More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Perjanjian Roem-Roijen - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perjanjian Roem-Roijen - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Perjanjian Roem-Roijen

  • English
  • 日本語
  • Jawa
  • Bahasa Melayu
  • Nederlands
  • Português
  • Русский
  • Sunda
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perjanjian Roem-Roijen
Mohamad Roem (kiri) dan Jan Herman van Roijen (kanan)
Ditandatangani7 Mei 1949 (1949-05-07)
LokasiHotel des Indes, Jakarta
Suasana Konferensi Permulaan Meja Bundar. Tampak: Soepomo, Ali Sastroamidjojo, Mohamad Roem, Johannes Leimena, A.K. Pringgodigdo, Johannes Latuharhary, 17 April 1949
Menteri Luar Negeri Belanda van Roijen (rekaman Desember 1948, sebelum berangkat ke New York dalam perjalanan dari negosiasi Resolusi 67 Dewan Keamanan PBB yang akan memaksa Belanda untuk mengakui kemerdekaan Indonesia).
Bagian dari seri mengenai
Sejarah Indonesia
Prasejarah
Manusia Jawa 1.000.000 BP
Manusia Flores 94.000–12.000 BP
Bencana alam Toba 75.000 BP
Kebudayaan Buni 400 SM
Kerajaan Hindu-Buddha
Kerajaan Kutai 400–1635
Kerajaan Kalingga 424–782
Tarumanagara 450–900
Kerajaan Melayu 671–1347
Sriwijaya 671–1028
Kerajaan Sunda 662–1579
Kerajaan Galuh 669–1482
Kerajaan Bima 709–1621
Mataram Kuno 716–1016
Kerajaan Bali 914–1908
Kerajaan Kahuripan 1019–1046
Kerajaan Janggala 1042–1135
Kerajaan Kadiri 1042–1222
Kerajaan Singasari 1222–1292
Majapahit 1293–1478
Kerajaan Islam
Lihat: Penyebaran Islam di Nusantara
Kesultanan Peureulak 840–1292
Kerajaan Haru 1225–1613
Kesultanan Ternate 1257–1914
Kesultanan Samudera Pasai 1267–1521
Kesultanan Bone 1300–1905
Kerajaan Kaimana 1309–1963
Kesultanan Gowa 1320–sekarang
Kesultanan Limboto 1330–1863
Kerajaan Pagaruyung 1347–1833
Kesultanan Brunei 1368–1888, sekarang Brunei
Kesultanan Gorontalo 1385–1878
Kesultanan Melaka 1405–1511
Kesultanan Sulu 1405–1851
Kesultanan Cirebon 1445–1677
Kesultanan Demak 1475–1554
Kerajaan Giri 1481–1680
Kesultanan Bolango 1482–1862
Kesultanan Aceh 1496–1903
Kerajaan Balanipa 1511–sekarang
Kesultanan Banten 1526–1813
Kesultanan Banjar 1526–sekarang
Kerajaan Kalinyamat 1527–1599
Kesultanan Johor 1528–1877
Kesultanan Pajang 1568–1586
Kesultanan Mataram 1586–1755
Kerajaan Fatagar 1600–1963
Kesultanan Jambi 1615–1904
Kesultanan Bima 1620–1958
Kesultanan Palembang 1659–1823
Kesultanan Sumbawa 1674–1958
Kesultanan Kasepuhan 1679–1815
Kesultanan Kanoman 1679–1815
Kesultanan Siak 1723–1945
Kesunanan Surakarta 1745–sekarang
Kesultanan Yogyakarta 1755–sekarang
Kesultanan Kacirebonan 1808–1815
Kesultanan Deli 1814–1946
Kesultanan Lingga 1824–1911
Negara lainnya
Lihat: Kerajaan-kerajaan Kristen di Nusantara
Kerajaan Soya 1200–sekarang
Kerajaan Bolaang Mongondow 1320–1950
Kerajaan Manado 1500–1670
Kerajaan Siau 1510–1956
Kerajaan Larantuka 1515–1962
Kerajaan Sikka
Kerajaan Tagulandang 1570–1942
Kerajaan Manganitu 1600–1944
Republik Lanfang 1777–1884
Kerajaan Lore 1903–sekarang
Kolonialisme Eropa
Portugis 1512–1850
VOC 1602–1800
Jeda kekuasaan Prancis dan Britania 1806–1815
Hindia Belanda 1800–1949
Munculnya Indonesia
Kebangkitan Nasional 1908–1942
Pendudukan Jepang 1942–1945
Revolusi Nasional 1945–1949
Republik Indonesia
Awal Kemerdekaan 1945–1949
Republik Indonesia Serikat 1949–1950
Demokrasi Liberal 1950–1959
Demokrasi Terpimpin 1959–1965
Transisi 1965–1966
Orde Baru 1966–1998
Reformasi 1998–sekarang
Menurut topik
  • Arkeologi
  • Mata uang
  • Ekonomi
  • Militer
Garis waktu
 Portal Indonesia
  • l
  • b
  • s

Perjanjian Roem-Roijen (juga dieja Rum-Royen) adalah perjanjian yang dibuat antara pihak Republik Indonesia dan Belanda pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel des Indes. Nama perjanjian ini diambil dari nama dua negosiator utama dalam pertemuan tersebut, yaitu Mohamad Roem dan Jan Herman van Roijen. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum terselesaikan sebelum kemerdekaan Indonesia yang akan diberikan pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada tahun yang sama.

Diskusi

[sunting | sunting sumber]

Negosiasi antara kedua belah pihak dimulai pada tanggal 14 April, tetapi menemui jalan buntu setelah seminggu, dengan pemimpin delegasi Belanda, Jan Herman van Roijen, menuntut penghentian perang gerilya dan persetujuan untuk menghadiri Konferensi Meja Bundar oleh pihak Indonesia sebelum pimpinan republik diizinkan kembali ke Yogyakarta. Kepala delegasi republik Indonesia, Mohamad Roem, menolak tuntutan ini, dan mengatakan bahwa kepemimpinan republik harus dikembalikan ke ibu kota terlebih dahulu.[1] Amerika Serikat kemudian menekan pihak Indonesia untuk menerima persyaratan Belanda, yang dilakukan karena khawatir akan kehilangan dukungan AS jika menolaknya. Salah satu anggota delegasi Indonesia, Mohammad Natsir mengundurkan diri sebagai bentuk protes, namun kedua belah pihak mencapai kesepakatan pada tanggal 7 Mei.[2]

Poin-poin utama dari kesepakatan tersebut adalah:[3][4]

  • Angkatan bersenjata Indonesia untuk menghentikan semua kegiatan gerilya
  • Persetujuan pemerintah Republik Indonesia untuk menghadiri Konferensi Meja Bundar
  • Pemulihan pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta
  • Pasukan Belanda menghentikan semua operasi militer dan membebaskan semua tawanan perang yang ditangkap sejak 17 Desember 1948
  • Belanda untuk tidak mendirikan negara federal lagi di wilayah Republik Indonesia Serikat di masa depan

Akibat

[sunting | sunting sumber]

Pada intinya, Belanda telah mendapatkan konsesi yang mereka cari dari pihak Indonesia pada saat perundingan mengalami kebuntuan. Pembebasan para tawanan tetap dilakukan, tetapi Belanda mengklasifikasikan orang-orang yang ditahan setelah tanggal 10 Mei sebagai penjahat, sehingga tidak memenuhi syarat untuk dibebaskan.[3] Pada tanggal 18 Juni, Pemerintah Darurat Republik Indonesia, yang telah mengambil alih pemerintahan setelah serangan Belanda, memerintahkan pasukan republik untuk menghentikan aksi militer, dan pasukan Belanda terakhir meninggalkan wilayah Yogyakarta pada tanggal 30 Juni.

Pada tanggal 6 Juli, pemimpin republik Soekarno dan Hatta kembali ke ibu kota. Minggu berikutnya, mereka melanjutkan peran pemerintahan dan kabinet bersidang. Pada bulan Juli dan Agustus, para pemimpin republik mengadakan serangkaian pertemuan dengan Majelis Permusyawaratan Federal, yang mewakili negara-negara bagian yang didirikan di daerah-daerah yang dikuasai Belanda, untuk menyepakati bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) yang merdeka. Penyerahan kedaulatan kepada RIS disepakati pada Konferensi Meja Bundar yang diselenggarakan di Den Haag dari tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949.[5][6][7]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Kahin 1952, hlm. 421.
  2. ^ Kahin 1952, hlm. 422–423.
  3. ^ a b Kahin 1952, hlm. 423–424.
  4. ^ Ricklefs 2008, hlm. 371.
  5. ^ Kahin 1952, hlm. 427–428.
  6. ^ Ricklefs 2008, hlm. 372.
  7. ^ Feith 2008, hlm. 13.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • (Indonesia) Mengenang Persetujuan Roem-Royen Menuju KMB[pranala nonaktif permanen]
  • (Indonesia) PERSETUJUAN ROEM-ROYEN[pranala nonaktif permanen]
  • l
  • b
  • s
Revolusi Nasional Indonesia
Awal
  • Hindia Belanda
  • Pendudukan Hindia Belanda oleh Jepang
  • Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Upaya diplomatik
  • Konferensi Malino
  • Perundingan Linggarjati
  • Konferensi Denpasar
  • Perjanjian Renville
  • Perjanjian Roem-Roijen
  • Konferensi Meja Bundar
  • Resolusi 27 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa
  • Garis Van Mook
Konflik militer
  • Tentara Nasional Indonesia
  • Angkatan Darat Kerajaan Belanda
  • Angkatan Darat Kerajaan Hindia Belanda
  • Pertempuran Surabaya
  • Agresi Militer Belanda I
  • Agresi Militer Belanda II
  • Pertempuran Medan
  • Pertempuran Ambarawa
  • Bandung Lautan Api
  • Kampanye Sulawesi Selatan
  • Pemberontakan PKI 1948
  • Serangan Umum 1 Maret 1949
  • Serangan Umum Surakarta
  • Darul Islam
  • Bersiap
Tokoh
  • Soekarno
  • Mohammad Hatta
  • Soetan Sjahrir
  • Soedirman
  • Abdul Haris Nasution
  • Hamengkubuwono IX
  • Bung Tomo
  • Tan Malaka
  • Hubertus van Mook
  • Simon Spoor
  • Raymond Westerling
  • Sultan Hamid II
Lembaga administratif
  • Republik Indonesia Serikat
  • Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
  • Komite Nasional Indonesia Pusat
  • Hindia Belanda
  • NICA
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perjanjian_Roem-Roijen&oldid=27287693"
Kategori:
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif Mei 2021
  • Sejarah Indonesia
  • Indonesia dalam tahun 1949
  • Traktat yang melibatkan Indonesia
  • Traktat yang melibatkan Belanda
  • Perjanjian
Kategori tersembunyi:
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif
  • Artikel dengan paramater tanggal tidak valid pada templat
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif permanen

Best Rank
More Recommended Articles