More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Serdadu Jepang yang tetap tinggal - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Serdadu Jepang yang tetap tinggal - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Serdadu Jepang yang tetap tinggal

  • Català
  • Deutsch
  • English
  • Español
  • فارسی
  • Français
  • עברית
  • Italiano
  • 日本語
  • 한국어
  • Polski
  • Română
  • Русский
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tentara Jepang yang masih menduduki Kota Bukittinggi, setelah Jepang menyerah dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Serdadu Jepang yang tetap tinggal (Jepang: 残留日本兵 Zanryū nipponhei) atau Serdadu Jepang yang menolak menyerah adalah para anggota Tentara Kekaisaran Jepang dalam Perang Pasifik yang setelah kapitulasi Jepang Agustus 1945 yang menandai akhir Perang Dunia II, secara tegas meragukan kebenaran penyerahan formal Kekaisaran Jepang karena prinsip dogmatis atau militeristik yang kuat, atau tidak menyadari hal itu karena komunikasi yang terputus karena strategi perang Lompatan Pulau yang dijalankan Amerika Serikat.

Walaupun perang telah berakhir, mereka terus berperang melawan pasukan pendudukan, dan kemudian juga polisi setempat, bertahun-tahun setelah perang berakhir. Tentara Jepang yang menolak menyerah lainnya juga menjadi sukarelawan dalam Perang Indocina Pertama dan Perang Kemerdekaan Indonesia.

Petugas Intelijen Hiroo Onoda, yang menyerah di Pulau Lubang, Filipina bulan Maret 1974, dan Teruo Nakamura, yang menyerah di Pulau Morotai di Indonesia pada bulan Desember 1974 tampaknya telah dikonfirmasi sebagai tentara Jepang terakhir yang menolak menyerah.

Tentara Jepang yang memisahkan diri setelah berakhirnya Perang Dunia II

[sunting | sunting sumber]

1945-1949

[sunting | sunting sumber]
  • Kapten Sakae Oba, yang memimpin kompi 46 orangnya dalam aksi-aksi gerilya melawan pasukan AS setelah Pertempuran Saipan, tidak menyerah sampai 1 Desember 1945, tiga bulan setelah perang berakhir.
  • Mayor Sei Igawa (井 川 省) menjadi sukarelawan perwira staf dan komandan Viet Minh di Vietnam. Igawa tewas dalam pertempuran dengan pasukan Prancis pada tahun 1946.[1][2]
  • Letnan Angkatan Laut Hideo Horiuchi (堀 内 秀雄) menjadi sukarelawan Letnan Kolonel pejuang kemerdekaan sukarela Indonesia. Horiuchi ditangkap oleh tentara Kerajaan Belanda pada tanggal 13 Agustus 1946 saat luka-lukanya dirawat di sebuah desa setelah pertempuran dengan pasukan Belanda.
  • Letnan Ei Yamaguchi dan 33 prajuritnya muncul pada Peleliu pada akhir Maret 1947, menyerang detasemen Marinir yang ditempatkan di pulau itu. Bala bantuan kemudian dikirim bersama dengan seorang laksamana Jepang yang mampu meyakinkan mereka bahwa perang telah berakhir. Mereka akhirnya menyerah pada bulan April 1947.
  • Yamakage Kufuku dan Matsudo Linsoki, dua perwira penembak senapan mesin dari Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, menyerah di Iwo Jima pada tanggal 6 Januari 1949.
  • Rahmat Shigeru Ono, Tentara Jepang yang memilih untuk mendukung Kemerdekaan Indonesia demi memenuhi janji Bangsanya yaitu Mengusir bangsa Barat dan Menganggap Jepang adalah Saudara sebangsa. Janjinya baru terpenuhi saat dirinya memutuskan untuk meninggalkan Jepang dan berjuang dalam Perang Kemerdekaan Indonesia

1950

[sunting | sunting sumber]
  • Mayor Takuo Ishii (石井卓 雄) terus berjuang sebagai penasihat Viet Minh di Vietnam, perwira staf dan komandan. Ishii tewas dalam pertempuran dengan pasukan Prancis pada tanggal 20 Mei 1950.[3][4]
  • Prajurit Satu Yuichi Akatsu terus berperang di Pulau Lubang dari 1944 sampai menyerah di desa Filipina dari Looc. Pada Maret 1950.[5]
  • Kopral Shoichi Shimada (岛 田庄 一) terus bertempur di Pulau Lubang sampai ia terbunuh dalam bentrokan dengan tentara Filipina bulan Mei 1954.[6]
  • Letnan Kikuo Tanimoto menjadi sukarelawan sebagai penasihat dan komandan Viet Minh di Vietnam. Tanimoto kembali ke Jepang pada tahun 1954, setelah kemerdekaan Vietnam.

1960

[sunting | sunting sumber]
  • Prajurit Bunzō Minagawa bertahan dari 1944 sampai bulan Mei 1960 di Guam.[7]
  • Sersan Tadashi Itō, superior Minagawa, menyerah berhari-hari kemudian, 23 Mei 1960 di Guam.[8]

1970

[sunting | sunting sumber]
Letnan Hiroo Onoda
  • Kopral Shoichi Yokoi, yang bertugas di bawah Ito, ditangkap di Guam pada bulan Januari 1972.[9]
  • Prajurit Satu Kinshichi Kozuka bertahan dengan Onoda selama 28 tahun sampai ia terbunuh dalam sebuah baku tembak dengan polisi Filipina pada Oktober 1972.[10]
  • Letnan Hiroo Onoda, yang bertahan dari Desember 1944 sampai Maret 1974 di Pulau Lubang di Filipina dengan Akatsu, Shimada dan Kozuka, menyerah kepada mantan komandannya di bulan Maret 1974.[6]
  • Prajurit Teruo Nakamura ditemukan oleh TNI AU di Pulau Morotai, Indonesia dan menyerah ke patroli pencarian pada tanggal 18 Desember 1974.[11]

Dalam budaya populer

[sunting | sunting sumber]
  • Merdeka 17805, film kolaborasi Jepang dan Indonesia tahun 2001, didedikasikan untuk sukarelawan Jepang yang turut berperan andil dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.[12]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Korps Pejuang Sukarela
  • Taman Makam Pahlawan Kalibata
  • Herman Detzner
  • Werwolf
  • Forest Brothers
  • Operasi Haudegen

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "ベトナム独立戦争参加日本人の事跡に基づく日越のあり方に関する研究" (PDF). 井川 一久. Tokyo foundation. October 2005. Diakses tanggal 2010-06-10.
  2. ^ "日越関係発展の方途を探る研究 ヴェトナム独立戦争参加日本人―その実態と日越両国にとっての歴史的意味―" (PDF). 井川 一久. Tokyo foundation. May, 2006. Diakses tanggal 2010-06-10.
  3. ^ "ベトナム独立戦争参加日本人の事跡に基づく日越のあり方に関する研究" (PDF). 井川 一久. Tokyo foundation. October 2005. Diakses tanggal 2010-06-10.
  4. ^ "日越関係発展の方途を探る研究 ヴェトナム独立戦争参加日本人―その実態と日越両国にとっての歴史的意味―" (PDF). 井川 一久. Tokyo foundation. May, 2006. Diakses tanggal 2010-06-10.
  5. ^ "Three Jap Stragglers Hold Out on Tiny Isle," The Lima (O.) News, April 8, 1952, hal.5
  6. ^ a b "Onoda Home; 'It Was 30 Years on Duty'," Pacific Stars and Stripes, 14 Maret 1974, hal.7
  7. ^ "Japanese Soldier Finds War's Over," Oakland Tribune, 21 Mei 1960, hal.1
  8. ^ "Straggler Reports to Emperor," Pacific Stars and Stripes, 8 Juni 1960, hal.1
  9. ^ Kristof, Nicholas D. "Shoichi Yokoi, 82, Is Dead; Japan Soldier Hid 27 Years," New York Times. 26 September 1997.
  10. ^ "The Last PCS for Lieutenant Onoda," Pacific Stars and Stripes, 13 Maret 1974, hal.6
  11. ^ ""The Last Last Soldier?," TIME, 13 Januari 1975". Diarsipkan dari asli tanggal 2013-05-22. Diakses tanggal 2011-01-13.
  12. ^ ムルデカ 17805(2001) allcinema

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • http://www.wanpela.com/holdouts/
  • http://faroutliers.wordpress.com/2005/05/27/two-more-japanese-holdouts-in-the-philippines/
  • l
  • b
  • s
Perang Dunia II
Peserta
Blok Poros · Blok Sekutu
Arena Pertempuran
Eropa (Front Barat · Front Timur) · Asia-Pasifik (Laut Pasifik · Tiongkok Raya · Asia Tenggara · Pasifik Barat Daya · Samudra Hindia) · Mediterania dan Timur Tengah (Afrika Utara · Afrika Timur · Syiria · Mesopotamia · Persia) · Amerika · Samudra Antlatik
Urutan waktu
Pra PD II · 1939 · 1940 · 1941 · 1942 · 1943 · 1944 · 1945
  • l
  • b
  • s
Kekaisaran Jepang
Ikhtisar
  • Agribudaya
  • Penyensoran
  • Demografi
  • Ekonomi
  • Sejarah ekonomi
  • Pendidikan
  • Eugenik
  • Perdagangan luar negeri dan pelayaran
  • Produksi industri
  • Militerisme
  • Nasionalisme
  • Statisme
  • Politik internal
  • Shinto negara
  • Kazoku
Kaisar
  • Meiji (Mutsuhito)
  • Taishō (Yoshihito)
  • Shōwa (Hirohito)
Simbol
  • Bendera Jepang
  • Bendera Matahari Terbit
  • Cap Kekaisaran Jepang
  • Cap Pemerintahan Jepang
  • Cap Negara Jepang
  • Cap Penasihat Jepang
  • Kimigayo
Kebijakan
  • Konstitusi
  • Piagam Sumpah
  • Hubungan luar negeri
  • Reskrip Kekaisaran tentang Pendidikan
  • Asosiasi Bantuan Aturan Kekaisaran
  • Kokutai
  • Mokusatsu
  • Gerakan Mobilisasi Spiritual Nasional
  • Hukum Pelestarian Perdamaian
  • Partai politik
  • Mahkamah Agung Kehakiman
  • Tokkō
  • Tonarigumi
  • Konferensi Asia Timur Raya
Pemerintah
Administrasi
(kementerian)
  • Rumah Tangga Kekaisaran
  • Kementerian Dalam Negeri
  • Militer
  • Tentara
  • Angkatan Laut
  • Perbendaharaan
  • Luar Negeri
  • Pertanian dan Perdagangan
  • Perdagangan dan Industri
  • Munisi
  • Urusan Kolonial
  • Asia Timur Raya
  • Dewan Pembangunan Asia Timur (Kōain)
Badan Legislatif dan
deliberatif
  • Daijō-kan
  • Dewan Penasihat
  • Gozen Kaigi
  • Diet Kekaisaran
    • Bangsawan
    • Perwakilan
Militer
Angkatan Bersenjata
  • Markas Besar Kekaisaran
    • Kantor Staf Umum Angkatan Darat Kekaisaran Jepang
    • Staf Umum Angkatan Laut Kekaisaran Jepang
  • Reskrip Kekaisaran untuk Prajurit dan Pelaut
    • Kode militer Senjinkun
  • Program senjata nuklir
  • Kamikaze
  • Kejahatan perang
  • Dewan Penasihat Militer
  • Wajib militer
Tentara Kekaisaran Jepang
  • Staf Umum
  • Pasukan Udara
  • Kereta Api dan Pelayaran
  • Pengawal Kekaisaran
  • Fraksi Jalan Kekaisaran (Kōdōha)
  • Serdadu Jepang yang tetap tinggal
  • Tentara Taiwan Jepang
  • Faksi Kontrol (Tōseiha)
  • Kenpeitai
Angkatan Laut Kekaisaran Jepang
  • Staf Umum
  • Layanan Udara
  • Marinir
  • Fraksi Armada
  • Fraksi Perjanjian
Sejarah
Zaman Meiji
  • Restorasi Meiji
  • Pemberontakan Beipu
  • Perang Boshin
  • Pemberontakan Satsuma
  • Perang Tiongkok-Jepang Pertama
  • Intervensi Tiga Negara
  • Pemberontakan Boxer
  • Aliansi Britania-Jepang
  • Perang Rusia-Jepang
  • Invasi Taiwan (1874)
  • Invasi Taiwan (1895)
Zaman Taishō
  • Perang Dunia I
  • Intervensi Siberia
  • Undang-Undang Pemilihan Umum
  • Perjanjian Angkatan Laut Washington
  • Masalah Manchuria–Mongolia
  • Demokrasi Taisho
  • Insiden Tapani
  • Perang Truku
  • Proposal Kesetaraan Ras
Zaman Shōwa
  • Krisis keuangan Shōwa
  • insiden Jinan
  • Perjanjian Angkatan Laut London
  • Insiden Musha
  • Pasifikasi Manchukuo
  • Insiden 28 Januari
  • Pakta Anti-Komintern
  • Perang Tiongkok-Jepang Kedua
  • Konflik perbatasan Soviet–Jepang
  • Pemerkosaan Nanking
  • Pakta Tripartit
  • Pakta Netralitas Soviet–Jepang
  • Jepang selama Perang Dunia II
  • Perang Pasifik
  • Serangan bom atom Hiroshima dan Nagasaki
  • Perang Soviet–Jepang
  • Menyerah (Deklarasi Potsdam, Siaran penyerahan oleh Hirohito)
  • Pendudukan
Wilayah
Koloni
  • Karafuto (naichi setelah 1943)
  • Chōsen
  • Kantō-shū
  • Nan'yō
  • Taiwan
Negara boneka
  • Manchukuo
  • Mengjiang
  • Rezim Wang Jingwei
  • Republik Filipina Kedua
  • Kekaisaran Vietnam
  • Negara Burma
  • Azad Hind
Wilayah pendudukan
  • Kalimantan
  • Burma
  • Hindia Belanda
  • Indochina Prancis
  • Hong Kong
  • Malaya
  • Filipina
  • Singapura
  • Thailand
Ideologi
  • Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya
Topik terkait
  • Sonnō jōi
  • Fukoku kyōhei
  • Hakkō ichiu
  • Pemukim Jepang di Manchuria
  • Kamp interniran
  • Kerja sama industri Jerman sebelum Perang Dunia II
  • Shinmin no Michi
  • Shōwa Modan
  • Pemikiran Sosialis
  • Tentara Kekaisaran Jepang Taiwan
  • Kuil Yasukuni
  • Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh
  • Perlawanan politik
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serdadu_Jepang_yang_tetap_tinggal&oldid=26930718"
Kategori:
  • Dampak Perang Dunia II
  • Jepang dalam Perang Dunia II
  • Palagan Pasifik dalam Perang Dunia II
  • Gerakan pejuang Perang Dunia II
  • Sejarah Guam
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: tanggal
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Artikel mengandung aksara Jepang

Best Rank
More Recommended Articles