Aksara Han tradisional
Han Tradisional | |
---|---|
![]() | |
Jenis aksara | |
Bahasa | Tionghoa |
Periode | Sejak abad ke-5 SM |
Aksara resmi | ![]() ![]() ![]() |
Arah penulisan | Varies (modern: kiri ke kanan, tradisional: atas ke bawah, dari kolom sebelah kanan) |
Aksara terkait | |
Silsilah | |
Aksara turunan | Hanzi sederhana, Kanji, Hanja, Nôm, Bopomofo, Khitan (besar, kecil), Zhuyin |
ISO 15924 | |
ISO 15924 | Hant, 502 ![]() |
Aksara Han tradisional atau Hanzi tradisional (Hanzi tradisional: 正體字/繁體字; Hanzi sederhana: 正体字/繁体字; Pinyin: Zhèngtǐzì/Fántĭzì) adalah seperangkat bentuk standar aksara Tionghoa (aksara Han) yang digunakan untuk menulis bahasa Tionghoa. Di Taiwan, aksara tradisional diatur oleh Kementerian Pendidikan dan distandardisasi dalam Bentuk Standar Aksara Nasional. Hingga pertengahan abad ke-20,[1][2] aksara tradisional merupakan bentuk tulisan utama dalam bahasa Tionghoa. Setelah itu, sejumlah negara yang menggunakan aksara Tionghoa mulai menstandarkan aksara sederhana, banyak di antaranya merupakan bentuk varian yang sudah lama dikenal dari aksara tradisional.[3][4]
Aksara Han sederhana yang dikodifikasi oleh Republik Rakyat Tiongkok kini digunakan terutama di Tiongkok daratan, Malaysia, dan Singapura. Sebutan "tradisional" sendiri muncul sebagai istilah retronim, yakni penamaan ulang untuk membedakan aksara yang tidak disederhanakan setelah aksara sederhana menjadi lebih dominan. Aksara tradisional saat ini masih banyak digunakan di Taiwan, Hong Kong, dan Makau, serta di sebagian besar komunitas Tionghoa perantauan di luar Asia Tenggara.[5] Untuk bahasa non-Tionghoa yang juga menggunakan aksara Tionghoa, kanji Jepang mencakup banyak bentuk aksara sederhana yang disebut shinjitai, yang distandardisasi setelah Perang Dunia II dan dalam beberapa kasus berbeda dari aksara sederhana di Tiongkok. Hanja Korea, yang masih dipakai secara terbatas di Korea Selatan, pada umumnya tetap identik dengan aksara tradisional, meski ada variasi gaya tertentu di antara keduanya.
Perdebatan mengenai aksara tradisional dan sederhana sudah berlangsung lama.[6][7] Karena proses penyederhanaan bersifat cukup sistematis, komputer dapat mengonversi teks antara dua sistem ini. Namun, masalah muncul pada ambiguitas bentuk aksara sederhana akibat penggabungan beberapa karakter tradisional yang dulunya berbeda. Untuk mengatasi hal ini, banyak surat kabar daring berbahasa Tionghoa menyediakan opsi bagi pengguna untuk mengganti tampilan antara aksara tradisional dan sederhana.[8]
Terminologi
Aksara tradisional memiliki sebutan yang berbeda-beda di dunia berbahasa Tionghoa. Pemerintah Taiwan secara resmi menyebut aksara tradisional sebagai 正體字 (zhèngtǐzì, "aksara ortodoks").[9] Istilah ini juga digunakan di luar Taiwan untuk membedakan aksara standar—baik yang sederhana maupun tradisional—dari variasi atau bentuk idiomatis lainnya.[10] Pengguna aksara tradisional di wilayah lain, maupun mereka yang lebih terbiasa dengan aksara sederhana, sering menyebut aksara tradisional dengan istilah 繁體字 (fántǐzì, "aksara kompleks"), 老字 (lǎozì, "aksara lama"), atau 全體字 (quántǐzì, "aksara penuh"), untuk membedakannya dari aksara sederhana.
Namun, ada perdebatan mengenai sebutan ini. Sebagian berpendapat bahwa karena aksara tradisional sering kali adalah bentuk asli yang lebih dahulu ada, sehingga tidak tepat jika disebut "kompleks". Sebaliknya, ada pula yang menolak penyebutan "standar" untuk aksara tradisional, karena saat ini sebagian besar penutur bahasa Tionghoa menggunakan aksara sederhana. Selain itu, mengingat proses penciptaan aksara Tionghoa dalam sejarah kerap menambah kerumitan goresan atau coretan (stroke) dari waktu ke waktu, sebagian orang juga ragu menyebutnya "tradisional".[11]
Di kalangan tertentu, aksara tradisional disebut sebagai 正字 (zhèngzì, "aksara benar") atau 正寫 (zhèngxiě, "tulisan benar"), sedangkan aksara sederhana disebut 簡筆字 (jiǎnbǐzì, "aksara coretan sederhana") atau 減筆字 (jiǎnbǐzì, "aksara coretan berkurang"). Dalam bahasa Tionghoa baku, kata 簡 ("sederhana") dan 減 ("berkurang") sama-sama dibaca jiǎn, sehingga menambah lapisan permainan makna dalam penyebutannya.
Penggunaan saat ini di wilayah-wilayah berbahasa Tionghoa
Tiongkok Daratan
Meskipun mayoritas teks di Tiongkok Daratan ditulis dengan aksara sederhana, tidak ada hukum yang melarang penggunaan aksara tradisional. Faktanya, aksara tradisional masih sering dipakai untuk tujuan gaya dan komersial, misalnya di papan nama toko atau iklan.[12] Aksara tradisional juga tetap terlihat pada bangunan yang berdiri sebelum diberlakukannya penyederhanaan, seperti gedung pemerintahan lama, tempat ibadah, institusi pendidikan, dan monumen bersejarah. Selain itu, aksara tradisional terus digunakan untuk kepentingan upacara, budaya, penelitian akademis, serta karya seni atau dekorasi.[12]
Di Republik Rakyat Tiongkok, aksara tradisional distandardisasi melalui Tabel Perbandingan antara Aksara Han Standar, Tradisional, dan Varian.[13] Kamus yang diterbitkan di daratan biasanya menampilkan aksara sederhana beserta pasangan tradisionalnya.[14] Namun, ada perbedaan bentuk antara aksara tradisional yang diterima di Tiongkok Daratan dan di wilayah lain. Misalnya, bentuk tradisional resmi dari 产 di Tiongkok Daratan adalah 産 (yang juga dipakai di Jepang dan Korea), sementara di Hong Kong, Makau, dan Taiwan bentuk yang dipakai adalah 產 (juga dipakai dalam aksara Vietnam chữ Nôm).[15]
Pemerintah Tiongkok sendiri mencetak bahan bacaan untuk masyarakat Hong Kong, Makau, Taiwan, dan komunitas Tionghoa perantauan dalam aksara tradisional. Sebagai contoh, Harian Rakyat memiliki edisi cetak dengan aksara tradisional, dan baik Harian Rakyat maupun Xinhua menyediakan versi situs web beraksara tradisional dengan sistem pengkodean Big5.[16][17] Perusahaan Tiongkok daratan yang menjual produk ke Hong Kong, Makau, dan Taiwan juga menggunakan aksara tradisional agar lebih dekat dengan konsumen, begitu juga sebaliknya. Di ranah digital, fenomena budaya yang masuk dari Hong Kong dan Taiwan ke Tiongkok Daratan—seperti video musik, karaoke, film berteks, dan drama bersubtitel—sering tetap menampilkan aksara tradisional.
Taiwan
Taiwan tidak pernah menyetujui aksara Hanzi sederhana. Bahkan, penggunaan aksara itu dilarang oleh pemerintah Taiwan dalam dokumen resmi. Secara umum di Taiwan Hanzi sederhana tidak dipahami dengan baik, meskipun beberapa penulisan Han tradisional yang disederhanakan termasuk dalam Hanzi sederhana dan umum digunakan dalam tulisan tangan.[18][19] Sebagai contoh, nama Taiwan dalam aksara Han tradisional ditulis 臺灣, penulisan semi sederhana 台灣 juga dapat dilakukan dalam dokumen-dokumen resmi.
Hong Kong dan Makau
Seperti halnya di Taiwan, di Hong Kong dan Makau, Han tradisional adalah bentuk tulisan resmi sejak masa kolonial. Tapi, saat ini Hanzi sederhana mulai digunakan di Hong Kong, salah satunya situs web resmi pemerintah Hong Kong.[20] Hal ini memicu kritik dari banyak penduduk Hong Kong yang ingin melindungi warisan lokal mereka.[21][22]
Amerika Serikat
Orang Tionghoa perantauan di Amerika Serikat sudah lama menggunakan Han tradisional. Masuknya imigran Tionghoa secara besar-besaran ke Amerika Serikat terjadi pada paruh kedua abad ke-19 sebelum standardisasi Hanzi sederhana. Oleh karena itu, penggunaan penulisan bahasa Tionghoa di Amerika Serikat, termasuk nama jalan dan petunjuk publik, mayoritas dalam aksara Han tradisional.
Lihat pula
- Aksara Tionghoa
- Hanzi sederhana
- Chữ Nôm
- Hanja
- Kanji
- Kyūjitai (舊字體 atau 旧字体 - aksara tradisional Jepang)
Referensi
- ^ Wei, Bi (2014). "The Origin and Evolvement of Chinese Characters" (PDF). Gdańskie Studia Azji Wschodniej. 5: 33–44. Diakses tanggal 29 September 2023 – via CORE.
- ^ Kornicki, P. F. (2011). "A Transnational Approach to East Asian Book History". Dalam Chakravorty, Swapan; Gupta, Abhijit (ed.). New Word Order: Transnational Themes in Book History. Worldview Publications. hlm. 65–79. ISBN 978-81-920651-1-3.
- ^ Pae, H. K. (2020). "Chinese, Japanese, and Korean Writing Systems: All East-Asian but Different Scripts". Script Effects as the Hidden Drive of the Mind, Cognition, and Culture. Literacy Studies (Perspectives from Cognitive Neurosciences, Linguistics, Psychology and Education). Vol. 21. Cham: Springer. hlm. 71–105. doi:10.1007/978-3-030-55152-0_5. ISBN 978-3-030-55151-3. S2CID 234940515.
- ^ Twine, Nanette (1991). Language and the Modern State: The Reform of Written Japanese. Taylor & Francis. ISBN 978-0-415-00990-4.
- ^ Yan, Pu; Yasseri, Taha (2016). "Two Diverging Roads: A Semantic Network Analysis of Chinese Social Connection ("Guanxi") on Twitter". Frontiers in Digital Humanities. 4 11. arXiv:1605.05139. doi:10.3389/fdigh.2017.00011.
- ^ O'Neill, Mark (8 June 2020). "China Should Restore Traditional Characters-Taiwan Scholar". EJ Insight. Hong Kong Economic Journal. Diakses tanggal 30 March 2021.
- ^ Sui, Cindy (16 June 2011). "Taiwan Deletes Simplified Chinese from Official Sites". BBC. Diakses tanggal 30 March 2021.
- ^ Lin Youshun (林友順) (2009). 大馬華社遊走於簡繁之間 [The Malaysian Chinese Community Wanders Between Simplified and Traditional Characters] (dalam bahasa Tionghoa). Yazhou Zhoukan. Diarsipkan dari asli tanggal 23 May 2021. Diakses tanggal 30 March 2021.
- ^ 查詢結果. Ministry of Justice (Republic of China). 2014-09-26. Diakses tanggal 2014-10-07.
- ^ Academy of Social Sciences (1978). Modern Chinese Dictionary. Beijing: The Commercial Press.
- ^ Norman, Jerry (1988). Chinese. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 81.
- ^ a b "Taiwan promotes traditional Chinese characters". Etaiwannews.com. 2009-01-01. Diakses tanggal 2014-02-09.
- ^ "国务院关于公布《通用规范汉字表》的通知" [Notice of the State Council on the publication of the "List of Commonly Used Standard Chinese Characters"]. Gov.cn (dalam bahasa Tionghoa). State Council of the People's Republic of China. 5 June 2013.
- ^ DeFrancis, John (1984). The Chinese Language: Fact and Fantasy. Honolulu: University of Hawaii Press. hlm. 291. ISBN 0-585-31289-3. OCLC 45733542.
- ^ 印刷通用汉字字形表 (List of character forms of General Used Chinese characters for Publishing) (dalam bahasa Chinese). 文字改革出版社. 1986. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
- ^ "People's Daily". 2024-11-11. Diakses tanggal 2024-11-11.
- ^ "Xinhua News". 2024-11-11. Diakses tanggal 2024-11-11.
- ^ Cheung, Yat-Shing (1992). "Language variation, culture, and society". Dalam Bolton, Kingsley; Kwok, Helen (ed.). Sociolinguistics Today: International Perspectives (dalam bahasa bahasa Inggris). Routledge. hlm. 211. ISBN 9780415064101. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
- ^ Price, Fiona Swee-Lin (2007). Success with Asian Names: A Practical Guide for Business and Everyday Life (dalam bahasa bahasa Inggris). Nicholas Brealey Pub. ISBN 9781857883787. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
- ^ "GovHK" (dalam bahasa bahasa Tionghoa). Diakses tanggal 06-06-2016. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
- ^ Lai Ying-kit (17-07-2013). "Hong Kong actor's criticism of simplified Chinese character use stirs up passions online" (dalam bahasa bahasa Inggris). South China Morning Post. Diakses tanggal 06-06-2016. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
- ^ "Hong Kong TV station criticized for using simplified Chinese". SINA English (dalam bahasa bahasa Inggris). 01-03-2009. Diakses tanggal 06-06-2016. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Pranala luar
- (Inggris) Belajar Penulisan Aksara Tionghoa