Kredo Para Rasul

Bagian dari seri tentang |
Kekristenan |
---|
![]() |
![]() |
Syahadat Para Rasul (bahasa Latin: Symbolum Apostolorum) atau Syahadat Rasuliah (bahasa Latin: Symbolum Apostolicum) adalah nama dari salah satu syahadat atau "perlambang akidah" Kristen. Umat Protestan di Indonesia mengenalnya dengan nama Pengakuan Iman Rasuli.
"Nama tersebut pertama kali muncul sekitar tahun 390 (Epistola 42.5 dari Ambrosius). ... Bentuknya yang sekarang tampaknya berasal dari Ispanya-Galia ..."[1]. Kemungkinan besar syahadat ini adalah hasil pengembangan Perlambang Roma Lama, syahadat lawas dalam bahasa Latin dari abad ke-4. Lantaran sudah digunakan di dalam upacara-upacara peribadatan Gereja Latin sejak abad ke-8, tidak heran jika syahadat ini digunakan oleh berbagai cabang modern Kekristenan Barat, termasuk dalam ibadat dan pendidikan agama di lingkungan Gereja Katolik, Lutheran, Anglikan, Presbiterian, Metodis, Moravian, dan Kongregasional.
Syahadat ini lebih pendek dari Syahadat Nikea-Konstantinopel yang digunakan sejak tahun 381, tetapi tatanannya jelas-jelas masih mencerminkan akidah Tritunggal, lantaran memuat kalimat-kalimat yang menegaskan keberimanan kepada Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus.[2] Syahadat ini tidak menyentuh isu-isu Kristologis yang ditakrifkan di dalam Syahadat Nikea. Dengan demikian, syahadat ini tidak secara eksplisit menyinggung ihwal keilahian Yesus maupun keilahian Roh Kudus. Itulah sebabnya di dalam tradisi Gereja latin Abad Pertengahan, syahadat ini diyakini muncul mendahului Syahadat Nikea.
Ungkapan "Syahadat Para Rasul" pertama kali muncul di dalam sepucuk surat dari Sinode Milan tahun 390, mencerminkan keyakinan yang beredar pada masa itu bahwa masing-masing rasul menyumbang salah satu dari dua belas butir pernyataan iman yang terkandung di dalam syahadat tersebut.[3][4]
Sejarah
Penyebutan syahadat dengan istilah Latin symbolum (perlambang)—dalam arti "tanda pengenal umat Kristen", dari makna kata Yunani σύμβολον, yang berarti 'lambang atau tanda pengenal'—mula-mula muncul sekitar pertengahan abad ke-3 di dalam surat-surat Santo Siprianus dan Santo Firmilianus. Surat-surat Santo Firmilianus pada khususnya membahasakan rumusan Tritunggal dengan frasa "perlambang Tritunggal", dan menyifatkannya sebagai unsur yang tak terpisahkan dari upacara pembaptisan.[5] Istilah Symbolum Apostolicum muncul untuk pertama kalinya di dalam sepucuk surat dari sebuah muktamar di Milan kepada Paus Sirisius sekitar tahun 390. Surat yang kemungkinan besar ditulis oleh Ambrosius ini memuat kalimat yang berbunyi, "hendaklah mereka menghormati Perlambang Para Rasul, yang oleh Gereja Roma senantiasa dijaga dan dipelihara dengan tidak bercacat".[6][7] Istilah Ambrosius ini mengacu kepada Perlambang Roma Lama, cikal bakal[8] dari pernyataan iman yang kini dikenal dengan nama Syahadat Para Rasul.[9][10] Riwayat yang mengatakan bahwa syahadat ini disusun bersama-sama oleh para rasul, dan bahwa masing-masing rasul menyumbangkan satu butir pernyataan iman, sudah beredar pada masa itu.[7]

Syahadat Roma Lama berevolusi dari rangkaian kalimat sederhana bersendikan nas Matius 28:19,[7] yang merupakan bagian dari Amanat Agung. Syahadat lawas ini diduga sudah dirumuskan secara tertulis pada akhir abad ke-2 (sekitar tahun 180).[7][11][12]
Rumusan tertuanya terdapat di dalam risalah Testamentum in Galilaea D[omini]. N[ostri]. I[esu]. Christi yang ditulis dalam kisaran waktu antara tahun 150 sampai 180. Rumusan tersebut berbunyi, "[aku percaya] akan Bapa Yang Mahakuasa, – dan akan Yesus Kristus, Juru Selamat kita; – dan akan Roh Kudus, Paraklitos, akan Gereja yang kudus, dan akan pengampunan dosa." Jelas rumusan ini tidak mengandung uraian Kristologis yang terkandung di dalam Syahadat Roma Lama.[13]
Meskipun butir-butir tunggal pernyataan iman yang terkandung di dalam Syahadat Para Rasul – bahkan butir-butir pernyataan iman yang tidak terkandung di dalam Perlambang Roma Lama – terdapat di dalam risalah-risalah Ireneus, Tertulianus, Novasianus, Marselus, Rufinus, Ambrosius, Agustinus, Nisetas, dan Esebius Galus,[14] rangkaian kalimat pernyataan iman yang kini dikenal dengan nama Syahadat Para Rasul pertama kali muncul di dalam risalah De singulis libris canonicis scarapsus (Petikan dari kitab-kitab tunggal yang kanonik) peninggalan Santo Pirminius (Migne, Patrologia Latina 89, 1029 dst.), yang ditulis dalam kisaran waktu antara tahun 710 sampai 714.[15] Menurut Bettenson dan Maunder, rangkaian kalimat tersebut pertama kali muncul di dalam risalah Dicta Abbatis Pirminii de singulis libris canonicis scarapsus (idem quod excarpsus, petikan), sekitar tahun 750.[16]
Kemungkinan besar rangkaian kalimat pernyataan iman yang kini disebut Syahadat Para Rasul terumuskan di kawasan selatan Galia sekitar pertengahan abad ke-5.[17] Sebuah syahadat yang nyaris identik dengan syahadat saat ini ditemukan di dalam catatan Faustus dari Riez. Kemungkinan besar Faustus memiliki teks yang identik dengan teks Syahadat Para Rasul saat ini, karena teks asli catatan Faustus tidak dapat direkonstruksi secara pasti. Sebuah versi yang identik dengan Syahadat para Rasul saat ini, kecuali kata infera alih-alih inferos, tercatat pada akhir abad ke-5. Meskipun demikian, Syahadat Roma Lama masih menjadi teks standar peribadatan yang dipakai Gereja Roma sepanjang abad ke-4 hingga abad ke-7. Syahadat Roma Lama baru tergantikan oleh Syahadat Para Rasul versi "Galia" pada penghujung abad ke-8, yakni pada masa pemerintahan Karel Agung, yang mewajibkan pemakaian syahadat tersebut di seluruh wilayah kedaulatannya.[18][7]
Frasa descendit ad inferos (yang turun ke tempat penantian) tidak terdapat dalam Syahadat Nikea. Frasa ini menggemakan nas Efesus 4:9,[19] "κατέβη εἰς τὰ κατώτερα μέρη τῆς γῆς" (turun ke bagian bumi yang paling bawah).[20] Frasa ini pertama kali muncul di dalam salah satu dari dua versi Rufinus, yakni Syahadat Akuilea, dan tidak muncul lagi dalam versi manapun sampai tahun 650.[21] Frasa persekutuan para kudus juga tidak terdapat di dalam Perlambang Roma Lama maupun Syahadat Nikea. Penyifatan Allah sebagai "pencipta langit dan bumi" juga tidak terdapat dalam Syahadat Nikea tahun 325, tetapi tercantum di dalam Syahadat Nikea yang disempurnakan tahun 381 (Syahadat Nikea-Konstantinopel).
Gereja Ortodoks Timur tidak menggunakan Syahadat Para Rasul, bukan lantaran tidak mengamini butir-butir pernyataan imannya, melainkan lantaran syahadat ini perlu diketepikan demi terwujudnya agama Kristen yang berdiri di atas landasan Syahadat Nikea. Delegasi Ortodoks dalam Konsili Firenze tahun 1431-1449 secara terbuka menggugat tradisi barat yang menisbatkan Syahadat Para Rasul kepada Kedua Belas Rasul. Lorenzo Valla juga sudah menunjukkan bahwa tradisi ini sebetulnya tidak andal.[22] Gereja Roma tidak mengatakan bahwa butir-butir pernyataan iman itu langsung bersumber dari para rasul sendiri. Katekismus Gereja Roma justru menjelaskan bahwa "syahadat itu dinamakan Syahadat Para Rasul karena pantas dianggap sebagai ikhtisar yang tepat dari iman para rasul."[23]
Teks
Berikut ini adalah Syahadat Para Rasul, yang terdiri atas dua belas butir pernyataan iman, dalam bahasa aslinya, yakni bahasa Latin, dan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia.[24] Kata-kata yang digarisbawahi adalah kata-kata yang tidak tercantum di dalam Perlambang Roma Lama yang dicatat Tiranius Rufinus.
1. Credo in Deum Patrem omnipotentem, Creatorem caeli et terrae, |
Aku percaya akan Allah, Bapa yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, |
2. et in Iesum Christum, Filium Eius unicum, Dominum nostrum, |
dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang Tunggal, Tuhan kita, |
3. qui conceptus est de Spiritu Sancto, natus ex Maria Virgine, |
yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria, |
4. passus sub Pontio Pilato, crucifixus, mortuus, et sepultus, |
yang menderita sengsara dalam pemerintahan Ponsius Pilatus, disalibkan, wafat, dan dimakamkan, |
5. descendit ad inferos, tertia die resurrexit a mortuis, |
yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati, |
6. ascendit ad caelos, sedet ad dexteram Dei Patris omnipotentis, |
yang naik ke Surga duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa, |
7. inde venturus est |
dari situ Ia akan datang mengadili orang yang hidup dan yang mati. |
8. Credo in Spiritum Sanctum, |
Aku percaya akan Roh Kudus, |
9. sanctam Ecclesiam catholicam, |
Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para Kudus, |
10. remissionem peccatorum, |
pengampunan dosa, |
11. carnis resurrectionem, |
kebangkitan badan, |
12. vitam aeternam. Amen.[25] |
kehidupan kekal. Amin. |
Terdapat pula teks Yunani berterima, tersaji bersama teks Latinnya di dalam Psalterium Græcum et Romanum, yang keliru dinisbatkan kepada Paus Gregorius Agung. Teks tersebut pertama kali disunting oleh Uskup Agung James Ussher pada tahun 1647, berdasarkan sebuah naskah yang tersimpan di perpustakaan Kolese Corpus Christi, Cambridge. Teks Latin selaras dengan "Syahadat Pirminius" suntingan Charles Abel Heurtley (De Fide Symbolo, terbit tahun 1900, hlm. 71). Empat terjemahan lain ke dalam bahasa Yunani dengan sedikit variasi ditemukan oleh Carl Paul Caspari, dan dipublikasi pada tahun 1879 (Alte und neue Quellen zur Geschichte des Taufsymbols, jilid 3, hlmn. 11 dst.).[26]
Tradisi yang menisbatkan masing-masing butir pernyataan iman kepada salah seorang dari kedua belas rasul dapat ditelusuri jejaknya sampai abad ke-6. Di ranah seni rupa keagamaan Barat, Credo Apostolorum adalah sebutan bagi penggambaran sosok dua belas rasul, masing-masing didampingi satu butir pernyataan iman. Tradisi artistik ini berkembang dari Abad Pertengahan Madya hingga ke zaman Barok.
Pemenggalan teks menjadi butir-butir pernyataan iman maupun urut-urutan penisbatannya kepada kedua belas rasul tidak pernah sepenuhnya terbakukan. Sebagai contoh, Pelbartus Ladislaus dari Temesvár, yang menulis pada akhir abad ke-15, memenggal butir kelima menjadi dua butir, dan menggabungkan butir kesebelas dan kedua belas menjadi satu butir pernyataan iman, dengan urut-urutan penisbatan sebagai berikut:
- Butir 1 dari Petrus,
- Butir 2 dari Yohanes,
- Butir 3 dari Yakobus anak Zebedeus,
- Butir 4 dari Andreas,
- Butir 5a dariFilipus,
- Butir 5b dari Tomas,
- Butir 6 dari Bartolomeus,
- Butir 7 dari Matius,
- Butir 8 dari Yakobus anak Alfeus,
- Butir 9 dari Simon orang Zelot,
- Butir 10 dari Yudas Tadeus,
- Butir 11–12 dari Matias.[27]
Versi Protestan Indonesia
Versi berikut umumnya digunakan oleh denominasi-denominasi Kristen di Indonesia yang menggunakan kredo ini.[28]
- Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Maha Kuasa, khalik langit dan bumi.
- Aku percaya/Dan kepada Yesus Kristus Anak-Nya yang tunggal Tuhan kita.
- Yang dikandung dari(pada) Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria.
- Yang menderita (sengsara) di bawah pemerintahan Pontius Pilatus.
- Disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam Kerajaan Maut.
- Pada hari yang ketiga, bangkit pula dari antara orang mati.
- Naik ke Surga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Maha Kuasa.
- Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
- Aku percaya kepada Roh Kudus.
- (Dan adanya satu) Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus,
- Pengampunan dosa,
- Kebangkitan daging/tubuh/orang mati,
- Dan hidup yang kekal.
- Amin.
Baca juga
- Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik
- Keterlahiran Yesus dari perawan
- Sengsara Yesus
- Takrif Kalsedon
Rujukan
- ^ Williard, H. (2022). Apostles’ Creed. In The Oxford Dictionary of the Christian Church. : Oxford University Press. Temu balik tanggal 30 Mei 2025
- ^ Bayes, Jonathan F. (2010-09-09). The Apostles' Creed: Truth with Passion (dalam bahasa Inggris). Wipf and Stock Publishers. ISBN 978-1-60899-539-4.
- ^ Rogers, Jack (1985), Presbyterian Creeds, Westminster John Knox Press, hlm. 62–63, ISBN 978-0-66425496-4.
- ^ Orr, James. "The Apostles' Creed". International Standard Bible Encyclopedia. Reformed. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 22 Juni 2011. Diakses tanggal 19 Mei 2011.
- ^ Thurston, Herbert. The Apostles' Creed in the Catholic Encyclopedia, editions of 1907 (dalam bahasa Inggris). New York: Robert Appleton Company. Diarsipkan dari asli tanggal 17 Juli 2018. .
- ^ Ambrose of Milan. "Letter 42:5". Tertullian.org. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 5 Juni 2011. Diakses tanggal 19 Mei 2011.
- ^ a b c d e "Apostles' Creed", Dictionary of the Christian Church, Oxford University Press, 2005, hlm. 90, ISBN 978-0192802903.
- ^ Denzinger, Henry (1957). The Sources of Catholic Dogma (Edisi 30th). B. Herder Book Co. hlm. 4.
- ^ Day, Gardiner Mumford (1963), The Apostles' Creed: an interpretation for today, Scribner, hlm. 33.
- ^ McGiffert, Arthur Cushman (2008), The Apostles' Creed: Its Origin, Its Purpose, and Its Historical Interpretation, BiblioBazaar, hlm. 42, ISBN 978-0559851995.
- ^ Bettenson, Henry, ed. (1963), Documents of the Christian Church (Edisi 2), London, hlm. 23.
- ^ Lynch, Joseph (1992), The Medieval Church, London and New York: Longman, hlm. 7.
- ^ Denzinger, Henry (1957), "The Sources of Catholic Dogma" (PDF) (Edisi 30th), B. Herder Book Co, hlm. 3, diakses tanggal 31 Agustus 2024
- ^ Creeds of Christendom, with a History and Critical notes, vol. II. The History of Creeds, Christian Classics Ethereal Library, July 13, 2005, diakses tanggal 19 Mei 2011
- ^ Kelly, JND (1972), Early Christian Creeds (Edisi 3), London: Longman, Green & Co, hlm. 398–434.
- ^ Bettenson, Henry; Maunder, Chris (1999), Documents of the Christian Church (Edisi 3), New York: Oxford University Press, hlm. 26.
- ^ "Origin of the Creed", Catholic Encyclopedia, New advent.
- ^ Clemens Blume, Das Apostolische Glaubensbekenntniß (1893), 186f.
- ^ Efesus 4:9
- ^ Trillhaas, Wolfgang, "Creeds, Lutheran Attitude Toward", dalam Bodensieck, Julius (ed.), The Encyclopedia of the Lutheran Church, vol. A–E, Minneapolis: Augsburg, hlm. 629.
- ^ Grudem, Wayne A (2004), Systematic Theology: An Introduction to Biblical Doctrine, Leicester, Inggris; Grand Rapids, Michigan: Inter-Varsity Press; Zondervan, hlm. 586. Bdk. Rufinus, "Commentary on the Apostles' Creed", newadvent.org, diakses tanggal 1 Oktober 2016
- ^ Dorothea Sattler. "Apostolisches Glaubensbekenntnis. I. Dogmen- und Theologiegeschichte". In: Walter Kasper (penyunting). Lexikon für Theologie und Kirche. edisi ke-3, jld. 1, Herder, Freiburg im Breisgau 1993, c. 878f.
- ^ Patristic Bible Commentary, Catechism of the Catholic Church on the Apostles' Creed, mengutip Santo Ambrosius, Expl. symb. 7: PL 17, 1196.
- ^ Komisi Liturgi KWI. Puji Syukur (Edisi 2010). Jakarta: Penerbit OBOR. hlm. 13. ISBN 978-979-565-009-6.
- ^ "Symbolum Fidei" [Faith symbol]. Catechismus Catholicae Ecclesiae (dalam bahasa Latin). Vatican. June 25, 1992. Diakses tanggal 5 Agustus 2014.
- ^
- Bird, Michael F. (July 5, 2016). What Christians ought to believe: an introduction to Christian doctrine through the Apostles' Creed. New York City: HarperCollins. hlm. 185. ISBN 978-0-310-52093-1.
- Creeds of Christendom, with a History and Critical notes, vol. II. The History of Creeds, CCEL, February 19, 2009, diakses tanggal 29 September 2016.
- ^ Sermones Pomerii de sanctis II. Pars aestivalis. Sermo XXVII.: Item in divisionis apostolorum festo. Hagenau 1499.
- ^ "Pengakuan Iman Rasuli | Gereja Reformed Injili Indonesia BSD". Diakses tanggal 26 September 2025.
Pranala luar

Wikisource Latin memiliki teks asli yang berkaitan dengan artikel ini: Symbolum Apostolicum*
- "Audio recordings and texts of the Apostle's Creed and other Christian prayers" (dalam bahasa Inggris). (bersama teks dan transliterasi aproksimatif ke dalam abjad Latin)
- "St. Thomas Aquinas on the Apostle's Creed" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 20 Juni 2015. Diakses tanggal 29 Januari 2019.
Terjemahan-terjemahan Indonesia
- "Pengakuan Iman Rasuli".
- Madah Bakti No. 114, hlm. 130-132
- Puji Syukur No. 1