More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Surat Lampung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Surat Lampung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Surat Lampung

  • English
  • Kumoring
  • Bahasa Melayu
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini memuat Surat Lampung. Tanpa dukungan multibahasa, Anda mungkin akan melihat tanda tanya, tanda kotak, atau karakter lain selain dari Surat Lampung.
Surat Lampung
𞜑𞜔𞜎𞜇𞜜𞜏𞜌𞜜𞜊𞜔𞜖
Rupa huruf surat Lampung rekaan Koninklijke Joh. Enschedé (1907)
Jenis aksara
Abugida
BahasaRumpun bahasa Lampung, Melayu[1]
Aksara terkait
Silsilah
Menurut hipotesis hubungan antara abjad Aramea dengan Brahmi, maka silsilahnya sebagai berikut:
  • Abjad Proto-Sinai
    • Abjad Fenisia
      • Abjad Aramea
        • Aksara Brahmi
Dari aksara Brahmi diturunkanlah:
  • Aksara Pallawa
    • Aksara Kawi
      • Surat Lampung
Aksara kerabat
Bali
Batak
Baybayin
Bugis
Incung
Jawa
Makassar
Sunda
Ulu
Pengkodean Unicode
Rentang Unicode
Belum terdaftar
 Artikel ini mengandung transkripsi fonetik dalam Alfabet Fonetik Internasional (AFI). Untuk bantuan dalam membaca simbol AFI, lihat Bantuan:Pengucapan. Untuk penjelasan perbedaan [ ], / / dan ⟨ ⟩, Lihat IPA § Tanda kurung dan delimitasi transkripsi.

Surat Lampung, juga disebut Aksara Lampung, adalah sekumpulan aksara tradisional Indonesia yang berkembang di pulau Sumatra bagian selatan.[2] Aksara ini digunakan untuk menulis rumpun bahasa Lampung dan bahasa Melayu.[1] Surat Lampung merupakan turunan dari aksara Kawi. Surat Lampung aktif digunakan dalam tulisan sehari-hari masyarakat Lampung sejak pertengahan abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20 sebelum fungsinya berangsur-angsur tergantikan dengan huruf Latin. Aksara ini masih diajarkan di Provinsi Lampung sebagai bagian dari muatan lokal, namun dengan penerapan yang terbatas dalam kehidupan sehari-hari.[3][4]

Surat Lampung adalah aksara abugida yang terdiri dari tiga unsur, yaitu kĕlabay surat (19 aksara dasar), bĕnah surat (10 diakritik), dan tanda baca. Seperti aksara Brahmi lainnya, setiap konsonan merepresentasikan satu suku kata dengan vokal inheren [a], [ə], dan [o] yang dapat diubah dengan pemberian diakritik tertentu. Arah penulisan surat Lampung adalah dari kiri ke kanan. Tidak seperti turunan aksara Kawi di Jawa dan Bali, bentuk huruf di surat Lampung lebih sederhana serta tidak memiliki bentuk konjungsi susun (pasangan).[5]

Sejarah

[sunting | sunting sumber]
Bahasa-bahasa pengguna surat Lampung di Sumatra bagian selatan: Lampung Api, Lampung Nyo, dan Komering.

Para ahli umumnya meyakini bahwa surat Lampung merupakan salah satu turunan aksara Brahmi, berdasarkan studi perbandingan bentuk aksara-aksara Nusantara yang pertama kali dijabarkan oleh Holle dan Kern.[6][7] Namun begitu, sejarah evolusi surat Lampung tidak dapat dirunut dengan pasti karena surat Lampung sejauh ini hanya ditemukan pada materi yang umurnya tidak lebih dari 400 tahun. Surat Lampung lazim ditulis pada media yang rentan rusak di iklim tropis, dan tidak ada prasasti atau peninggalan tua lainnya yang disetujui sebagai purwarupa langsung surat Lampung.[8]

Kerabat paling dekat dari surat Lampung adalah rumpun surat Ulu seperti aksara Rejang dan aksara Incung. Baik rumpun surat Batak maupun rumpun surat Ulu berkembang di wilayah pedalaman Sumatra yang relatif lambat menerima pengaruh luar. Karena itu, ketika Sumatra menerima pengaruh Islam yang signifikan sejak abad ke-14, kedua wilayah tersebut mempertahankan penggunaan aksara turunan Brahmi selagi wilayah pesisir mengadopsi penggunaan abjad Jawi. Diperkirakan surat Lampung pertama kali berkembang di daerah hulu Sungai Komering tempat mayoritas penutur bahasa Komering bermukim. Hal ini tampak dari kemiripan antara bentuk surat Lampung dengan surat Ulu di Sumatera Selatan. Dari Komering, surat Lampung menyebar ke arah selatan dan timur hingga menyentuh pesisir Selat Sunda.[butuh rujukan]

Salah satu deskripsi dan tabel surat Lampung paling awal oleh penulis asing dapat ditemukan dalam buku History of Sumatra oleh William Marsden yang dicetak pada 1784.[9] Namun selain itu, tidak banyak yang diketahui mengenai bahasa, sastra, dan surat Lampung di luar masyarakat Lampung sendiri hingga pertengahan abad ke-19. Pada 25 Agustus 1868, atas dukungan dan izin dari Lembaga Penginjil Belanda, ahli bahasa Herman Neubronner van der Tuuk tiba di Pelabuhan Telukbetung. Dari Telukbetung, ia menempuh perjalanan ke pedalaman selama tiga bulan hingga akhirnya ia sampai di Desa Lehan.[10] Di sana, ia mempelajari bahasa dan surat Lampung. Aktivitasnya menelusuri pedalaman Lampung berlangsung hingga tahun 1869. Berdasarkan studi dan pengalamannya dengan masyarakat asli Lampung, Van der Tuuk menghasilkan materi komprehensif mengenai tradisi lisan dan tulis Lampung.[11]

Media

[sunting | sunting sumber]
Pengembaraan Seorang Naturalis di Kepulauan Bagian Timur, Narasi Perjalanan dan Penjelajahan Tahun 1878 hingga 1883

Surat Lampung secara tradisional ditulis di sejumlah media, di antaranya yang paling lumrah adalah bambu, kulit kayu, tanduk binatang, rotan, dan kertas. Naskah dengan media-media tersebut dapat ditemukan dalam ukuran dan tingkat kerajinan yang bervariasi. Tulisan sehari-hari umum digurat pada permukaan bambu, rotan, atau tanduk dengan pisau kecil (lading lancip). Tergantung dari warna dasar media, guratan ini kemudian dilumuri untuk meningkatkan keterbacaan. Bila warna dasar media adalah putih, maka guratan akan dilumuri kemiri bakar. Bila warna dasar media adalah coklat/hitam, maka guratan akan dilumuri kapur sirih (hapul).[12] Kebanyakan naskah Lampung Kuno yang ditemukan pada abad ke-18 dan 19 menggunakan kulit kayu sebagai media. Salah satunya adalah naskah milik Jo. Trefusis yang diserahkan kepada Perpustakaan Bodleian di Oxford pada 1630. Naskah ini diyakini sebagai naskah bersurat Lampung Kuno tertua yang pernah ditemukan.[1] Cara pembuatan naskah dengan media ini serupa dengan pembuatan pustaha di Sumatera Utara. Untuk membuatnya, kulit dalam pohon gaharu (Aquilaria malaccensis) dipotong sesuai keinginan. Setelah itu, dijemur beberapa saat dan kemudian diamplas dengan daun yang keras supaya halus. Terakhir. kedua permukaan (depan dan belakang) kulit dalam itu dilumuri dengan air beras. Berbeda dengan naskah bambu, rotan, dan tanduk, naskah kulit kayu ditulis dengan tinta menggunakan pena dari rusuk daun aren (Arenga pinnata) yang disebut kemasi. Tinta kemasi terbuat dari campuran buah deduruk (Melastoma malabathricum L.), arang, dan getah kayu kuyung (Shorea eximia).[13]

Kertas baru umum digunakan pada abad ke-19. Kebanyakan kertas yang dipakai saat itu merupakan kertas Eropa yang ditoreh menggunakan pena biasa.[14] Walau begitu, bambu, tanduk, rotan, dan kulit kayu terus digunakan sebagai media utama penulisan surat Lampung hingga abad ke-20 ketika tradisi tulis surat Lampung berangsur-angsur mulai menghilang.

Penggunaan

[sunting | sunting sumber]

Pada masa prakemerdekaan Indonesia, masyarakat suku Lampung telah fasih membaca dan menulis surat Lampung. Banyak diantaranya yang menguasai banyak variasi surat Lampung. Mereka menggunakan surat Lampung untuk berbagai hal, mulai dari sarana komunikasi, sarana pergaulan, hingga penulisan surat-surat penting. Oleh karena itu, tingkat melek huruf suku Lampung sangat tinggi di masa itu.[15]

Surat Lampung utamanya digunakan sebagai sarana komunikasi sesama penutur rumpun bahasa Lampung. Bahkan saat itu, orang Lampung akan merasa sangat malu bila tidak fasih membaca dan menulis surat Lampung.[15]

Selain sebagai sarana komunikasi, surat Lampung juga digunakan sebagai sarana pergaulan muda-mudi Lampung. Pemuda dan pemudi Lampung tidak bisa bergaul secara bebas karena pertemuan mereka diatur secara adat. Adat yang mengatur pertemuan mereka disebut manjaw muli. Dalam aturan adat ini, ada sebuah acara di mana muda-mudi Lampung bisa bersua ria di tempat orang yang sedang mengadakan upacara adat. Acara ini dinamakan miyos damaw. Acara ini biasa diikuti secara beramai-ramai oleh muda-mudi Lampung. Dalam acara ini, para bujang dan gadis dapat saling bercakap-cakap, sindir menyindir, dan bersurat-suratan. Tidak jarang pula acara ini menjadi arena untuk saling menguji kepandaian bersastra, baik secara lisan maupun secara tertulis. Acara ini menjadi sangat menarik ketika mereka saling adu kepandaian menulis dan membaca surat Lampung. Bahkan ada beberapa cara menulis surat Lampung yang harus dikuasai para bujang dan gadis agar tidak menanggung malu dalam acara istimewa tersebut.[16]

Dalam dunia kesastraan Lampung, surat Lampung juga digunakan untuk menulis mantra, mĕmang,[a] hukum adat, dan surat-surat penting seperti surat jual beli dan surat perjanjian.[17]

Pada zaman penjajahan Belanda, surat Lampung digunakan untuk menulis surat-surat resmi, seperti Surat Keputusan Pengangkatan Kepala Kampung, surat keterangan kelahiran dan kematian, serta surat resmi lainnya. Hal ini tidak terlepas dari tingginya angka melek huruf suku Lampung saat itu.[18]

Penggunaan dewasa ini

[sunting | sunting sumber]

Pascakemerdekaan Indonesia, surat Lampung tidak lagi digunakan untuk baca tulis secara fungsional. Fungsi surat Lampung secara de facto tergantikan oleh aksara Latin. Usaha untuk membangkitkan kembali penggunaan surat Lampung dilakukan oleh para pemuka adat dengan menggelar musyawarah pembakuan surat Lampung pada tanggal 23 Februari 1985.[19] Hasil musyawarah tersebut hingga hari ini masih menuai perdebatan dan ketidaksetujuan dari beberapa pihak, khususnya karena absennya ahli aksara atau filolog dalam musyawarah tersebut.

Surat Lampung bisa dijumpai pada lambang kabupaten/kota/provinsi, plang nama jalan, plat nomor rumah, dekorasi rumah, surat undangan pesta adat, hingga usaha ekonomi kreatif seperti jam tangan.[20] Pasanggiri menulis dan membaca surat Lampung mulai rutin digelar, baik oleh pihak pemerintah daerah maupun swasta.[21][22][23][24] Semua sekolah di Provinsi Lampung diwajibkan mengajarkan muatan lokal Bahasa dan Surat Lampung.[4] Kedepannya, surat Lampung diharapkan bisa digunakan di media elektronik seperti ponsel cerdas dan komputer jinjing/meja.[b]

Bentuk

[sunting | sunting sumber]

Aksara dasar

[sunting | sunting sumber]

Aksara dasar (kĕlabay surat) dalam surat Lampung merepresentasikan satu suku kata dengan vokal inheren [a], [ə], atau [o].[c] Terdapat 19 aksara dasar dalam surat Lampung, sebagaimana berikut:

Kĕlabay Surat
ka ga nga ca
𞜁 𞜂 𞜃 𞜄
ja nya ta da
𞜅 𞜆 𞜇 𞜈
na pa ba ma
𞜉 𞜊 𞜋 𞜌
ya ra[2] la wa
𞜍 𞜎 𞜏 𞜐
sa ha a
𞜑 𞜒 𞜀
Catatan
1. ^ Tabel ini disajikan dalam bahasa Pesisir
2. ^ Juga dibaca /x/ (kha), /χ/, /ɣ/ (gha), atau /ʁ/ (gra)[27]

Pada musyawarah pemuka adat Lampung tahun 1985, terdapat satu huruf yang ditambahkan dengan menambah variasi dari huruf [ra], yaitu [gha/kha/gra].[19] Walau begitu, huruf tambahan ini masih menjadi kontroversi. Setiap sumber sekunder memiliki persepsi yang berbeda terkait nama maupun bagaimana huruf ini diucapkan.[d]

gha/kha/gra

Diakritik

[sunting | sunting sumber]

Diakritik (bĕnah surat) adalah tanda yang melekat pada aksara utama untuk mengubah vokal inheren aksara utama yang bersangkutan dan/atau menutup suatu suku kata dengan konsonan. Terdapat 10 diakritik dalam surat Lampung, sebagaimana berikut:[28]

Bĕnah Surat
Di atas aksara
-i[1] -ĕ[2] -n -ng -r
𞜓 𞜕 𞜗 𞜖 𞜙
pi pĕ pan pang par
𞜊𞜓 𞜊𞜕 𞜊𞜗 𞜊𞜖 𞜊𞜙
Di bawah aksara Sejajar aksara
-u -w -y -h virama
𞜔 𞜚 𞜘 𞜛 𞜜
pu paw pay pah p
𞜊𞜔 𞜊𞜚 𞜊𞜘 𞜊𞜛 𞜊𞜜
Catatan
^1 Alofon dengan /é/.
^2 /ə/ sebagaimana e dalam kata "empat". Alofon dengan /o/.

Pada musyawarah pemuka adat Lampung tahun 1985, terdapat 2 diakritik yang ditambahkan agar surat Lampung dapat digunakan untuk menulis bahasa Indonesia.[19]

-é -o

Angka

[sunting | sunting sumber]

Surat Lampung tidak memiliki angka tersendiri. Angka yang digunakan dalam naskah dan cap bersurat Lampung adalah angka Arab.[29]

Tanda Baca

[sunting | sunting sumber]

Surat Lampung hanya memiliki 2 tanda baca: bulatan matahari dan bulan. Keduanya berfungsi sebagai tanda bermula dan berakhirnya paragraf/teks. Pada musyawarah pemuka adat Lampung tahun 1985, terdapat 4 tanda baca baru yang ditambahkan.[19]

titik koma tanya seru

Ortografi

[sunting | sunting sumber]

Penulisan bĕnah surat konsonan

[sunting | sunting sumber]

Apabila kombinasi bĕnah surat vokal dan konsonan berada di atas anak surat, bĕnah surat konsonan ditulis terlebih dahulu.[30] Penerapannya dapat dilihat sebagaimana berikut:

komponen penulisan keterangan
Pa + -I + -Ng = Ping atau Pong pa + -i + -ng = ping
Pa + -U + -Ng = Pong atau Pong pa + -ĕ + -n = pĕn
Pa + -I + -H = Pih atau Pong pa + -i + -r = pir

Penulisan suku kata tertutup

[sunting | sunting sumber]

Pada penulisan suku kata tertutup yang berpola konsonan-vokal-konsonan, diakritik vokal yang normalnya berada di atas anak surat pertama ditempatkan ulang agar berada di antara anak surat pertama dan kedua.[30] Penerapannya dapat dilihat sebagaimana berikut:

komponen penulisan keterangan
Ta + Pa + nengen = Tap ta + pa + nengen = tap
Ta + -I + Pa + nengen = Tip ta + -i + pa + nengen → ta + pa + -i + nengen = tip
Ta + -U + Pa + nengen = Tup ta + -u + pa + nengen → ta + pa + -u + nengen = tup
Ta + -E + Pa + nengen = Tep ta + -ĕ + pa + nengen → ta + pa + -ĕ + nengen = tĕp

Contoh teks

[sunting | sunting sumber]

Berikut adalah sebuah cerita berbahasa Lampung mengenai Harun Ar-Rasyid pada kertas Eropa dari koleksi Koninklijke Joh. Enschedé (1907).[31]

Surat Lampung Alih aksara Latin Terjemahan
𞜐𞜇𞜜𞜑𞜘𞜎𞜅𞜈𞜓𞜊𞜕𞜁𞜕𞜗𞜋𞜙𞜈𞜇𞜜 Wat say raja di pĕkĕn Bardat, Ada seorang raja di Pekon (Kerajaan) Baghdad,
𞜂𞜕𞜏𞜙𞜉𞜓𞜎𞜅𞜒𞜎𞜔𞜉𞜙𞜎𞜑𞜓𞜇𞜜 Gĕlarni Raja Harunarrasit, namanya Raja Harun ar-Rasyid,
𞜌𞜎𞜓𞜐𞜇𞜜𞜀𞜉𞜁𞜜𞜉𞜓𞜎𞜔𞜐 Mari wat anakni ruwa, memiliki dua orang anak,
𞜑𞜘𞜋𞜕𞜋𞜘𞜑𞜘𞜋𞜁𞜑𞜜 Say bĕbay say bakas. seorang putri dan seorang putra.
𞜂𞜕𞜏𞜙𞜉𞜓𞜑𞜘𞜋𞜁𞜑𞜜𞜌𞜉𞜊𞜜 Gĕlarni say bakas Manap, Anak laki-laki bernama Manaf,
𞜂𞜕𞜏𞜙𞜉𞜓𞜑𞜘𞜋𞜕𞜋𞜘𞜊𞜕𞜇𞜕𞜎𞜓𞜅𞜙𞜌𞜉𞜓𞜂𞜌𞜜 Gĕlarni say bĕbay Pĕtĕri Jar Manigam. anak perempuan bernama Putri Jar Manigam.

Berikut adalah pi'il pusanggiri, pantun yang sering digunakan untuk menggambarkan sifat bangsa Lampung.[32]

Surat Lampung Alih aksara Latin
Tandani hulun Lampung, wat pi'il-pusanggiri,
Agung hina sĕhitung, wat liyĕm rĕga diri,
Juluk-adĕk ram pĕgung, nĕmuy-nyimah muwari,
Nĕngah-nyampur mak ngungkung, sakay-sambayyan gawi.

Galeri

[sunting | sunting sumber]
  • Lambang Provinsi Lampung dengan kata Lampung ditulis dalam surat Lampung
    Lambang Provinsi Lampung dengan kata Lampung ditulis dalam surat Lampung
  • Naskah Bandar Dewa, prasasti berbahan perunggu yang ditulis pada 1818
    Naskah Bandar Dewa, prasasti berbahan perunggu yang ditulis pada 1818
  • Papan tanda SDN 1 Podomoro, Pringsewu, Lampung
    Papan tanda SDN 1 Podomoro, Pringsewu, Lampung
  • Plang jalan dengan surat Lampung
    Plang jalan dengan surat Lampung
  • Dekorasi surat Lampung yang berbunyi Selamat Datang di Kota Bandar Lampung pada Gapura Kota Bandarlampung
    Dekorasi surat Lampung yang berbunyi Selamat Datang di Kota Bandar Lampung pada Gapura Kota Bandarlampung
  • Surat pantun cara Lampung, buku berbahan kertas yang ditulis pada 1812
    Surat pantun cara Lampung, buku berbahan kertas yang ditulis pada 1812
  • Ilustrasi tulisan tangan surat Lampung Kuno (1893).
    Ilustrasi tulisan tangan surat Lampung Kuno (1893).
  • Romansa dalam surat Lampung.
    Romansa dalam surat Lampung.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Bahasa Lampung
  • Sastra Lampung
  • Aksara Nusantara

Catatan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Doa dalam bahasa Lampung
  2. ^ Usaha komputerisasi sudah mulai dirintis. Pada tahun 2016, surat Lampung didaftarkan ke Unicode oleh Anshuman Pandey.[25] Untuk saat ini, para desainer fon menggunakan ASCII sebagai dasar pengetikan surat Lampung.[26]
  3. ^ Vokal inheren /a/ dalam Pesisir, /ə/ dalam Melayu Tengah, dan /o/ dalam Pepadun.
  4. ^ Misalnya, buku Tata Bahasa Bahasa Lampung Dialek Pesisir menyebutnya sebagai huruf [gha]. Namun, dalam prasasti di Museum Lampung, huruf ini disebut [gra].

Rujukan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c "Malay manuscripts from south Sumatra - Asian and African studies blog". blogs.bl.uk. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-01. Diakses tanggal 2021-03-15.
  2. ^ Pudjiastuti 1996.
  3. ^ Pudjiastuti 1996, hlm. 60.
  4. ^ a b "PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: 39 TAHUN 2014 - PDF Free Download". adoc.pub (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari asli tanggal 2023-02-02. Diakses tanggal 2021-03-17.
  5. ^ "Aksara Kaganga Bengkulu – Kantor Bahasa Bengkulu". Diarsipkan dari asli tanggal 2023-02-02. Diakses tanggal 2021-03-15.
  6. ^ Holle, K F (1882). "Tabel van oud-en nieuw-Indische alphabetten" (PDF). Bijdrage tot de palaeographie van Nederlandsch-Indie. Batavia: W. Bruining. OCLC 220137657. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2023-05-19. Diakses tanggal 2021-03-16.
  7. ^ Kern, H (1882). "Eene bijdgrade tot de paleographie van Nederlansch-Indie". Bijdrage tot de Taal-Land-en Volkenkunde van Nederlandsch-indie. S' Gravenhage: Martinus Nijhoff.
  8. ^ Kozok 1996, hlm. 233–234.
  9. ^ Marsden, William (1784). History of Sumatra (PDF). London. hlm. 159-166. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2023-02-02. Diakses tanggal 2021-03-17.
  10. ^ Hollander, A. A. den (2003). "review van: Een vorst onder de taalgeleerden; Herman Neubronner van der Tuuk; Afgevaardigde voor Indië van het Nederlandsch Bijbelgenootschap 1847-1873; Een bronnenpublicatie. [Bespreking van: K. Groeneboer (2002) Een vorst onder de taalgeleerden; Herman Neubronner van der Tuuk; Afgevaardigde voor Indië van het Nederlandsch Bijbelgenootschap 1847-1873; Een bronnenpublicatie.]". Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde (dalam bahasa Dutch). 159: 629–631. ISSN 0006-2294. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-02-02. Diakses tanggal 2021-03-17. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  11. ^ Lampung, Teras (2018-03-06). "Van der Tuuk Meneliti Bahasa Lampung, Bahasa Batak, Hingga Bahasa Bali". Teraslampung.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-02-02. Diakses tanggal 2021-03-17.
  12. ^ Pudjiastuti 1996, hlm. 69.
  13. ^ Pudjiastuti 1996, hlm. 67.
  14. ^ Pudjiastuti 1996, hlm. 66.
  15. ^ a b Pudjiastuti 1996, hlm. 55.
  16. ^ Pudjiastuti 1996, hlm. 56.
  17. ^ Pudjiastuti 1996, hlm. 58.
  18. ^ Pudjiastuti 1996, hlm. 59.
  19. ^ a b c d Tata bahasa bahasa Lampung dialek Pesisir. Nazaruddin Udin, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1992. ISBN 979-459-192-0. OCLC 27821690. Diarsipkan dari asli tanggal 2024-08-19. Diakses tanggal 2023-02-02. Pemeliharaan CS1: Lain-lain (link)
  20. ^ Unik! Jam Tangan Bermotif Surat Lampung, diarsipkan dari asli tanggal 2023-02-02, diakses tanggal 2021-03-17
  21. ^ Lampung, Poskota. "Komunitas Surat Lampung Gelar Lomba Menulis Cerpen dalam Surat Lampung". Poskota Lampung. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-02-02. Diakses tanggal 2021-03-17.
  22. ^ "Disdikbud Lamteng akan Gelar Lomba Sastra Daerah dan Kaligrafi Surat Lampung". Radar Lamteng. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-05-30. Diakses tanggal 2021-03-17.
  23. ^ Redaksi (2019-07-23). "700 Pelajar Pesawaran Ikuti Lomba Menulis Surat Lampung". Radar Lamsel. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-02-02. Diakses tanggal 2021-03-17.
  24. ^ Lampung, Poskota. "Panitia Lomba Menulis Cerpen Gandeng Ahli Surat Lampung". Poskota Lampung. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-02-02. Diakses tanggal 2021-03-17.
  25. ^ Pandey 2016.
  26. ^ "Aksara di Nusantara". Aksara di Nusantara (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari asli tanggal 2023-05-30. Diakses tanggal 2021-03-16.
  27. ^ Anderbeck 2007, hlm. 14–15.
  28. ^ Pudjiastuti 1996, hlm. 50.
  29. ^ Gallop, Annabel Teh (2019). Malay Seals from the Islamic World of Southeast Asia: Content, Form, Context, Catalogue (dalam bahasa Inggris). NUS Press. ISBN 978-981-325-086-4. Diarsipkan dari asli tanggal 2022-12-10. Diakses tanggal 2023-02-02.
  30. ^ a b "UTN #35: Indonesian and Philippine Scripts and Extensions" (PDF). www.unicode.org. hlm. 24. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2021-05-12. Diakses tanggal 2022-12-10.
  31. ^ "Gevonden in Delpher - Letterproef van Oosterse schriften uit de lettergieterij van Joh. Enschedé en Zonen te Haarlem". www.delpher.nl (dalam bahasa Belanda). Diarsipkan dari asli tanggal 2022-12-10. Diakses tanggal 2022-12-10.
  32. ^ Utama, Fitra (2019). "Piil Pesenggiri Dalam Masyarakat Lampung : Antara Instrumen Bina Damai Atau Dalih Kekerasan". Inovasi Pembangunan : Jurnal Kelitbangan. 7 (117). doi:10.35450/jip.v7i2.130.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • van der Tuuk, Hermanus Neubronner (1868). Les manuscrits Lampongs: en possesion de M. le Baron Sloet van de Beele, (ancien gouverneur-general des indes neerlandaises). Leide: T. Hooiberg et fils, Libraires-editeurs. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  • Anderbeck, Karl Ronald (2007). "An initial reconstruction of Proto-Lampungic: phonology and basic vocabulary". Studies in Philippine Languages and Cultures. 16. SIL International: 41–165. Diakses tanggal 23 April 2019.
  • Pudjiastuti, Titik (1996). Aksara dan Naskah Kuno Lampung Dalam Pandangan Masyarakat Lampung Kini (PDF). Jakarta: Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Pusat Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  • Kozok, Uli (1996). "Bark, Bones, and Bamboo: Batak Traditions of Sumatra". Dalam Ann Kumar; John H. McGlynn (ed.). Illuminations: The Writing Traditions of Indonesia (dalam bahasa Inggris). Jakarta: Lontar Foundation. ISBN 0834803496.
  • Pandey, Anshuman (31 Maret 2016). "Preliminary proposal to encode the Lampung script in Unicode" (PDF). Unicode. ;

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Lampung script.
  • Unduh fon surat Lampung di situs web Aksara di Nusantara
  • l
  • b
  • s
Jenis-jenis aksara
Gambaran
  • Sejarah tulisan
  • Grafem
Daftar
  • Aksara
    • belum diuraikan
    • penemu
    • buatan
  • Bahasa menurut aksara / catatan tertulis pertama
Jenis
Abjad
  • Arab Selatan Kuno
  • Arab Utara Lama
  • Arab
    • Jawi
    • Pegon
  • Aram
    • Hatran
  • Fenisia
    • Ibrani Kuno
  • Hieroglif Mesir
  • Ibrani
    • Ashuri
    • Kursif
    • Rashi
    • Solitreo
  • Mani
  • Nabath
  • Pahlewi
    • Mazmur Pahlewi
  • Punik
  • Proto-Sinai
  • Samaria
  • Sogdi
  • Suryani
  • Steno Pitman
  • Steno Teeline
  • Tifinagh
  • Ugarit
Abugida
Brahmi
Utara
  • Bhaiksuki
  • Bhujimol
  • Brāhmī
  • Dewanagari
  • Dogra
  • Gujarat
  • Gupta
  • Gurmukhī
  • Kaithī
  • Khojki
  • Khudabad
  • Kotak Zanabazar
  • Laṇḍā
  • Lepcha
  • Limbu
  • Mahajani
  • Manipur
  • Marchen
    • Drusha
    • Marchung
    • Pungs-chen
    • Pungs-chung
  • Modi
  • Multan
  • Nāgarī
  • Nagari Selatan
  • Nagari Sylhet
  • Nagari Timur
    • Assam
    • Bengali
  • Nandinagari
  • Pracalit (Newah)
  • Oriya
    • Karani
  • ʼPhags-pa
  • Ranjana
  • Sarada
  • Siddhaṃ
  • Soyombo
  • Takri
  • Tibet
    • Uchen
    • Umê
  • Tirhuta
  • Tokharia
Selatan
  • Ahom
  • Bhattiprolu
  • Burma
  • Chakma
  • Cham
  • Divehi
  • Fakkham
  • Goykanadi
  • Grantha
  • Kadamba
  • Kannada
  • Karen
  • Khmer
  • Lao
  • Leke
  • Malayalam
  • Pallawa
  • Pyu
  • Saurashtra
  • Sinhala
  • Tai Le
  • Tai Lue Baru
  • Tai Noi
  • Tai Tham
  • Tai Viet
  • Tamil
  • Tamil-Brahmi
  • Telugu
  • Thai
  • Tulu
  • Vatteluttu
    • Kolezhuthu
    • Malayanma
Kawi
  • Bali
  • Batak
  • Baybayin
    • Buhid
    • Hanunó'o
    • Kapampangan
    • Tagbanwa
  • Buda
  • Jawa
  • Lontara
    • Bilang-bilang
  • Makassar
  • Sunda Kuno
    • Sunda
  • Surat Ulu
    • Incung
    • Lampung
    • Rejang
Lainnya
  • Aborigin Kanada
    • Siksiká
    • Silabis Déné
  • Braille bahasa Jepang
  • Buri Wolio
  • Fox I
  • Geʽez
  • Gunjala Gondi
  • Jenticha
  • Kharosthi
  • Mandombe
  • Masaram Gondi
  • Meroi
  • Miao
  • Mwangwego
  • Pahawh Hmong
  • Steno Boyd
  • Steno Thomas
  • Thaana
Alfabet
Linear
  • A-Chik Tok'birim
  • Abkhaz
  • Adlam
  • Albania Kaukasus
  • Armenia
  • Avesta
  • Avoiuli
  • Bassa Vah
  • Borama
  • Buryat
  • Caria
  • Coelbren
  • Coorgi–Cox
  • Deseret
  • Elbasan
  • Etruria
  • Evenki
  • Fox II
  • Georgia
    • Asomtavruli
    • Mkhedruli
    • Nuskhuri
  • Glagol
  • Gotik
  • Greko-Iberia
  • Hangeul
  • Hungaria Kuno
  • IPA
  • Italik Kuno
  • Jenticha
  • Kaddare
  • Kayah Li
  • Kiril
    • Kiril Awal
  • Klingon
  • Komi
  • Koptik
  • Latin
  • Lisu Tua
  • Luo
  • Lyd
  • Lyk
  • Manchu
  • Manda
  • Medefaidrin
  • Mongolia
  • Mru
  • Neo-Tifinagh
  • N'Ko
  • Ogham
  • Ol Chiki
  • Osage
  • Osmanya
  • Pau Cin Hau
  • Perm Kuno
  • Rohingya Hanif
  • Rune
  • Side
  • Somalia
  • Sorang Sompeng
  • Steno Cross
  • Steno Duployé
  • Steno Gabelsberger
  • Steno Gregg
  • Syaw
  • Tifinagh
  • Todo
  • Tolong Siki
  • Orkhon
  • Uighur Kuno
  • Vietnam
  • Visible Speech
  • Vithkuqi
  • Wancho
  • Warang Citi
  • Yunani
  • Zaghawa
Non-linear
  • Alfabet Moon
  • Bendera maritim
  • Braille
  • Kode telegraf
  • New York Point
  • Semafor bendera
Ideogram dan piktogram
  • Adinkra
  • Aztek
  • Simbol Bliss
  • Dongba
  • Ersu Shaba
  • Emoji
  • IConji
  • Isotype
  • Kaidā
  • Míkmaq
  • Mixtec
  • Nsibidi
  • Hieroglif Ojibwe
  • Siglas poveiras
  • Testerian
  • Yerkish
  • Zapotec
Logogram
Tionghoa
Aksara Han
  • Sederhana
  • Rumit
  • Tulang Ramalan
  • Perunggu
  • Segel
  • Hanja
  • Idu
  • Kanji
  • Chữ Nôm
  • Zhuang
Dipengaruhi Tionghoa
  • Jurchen
  • Aksara besar Khitan
  • Sui
  • Tangut
Logosilabis lainnya
  • Anatolia
  • Bagam
  • Kreta
  • Epi-Olmek
  • Maya
  • Proto-Elam
  • Yi (Kuno)
Logokonsonan
  • Demotik
  • Hieratik
  • Hieroglif Mesir
Sistem bilangan
  • Hindu-Arab
    • Arab Barat
    • Arab Timur
    • Angka Hindu
  • Abjad
  • Loteng (Yunani)
  • Muiska
  • Romawi
Semisilabis
Penuh
  • Keltiberia
  • Iberia Timur Laut
  • Iberia Tenggara
  • Khom
Pengulangan
  • Espanca
  • Pahawh Hmong
  • Aksara kecil Khitan
  • Hispania Kuno Barat Daya
  • Zhuyin fuhao
Isyarat
  • ASLwrite
  • SignWriting
  • si5s
  • Notasi Stokoe
Silabis
  • Afaka
  • Bamum
  • Bété
  • Byblos
  • Aborigin Kanada
  • Cherokee
  • Siprus
  • Sipro-Minoa
  • Ditema tsa Dinoko
  • Eskayan
  • Geba
  • Danau Algonquin
  • Iban
  • Idu
  • Jepang
    • Hiragana
    • Katakana
    • Man'yōgana
    • Hentaigana
    • Sogana
    • Jindai moji
  • Kikakui
  • Kpelle
  • Linear B
  • Linear Elamite
  • Lisu
  • Loma
  • Nüshu
  • Nwagu Aneke
  • Persia Kuno
  • Sumeria
  • Vai
  • Woleai
  • Yi (Baku)
  • Yugtun
  • l
  • b
  • s
Braille ⠃⠗⠁⠊⠇⠇⠑
Braille cell
  • 1829 braille
  • International uniformity
  • ASCII braille
  • Unicode braille patterns
Braille scripts
French-ordered
  • Afrika Selatan
  • Albania
  • Azerbaijan
  • Belanda
  • Ceska
  • Esperanto
  • Ghana
  • Guarani
  • Filipino
  • Hawaii
  • Hungaria
  • Inggris (Inggris Tunggal)
  • Iñupiaq
  • IPA
  • Irlandia
  • Italia
  • Jerman
  • Kanton
  • Katalan
  • Latvia
  • Lituania
  • Luksemburg (diperluas menjadi 8 dot)
  • Malta
  • Māori
  • Navajo
  • Nigeria
  • Polandia
  • Portugis
  • Prancis
  • Romania
  • Samoa
  • Slowakia
  • Spanyol
  • Mandarin Taiwan (sebagian besar disusun ulang)
  • Tiongoha daratan
  • Turki
  • Vietnam
  • Wales
  • Yugoslavia
  • Zambia
Keluarga Nordik
  • Estonia
  • Faroe
  • Islandia
  • Sami Utara
  • Skandinavia
    • Denmark
    • Finlandia
    • Greenland
    • Norwegia
    • Swedia
Russian lineage family
i.e. Cyrillic-mediated scripts
  • Belarusia
  • Bulgaria
  • Kazakh
  • Kyrgyz
  • Mongolia
  • Rusia
  • Tatar
  • Ukraina
Egyptian lineage family
i.e. Arabic-mediated scripts
  • Arab
  • Persia
  • Urdu (Pakistan)
Indian lineage family
i.e. Bharati Braille
  • Devanagari (Hindi / Marathi / Nepali)
  • Bengali (Bangla / Assam)
  • Gujarat
  • Kannada
  • Malayalam
  • Odia
  • Punjab
  • Sinhala
  • Tamil
  • Telugu
  • Urdu (India)
Other scripts
  • Amharic
  • Armenia
  • Burma
  • Kamboja
  • Dzongkha (bahasa Bhutan)
  • Georgia
  • Yunani
  • Ibrani
  • Inuktitut (reassigned vowels)
  • Thai dan Lao (Japanese vowels)
  • Tibet
Reordered
  • Braille bahasa Algeria (obsolete)
Frequency-based
  • Braille bahasa Amerika (obsolete)
Independent
  • Chinese semi-syllabaries
    • Kanton
    • Mandarin Tionghoa daratan
    • Mandarin Taiwan
    • Two-cell Chinese (Shuangpin)
  • Jepang
  • Korea
Eight-dot
  • Luksemburg
  • Kanji
  • Gardner–Salinas braille codes (GS8)
Symbols in braille
  • Braille music
  • Canadian currency marks
  • Computer Braille Code
  • Gardner–Salinas braille codes (science; GS8/GS6)
  • International Phonetic Alphabet (IPA)
  • Nemeth braille code
Braille technology
  • Braille e-book
  • Braille embosser
  • Braille translator
  • Braille watch
  • Mountbatten Brailler
  • Optical braille recognition
  • Perforation
  • Perkins Brailler
  • Refreshable braille display
  • Slate and stylus
  • Braigo
Persons
  • Louis Braille
  • Charles Barbier
  • Valentin Haüy
  • Thakur Vishva Narain Singh
  • Sabriye Tenberken
  • William Bell Wait
Organisations
  • Braille Institute of America
  • Braille Without Borders
  • Japan Braille Library
  • National Braille Association
  • Blindness organizations
  • Schools for the blind
  • American Printing House for the Blind
Other tactile alphabets
  • Decapoint
  • Moon type
  • New York Point
  • Night writing
  • Vibratese
Related topics
  • Accessible publishing
  • Braille literacy
  • RoboBraille
  • l
  • b
  • s
Sistem tulisan elektronik
  • Emotikon
  • Emoji
  • Kaomoji
  • iConji
  • Leet
  • Unicode
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Surat_Lampung&oldid=27058826"
Kategori:
  • Galat CS1: periode hilang
  • Rumpun aksara Brahmi
  • Bahasa Lampung
  • Surat Ulu
  • Surat Lampung
  • Aksara Nusantara
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui
  • Pemeliharaan CS1: Lain-lain
  • CS1 sumber berbahasa Belanda (nl)
  • Halaman dengan teks IPA polos
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan Maret 2025
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • Galat CS1: nilai parameter tidak valid
  • Pranala kategori Commons dari Wikidata

Best Rank
More Recommended Articles