Lokomotif CC204
Lokomotif CC204 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
![]() CC 204 03 01 YK berdinas kereta api Bogowonto di tikungan Kalimenur | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Catatan kaki:[1] |
Lokomotif CC204 adalah lokomotif diesel elektrik milik PT Kereta Api Indonesia (KAI), dirakit oleh Balai Yasa Yogyakarta dan PT Industri Kereta Api dengan lisensi dari GE Transportation. Lokomotif ini terbagi menjadi dua seri, yaitu lokomotif CC204 seri pertama yang merupakan model GE C18MMi dengan tampilan "hidung pendek/kotak" (seperti CC201), dan lokomotif CC204 seri kedua yang merupakan model GE C20EMP dengan "hidung aerodinamis/miring" (seperti CC 203).
Kedua seri sama-sama bergandar Co'Co' dengan arti lokomotif dengan dua bogie yang mempunyai tiga poros penggerak, masing-masing digerakkan oleh motor traksi tersendiri. Lokomotif ini mempunyai komponen komputer BrightStar Sirius yang dikembangkan oleh General Electric sehingga lokomotif jenis ini mampu mengurangi risiko kerusakan sekitar 45 menit sebelum kerusakan itu terjadi.
Lokomotif ini memiliki daya tarik hingga 12 kereta penumpang, 35 gerbong datar (GD/PPCW), 40 gerbong batu bara ringan (GB/KKBW 30 ton (30 ton panjang; 33 ton pendek)), 20 gerbong batu bara rangkaian panjang (GB/KKBW 50 ton (49 ton panjang; 55 ton pendek)), 25 gerbong ketel minyak (GK/KKW) dan 36 gerbong tertutup (GT/GGW). Kecepatan maksimal lokomotif ini adalah 120 km/h (33 m/s) (tanpa rangkaian kereta/gerbong), tetapi hanya diizinkan hingga 90 km/h (25 m/s) untuk kereta api penumpang dan 50 km/h (14 m/s) untuk kereta api barang. Saat ini, lokomotif ini juga diperbolehkan melaju 120 km/h (33 m/s), namun hanya pada kereta api antarkota menuju Kota Yogyakarta dan Surakarta, Jawa Tengah terutama kelas campuran serta ekonomi di Pulau Jawa dan kereta api antarkota tertentu di Sumatera Selatan beserta Lampung.
GE C18MMi

Pada 2003 hingga 2005, Balai Yasa Yogyakarta, menggaet GE Transportation untuk memproduksi ulang sebuah lokomotif baru dari CC201 generasi pertama yang masuk dalam fase mid-life overhaul.[2] Alasannya, GE Transportation mulai meniadakan produksi generator penghasil arus DC beserta suku cadangnya (menghapus produksi lokomotif DC-DC), serta fokus pada produksi lokomotif dengan transmisi AC-DC dan AC-AC. Kala itu, ketersediaan dana dari PT Kereta Api masih belum cukup, sementara banyak armada lokomotif yang mulai uzur. Khawatir adanya kanibalisasi komponen, BY YK memilih untuk membuat ulang lokomotif CC201 menjadi CC204. Adapun lokomotif yang mendapatkan re-manufacture menjadi CC204 adalah:[3][4]
Nomor lama | Nomor baru | Tanggal dinas | |
---|---|---|---|
CC 201 | CC 204 | ||
03 | 01 | CC 204 03 01 | 4 Juli 2003 |
11 | 02 | CC 204 03 02 | 26 September 2003 |
16 | 03 | CC 204 03 03 | 16 Oktober 2003 |
37 | 04 | CC 204 03 04 | 30 Desember 2003 |
32 | 05 | CC 204 03 05 | Agustus–September 2005 |
06 | 06 | CC 204 03 06 | |
12 | 07 | CC 204 03 07 |
GE C20EMP
Lokomotif CC204 seri kedua merupakan lokomotif baru dengan model C20EMP yang dioperasikan sejak 2006. Bentuk kabin lokomotif ini sama dengan bentuk lokomotif CC203. Kode yang digunakan untuk CC204 produksi kedua adalah C20EMP. Komponen lain seperti mesin diesel, motor traksi, bogie, dan seterusnya serupa dengan lokomotif CC204 sebelumnya.[2]
Dikutip dari Detikcom, pembelian lokomotif ini berawal dari keinginan Departemen Perhubungan untuk membeli 50 buah lokomotif untuk KAI. Pada 26 Oktober 2005, Menteri Perhubungan saat itu, Hatta Rajasa, mengakui bahwa lokomotif yang dimiliki oleh PT Kereta Api sudah dianggap "uzur" dan berusia di atas sepuluh tahun, sehingga perlu dilakukan peremajaan.[5] Namun karena dana yang dimiliki oleh Departemen Perhubungan terbatas, maka dilakukan pembelian lokomotif sebanyak sepuluh buah (dua pada 2006, dua pada 2007,[6] dua pada 2008, empat pada 2009), kemudian dilanjutkan dengan pembelian dua puluh buah lokomotif pada 2010–2011.
Berikut ini adalah perubahan nomor lokomotif CC204 dari masa ke masa:
Nomor lama | Nomor baru pertama[7] | Nomor baru kedua |
---|---|---|
CC 204 08 | CC 204 08 01 | CC 204 06 01 |
CC 204 09 | CC 204 08 02 | CC 204 06 02 |
CC 204 10 | CC 204 08 03 | CC 204 07 01 |
CC 204 11 | CC 204 08 04 | CC 204 07 02 |
CC 204 12 | CC 204 08 05 | CC 204 08 01 |
CC 204 13 | CC 204 08 06 | CC 204 08 02 |
CC 204 14 | CC 204 08 07 | CC 204 09 01 |
CC 204 15 | CC 204 08 08 | CC 204 09 02 |
CC 204 16 | CC 204 08 09 | CC 204 09 03 |
CC 204 17 | CC 204 08 10 | CC 204 09 04 |
CC 204 21 | CC 204 10 04 | CC 204 11 01 |
CC 204 22 | CC 204 10 05 | CC 204 11 02 |
Keterangan: Untuk lokomotif CC 204 18–20 dan CC 204 23–37 tidak mengalami perubahan nomor.
Operasional
Kinerja
Lokomotif CC204 merupakan lokomotif dengan transmisi diesel-elektrik AC-DC. Lokomotif ini menggunakan alternator/generator AC 3-fase tipe 5GTA11 self-blown rectifier dan terkomputerisasi dengan BrightStar Sirius yang dikembangkan oleh General Electric yang dilengkapi sistem diagnostik, perekam kejadian, dan layar monitor, sehingga dapat mendeteksi gangguan sekitar 45 menit sebelum gangguan itu terjadi. Fisik lokomotif ini, mulai dari dimensi, bentuk bodi, dan rangka dasar, sama seperti CC201 generasi pertama atau CC203. Namun, komponen berupa motor diesel, motor traksi, hingga kompresor, sudah diperbarui.[2]
Tampilan
Saat lokomotif CC204 diluncurkan pertama kali di Jawa, lokomotif CC204 seri kedua mudah dikenal oleh penggemar kereta api hingga masyarakat pengguna jasa karena tidak memiliki logo Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di bagian depan, sebagai penanda bahwa pendanaan lokomotif tersebut telah lepas dari Kemenhub. Berbeda dengan CC203 yang memiliki logo Kemenhub di bagian depannya karena pendanaan lokomotif tersebut dibantu oleh pemerintah melalui Kemenhub.
Beberapa lokomotif CC204 yang sempat menjalani pemeriksaan akhir (PA) atau semi pemeriksaan akhir (SPA) sempat diberi logo Kemenhub di bagian depannya. Saat Kereta Api Indonesia meluncurkan logo baru pada 2011, dilakukan penghilangan logo Kemenhub pada beberapa lokomotif CC204.
Sejak seluruh lokomotif CC204 seri kedua dimutasi ke Divisi Regional III Palembang, corak lokomotif CC204 dikembalikan seperti bawaan pabrik. Mulai tahun 2020, lokomotif CC204 pun juga menggunakan logo KAI terbaru versi 2020. Sedangkan seluruh lokomotif CC204 seri pertama di Jawa sudah menggunakan livery serta logo KAI terbaru versi 2020.
Kontroversi
Pengadaan dua puluh unit lokomotif CC204 generasi kedua diwarnai permasalahan dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Kejadian ini berawal dari dugaan praktik persaingan tidak sehat yang dilakukan antara PT Kereta Api Indonesia dengan GE Transportation terkait tender pengadaan 20 unit lokomotif tersebut pada tahun 2009. Dalam surat putusan KPPU yang bernomor 05/KPPU-L/2010, pihak KPPU telah mendeteksi adanya dugaan pelanggaran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 terkait pengadaan 20 unit lokomotif CC204, dengan terlapor KAI dan GE Transportation Amerika Serikat. Pada akibatnya, KAI terbukti melanggar Pasal 19 huruf d dan Pasal 22 Undang-Undang tersebut sedangkan GE melanggar Pasal 22. Akhirnya GE Transportation dikenakan denda sebesar Rp1,5 miliar dan KAI Rp2 miliar. Menurut KPPU, penunjukan KAI langsung kepada GE telah melanggar beleid antimonopoli karena belum melalui proses tender. Akibatnya, KAI dan GE mengalami keberatan atas dugaan pelanggaran tersebut. Pada akhirnya, KAI dan GE mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri Kota Bandung. Akhirnya putusan KPPU tersebut dibatalkan dan kedua pihak tidak terbukti melakukan persekongkolan tender karena belum cukup bukti. Namun, KPPU mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung terkait putusan PN Bandung.[8][9]
Insiden
- Pada tanggal 2 Oktober 2020, lokomotif CC 204 03 04 yang berdinas KA 322 Serayu Pagi relasi Pasar Senen–Kiaracondong–Kroya–Purwokerto mengalami anjlokan di kilometer 285+01 petak jalan antara Stasiun Manonjaya dan Stasiun Ciamis pada pukul 17.30 WIB. Kereta penolong dan crane Kirow dari Bandung diturunkan untuk mengevakuasi lokomotif yang anjlok. Penumpang KA Serayu Pagi kemudian diantar menuju Stasiun Banjar menggunakan bus untuk melanjutkan perjalanan menggunakan KA pengganti. Akibat anjlokan ini, perjalanan KA 78 Turangga relasi Bandung – Surabaya Gubeng terpaksa dialihkan lewat Cirebon.[10]
- Pada tanggal 4 November 2021, lokomotif CC 204 11 17 yang berdinas KLB TNI dan menarik 16 kereta mengeluarkan api pada bagian atap dan samping lokomotif di Stasiun Labuan Ratu, Bandar Lampung.[11] Tidak ada korban jiwa, akan tetapi perjalanan KLB ini tertunda hingga 130 menit dikarenakan harus menunggu lokomotif pengganti dari Stasiun Tanjung Karang. Insiden ini disebabkan overheat atau suhu panas berlebih pada mesin lokomotif, sehingga lokomotif mengeluarkan asap pekat hingga api yang hampir membakar lokomotif.[12]
- Pada tanggal 20 November 2021, KA 3770A Lapati Tanker tujuan Palembang yang ditarik lokomotif CC 204 11 17 (lokomotif yang juga terlibat insiden KLB TNI 16 hari sebelumnya) yang menarik 8 gerbong terbuka dan 15 gerbong ketel, anjlok dan terguling setelah menabrak truk air milik PT. BAU yang sedang melakukan penyiraman air di dekat rel.[11] Tidak ada korban jiwa, akan tetapi perjalanan KA sempat terganggu selama beberapa jam. Lokomotif ini mengalami kerusakan berat pada sisi kirinya sehingga harus ditarik ke Balai Yasa Lahat.
- Pada tanggal 26 Januari 2023, lokomotif CC 204 03 01 yang berdinas KA 176A Sancaka Malam dengan relasi Yogyakarta-Madiun-Surabaya Gubeng mengalami insiden dengan truk pengangkut mobil. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun lokomotif CC 204 03 01 mengalami kerusakan ringan pada bagian hidung pendeknya, akan tetapi KA Sancaka mengalami keterlambatan hingga 110 menit. Insiden berawal dari sasis truk pengangkut mobil yang tersangkut di rel kereta sehingga truk tidak dapat digerakan maju maupun mundur, beruntung Masinis KA Sancaka masih bisa melakukan pengereman dengan baik sehingga tidak terjadi kejadian fatal.[13]
Galeri
-
CC 204 06 (CC 204 03 06) di Stasiun Manggarai menarik kereta api Argo Gede
-
CC 204 03 06 berdinas menarik kereta api Senja Utama Solo memasuki Stasiun Lempuyangan.
-
CC 204 10 01 menarik Kereta api Sriwijaya di Stasiun Labuanratu.
-
CC 204 09 01 menggandeng KA Pulp PT Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper' di Stasiun Branti.
-
CC 204 08 01 menggandeng CC 204 11 03 berdinas menghela KA Babaranjang.
-
CC 204 11 13 dengan posisi ujung panjang (long hood) menggandeng KA Pulp PT Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper sedang melintas di Stasiun Labuhan Ratu.
-
CC 204 11 13 di Stasiun Tarahan.
-
Tampak dekat CC 204 11 08 yang sudah menggunakan logo baru KAI versi 2020 dan stiker edisi 75 Tahun KAI.
-
KA Pulp PT. TEL dengan CC 204 10 03 yang sudah berlogo baru sedang berhenti di Stasiun Tanjung Karang.
-
CC 204 11 10, CC 204 11 05, dan CC 204 09 03 menarik KA Babaranjang, melintasi Stasiun Gedungratu
-
KA Babaranjang ditarik traksi tiga lokomotif CC 204 dengan logo KAI baru versi 2020
-
CC 204 03 05 menarik KA Sri Tanjung, melintas JPL 66 Rejoso
-
CC 204 11 03 dengan KA Semen Baturaja
-
CC 204 11 08 dengan KA Pulp PT. TEL
-
CC 204 10 02 berdinas menarik KLB pengujian penambahan kecepatan di Stasiun Gedungratu
Referensi
- ^ Hartono A.S. 2012, hlm. 158 dan 160.
- ^ a b c Hartono A.S. 2012, hlm. 156.
- ^ Fauzan et al. 2011, hlm. 38-40.
- ^ Majalah KA Edisi Mei 2007. Liputan Khusus. CC204: Era Digital Lokomotif Indonesia.
- ^ "Dephub Borong 50 Lokomotif Baru Tahun 2006". detikcom. Diakses tanggal 2019-04-07.
- ^ antaranews.com (2007-04-11). "PT KAI akan Beli Sembilan Lokomotif Baru". Antara News. Diakses tanggal 2025-05-30.
...tujuh unit lokomotif jenis CC-202 untuk dioperasikan di wilayah Sumatera dan dua unit lokomotif jenis CC-204 untuk memperkuat pelayanan di wilayah operasi jalur Jawa.
- ^ Hartono A.S. 2012, hlm. 88.
- ^ Newswire (2011-06-02). "PN Bandung batalkan putusan KPPU soal lokomotif". Bisnis.com. Diakses tanggal 2025-05-30.
- ^ Mediatama, Grahanusa (2011-06-20). "KPPU kasasi putusan PN Bandung terkait tender pengadaan lokomotif". kontan.co.id. Diakses tanggal 2025-05-30.
- ^ (), Ahmad Fikri. Widyastuti, Rr. Ariyani Yakti (ed.). "Kereta Api Serayu Anjlok, Sejumlah Perjalanan Kereta Memutar ke Utara". Tempo.co. Diakses tanggal 13 Oktober 2021.
- ^ a b "Tabrak Truk Air, Kereta Api BBM Terbalik, Untung Kosong Tidak Bawa Minyak". Sumeks. 20 November 2021.
- ^ "Kereta Api Berisi Rombongan Anggota TNI Terbakar di Bandar Lampung".
- ^ detikJatim, Tim. "Kecelakaan KA Sancaka Tabrak Truk di Mojokerto: Kronologi dan Pemicunya". detiknews. Diakses tanggal 2025-05-30.
Daftar pustaka
- Fauzan, S.A.; Gumilang, P.S.; Widyanto, B.; Krishnamurti, I.; Hartono A.S.; Widoyoko (2011). Suherman, A. (ed.). Misteri Lokomotif CC201. Depok: Ilalang Sakti Komunikasi. ISBN 9789791841757. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- Hartono A.S. (2012). Lokomotif dan Kereta Rel Diesel di Indonesia. Depok: Ilalang Sakti Komunikasi. ISBN 9789791841702. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- Putusan KPPU No. 05/KPPU-L/2010