari ke Sungai Rhine
  • Perjuangan melawan penyalahgunaan politik psikiatri di Uni Soviet
1980-an
  • Perang Soviet-Afganistan
  • Pemboikotan Olimpiade Musim Panas 1980 dan 1984
  • Konflik Peru
  • Kudeta Turki 1980
  • Insiden Teluk Sidra
  • Konflik Casamance
  • Perang Semak Uganda
  • Pemberontakan Pasukan Perlawanan Tuhan
  • Perang Saudara Eritrea
  • Perang Perbatasan Etiopia–Somalia 1982
  • Perang Ndogboyosoi
  • Invasi Amerika Serikat ke Grenada
  • Able Archer 83
  • Star Wars
  • Perang Iran–Irak
  • Pemberontakan Somalia
  • Insiden Laut Hitam 1986
  • Perang Saudara Yaman Selatan
  • Perang Toyota
  • Insiden penyerempetan Laut Hitam 1988
  • Perang Saudara Bougainville
  • Pemberontakan 8888
  • Solidaritas
    • Reaksi Soviet
  • Contras
  • Krisis Amerika Tengah
  • RYAN
  • Korean Air Lines Penerbangan 007
  • Revolusi Kekuatan Rakyat
  • Glasnost
  • Perestroika
  • Perang Nagorno-Karabakh
  • Perang Saudara Afganistan
  • Invasi Amerika Serikat ke Panama
  • Pemogokan Polandia 1988
  • Unjuk rasa Tiananmen 1989
  • Revolusi 1989
  • Keruntuhan Tembok Berlin
  • Kejatuhan perbatasan Jerman dalam
  • Revolusi Velvet
  • Revolusi Rumania 1989
  • Revolusi Damai
1990-an
  • Revolusi Mongolia 1990
  • Perang Teluk
  • Penyatuan kembali Jerman
  • Penyatuan Yaman
  • Kejatuhan komunisme di Albania
  • Pembubaran Yugoslavia
  • Pembubaran Uni Soviet
  • Pembubaran Cekoslowakia
Konflik beku
  • Abkhazia
  • Tiongkok
  • Korea
  • Puerto Riko
  • Kosovo
  • Nagorno-Karabakh
  • Ossetia Selatan
  • Transnistria
  • Sengketa perbatasan Tiongkok-India
  • Sengketa Borneo Utara
Kebijakan luar negeri
  • Doktrin Truman
  • Pembendungan
  • Doktrin Eisenhower
  • Teori domino
  • Doktrin Hallstein
  • Doktrin Kennedy
  • Koeksistensi damai
  • Ostpolitik
  • Doktrin Johnson
  • Doktrin Brezhnev
  • Doktrin Nixon
  • Doktrin Ulbricht
  • Doktrin Carter
  • Doktrin Reagan
  • Dorong balik
  • Kedaulatan Puerto Riko pada Perang Dingin
Ideologi
Kapitalisme
  • Liberalisme
  • Mazhab Chicago
  • Keynesianisme
  • Monetarisme
  • Ekonomi neoklasik
  • Reaganomics
  • Ekonomi sisi penawaran
  • Thatcherisme
Komunisme
  • Sosialisme
  • Marxisme–Leninisme
  • Castroisme
  • Eurokomunisme
  • Guevarisme
  • Hoxhaisme
  • Juche
  • Maoisme
  • Naxalisme
  • Stalinisme
  • Titoisme
Lainnya
  • Imperialisme
  • Anti-imperialisme
  • Nasionalisme
  • Ultranasionalisme
  • Chauvinisme
  • Nasionalisme etnis
  • Rasisme
  • Zionisme
  • Fasisme
  • Neo-Nazisme
  • Islamisme
  • Totaliterisme
  • Otoritarianisme
  • Autokrasi
  • Demokrasi liberal
  • Demokrasi iliberal
  • Demokrasi terpimpin
  • Demokrasi sosial
  • Third-Worldisme
  • Supremasi kulit putih
  • Nasionalisme kulit putih
  • Separatisme kulit putih
  • Apartheid
Organisasi
  • NATO
  • Pakta Warsawa
  • Komunitas Andes
  • ASEAN
  • CIA
  • Comecon
  • EEC
  • KGB
  • MI6
  • Gerakan Non-Blok
  • SAARC
  • Safari Club
  • Stasi
Propaganda
  • Tindakan aktif
  • Amerika
  • Pembasmian untuk Kebebasan
  • Izvestia
  • Pravda
  • Radio Free Europe/Radio Liberty
  • Ketakutan Merah
  • Soviet Life
  • TASS
  • Voice of America
  • Voice of Russia
Perlombaan
  • Perlombaan senjata
  • Perlombaan senjata nuklir
  • Perlombaan Antariksa
Sejarawan
  • Gar Alperovitz
  • Thomas A. Bailey
  • Michael Beschloss
  • Archie Brown
  • Warren H. Carroll
  • Adrian Cioroianu
  • John Costello
  • Michael Cox
  • Nicholas J. Cull
  • Willem Drees
  • Robert D. English
  • Herbert Feis
  • Robert Hugh Ferrell
  • André Fontaine
  • Anneli Ute Gabanyi
  • John Lewis Gaddis
  • Lloyd Gardner
  • Timothy Garton Ash
  • Gabriel Gorodetsky
  • Fred Halliday
  • Jussi Hanhimäki
  • John Earl Haynes
  • Patrick J. Hearden
  • Tvrtko Jakovina
  • Tony Judt
  • Harvey Klehr
  • Gabriel Kolko
  • Walter LaFeber
  • Walter Laqueur
  • Melvyn Leffler
  • Geir Lundestad
  • Mary Elise Sarotte
  • Vojtech Mastny
  • Jack F. Matlock Jr.
  • Thomas J. McCormick
  • Timothy Naftali
  • Marius Oprea
  • David S. Painter
  • William B. Pickett
  • Ronald E. Powaski
  • Yakov M. Rabkin
  • Arthur M. Schlesinger Jr.
  • Ellen Schrecker
  • Giles Scott-Smith
  • Shen Zhihua
  • Athan Theoharis
  • Andrew Thorpe
  • Vladimir Tismăneanu
  • Patrick Vaughan
  • Alex von Tunzelmann
  • Odd Arne Westad
  • William Appleman Williams
  • Jonathan Reed Winkler
  • Rudolph Winnacker
  • Ken Young
Lihat pula
  • Intervensi Sekutu dalam Perang Saudara Rusia
  • Daftar agen Blok Timur di Amerika Serikat
  • Spionase Soviet di AS
  • Hubungan Amerika Serikat dengan Uni Soviet
  • Konferensi AS–Soviet
  • Spionase Rusia di AS
  • Spionase Amerika di Uni Soviet dan Federasi Rusia
  • Hubungan NATO dengan Rusia
  • Brinkmanship
  • CIA dan Perang Dingin Kebudayaan
  • Perang Dingin II
  • Revolusi Rusia
  • Kategori
  • Commons
  • Garis waktu
  • Daftar konflik
  • l
  • b
  • s
Kerja sama Selatan-Selatan dan Third Worldisme
Selatan Global
Pembangunan
  • Negara berkembang terkurung daratan
  • Negara terbelakang
  • Negara miskin berutang banyak
Pasar
  • Pasar berkembang
  • Negara industri baru
  • Ekonomi transisi
Teori Dunia
  • Dunia Pertama
  • Dunia Kedua
  • Dunia Ketiga
  • Dunia Keempat
Geopolitik
  • Dekolonisasi
  • Perang Dingin
  • Neokolonialisme
  • Multipolaritas
  • Konferensi Dunia Melawan Rasisme
    • Durban I
    • Durban II
    • Durban III
  • Globalisasi
BRICS
  • Brasil–Rusia–India–Cina–Afrika Selatan (BRICS)
    BASIC (BRICS tanpa Rusia)
  • BRIC (BRICS tanpa Afsel)
  • Forum Dialog India–Brasil–Afrika Selatan (IBSA)
Keuangan
  • Utang
  • Persatuan Kliring Asia
  • Bank Investasi Infrastruktur Asia
  • Bank Pembangunan Asia
  • Dana Moneter Arab
  • BancoSur
  • Bank Pembangunan Karibia
  • Dana Komoditas Bersama
Perdagangan dan
pembangunan
  • Negara developmental
  • Paradigma angsa terbang
  • Pembangunan berbasis infrastruktur
  • Pembangunan berkelanjutan
  • Sistem Preferensi Dagang Global
  • Protokol Negosiasi Perdagangan
  • Tatanan Ekonomi Internasional Baru
  • Tatanan Informasi dan Komunikasi Dunia Baru
  • Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa
  • Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa
  • Organisasi Pembangunan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kesehatan masyarakat
  • Obat generik
    • biosimilar
  • Paten obat-obatan
    • kritik
  • Eksklusivitas data tes
  • Deklarasi Doha
  • Organisasi Kesehatan Dunia
Organisasi
dan grup
  • G-77
  • G-15
  • D-8
  • Negara berkembang G20 (G-20)
  • G-24
  • Negara berkembang G33 (G-33)
  • G-11
  • G-90
  • Gerakan Non-Blok
  • Grup Afrika, Karibia, dan Pasifik
  • Uni Afrika
  • Konferensi Asia–Afrika
  • Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara
  • Rencana Colombo
  • Komunitas Negara Amerika Latin dan Karibia
  • Aliansi Matahari Internasional
  • Like Minded Group
  • Melanesian Spearhead Group
  • Next Eleven
  • KTT Utara–Selatan
  • Grup Pemimpin Polinesia
  • Zona Perdamaian dan Kerja Sama Atlantik Selatan
  • Asosiasi Kerja Sama Kawasan Asia Selatan
  • Negara Berkembang Pulau Kecil
  • Tengah Selatan
  • Jaringan Dunia Ketiga
Kesenjangan
Utara–Selatan
  • Laporan Brandt
  • Sistem keuangan global
    • Dana Moneter Internasional
    • Bank Dunia
    • Organisasi Perdagangan Dunia
  • Perdagangan adil
  • Regulasi keuangan
  • Kesenjangan digital global
Pengawasan otoritas: Perpustakaan nasional Sunting ini di Wikidata
  • Jepang
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konferensi_Asia–Afrika&oldid=27243343"
Kategori:
  • Galat CS1: markah
  • Perang Dingin
  • Kota Bandung
  • Konferensi internasional di Indonesia
  • Konferensi Asia-Afrika
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Templat webarchive tautan wayback
  • Galat CS1: tanggal
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • Galat CS1: tanggal akses tanpa URL
  • CS1 sumber berbahasa Spanyol (es)
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Artikel Wikipedia dengan penanda NDL

Best Rank
More Recommended Articles