More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Krisis Abad Ketiga - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Krisis Abad Ketiga - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Krisis Abad Ketiga

  • Afrikaans
  • Alemannisch
  • العربية
  • Asturianu
  • Azərbaycanca
  • Беларуская
  • Български
  • Brezhoneg
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Ελληνικά
  • English
  • Español
  • Eesti
  • Euskara
  • فارسی
  • Suomi
  • Français
  • Galego
  • עברית
  • Hrvatski
  • Հայերեն
  • Italiano
  • 日本語
  • 한국어
  • Latina
  • Lingua Franca Nova
  • Lietuvių
  • मराठी
  • Bahasa Melayu
  • Nederlands
  • Norsk bokmål
  • Occitan
  • Polski
  • Português
  • Русский
  • Srpskohrvatski / српскохрватски
  • Simple English
  • Slovenščina
  • Српски / srpski
  • ไทย
  • Tagalog
  • Türkçe
  • Українська
  • اردو
  • Tiếng Việt
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Krisis abad ketiga)
Kekaisaran yang terbagi pada 271 Masehi.

Krisis Abad Ketiga (235–284 M), juga dikenal sebagai Anarki Militer atau Krisis Kekaisaran Romawi, adalah periode kekacauan besar dalam Kekaisaran Romawi yang ditandai dengan serangkaian invasi eksternal, perang saudara, pemberontakan, wabah penyakit, dan krisis ekonomi. Krisis ini memuncak dengan kehancuran struktur pemerintahan kekaisaran yang stabil dan hampir menyebabkan runtuhnya kekaisaran.

Krisis ini dimulai dengan pembunuhan Kaisar Romawi Severus Alexander oleh tentaranya sendiri. Pada masa ini, Kekaisaran Roma diserang oleh suku barbar dan mengalami peningkatan imigrasi orang barbar menuju ke Roma, perang saudara, pembunuhan kaisar, kekacauan internal politik, dan pemberontakan petani dengan berbagai perampas kekuasaan bersaing untuk mendapatkan kekuasaan.

Dalam krisis ini, ada sebanyak 26 orang yang mendeklarasikan dirinya sebagai Kaisar Roma, kebanyakan dari kalangan jenderal militer yang mendapatkan kekuatan imperium se-kekaisaran. Saat yang sama, ke-26 orang ini diakui oleh Senat Romawi sebagai kaisar yang sah maka mereka tercatat sebagai kaisar Roma. Saat 268, Roma terpecah menjadi tiga: Kekaisaran Galia (yang mencakupi Provinsi Galia, Britannia dan untuk sementara waktu, Hispania), Kekaisaran Tadmur (yang mencakupi Provinsi Suriah, Palestina, dan Aegyptus) dan di antara mereka, sisa wilayah Kekaisaran Romawi yang berada di Italia.

Masa pemerintahan Kaisar Aurelianus dari 270 sampai 275 merupakan titik balik dari krisis ini. Aurelianus berhasil menyatukan Kekaisaran Romawi dengan mengalahkan Galia dan Tadmur, sementara memberlakukan reformasi ekonomi untuk menstabilisasi situasi ekonomi dan politik negara. Krisis ini disebut berakhir pada masa pemerintahan Kaisar Diokletianus saat ia merestrukturisasi pemerintahan, ekonomi, dan militer Romawi.

Latar Belakang

[sunting | sunting sumber]

Pada awal abad ke-3, Kekaisaran Romawi mencapai puncak ekspansi dan stabilitas di bawah dinasti Severan. Namun, setelah kematian Kaisar Alexander Severus pada tahun 235 M, yang terbunuh oleh pasukannya sendiri, kekaisaran memasuki periode ketidakstabilan politik. Pergantian kekuasaan menjadi sangat sering, dan kebanyakan kaisar yang diangkat berasal dari kalangan militer.

Kaisar-kaisar yang memerintah selama periode ini sering kali memerintah hanya selama beberapa bulan atau tahun sebelum digantikan melalui pembunuhan atau kudeta. Kekaisaran menghadapi tekanan dari invasi oleh suku-suku barbar di perbatasan, pemberontakan di provinsi-provinsi, serta ketidakstabilan internal akibat perang saudara.

Penyebab Krisis

[sunting | sunting sumber]

Beberapa faktor menyebabkan terjadinya Krisis Abad Ketiga:

  1. Krisis Suksesi: Setelah kematian Alexander Severus, tidak ada sistem suksesi yang jelas di Kekaisaran Romawi. Hal ini menyebabkan serangkaian kaisar yang dipilih oleh tentara dan bukan berdasarkan garis keturunan yang sah, sehingga sering kali terjadi perebutan kekuasaan di antara para jenderal.
  2. Tekanan Barbar: Kekaisaran menghadapi invasi besar-besaran dari berbagai suku barbar, termasuk Goth dan Frank dari utara, serta serangan Sassanid Persia dari timur. Pada saat yang sama, ada juga ancaman dari suku Alemanni dan bangsa-bangsa lain di sepanjang perbatasan Rhine dan Danube.
  3. Krisis Ekonomi: Kekaisaran mengalami inflasi yang tak terkendali dan kemerosotan ekonomi, yang diperparah oleh meningkatnya kebutuhan untuk membiayai perang dan mempertahankan perbatasan. Devaluasi koin, pajak tinggi, dan sistem perdagangan yang runtuh mengakibatkan penderitaan besar di kalangan penduduk Romawi.
  4. Wabah: Wabah Antoninus yang terjadi pada abad sebelumnya, serta wabah-wabah lain, mengurangi populasi kekaisaran secara signifikan, melemahkan angkatan kerja, dan membuat pasukan militer semakin sulit direkrut.
  5. Ketidakstabilan Politik: Kaisar-kaisar sering kali diangkat oleh pasukan militer dan harus terus-menerus menghadapi ancaman kudeta. Ini menciptakan situasi di mana banyak jenderal memutuskan untuk memberontak dan memproklamirkan diri sebagai kaisar, menciptakan perang saudara terus-menerus.

Perang Saudara dan Perebutan Kekuasaan

[sunting | sunting sumber]

Selama periode ini, lebih dari 20 kaisar memerintah Kekaisaran Romawi dalam waktu kurang dari 50 tahun. Beberapa kaisar yang paling signifikan dalam periode ini antara lain:

  1. Maximinus Thrax (235–238 M), seorang jenderal tentara yang diangkat menjadi kaisar oleh pasukannya. Ia adalah kaisar pertama dari periode ini dan mewakili awal ketidakstabilan politik yang akan berlanjut selama beberapa dekade.
  2. Gordianus III (238–244 M), seorang kaisar muda yang memerintah dalam periode singkat dan menghadapi tekanan besar dari serangan Persia.
  3. Valerianus (253–260 M), yang ditangkap oleh bangsa Persia di bawah kepemimpinan Shapur I dan dipermalukan sebagai tawanan perang, peristiwa ini menimbulkan aib besar bagi Romawi.
  4. Gallienus (253–268 M), yang berusaha memulihkan stabilitas tetapi harus menghadapi invasi barbar serta pemberontakan di berbagai wilayah.
  5. Aurelianus (270-275 M), yang berhasil menyatukan kembali kekaisaran dengan mengalahkan Kekaisaran Galia dan Kekaisaran Tadmur, serta menstabilisasi ekonomi dan politik negara.
  6. Tacitus (275-276 M), kaisar terakhir yang dipilih langsung oleh Senat Romawi

Dampak dan Akibat Krisis

[sunting | sunting sumber]

Fragmentasi Kekaisaran: Krisis ini juga menyebabkan kekaisaran terpecah menjadi tiga bagian besar selama beberapa dekade:

  1. Kekaisaran Gallic di barat (260–274 M), yang mencakup wilayah Galia, Spanyol, dan Britania, memisahkan diri dari kekuasaan pusat di Roma.
  2. Kekaisaran Romawi Timur atau Kekaisaran Palmyrene, yang berpusat di bawah kekuasaan Ratu Zenobia di Palmyra, menguasai sebagian besar provinsi timur, termasuk Mesir dan Suriah.
  3. Kekaisaran Romawi Tengah, di bawah kendali kaisar yang berpusat di Italia, mengalami kesulitan mempertahankan kendali penuh atas wilayahnya.

Reformasi Diokletianus: Krisis ini akhirnya diakhiri oleh Kaisar Diokletianus, yang memerintah dari tahun 284 M hingga 305 M. Diokletianus melakukan berbagai reformasi besar-besaran, termasuk membagi kekuasaan menjadi Tetrarki, di mana empat kaisar memerintah kekaisaran secara bersamaan. Ia juga memperkuat birokrasi, mereformasi ekonomi, dan memperbarui sistem militer.

Akhir Krisis

[sunting | sunting sumber]

Dengan kebijakan Diokletianus, kekaisaran berhasil dipulihkan dari kekacauan dan memasuki fase baru dalam sejarahnya. Meskipun ancaman dari luar dan ketidakstabilan internal tidak sepenuhnya hilang, sistem Tetrarki memberikan stabilitas yang cukup hingga awal abad ke-4, di mana Kekaisaran Romawi mulai pulih dari trauma Krisis Abad Ketiga.

Kaisar

[sunting | sunting sumber]
  • Maximinus Thrax
  • Gordianus I
  • Gordianus II
  • Pupienus
  • Balbinus
  • Gordianus III
  • Filipus si Arab
  • Silbannacus
  • Trajanus Decius
  • Hostilianus
  • Trebonianus Gallus
  • Aemilianus
  • Valerianus
  • Gallienus
  • Claudius II
  • Kuintillus
  • Aurelianus
  • Tacitus
  • Florianus
  • Probus
  • Carus
  • Numerianus
  • Carinus
  • Diokletianus

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Zaman Negara-negara Berperang - periode serupa di Tiongkok
  • Zaman Tiga Negara - periode serupa yang terjadi bersamaan dengan Krisis Abad Ketiga, namun zaman ini disebabkan karena keruntuhan Dinasti Han
  • Zaman Sengoku - periode yang sama di Jepang

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Jones, A.H.M. The Decline of the Ancient World. London: Longman, 1966.
  • Southern, Pat. The Roman Empire from Severus to Constantine. London: Routledge, 2001.
  • Ando, Clifford. Imperial Rome AD 193 to 284: The Critical Century. Edinburgh: Edinburgh University Press, 2012.

Catatan

[sunting | sunting sumber]


Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Olivier Hekster, Rome and its Empire, AD 193-284 (Edinburgh 2008) ISBN 978-0-7486-2303-7
  • Klaus-Peter Johne (ed.), Die Zeit der Soldatenkaiser (Akademie Verlag, Berlin 2008).
  • Alaric Watson, Aurelian and the Third Century (Taylor & Francis, 2004) ISBN 0-415-30187-4
  • John F. White, Restorer of the World: The Roman Emperor Aurelian (Spellmount, 2004) ISBN 1-86227-250-6
  • H. St. L. B. Moss, The Birth of the Middle Ages (Clarendon Press, 1935, reprint Oxford University Press, January, 2000) ISBN 0-19-500260-1
  • Ferdinand Lot, End of the Ancient World and the Beginnings of the Middle Ages (Harper Torchbooks Printing, New York, 1961. First English printing by Alfred A. Knopf, Inc., 1931).

Bacaan tambahan

[sunting | sunting sumber]
  • Crisis of The Third Century, Hugh Kramer.
  • Map, University of Calgary. Diarsipkan 2006-08-19 di Wayback Machine.
  • The Crisis of The Third Century, OSU. Diarsipkan 2006-07-17 di Wayback Machine.
  • l
  • b
  • s
Perang-Perang Romawi Kuno
Perang-Perang
Republik Romawi
  • Perang-Perang Romawi-Etruski
  • Perang-Perang Romawi-Aequi
  • Perang-Perang Romawi-Latini
  • Perang-Perang Romawi-Hernici
  • Perang-Perang Romawi-Volsci
  • Perang-Perang Samni
  • Perang Piros
  • Perang-Perang Punik (Ke-1, Ke-2, Ke-3)
  • Perang-Perang Iliria (Ke-1, Ke-2, Ke-3)
  • Perang-Perang Makedonia (Ke-1, Ke-2, Ke-3, Ke-4)
  • Perang Romawi-Seleukos
  • Perang Aitolia
  • Perang Galatia
  • Perang Penaklukan Hispania (Perang-Perang Keltiberia, Perang Lusitania, Perang Numantia, Perang Sertorius, Perang Kantabria)
  • Perang Akhaia
  • Perang Yugarten
  • Perang Kimbri
  • Perang-Perang Budak (Ke-1, Ke-2, Ke-3)
  • Perang Sociale
  • Perang-Perang Saudara Sulla (Ke-1, Ke-2)
  • Perang-Perang Mirdat (Ke-1, Ke-2, Ke-3)
  • Perang-Perang Galia
  • Invasi Britania
  • Perang Saudara Caesar
  • Perang-Perang Akhir Zaman Republik (Pasca-Caesar, Liberatores, Sisilia, Perusia, Terakhir)
Perang-Perang
Kekaisaran Romawi
  • Perang-Perang Jermani (Teutoburg, Markomani, Alemani, Goth, Visigoth)
  • Perang-Perang Penaklukan Britania
    • Pemberontakan Boadika
  • Perang Armenia
  • Perang Saudara Tahun 69
  • Perang-Perang Yahudi-Romawi
  • Perang-Perang Dacia Domitianus
  • Perang-Perang Dacia Traianus
  • Perang-Perang Persia
  • Perang-Perang Saudara Abad Ke-3
  • Perang-Perang Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat
Sejarah militer Romawi Kuno
  • l
  • b
  • s
Krisis keuangan
  • Kepanikan perbankan
  • Bear market
  • Guncangan harga komoditas
  • Credit crunch
  • Siklus kredit
  • Krisis mata uang
  • Krisis utang
  • Krisis energi
  • Flash crash
  • Hiperinflasi
  • Krisis likuiditas
  • Momen Minsky
  • Kehancuran pasar saham
Pra-1000
  • Krisis Abad Ketiga (235–284 M)
Revolusi Perdagangan
(1000-1760)
  • Great Bullion Famine (sekitar 1400–c. 1500)
  • The Great Debasement (1544–1551)
  • Kehancuran pasar saham Republik Belanda (c. 1600–1760)
  • Kipper und Wipper (1621–1623)
  • Kehancuran Tulip mania (1637)
  • Kehancuran gelembung South Sea (1720)
  • Kehancuran gelembung Mississippi (1720)
Revolusi Industri
(1760–1840)
  • Krisis perbankan Amsterdam 1763
  • Kehancuran gelembung Bengal (1769–1784)
  • Krisis 1772
  • Keruntuhan keuangan Republik Belanda (c. 1780–1795)
  • Panik 1785
  • Kepanikan Tembaga 1789
  • Panik 1792
  • Panik 1796–1797
  • Kebangkrutan negara bagian Denmark 1813
  • Guncangan harga biji-bijian dan penggunaan lahan Irlandia pasca-Napoleon (1815–1816)
  • Panik 1819
  • Panik 1825
  • Panik 1837
1840–1870
  • Kegagalan Kentang Eropa (1845–1856)
    • Kelaparan Besar (Irlandia)
    • Kelaparan Kentang Dataran Tinggi
  • Panik 1847
  • Panik 1857
  • Panik 1866
  • Black Friday (1869)
Revolusi Industri Kedua
(1870–1914)
  • Panik 1873
  • Kehancuran Paris Bourse 1882
  • Panik 1884
  • Kehancuran Arendal (1886)
  • Krisis Baring (1890)
  • Encilhamento (1890–1893)
  • Panik 1893
  • Krisis perbankan Australia 1893
  • Black Monday (1894)
  • Panik 1896
  • Panik 1901
  • Panik 1907
  • Krisis pasar saham karet Shanghai (1910)
  • Panik 1910–11
Periode antarperang
(1918–1939)
  • Hiperinflasi awal Soviet (1917–1924)
  • Hiperinflasi Republik Weimar (1921–1923)
  • Krisis keuangan Showa (1927)
  • Keruntuhan Wall Street 1929
  • Depresi Besar (1929–1939)
  • Panik 1930
1931–1973
  • Slide Kennedy 1962
  • Hiperinflasi Indonesia 1963-1965
Inflasi Hebat
(1973–1982)
  • Krisis energi 1970-an (1973–1980)
  • Krisis Oktober Kanada (1970)
  • Krisis minyak 1973
  • Kehancuran pasar saham 1973–1974
  • Krisis perbankan sekunder 1973–1975
  • Krisis baja (1973–1982)
  • Krisis utang Amerika Latin (1975–1982)
  • Krisis IMF 1976
  • Krisis energi 1979
  • Hiperinflasi Brasil (1980–1982)
Moderasi Hebat
(1982–2007)
  • Krisis baja (1982–1988)
  • Hiperinflasi Brasil (1982–1994)
  • Kehancuran pasar saham Souk Al-Manakh (1982)
  • Krisis Cile 1982
  • Krisis saham bank Israel 1983
  • Black Saturday (1983)
  • Krisis simpan pinjam (1986–1995)
  • Black Monday (1987)
  • Krisis perbankan Norwegia 1988–1992
  • Kehancuran-mini Jumat ke-13 (1989)
  • Kehancuran gelembung harga aset Jepang (1990–1992)
  • Kejutan harga minyak 1990
  • Krisis perbankan Rhode Island (1990–1992)
  • Krisis ekonomi India 1991
  • Krisis keuangan Swedia 1990-an (1991–1992)
  • Krisis perbankan Finlandia 1990-an (1991–1993)
  • Krisis energi Armenia 1990-an (1991–1995)
  • Periode Khusus Kuba (1991–2000)
  • Black Wednesday (1992)
  • Hiperinflasi Yugoslavia (1992–1994)
  • krisis pasar obligasi 1994
  • Krisis perbankan Venezuela tahun 1994
  • Krisis peso Meksiko (1994–1996)
  • Krisis keuangan Asia 1997
  • krisis keuangan Rusia 1998
  • Krisis ekonomi Ekuador 1998–1999
  • Depresi Hebat Argentina 1998–2002
  • Efek Samba (1999)
  • Gelembung dot-com (2000–2004)
  • Krisis ekonomi Turki 2001
  • Krisis ekonomi Amerika Selatan tahun 2002
  • krisis perbankan Uruguay 2002
  • Krisis perbankan Myanmar 2003
  • Krisis energi Argentina 2004
  • Gelembung saham Tiongkok 2007
  • Hiperinflasi Zimbabwe (2007–sekarang)
Resesi Hebat
(2007–2013)
  • krisis keuangan 2007–2008
    • Krisis hipotek subprimaKrisis subprime mortgage
    • A.S. pasar beruang 2007–2009
    • Krisis keuangan global pada September 2008
    • Krisis keuangan global pada Oktober 2008
    • Krisis keuangan global pada November 2008
    • Krisis keuangan global pada Desember 2008
    • krisis keuangan Latvia 2008
    • Krisis keuangan Belgia 2008–2009
    • 2008–2009 Krisis keuangan Rusia
    • Krisis keuangan Ukraina 2008–2009
    • Krisis keuangan Islandia 2008–2011
    • Krisis perbankan Irlandia 2008–2011
    • Krisis keuangan Spanyol 2008–2014
    • Krisis keuangan global tahun 2009
    • Kecelakaan Senin Biru 2009
    • Krisis utang Eropa 2010
    • krisis utang pemerintah Yunani
  • Krisis energi Asia Tengah 2008
  • 2009 Dubai debt standstill
  • Krisis perbankan Venezuela tahun 2009–2010
  • Krisis keuangan Portugal 2010-2014
  • Krisis energi di Venezuela (2010–sekarang)
  • Krisis ekonomi Suriah (2011–sekarang)
  • Kejatuhan pasar saham Agustus 2011
  • Penipuan pasar saham Bangladesh 2011
  • Krisis finansial Siprus 2012-2013
  • 2013 Krisis Likuiditas Perbankan China
Revolusi Digital
(2013–sekarang)
  • Krisis ekonomi Venezuela (2013–sekarang)
  • Krisis ekonomi Brasil 2014–2016
  • Krisis utang pemerintahan Puerto Riko (2014–2022)
  • krisis keuangan Rusia (2014–2016)
  • Blokade Nepal 2015
  • Gejolak pasar saham Tiongkok 2015–2016
  • Aksi jual pasar saham 2015–2016
  • Kejatuhan pasar saham Brexit (2016)
  • Hiperinflasi Venezuela (2016–sekarang)
  • Krisis bahan bakar Sri Lanka 2017
  • Krisis perbankan Ghana (2017–2018)
  • Krisis mata uang dan utang Turki 2018–2023
  • krisis likuiditas Lebanon (2019–sekarang)
  • Krisis ekonomi Sri Lanka (2019-sekarang)
  • Pandemi COVID-19
    • Dampak pasar finansial
  • Krisis sektor properti Tiongkok 2020–2022
  • lonjakan inflasi 2021–2023
  • Krisis energi global 2021–2022
  • Krisis keuangan Rusia 2022
  • Penurunan pasar saham 2022
  • Daftar krisis perbankan
  • Daftar krisis ekonomi
  • Daftar krisis utang negara
  • Daftar kehancuran pasar saham dan bear market


Pengawasan otoritas: Perpustakaan nasional Sunting ini di Wikidata
  • Amerika Serikat
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Krisis_Abad_Ketiga&oldid=27440419"
Kategori:
  • Krisis Abad Ketiga
  • Kekaisaran Romawi pada abad ke-3
Kategori tersembunyi:
  • Templat webarchive tautan wayback
  • Artikel Wikipedia dengan penanda LCCN
  • Halaman yang menggunakan pranala magis ISBN

Best Rank
More Recommended Articles