More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Isra Mikraj - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Isra Mikraj - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Isra Mikraj

  • Afrikaans
  • العربية
  • مصرى
  • Башҡортса
  • Banjar
  • বাংলা
  • Bosanski
  • کوردی
  • Čeština
  • Dansk
  • Deutsch
  • English
  • Español
  • فارسی
  • Suomi
  • Français
  • Hausa
  • עברית
  • हिन्दी
  • Italiano
  • Jawa
  • कॉशुर / کٲشُر
  • Kurdî
  • Madhurâ
  • മലയാളം
  • मराठी
  • Bahasa Melayu
  • Nederlands
  • Norsk nynorsk
  • پنجابی
  • Português
  • Română
  • Русский
  • Srpskohrvatski / српскохрватски
  • Simple English
  • Shqip
  • Sunda
  • Svenska
  • தமிழ்
  • తెలుగు
  • Тоҷикӣ
  • Türkçe
  • Українська
  • اردو
  • Oʻzbekcha / ўзбекча
  • 中文
  • 閩南語 / Bân-lâm-gú
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Isra dan Mi'raj)
Bagian dari seri
Islam
Rukun Iman
  • Keesaan Allah
  • Malaikat
  • Kitab-kitab Allah
  • Nabi dan Rasul Allah
  • Hari Kiamat
  • Qada dan Qadar
Rukun Islam
  • Syahadat
  • Salat
  • Zakat
  • Puasa
  • Haji
  • Sumber hukum Islam
  • al-Qur'an
  • Sunnah (Hadis, Sirah)
  • Tafsir
  • Akidah
  • Fikih
  • Syariat
Sejarah
  • Garis waktu
  • Muhammad
  • Ahlulbait
  • Sahabat Nabi
  • Khulafaur Rasyidin
  • Khalifah
  • Imamah
  • Ilmu pengetahuan Islam abad pertengahan
  • Penyebaran Islam
  • Penerus Muhammad
Budaya dan masyarakat
  • Akademik
  • Akhlak
  • Anak-anak
  • Dakwah
  • Demografi
  • Ekonomi
  • Feminisme
  • Filsafat
  • Hari raya
  • Hewan
  • Kalender
  • Khitan
  • LGBT
  • Madrasah
  • Masjid
  • Musik
  • Pendidikan
  • Perbankan syariah
  • Rukiah
  • Firkah, manhaj, dan mazhab
  • Seni
  • Politik
  • Puisi/syair
  • Perbudakan
  • Sains
  • Tasawuf
  • Wanita
Topik lainnya
  • Murtad
  • Kritik
    • Muhammad
    • al-Qur'an
    • Hadis
  • Agama lain
  • Islamisme
  • Kekerasan
    • Terorisme
    • Perang
  • Islamofobia
  • Jihad
    • Jihadisme
    • Peraturan perang
  • Daftar istilah
  •  Portal Islam
  • l
  • b
  • s
Bagian dari seri tentang
Muhammad
Muhammad
Kehidupan dan karier
Kehidupan di Mekkah • Hijrah • Muhammad di Madinah • Haji Wada' • Pernikahan • Kematian
Karier
  • Wahyu pertama
  • Karier militer
  • Karier diplomatik
  • Pembebasan Mekkah
  • Hadis
Mukjizat
  • Al-Quran
  • Isra Mikraj
  • Pembelahan bulan
  • Mukjizat Muhammad
Pewaris
Perpisahan Khotbah • hadits terakhir • Hadits • Ghadir Khum • Saqifah • Ahlulbait • Sahabat • Khulafaur Rasyidin • Imam • Sejarah Islam
Pujian
  • Selawat
  • Maulid
Terkait
  • Masjid Nabawi
  • Harta milik
  • Peninggalan
    • Portal Islam
    • Portal Muhammad
  • l
  • b
  • s
Ilustrasi Mikraj di mana Muhammad mengendarai burak. Karya oleh Sultan Muhammad abad ke-16, disimpan di British Museum.

Isra Mikraj (bahasa Arab: الإسراء والمعراج, translit. al-’Isrā’ wal-Mi‘rāj) adalah dua bagian perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Islam Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa sangat penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa inilah Nabi Muhammad mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.[1] Beberapa penggambaran tentang kejadian ini dapat dilihat di surah ke-17 di Al-Qur'an, yaitu Surah Al-Isra.[2]

Menurut tradisi, perjalanan ini dikaitkan dengan Lailat al-Mi'raj, sebagai salah satu tanggal paling penting dalam kalender Islam.[3]

Kejadian Isra' Mi'raj

[sunting | sunting sumber]

Isra' Mi'raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi[4] dan mayoritas ulama islam,[5] Isra' Mikraj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra' Mikraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer. Namun, Shafiyurrahman al-Mubarakfuri[6] menolak pendapat tersebut dengan alasan karena istri pertama Muhammad, Khadijah meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab, dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra' Mikraj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra' Mikraj.

Ketika Muhammad masih berada di tengah periode dakwah yang akan menerobos jalan antara pencapaian kesuksesan dan penindasan sementara ada sedikit harapan yang mulai terlihat, maka terjadilah peristiwa Isra' dan Mi'raj ini. Mengenai kapan waktu terjadinya, terdapat perbedaan pendapat, di antaranya:[7]

  1. Peristiwa Isra' terjadi pada tahun ketika Allah memuliakan NabiNya dengan kenabian. Ini adalah pendapat yang dipilih oleh Ath-Thabari.
  2. Peristiwa ini terjadi lima tahun setelah diutusnya Muhammad menjadi Nabi. Pendapat ini dikuatkan oleh An-Nawawi dan Al-Qurthubi.
  3. Peristiwa ini terjadi pada malam 27 Rajab tahun 10 dari kenabian. Pendapat ini dipilih oleh Allamah Al-Manshurfuri.
  4. Peristiwa ini terjadi 16 bulan sebelum hijrah, tepatnya pada bulan Ramadhan tahun 12 dari kenabian.
  5. Peristiwa ini terjadi I tahun 2 bulan sebelum hijrah, tepatnya pada bulan Muharram tahun 13 dari kenabian.
  6. Peristiwa ini terjadi I tahun sebelum hijrah, tepatnya pada bulan Rabi'ul Awwal tahun 13 dari kenabian.

Indikasi dari tiga pendapat pertama adalah bahwa kematian Khadijah pada bulan Ramadhan tahun 10 dari kenabian. Khadijah meninggal sebelum datangnya wahyu yang mewajibkan shalat lima waktu, sementara tidak ada perselisihan pendapat di kalangan para ulama Islam bahwa shalat lima waktu diwajibkan pada malam Isra'. Sedangkan mengenai tiga pendapat terakhir lainnya, belum menemukan pendapat yang dapat menguatkan salah satu darinya selain topik bahasan di dalam surah Al-Isra yang menunjukkan bahwa peristiwa ini terjadi pada masa-masa akhir.[7]

Para ulama hadits meriwayatkan rincian dari peristiwa ini, dan kami akan memaparkannya secara ringkas, lbnul Qayyim berkata,

Menurut riwayat yang shahih bahwa Rasulullah diisra'kan dengan jasadnya dari Al-Masjid Al-Haram menuju Baitul Maqdis dengan mengendarai Al-Buraq, ditemani oleh Jibril. Lalu ia singgah di sana serta menjadi imam shalat bagi para nabi, lalu menambat Al-Buraq pada Pintu masjid. Kemudian pada malam itu, ia dinaikkan dari Baitul Maqdis menuju langit dunia. Jibril meminta agar Pintu langit dibukakan untuk ia lalu terbukalah pintunya. Di sana, ia melihat Adam, bapak manusia. Ia memberi salam kepadanya lantas dia menyambutnya dan membalas salam tersebut serta mengakui kenabiannya. Allah juga menampakkan kepadanya ruh-ruh para syuhada dari sebelah kanannya dan ruh-ruh orang-orang yang sengsara dari sebelah kirinya.[7]


Kemudian ia dinaikkan lagi ke langit kedua. Jibril meminta agar dibukakan pintunya untuk ia . Di sana ia melihat Nabi Yahya bin Zakaria dan Isa bin Maryam, lalu menjumpai keduanya dan memberi salam. Keduanya menjawab salam tersebut dan menyambutnya serta mengakui kenabiannya. Kemudian dinaikkan lagi ke langit ketiga. Di sana ia melihat nabi Yusuf, lalu memberi salam kepadanya. Dia membalasnya dan menyambutnya serta mengakui kenabiannya. Kemudian dinaikkan lagi ke langit keempat. Di sana ia melihat Nabi Idris lalu memberi salam kepadanya. Dia menyambutnya dan mengakui kenabiannya. Kemudian ia dinaikkan lagi ke langit kelima. Di sana ia melihat Nabi Harun bin Imran lalu memberi salam kepadanya. Dia menyambutnya dan mengakui kenabiannya. Kemudian ia dinaikkan lagi ke langit keenam. Di sana ia bertemu dengan Nabi Musa bin Imran lalu memberi salam kepadanya. Dia menyambutnya dan mengakui kenabiannya.[6]
Tatkala ia hendak berlalu, Nabi Musa menangis. Ketika ditanyakan kepadanya, "Apa yang membuatmu menangis?" Dia menjawab, "Aku menangis karena rupanya ada seorang yang diutus setelahku tetapi umatnya yang masuk surga lebih banyak dari umatku. Kemudian ia dinaikkan lagi ke langit ketujuh". Di sana ia bertemu dengan Nabi Ibrahim lalu ia memberi salam kepadanya. Dia menyambutnya dan mengakui kenabiannya. Kemudian ia naik ke Sidratul Muntaha, lalu dibawa naik ke Al-Bait Al-Ma'mur. Kemudian ia dinaikkan lagi menuju Allah Yang Maha Perkasa. Ia mendekat kepada-Nya hingga jaraknya tinggal sepanjang dua ujung busur atau lebih dekat lagi. Dia mewahyukan kepada hamba-Nya ini dengan wahyu, mewajibkan kepadanya lima puluh waktu shalat. Ia lalu kembali hingga melewati Nabi Musa.[7]

Dia lalu bertanya kepadanya, "Apa yang diperintahkan kepadamu?" Ia menjawab, "Lima puluh waktu shalat." Dia berkata, "Umatmu pasti tidak sanggup melakukan itu, kembalilah ke Rabb-mu dan mintalah keringanan untuk umatmu!" Ia menoleh ke arah Jibril seakan ingin memintakan pendapatnya dalam masalah itu. Dia mengisyaratkan persetujuannya jika ia memang menginginkan hal itu. Lalu Jibril membawa ia naik lagi hingga membawanya ke hadapan Allah, sedangkan Dia berada di tempatnya. Ini adalah redaksi milik Al-Bukhari pada sebagian jalur periwayatannya. Lalu Allah meringankannya menjadi sepuluh waktu shalat. Kemudian ia turun hingga kembali melewati Nabi Musa lagi lantas memberitahukan tentang tersebut kepadanya. Dia berkata kepadanya, 'Kembalilah lagi kepada Rabb-mu.' mengikuti saran Musa dan minta keringanan kepada Allah Azza Wa Jalla hingga akhirnya Dia menurunkannya menjadi lima waktu shalat. Musa kemudian memerintahkan ia agar kembali kepada Rabb dan memintakan keringanan lagi. Lalu ia Inenjawab, "Aku malu kepada Rabb-ku. Aku rela dengan hal ini dan berserah diri." Setelah ia menjauh, datanglah suara memanggil, "Engkau telah menyetujui fardlu-Ku dan Aku telah memberikan keringanan untuk para hamba-Ku."[7]

Kemudian Ibnul Qayyim menyinggung perbedaan persepsi seputar rukyah (melihat) ia terhadap Rabb-nya Tabaraka wa Ta'ala. Dia juga menyebutkan ucapan Ibnu Taimiyyah mengenai hal ini, yang inti dari pendapat-pendapat yang disebutkan olehnya menyatakan bahwa melihat dengan mata telanjang sama sekali tidak valid. Pendapat semacam ini tidak pernah diucapkan oleh seorang sahabat pun. Sedangkan nukilan yang berasal dari Ibnu Abbas tentang rukyah ia secara mutlak dan rukyah ia dengan hati, pendapat pertama ini tidak menafikan pendapat kedua. Ibnul Qayyim kemudian mengomentari, "Sedangkan firman-Nya Ta'ala di dalam surat An-Najm (artinya), "Kemudian dia mendekat lalu bertambah mendekat lagi." Ungkapan 'mendekat' di sini bukan yang dimaksud di dalam kisah Isra'. Ungkapan "mendekat" yang terdapat di dalam surat An-Najm tersebut adalah mendekat dan bertambah mendekatnya Jibril sebagaimana yang dikatakan oleh Aisyah binti Abu Bakar dan Ibnu Mas'ud. Arah pembicaraan di dalam ayat tersebut pun mendukungnya. Adapun 'mendekat dan bertambah mendekat' yang ada pada cerita Isra' adalah jelas sekali menyatakan mendekat dan bertambah mendekatnya Rabb Tabaraka wa Ta'ala. Di dalam surah An-Najm tidak ditemukan sesuatu yang menyinggung tentang hal itu bahkan di sana terdapat penegasan bahwa Muhammad melihat Jibril dalam rupa aslinya yang lain di Sidratul Muntaha. Ini adalah Jibril yang dilihat oleh Muhammad sebanyak dua kali dalam rupa aslinya, pertama di bumi dan kedua di Sidratul Muntaha.[7]

Hadis tentang Isra' Mi'raj

[sunting | sunting sumber]

Riwayat tentang perjalanan malam Muhammad dan diangkatnya dia ke langit untuk bertemu langsung dengan Allah dan menerima perintah kewajiban salat di lima waktu terdapat dalam Kitab Hadis Sahih milik Imam Muslim:[8]

Yaitu seekor binatang yang tubuhnya seperti kuda dan berwarna putih, ia mempunyai sayap dan mempunyai ekor burung merak. Di setiap langit Nabi Muhammad bertemu Nabi. Di langit pertama Nabi Muhammad bertemu Nabi Adam, Di langit keDua Rasulullah bertemu dangan Nabi Isa dan Nabi Yahya, Di langit keTiga Rasulullah bertemu dengan Nabi Yusuf, Dilangit keEmpat Rasulullah bertemu dengan Nabi Idris,Di langit ke lima Rasulullah bertemu dengan Nabi Harun, Di langit ke enam Rasulullah bertemu dengan Nabi Musa, Di langit ke tujuh Rasulullah bertemu dengan Nabi Ibrahim, dia sedang berada dalam keadaan menyandar di Baitul Makmur. Keluasannya setiap hari bisa memasukkan tujuh puluh ribu malaikat. Setelah keluar, mereka tidak kembali lagi kepadanya (Baitul Makmur). Kemudian aku dibawa ke Sidratul Muntaha. Daun-daunnya besar seperti telinga gajah dan ternyata buahnya sebesar tempayan." Dia bersabda: "Ketika dia menaikinya dengan perintah Allah, maka sidratul muntaha berubah. Tidak seorang pun dari makhluk Allah yang mampu menggambarkan keindahannya karena indahnya. Lalu, Allah memberikan wahyu kepada dia dengan mewajibkan salat lima puluh waktu sehari semalam. Lalu aku turun dan bertemu Nabi Musa alaihi salam, dia bertanya, 'Apakah yang telah difardukan oleh Tuhanmu kepada umatmu? ' Dia bersabda: "Salat lima puluh waktu'. Nabi Musa berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan karena umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Aku pernah mencoba Bani Israil dan menguji mereka'. Dia bersabda: "Aku kembali kepada Tuhan seraya berkata, 'Wahai Tuhanku, berilah keringanan kepada umatku'. Lalu Allah subhanahu wata'ala. mengurangkan lima waktu salat dari dia'. Lalu aku kembali kepada Nabi Musa dan berkata, 'Allah telah mengurangkan lima waktu salat dariku'. Nabi Musa berkata, 'Umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi'. Dia bersabda: "Aku masih saja bolak-balik antara Tuhanku dan Nabi Musa, sehingga Allah berfirman: 'Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku fardukan lima waktu sehari semalam. Setiap salat fardu dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Maka itulah lima puluh salat fardu. Begitu juga barangsiapa yang berniat, untuk melakukan kebaikan tetapi tidak melakukanya, niscaya akan dicatat baginya satu kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya, barang siapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak melakukannya, niscaya tidak dicatat baginya sesuatu pun. Lalu, jika dia mengerjakannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan baginya'. Aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa, lalu aku memberitahu kepadanya. Dia masih saja berkata, 'Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan'. Aku menjawab, 'Aku terlalu banyak berulang-ulang kembali kepada Tuhanku, sehingga menyebabkanku malu kepada-Nya'."

— Shahih Muslim, Kitab Iman, Bab Isra' Rasulullah ke langit, hadits nomor 162a.

Perbedaan Isra' dan Mi'raj

[sunting | sunting sumber]

Sering kali masyarakat menggabungkan Isra Mikraj menjadi satu peristiwa yang sama. Padahal sebenarnya Isra dan Mikraj merupakan dua peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Muhammad "diberangkatkan" oleh Allah dari Masjidil haram hingga Masjidilaqsa. Lalu dalam Mikraj Nabi Muhammad dinaikkan ke langit sampai ke Sidratulmuntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini, Muhammad mendapat perintah langsung dari Allah. untuk menunaikan salat lima waktu.[butuh rujukan]

Pengaruh

[sunting | sunting sumber]

Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratulmuntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Muhammad sebagai rasul islam tidak merasa sedih lagi karena ditinggal istri dan pamannya.[butuh rujukan]

Zaman modern

[sunting | sunting sumber]

Lailat al-Mi'raj (bahasa Arab: لیلة المعراج, Lailätu 'l-Mi‘rāğ), juga dikenal sebagai Shab-e-Mi'raj (bahasa Persia: شب معراج, Šab-e Mi'râj) di Iran, Pakistan, India dan Bangladesh, dan Miraç Kandili dalam bahasa Turki, adalah sebuah perayaan yang dilangsungkan saat Isra dan Mikraj. Beberapa Muslim merayakannya dengan melakukan salat tahajud di malam hari, dan di beberapa negara mayoritas Muslim, dengan menghias kota dengan lampu dan lilin. Umat Islam berkumpul di masjid dan salat berjemaah serta mendengarkan khotbah mengenai Isra dan Mikraj.[9][10]

Masjid Al-Aqsa dipercaya sebagai tempat di mana Muhammad naik ke surga. Tanggal pasti mengenai kejadian ini tidak jelas, tetapi tetap dirayakan karena terjadi sebelum hijrah dan setelah kunjungan nabi ke Taif. Beberapa orang menganggapnya telah terjadi hanya setahun sebelum hijrah, pada 27 Rajab; tetapi tanggal ini tidak selalu diterima. Tanggal ini akan sama dengan 26 Februari 621 di kalender Julian dan 8 Maret 620 jika terjadi setahun sebelumnya. Dalam tradisi Syiah di Iran, 27 Rajab merupakan hari pemanggilan pertama Muhammad, disebut Mab'as. Masjid Al-Aqsa dan sekitarnya dianggap sebagai tempat tersuci ketiga di dunia bagi umat Muslim.[11][12]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Arasy
  • Sidratulmuntaha
  • Hijrah

Rujukan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Richard C. Martin, Said Amir Arjomand, Marcia Hermansen, Abdulkader Tayob, Rochelle Davis, John Obert Voll, ed. (December 2, 2003). Encyclopedia of Islam and the Muslim World. Macmillan Reference USA. hlm. 482. ISBN 978-0-02-865603-8. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: editors list (link)
  2. ^ Brown, Dennis; Morris, Stephen (2003). "Religion and Human Experience". A Student's Guide to A2 Religious Studies: for the AQA Specification. Rhinegold Eeligious Studies Study Guides. London, UK: Rhinegold. hlm. 115. ISBN 978-1-904226-09-3. OCLC 257342107. Diakses tanggal 2012-01-10. The revelation of the Qur'an to Muhammad [includes] his Night Journey, an out-of-body experience where the prophet was miraculously taken to Jerusalem on the back of a mythical bird (buraq).... ;
  3. ^ Bradlow, Khadija (August 18, 2007). "A night journey through Jerusalem". Times Online. Diakses tanggal March 27, 2011.
  4. ^ (Inggris) Al-Mawdudi, 1999. Quranic Suras Information. Version 2.01 (e-book information). Dar el Hadith.
  5. ^ (Indonesia) Abu Majdi Haraki, 2007. Misteri Isra Mi'raj, h. 206. Jogjakarta: DIVA Press.
  6. ^ a b (Arab) Al-Mubarakfuri, Shafiyurrahman. Ar-Rahiq al-Makhtum (pranala unduhan Diarsipkan 2007-02-25 di Wayback Machine., unduhan zip 1.85 MB Diarsipkan 2009-06-03 di Wayback Machine.).
  7. ^ a b c d e f Al-Mubarakfuri, Syaikh Shafiyyurrahman (2021). Sirah Rasulullah: Sejarah Hidup Nabi SAW. Jakarta Timur: Ummul Qura. ISBN 978-602-6579-57-7. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  8. ^ "Hadits Muslim No. 234 | Isra` Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam ke langit". Hadits.id. Diakses tanggal 2022-03-05.
  9. ^ BBC Religion and Ethics - Lailat al Miraj
  10. ^ WRMEA article on Muslim holidays
  11. ^ Jonathan M. Bloom; Sheila Blair (2009). The Grove encyclopedia of Islamic art and architecture. Oxford University Press. hlm. 76. ISBN 978-0-19-530991-1. Diakses tanggal 26 December 2011.
  12. ^ Oleg Grabar (1 October 2006). The Dome of the Rock. Harvard University Press. hlm. 14. ISBN 978-0-674-02313-0. Diakses tanggal 26 December 2011.
Wikibooks Islam memiliki halaman di:
Rangkaian Hadis Isra dan Mi'raj
  • l
  • b
  • s
Muhammad
Keluarga
Orang tua
  • Abdullah bin Abdul Muthalib
  • Aminah
Orang tua asuh
  • Tsuwaibah
  • Halimah as-Sa'diyah
Saudara-saudara dan kerabat lainnya
  • Hamzah bin Abdul Muthalib (paman)
  • Abu Salamah
  • Abu Sufyan bin al-Harits
Istri
  • Khadijah binti Khuwailid
  • Saudah binti Zam'ah
  • Aisyah
  • Hafshah binti Umar
  • Zainab binti Khuzaimah
  • Ummu Salamah
  • Zainab binti Jahsy
  • Juwairiyah binti al-Harits
  • Maria al-Qibtiyyah
  • Ramlah binti Abu Sufyan
  • Shafiyah binti Huyay
  • Maimunah binti al-Harits
Keturunan
Anak
  • Qasim bin Muhammad
  • Abdullah bin Muhammad
  • Ibrahim bin Muhammad
  • Zainab binti Muhammad
  • Ruqayyah binti Muhammad
  • Ummu Kultsum binti Muhammad
  • Fatimah az-Zahra
  • Zaid bin Haritsah (anak angkat)
Cucu
  • Hasan bin Ali
  • Husain bin Ali
  • Muhsin bin Ali
  • Zainab binti Ali
  • Ummi Kultsum binti Ali
  • Umamah binti Zainab
Mukjizat
  • Al-Qur'an
  • Terbelahnya bulan
  • Isra Mikraj
Peristiwa
  • Hijrah
  • Ekspedisi
  • Haji Wadak
    • Khotbah Ghadir Khum
  • Muhammad di Madinah
  • Tahun Dukacita
  • Baiat Aqabah
  • Kunjungan Muhammad ke Tha'if
Tokoh-tokoh terkait
  • Abu Bakar
  • Umar bin Khattab
  • Utsman bin Affan
  • Ali bin Abi Thalib
  • Ja'far bin Abi Thalib
  • Hamzah bin Abdul Muthalib
  • Abu Thalib
  • Abu Lahab
  • Abbas bin Abdul Muthalib
  • Abdul Muthalib
  • Ibnu Abbas
  • Abu Sufyan bin Harb
  • Waraqah bin Naufal
  • Zaid bin Haritsah
  • Hasan bin Tsabit
  • Bilal bin Rabah
  • Anas bin Malik
  • Ummu Aiman
Topik lainnya
  • Maulid
  • Naat
  • Durood
  • Salam
  • Al-Burdah
  • Thala' al-Badru 'Alayna
  • Silsilah keluarga Muhammad
  • Surat-surat Muhammad
  • Nama dan gelar
  • Hadis
  • Muhammad dan Alkitab
Hal-hal terkait
  • Harta Muhammad
  • Relik Suci (Istana Topkapı)
  • Mimbar
  • Qaswa (Unta)
  • Segel Muhammad
  • Standar Hitam
Kitab
Hadis
  • Shahih al-Bukhari
  • Shahih Muslim
  • Jami' at-Tirmidzi
  • Sunan Ibnu Majah
  • Sunan Abu Dawud
  • Sunan an-Nasa'i
  • Kitab al-Kafi
Kitab sejarah
  • Sirah Ibnu Hisyam
  • Al-Muwahib al-Ladunniyyah
  • Sirah Nabawiyah
  • Ar-Rahiq Al-Makhtum
Sirah Nabawiyah
  • Asy-Syifa
  • Syama'il Muhammadiyah
Selawat
  • Selawat Ibrahimiyah
  • Dalail al-Khairat
Tempat
Kota
  • Makkah
  • Madinah
  • Tha'if
  • Khaibar
  • Yerusalem
  • Habasyah
  • Mutah
  • Tabuk
Tempat khusus
  • Jabal an-Nur
  • Gunung Uhud
  • Jabal Tsur
  • Mina
  • Muzdalifah
  • Gunung Arafah
  • Kubah Hijau
  • Pemakaman Baqi
Masjid
  • Aqsa
  • Haram
  • Nabawi
  • Qiblatain
  • Quba
  • l
  • b
  • s
Hari raya dan peringatan umat Muslim
Dua Id
  • Idulfitri
  • Iduladha
Hari raya dan
peringatan lainnya
  • Hari Arafah
  • Hari Asyura
  • Tahun Baru Hijriyah
  • Arbain1
  • Maulid Nabi Muhammad
  • Lailatul Raghaib
  • Isra Mikraj
  • Nisfu Sya'ban
  • Ramadan
  • Lailatulqadar
  • Idulghadir1
  • Mubāhalah
  • Hari imam Mahdi yang Dijanjikan2
  • Hari Reformis yang Dijanjikan2
  • Hari Khilafah2
  • 1 Hanya Muslim Syiah
  • 2 Hanya Ahmadi Muslim
Pengawasan otoritas Sunting ini di Wikidata
Umum
  • VIAF
    • 1
  • WorldCat (via VIAF)
Perpustakaan nasional
  • Prancis (data)
    • 2 (data)
  • Amerika Serikat
    • 2
Lain-lain
  • Faceted Application of Subject Terminology
  • SUDOC (Prancis)
    • 1
  • Encyclopedia of Islam
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Isra_Mikraj&oldid=27081933"
Kategori:
  • Islam
  • Hari libur di Indonesia
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Pemeliharaan CS1: Banyak nama: editors list
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Galat CS1: pranala luar
  • Templat webarchive tautan wayback
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • Artikel mengandung aksara Arab
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan Maret 2025
  • Artikel mengandung aksara Persia
  • Artikel Wikipedia dengan penanda VIAF
  • Artikel Wikipedia dengan penanda BNF
  • Artikel Wikipedia dengan penanda LCCN
  • Artikel Wikipedia dengan penanda FAST
  • Artikel Wikipedia dengan penanda SUDOC
  • Artikel Wikipedia dengan penanda TDVİA
  • Artikel Wikipedia dengan penanda WorldCat-VIAF
  • Artikel Wikipedia dengan penanda ganda

Best Rank
More Recommended Articles