Tulungagung, Tulungagung
Tulungagung | |||||
---|---|---|---|---|---|
![]() | |||||
Negara | ![]() | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Tulungagung | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Hari Prastijo | ||||
Populasi | |||||
• Total | 66.711 jiwa | ||||
Kode pos | 66211 - 66219 | ||||
Kode Kemendagri | 35.04.01 ![]() | ||||
Kode BPS | 3504120 ![]() | ||||
Luas | 13,67 km² | ||||
Desa/kelurahan | 14 | ||||
|
Tulungagung adalah kecamatan yang berperan sebagai pusat pemerintahan dan pusat ekonomi Kabupaten Tulungagung. Tulungagung merupakan kecamatan terkecil namun kepadatan penduduknya tertinggi.[1] Kecamatan ini berada di tepian Sungai Ngrowo dan terdapat persimpangan jalan nasional strategis yang menghubungkan Kediri di utara, Trenggalek di barat, dan Blitar di timur. Sebagai ibu kota, Kecamatan Tulungagung memiliki kantor dinas, Taman Aloon-Aloon, pusat peribadatan, pusat perbelanjaan, gelanggang olahraga, rumah sakit, hingga Stasiun Tulungagung.[2][3]
Kecamatan Tulungagung yang sekarang merupakan pemindahan ibu kota yang awalnya berada di Kalangbret. Saat itu, wilayah ini masih bernama Kadipaten Ngrowo yang kemudian diubah menjadi Kabupaten Tulungagung dengan ibu kota di Kecamatan Tulungagung. Peristiwa pemindahan ini terjadi sekitar tahun 1824 dengan bupati pertama di lokasi yang baru adalah Raden Mas Tumenggung Pringgodiningrat.[2]
Geografi

Tulungagung adalah kecamatan terkecil di Tulungagung dan terletak di tengah kabupaten. Kecamatan ini berada di persimpangan antara Kediri, Blitar, dan Trenggalek. Wilayahnya berupa dataran rendah dan dipisahkan oleh Sungai Ngrowo yang mengalir menuju Sungai Brantas di utara. Seluruh wilayah kecamatan yang berada di timur Sungai Ngrowo berciri urban dan padat penduduk. Sedangkan wilayah di barat ada yang masih berupa pedesaan dan terdapat persawahan, misalnya Kelurahan Kedungsoko. Bagian timur dan barat Ngrowo terhubung oleh berbagai jembatan seperti Jembatan Lembu Peteng, Sembung, dan Kutoanyar. Akibat perkembangan penduduk yang pesat, kawasan urban di Kecamatan Tulungagung melebar hingga kecamatan tetangga seperti Kedungwaru dan Boyolangu.[4]
Batas wilayah Kecamatan Tulungagung adalah sebagai berikut:[4]
Utara | Kecamatan Kedungwaru |
Timur | Kecamatan Kedungwaru |
Selatan | Kecamatan Boyolangu |
Barat | Kecamatan Kauman dan Kecamatan Gondang |
Sejarah

Pada masa Kesultanan Mataram, berdiri sebuah kabupaten bernama Ngrowo dengan ibu kota Kalangbret yang berada di barat Sungai Ngrowo. Kabupaten ini berdiri sekitar tahun 1700-an dan bupati pertamanya adalah Ngabehi Mangundirono. Pada masa Bupati Ngrowo ke-4 yaitu Raden Mas Tumenggung (RMT) Pringgodiningrat, dilakukan pemindahan ibu kota Ngrowo ke seberang Sungai Ngrowo di daerah yang dinamakan Tulungagung, ditandai dengan pembangunan alun-alun yang dibantu oleh Kyai Abu Manshur dari Tawangsari. Kemudian nama Kabupaten Ngrowo diubah menjadi Kabupaten Tulungagung pada masa Raden Tumenggung Cokroadinegoro sekitar tahun 1902.[5][2]
Di zaman Belanda, Kecamatan Tulungagung dijadikan pusat dari kawedanan atau daerah pembantu bupati Tulungagung. Saat itu, Kabupaten Tulungagung terdiri dari beberapa kawedanan yaitu Tulungagung, Kalangbret, Ngunut, dan Campurdarat. Kawedanan Tulungagung sendiri mencakup Kecamatan Tulungagung, Boyolangu, Kedungwaru, dan Ngantru. Pada zaman kemerdekaan, sistem kawedanan dihapus dan kecamatan berada langsung dibawah kabupaten.[6] Kecamatan Tulungagung berkembang pesat dengan dibangunnya Stasiun Tulungagung dan jalur rel kereta Kediri-Tulungagung-Blitar sekitar tahun 1883 oleh Staatsspoorwegen. Di zaman itu, juga ada jalur kereta lain yang sekarang sudah tidak aktif seperti jalur Tulungagung-Campurdarat-Tugu (Trenggalek).[7]
Daftar kelurahan
Berbeda dari kecamatan lainnya yang memiliki desa, wilayah Kecamatan Tulungagung dibagi menjadi beberapa kelurahan. Kecamatan Tulungagung terdiri dari 14 kelurahan yang terbagi lagi menjadi beberapa rukun warga dan rukun tetangga. Kelurahan tersebut yakni sebagai berikut:[4]
No. | Nama Kelurahan | Jumlah RW | Jumlah RT | Jumlah penduduk (2024)[1] |
---|---|---|---|---|
1 | Bago | 12 | 43 | 9.691 |
2 | Botoran | 6 | 26 | 4.454 |
3 | Jepun | 6 | 27 | 6.188 |
4 | Kampungdalem | 6 | 16 | 3.136 |
5 | Karangwaru | 7 | 34 | 5.037 |
6 | Kauman | 2 | 8 | 1.160 |
7 | Kedungsoko | 4 | 14 | 2.407 |
8 | Kenayan | 7 | 20 | 5.567 |
9 | Kepatihan | 9 | 44 | 7.983 |
10 | Kutoanyar | 10 | 28 | 5.404 |
11 | Panggungrejo | 4 | 12 | 3.288 |
12 | Sembung | 7 | 22 | 4.218 |
13 | Tamanan | 5 | 19 | 3.396 |
14 | Tertek | 8 | 18 | 4.782 |
Tempat terkenal

- Stasiun Tulungagung
- Terminal Gayatri
- Pendhapa Tulungagung
- GOR Lembu Peteng
- Kolam renang Vidia Tirta
- Jembatan Lembu Peteng di Sungai Ngrowo
- STAI Diponegoro Tulungagung
Taman kota dan monumen

- Taman Aloon-Aloon
- Taman Kali Ngrowo
- Taman Tugu Kartini di area Pendopo
- Ngrowo Water Front
- Tugu Bambu Runcing di perempatan Jepun
- Tugu Garuda di perempatan rumah sakit lama - pintu masuk Kecamatan Tulungagung dari arah utara / Kedungwaru
Institusi kesehatan
- RS Bhayangkara Tulungagung
- RS Prima Medika
- RSIA Fauziah
- RSIA Amanda
Pusat peribadatan
- Masjid Agung Al-Munawwar
- Masjid Al-Fattah Tulungagung
- Gereja Santa Maria dengan Tidak Bernoda Asal, Tulungagung
Pusat perbelanjaan dan hotel

- Pasar Ngemplak
- Bravo Supermarket
- Apollo Supermall
- Golden Swalayan dan Theater
- Crown Victoria Hotel
- Lojikka Hotel
- Surakarta Hotel
- Narita Hotel
- Front One Hotel
- Votel Grand Hotel
Referensi
- ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 21 Maret 2025.
- ^ a b c "Portal Tulungagung". tulungagung.go.id. Pemerintah Kabupaten Tulungagung. Diakses tanggal 2025-07-02.
- ^ Nanda Nila Alvinda (2023-08-11). "GOR yang Ada di Tulungagung, GOR Lembu Peteng Paling Fenomenal". RADAR TULUNGAGUNG.
- ^ a b c Kecamatan Tulungagung Dalam Angka 2021. BPS Kabupaten Tulungagung. 2021-09-24.
- ^ Photo Author Nanda Nila Alvinda (2023-07-04). "Begini Sejarah Taman Kusuma Wicitra Sebelum Menjadi Aloon Aloon Tulungagung". RADAR TULUNGAGUNG.
- ^ [Administratieve indeling van Java en Madoera] - sheet 3 (Oost Java). Leiden University Libraries Digital Collections. 1936.
- ^ Aska Nurul Fitriani (2024-10-24). "Sejarah Trem Tulungagung, Jalur Penghubung Masa Kolonial". RRI.