More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Siti Hardijanti Rukmana - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Siti Hardijanti Rukmana - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Siti Hardijanti Rukmana

  • مصرى
  • English
  • Jawa
  • Bahasa Melayu
  • Simple English
  • Sunda
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Siti Hardijanti Rukmana
Menteri Sosial Indonesia ke-24
Masa jabatan
14 Maret 1998 – 21 Mei 1998
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Endang Kusuma Inten Soeweno
Pengganti
Justika Baharsjah
Sebelum
Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Masa jabatan
1 Oktober 1992 – 14 Maret 1998
Ketua Umum Palang Merah Indonesia ke-10
Masa jabatan
1992–1998
Sebelum
Pendahulu
Ibnu Sutowo
Pengganti
Mar'ie Muhammad
Sebelum
Ibu Negara Republik Indonesia
(pelaksana tugas)
Masa jabatan
28 April 1996 – 21 Mei 1998
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Siti Hartinah Soeharto
Pengganti
Hasri Ainun Habibie
Direktur Utama TPI ke-1
Masa jabatan
23 Januari 1991 – 23 Januari 1998
Sebelum
Pendahulu
Jabatan baru
Pengganti
Tito Sulistio
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
Siti Hardijanti Hastuti

23 Januari 1949 (umur 76)
Jakarta, Indonesia
Partai politik  Golkar (sampai 1998)
  PKPB (2002–2014)
  Berkarya (2018–2024)
Suami/istri
Indra Rukmana
​
(m. 1972)​
Anak3
Orang tuaSoeharto (ayah)
Siti Hartinah (ibu)
KerabatSigit Harjojudanto (adik)
Bambang Trihatmodjo (adik)
Siti Hediati Hariyadi (adik)
Hutomo Mandala Putra (adik)
Siti Hutami Endang Adiningsih (adik)
AlmamaterUniversitas Trisakti
Penghargaan sipilBintang Mahaputera Pratama[1]
JulukanMbak Tutut
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Siti Hardijanti Hastuti Rukmana (lahir 23 Januari 1949), atau biasa dikenal dengan nama panggilannya Tutut Soeharto, adalah Menteri Sosial Republik Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai anggota MPR RI Fraksi Golkar dari tahun 1992 hingga 1998. Tutut merupakan putri sulung dari mantan Presiden Republik Indonesia ke-2 Soeharto.

Menteri Perempuan dalam Kabinet Pembangunan VII (1998). Tuti Alawiyah (Menteri Urusan Wanita), Tutut Soeharto (Mensos), Justika Baharsjah (Menteri Pertanian)

Kehidupan awal

[sunting | sunting sumber]

Siti Hardijanti Hastuti lahir di Yogyakarta pada tahun 1949 sebagai anak sulung dari pasangan Soeharto dan Siti Hartinah. Pada saat itu, ayahnya menjabat sebagai Komandan Brigade Mataram (Wehrkreise III) di Yogyakarta dengan pangkat Letnan Kolonel. Ia juga merupakan keturunan Mangkunegara III dari garis ibu.[2]

Nama Tutut berasal dari panggilan masa kecilnya. Pada awalnya, ia sering dipanggil Tuti, kependekan dari Hastuti. Namun karena terkadang ia tidak merespon saat dipanggil, ayahnya membujuk dengan bunyi kereta api Tut tut tut. Lambat laun panggilan ini terus melekat, menjadi Tutut.[3]

Adalah ciri kehidupan keluarga militer, bahwa tiga dari anak Soeharto (termasuk Tutut) lahir ketika sang ayah sedang bertugas dan berpisah dari keluarganya. Tutut lahir ketika Soeharto sedang bertempur dalam perang gerilya di luar kota Yogyakarta. Soeharto tidak melihat putri pertamanya selama tiga bulan setelah dilahirkan.[4]

Ia lulus dari SMA Negeri 1 Jakarta dan pernah berkuliah di Fakultas Teknik Universitas Trisakti, meski tidak selesai.[5][6][7][8]

Kehidupan pribadi

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1972, Tutut menikah dengan Indra Rukmana (l.1948), anak pengusaha Edi Kowara Adiwinata. Acara pernikahan diadakan di Istana Bogor.[9] Pasangan tersebut dikaruniai empat orang anak, yaitu Dandy Nugroho Hendro Maryanto (Dandy), Danty Indriastuty Purnamasari (Danty), dan Danny Bimo Hendro Utomo (Danny), Danvy Sekartaji Rukmana (Sekar).[10]

Salah satu anak Tutut, Danty, terpilih mewakili Provinsi DKI Jakarta sebagai pembawa bendera Sang Saka Merah Putih dalam Paskibraka Nasional yang bertugas pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia ke-45 pada 1990.[11][12] Pada pemilihan umum 2024, Danty maju sebagai calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari Partai Golongan Karya untuk daerah pemilihan DKI Jakarta I, tetapi tidak terpilih.[13]

Karier

[sunting | sunting sumber]

Aktivisme & karier sosial

[sunting | sunting sumber]

Mbak Tutut dikenal mempelopori berbagai kegiatan sosial dan menjadi ketua maupun pelindung berbagai organisasi.

Pada tahun 1988, Tutut terpilih menjadi Ketua Umum Himpunan Pekerja Sosial Indonesia pada acara kongres luar biasa selama masa periode 5 tahun. Ia bergabung dengan himpunan tersebut sejak organisasi tersebut didirikan.[14][15] Pada saat yang bersamaan, ia juga menjadi Ketua Umum Yayasan Tiara Indah (sebuah Yayasan yang membantu upaya perajin kecil) dan juga menjadi anggota Majelis Pemuda Indonesia.[15]

Pada than 1994, Tutut terpilih menjadi Ketua Umum Palang Merah Indonesia. Ia menjabat sebagai Ketua Umum dari tahun 1994-1999.[16]

Dia aktif dibidang kegiatan sosial dibawah naungan Yayasan Dharmais. Pada tahun 2019, Yayasan tersebut menyelenggarakan operasi katarak bagi masyarakat tidak mampu di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Mulai didirikan pada 1976 Yayasan ini memberi manfaat bagi 140.000 orang.[17]

Karier bisnis

[sunting | sunting sumber]
Siti Hardiyanti Hastuti mendampingi ayah dan ibunya dalam kunjungan kenegaraan ke Belanda pada 3 September 1970

Tutut membangun sebagian kekayaannya sebagai pemegang saham utama Grup Citra Lamtoro Gung, dengan kepemilikan di lebih dari 90 perusahaan mulai dari telekomunikasi hingga infrastruktur, termasuk proyek jalan tol di Indonesia, Myanmar, dan Filipina.[18]

Pada tahun 1991, Tutut menjadi Ketua Dewan Pembina HISPI (Himpunan Santri Pengusaha Indonesia), sebuah asosiasi untuk pengusaha muslim.[19]

Karier politik

[sunting | sunting sumber]

Pada era 80-an, ia pernah mempelopori terbentuknya Kirab Remaja yang bertujuan untuk memupuk rasa cinta tanah air di kalangan remaja dan memperkenalkan suatu organisasi berbasis agama seperti Rohani Islam atau ROHIS sebagai wadah organisasi yang mencetak generasi beriman.[butuh rujukan]

Tutut menjabat sebagai Ketua Koordinator Bidang (Korbid) Pemberdayaan Wanita DPP Partai Golkar pada tahun 1992–98. Setelah Ibu Tien Soeharto meninggal dunia pada tahun 1996, Tutut melaksanakan tugas sebagai Ibu Negara Indonesia pada acara-acara resmi. Selain itu, Suharto mengangkatnya sebagai Menteri Sosial pada bulan Maret 1998 dalam Kabinet Pembangunan VII.[20] Selama menjabat Menteri Sosial, ia menerapkan program Makan Gratis. Kebijakan makan gratis bagian dari upaya pemerintah dalam menanggulangi dampak krisis moneter untuk jangka pendek. Sasaran utama makan gratis adalah warga yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Untuk rencana jangka panjangnya, korban PHK dibantu dengan program Takesra/Kukesra (Tabungan Kesejahteraan Rakyat/Kredit Usaha Kesra).[21]

Setelah Suharto mengundurkan diri pada bulan Mei 1998, Golkar pada bulan Juli mengumumkan telah menarik kembali Tutut, saudara laki-lakinya Bambang Trihatmodjo dan Hutomo "Tommy" Mandala Putra serta istri Bambang Halimah dari Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).[22] Pengurus Partai Golkar pada tahun 2008 mengatakan mereka tidak akan keberatan jika anak-anak Soeharto, terutama Tutut, bergabung kembali dengan pengurus partai.[23] Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Rully Chairul Anwar mengatakan Tutut, Bambang Trihatmodjo dan Titiek Soeharto masih tercatat sebagai anggota Golkar meski berstatus anggota nonaktif.[24]

Tutut berencana mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilihan presiden 2004 melalui Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB).[25] Namun, akhirnya Tutut tidak bisa mencalonkan diri karena PKPB hanya meraih 2,1% suara pada pemilihan umum 2004 dan memperoleh dua kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pada saat itu, partai politik harus memperoleh sedikitnya 5% suara terbanyak atau 3% kursi di DPR untuk mengajukan calon presiden. Pemilu tersebut akhirnya dimenangkan oleh mantan Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono yang mengalahkan presiden petahana Megawati Soekarnoputri. Pada pemilu tahun 2009, PKPB hanya meraih 1,4% suara rakyat dan kehilangan dua kursi di parlemen.[26]

Aktivitas lain

[sunting | sunting sumber]

Prestasi lain yang telah diraih Tutut adalah mengarang lagu & menulis sajak. Tutut telah menulis lirik lagu sejak tahun 1983. Lagu-lagu tersebut terkadang menggunakan nama samaran (atau ringkasan) "Diyanti R". Ibu Tien Soeharto turut mendorong hobi Tutut ini.[27] Per tahun 2018, Tutut sudah menulis sekitar 120 lagu dan sajak.[28]

Kasus

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2010, Tutut menggugat atas kepemilikan saham MNCTV seiring dengan pengalihan stasiun televisi TPI ke MNCTV. Tutut menggugat PT Berkah Karya Bersama (BKB) dan PT Sarana Rekatama Dinamika (SRD), dua anak usaha Media Nusantara Citra senilai Rp 3,4 triliun. MNC dituding telah mengambil alih kepemilikan saham Mbak Tutut di PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia yang dimiliki secara sepihak.[29] Namun 23 Agustus 2010 Mbak Tutut kalah di pengadilan atas TUN dicabut.[30]

Tanggal 20 Oktober 2010 Mbak Tutut kembali mengancam pidana kelompok MNC atas perubahan nama MNCTV.[31] Alhasil pada 14 April 2011 Mbak Tutut memenangkan gugatan di PN Jakarta Pusat terhadap kelompok MNC atas perubahan nama MNCTV menjadi TPI.[32]

Kepemilikan perusahaan

[sunting | sunting sumber]

Saat ini

[sunting | sunting sumber]
  • Citra Group, didirikan pertama kali pada tahun 1986[butuh rujukan]
  • Radio 103.4 DFM, mengudara pertama kali pada akhir dasawarsa 1980an dengan nama "Terminal Musik Indonesia" (TMI)[butuh rujukan]
  • Indika Group, didirikan pertama kali pada tahun 1996[butuh rujukan]

Mantan

[sunting | sunting sumber]
  • TPI, mengudara pertama kali pada tahun 1991 dan berubah nama menjadi MNCTV pada tanggal 20 Oktober 2010[butuh rujukan]
  • Tabloid Wanita Indonesia, terbit pertama kali pada tahun 1989 dan ditutup terbit pada tahun 2019[butuh rujukan]
  • Citra Marga Nusaphala Persada, didirikan pertama kali pada tahun 1987[butuh rujukan]
  • Bimantara Citra, didirikan pertama kali pada tahun 1981 dan berubah nama menjadi Global Mediacom pada tanggal 27 Maret 2007[butuh rujukan]
  • Sinergi Lintas Media, didirikan pertama kali pada tahun 2000-an yang diakuisisi Spacetoon oleh NET. pada tanggal 1 Mei 2013 kemudian NET. mengudara pertama kali pada tanggal 26 Mei 2013 dan berubah nama menjadi MDTV pada tanggal 28 Februari 2025[butuh rujukan]

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]
  • Bintang Mahaputera Pratama (11 Agustus 1997)[1]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Titiek Soeharto
  • Tommy Soeharto
  • Lulu Tobing

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 (PDF). Diakses tanggal 2020-12-19.
  2. ^ "Ibu Tien Soeharto Keturunan Ningrat, Inilah Sosok Kakeknya, Seorang Raja, Dikenal Berjiwa Seni". TribunNews. 5 August 2024. Diakses tanggal 29 December 2024.
  3. ^ "Tahukah Anda, Siti Hardiyanti Rukmana Dipanggil Tutut". Espos.id. 5 September 2018. Diakses tanggal 29 December 2024.
  4. ^ Roeder (1976), hlm. 196.
  5. ^ Indonesia, Tokoh (2 Apr 2004). "Siti Hardiyanti Rukmana". Diakses tanggal 6 Mei 2025.
  6. ^ Indonesia, Tokoh (2 Apr 2004). "Dipersiapkan Jadi Pemimpin". Diakses tanggal 6 Mei 2025.
  7. ^ Nugraha, Arifin Surya (6 Mei 2008). "Keluarga Cendana". Bio Pustaka. Diakses tanggal 6 Mei 2025 – via Google Books.
  8. ^ "Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis". Obor Sarana Utama. 6 Mei 1997. Diakses tanggal 6 Mei 2025 – via Google Books.
  9. ^ "Pernikahan Anak Presiden Soeharto". historia.id. 2 May 2024. Diakses tanggal 2 January 2025.
  10. ^ "Inspirasi Nama Keempat Anak Tutut Soeharto, Penuh Doa Baik". IDN Times. 1 October 2024. Diakses tanggal 2 January 2025.
  11. ^ "Anggota paskibraka". Tempo. 1 Sep 1990. Diakses tanggal 6 Mei 2025.
  12. ^ "Cerita Haru Cucu Soeharto Bawa Bendera Pusaka: Saya Ingin Bikin Eyang Bangga!". Wartakotalive.com. Diakses tanggal 6 Mei 2025.
  13. ^ "Profil Danty Rukmana, Cucu Soeharto yang Viral Usai Gagal Nyaleg". Jatim TIMES. Diakses tanggal 6 Mei 2025.
  14. ^ "Andaikan saya bukan anak beliau". Tempo. 23 Januari 1988. Diakses tanggal 12 January 2025.
  15. ^ a b Dwipayana & Karta Hadimadja (1989), hlm. 533.
  16. ^ "Ketua Umum PMI dari Masa ke Masa Sejak Bung Hatta hingga Jusuf Kalla". Tempo. 9 December 2024. Diakses tanggal 7 January 2025.
  17. ^ Eko Sutriyanto (12-04-2019). "Yayasan Dharmais Gelar Operasi Katarak dan Bibir Sumbing Gratis di NTT". Tribunnews.
  18. ^ Jeffrey A. Winters (18 April 2011). Oligarchy. Cambridge University Press. hlm. 167. ISBN 978-1-139-49564-6.
  19. ^ "Mbak tutut & hispi". Tempo. 16 March 1991. Diakses tanggal 1 January 2025.
  20. ^ Friend, Theodore (July 2009). Indonesian Destinies. hlm. 325. ISBN 9780674037359.
  21. ^ "Arsip Foto "Kompas": Menilik Program Makan Gratis di Zaman Orde Baru". Kompas.id. 11 March 2024. Diakses tanggal 6 January 2025.
  22. ^ "Suharto's relatives recalled from people's assembly". July 17, 1998.
  23. ^ "Golkar Siap Tampung Tutut". February 8, 2008.
  24. ^ "Tutut, Titiek & Bambang Masih Anggota Golkar". November 14, 2008.
  25. ^ "Tutut may join presidential race". The Jakarta Post. May 8, 2004.
  26. ^ Tom Lansford (24 March 2015). Political Handbook of the World 2015. CQ Press. hlm. 2794–. ISBN 978-1-4833-7155-9.
  27. ^ "Suka menulis lirik lagu". Tempo. 5 September 1987. Diakses tanggal 28 January 2025.
  28. ^ "Resep Awet Muda Tutut Soeharto di Usia 69". Tempo. 9 June 2018. Diakses tanggal 28 January 2025.
  29. ^ Ari Saputra (2 Februari 2010). "Mbak Tutut Gugat MNC Rp 3,4 Triliun". Detik Finance.
  30. ^ "MNC Mutlak Atas TPI, Gugatan di TUN Dicabut : Okezone News". https://news.okezone.com/. 23 Agu 2010. Diakses tanggal 6 Mei 2025. ;
  31. ^ "Mbak Tutut Ancam Pidanakan MNC Grup". Diakses tanggal 6 Mei 2025.
  32. ^ http://nasional.vivanews.com/news/read/214758-tpi-kembali-dimiliki-mbak-tutut[pranala nonaktif permanen]

Sumber

[sunting | sunting sumber]
  • Roeder, O.G. (1976). Anak Desa: Biografi Presiden Soeharto. Diterjemahkan oleh A. Bar, Salim; A. Hadi, Noor. Jakarta: PT Gunung Agung.
  • Dwipayana, G.; Karta Hadimadja, Ramadhan (1989). Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya (Otobiografi). Jakarta: PT Citra Kharisma Bunda. ISBN 978-979-17339-9-1.
  • Gafur, Abdul, ed. (1996). Rangkaian Melati: Ibu Tien Soeharto Dalam Pandangan dan Kenangan Para Wanita. Jakarta: PT Citra Kharisma Bunda. ISBN 978-602-8112-14-7.
  • Abdulgani-Knapp, Retnowati (2007). Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia's Second President, An Authorised Biography. Singapore: Marshall Cavendish. ISBN 978-981-261-340-0.

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]
  • Dwipayana, G.; Karta Hadimadja, Ramadhan (1989). Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya (Otobiografi) (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: PT Citra Kharisma Bunda. ISBN 978-979-17339-9-1.
  • Abdulgani-Knapp, Retnowati (2007). Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia's Second President, An Authorised Biography (in English). Singapore: Marshall Cavendish. ISBN 978-981-261-340-0.
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Siti Hardijanti Rukmana.
Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Siti Hardijanti Rukmana.


Jabatan politik
Didahului oleh:
Siti Hartinah Soeharto
Pelaksana tugas Ibu Negara Republik Indonesia
1996-1998
Diteruskan oleh:
Hasri Ainun Habibie
Didahului oleh:
Endang Kusuma Inten Soeweno
Menteri Sosial Republik Indonesia
1998
Diteruskan oleh:
Justika Baharsjah
Jabatan lain
Didahului oleh:
Ibnu Sutowo
Ketua Umum Palang Merah Indonesia
1992–1998
Diteruskan oleh:
Mar'ie Muhammad
  • l
  • b
  • s
Daftar pasangan Presiden Indonesia

Fatmawati
Fatmawati
1945–1967

Tien
Siti Hartinah
1967–1996

Ainun
Hasri Ainun Besari
1998–1999

Sinta
Sinta Nuriyah
1999–2001

Taufiq
Taufiq Kiemas
2001–2004

Kristiani
Kristiani Herrawati
2004–2014

Iriana
Iriana
2014–2024

  • l
  • b
  • s
Soeharto
Presiden Indonesia ke-2
Keluarga
Orang tua
Kertosudiro (ayah) dan Sukirah (ibu)
Pasangan dan saudara
Tien Soeharto (istri) • Probosutedjo (adik) • Sudwikatmono (sepupu)
Generasi ke-2
  • Tutut (anak) dan Indra Rukmana (menantu)
  • Sigit (anak) dan Elsje Anneke Ratnawati (menantu)
  • Bambang (anak) dan Halimah (mantan menantu), Mayangsari (menantu)
  • Titiek (anak) dan Prabowo Subianto (mantan menantu)
  • Tommy (anak) dan Tata (mantan menantu)
  • Mamiek (anak)
  • Agus (keponakan) dan Joanna Nalapraya (keponakan menantu)
Generasi ke-3
  • Dandy Nugroho Hendro Maryanto (cucu)
  • Danty Indriastuti Purnamasari (cucu)
  • Danny Bimo Hendro Utomo (cucu)
  • Ari Sigit (cucu)
  • Aryo Sigit (cucu)
  • Eno Sigit (cucu)
  • Panji Trihatmodjo (cucu)
  • Gendis Siti Hatmanti (cucu)
  • Aditya Trihatmanto (cucu)
  • Khirani Trihatmodjo (cucu)
  • Didit Hediprasetyo (cucu)
  • Dharma Mangkuluhur (cucu)
  • Gayanti Hutami (cucu)
Pemerintahan
  • Kobkamtib
  • Kebijakan 15 November 1978
  • Paket Kebijaksanaan Oktober 1988
  • Proyek lahan gambut satu juta hektar
  • Rencana Pembangunan Lima Tahun
Topik terkait
  • Memorial
  • Isih penak jamanku to?
← Didahului: Soekarno
Digantikan: B. J. Habibie →
  • l
  • b
  • s
Kabinet Pembangunan VII (1998)
Presiden: Soeharto | Wakil Presiden: Bacharuddin Jusuf Habibie
Menko Polkam: Feisal Tanjung • Menko Ekuin/Kepala BAPPENAS: Ginandjar Kartasasmita • Menko PP-PAN: Hartarto Sastrosoenarto • Menko Kesra/Kepala BKKBN: Haryono Suyono • Mendagri: R. Hartono • Menlu: Ali Alatas • Menhankam/Panglima ABRI: Wiranto • Menhak: Muladi • Menteri Penerangan: Muhammad Alwi Dahlan • Menkeu: Fuad Bawazier • Menperindag: Mohammad Hasan • Mentan: Justika Baharsjah • Mentamben: Kuntoro Mangkusubroto • Menhutbun: Sumahadi • Menteri PU: Rachmadi Bambang Sumadhijo • Menhub: Giri Suseno Hadihardjono • Menparsenbud: Abdul Latief • Menkopukm: Subiakto Tjakrawerdaya • Menaker: Theo L. Sambuaga • Menteri Trans-PPH: AM Hendropriyono • Mendikbud: Wiranto Arismunandar • Menkes: Faried Anfasa Moeloek • Menag: Muhammad Quraish Shihab • Mensos: Siti Hardijanti Rukmana • Menristek: Rahardi Ramelan • Menves: Sanyoto Sastrowardoyo • Menteri Agraria: Ary Mardjono • Menpera: Akbar Tanjung • Menteri LH: Juwono Sudarsono • Menteri Panhorbat: Haryanto Dhanutirto • Menteri BUMN: Tanri Abeng • Menperwan: Tuti Alawiyah • Menpora: Agung Laksono • Jaksa Agung: Soedjono C. Atmonegoro • Gubernur Bank Indonesia: Syahril Sabirin • Mensesneg: Saadillah Mursjid
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Siti_Hardijanti_Rukmana&oldid=27816342"
Kategori:
  • Orang hidup berusia 76
  • Kelahiran 1949
  • Tokoh Jawa
  • Tokoh dari Surakarta
  • Tokoh Jawa Tengah
  • Keluarga Soeharto
  • Wirausahawan media massa Indonesia
  • Wirausahawan Jawa
  • Politikus perempuan Indonesia
  • Politikus Partai Golongan Karya
  • Politikus Partai Berkarya
  • Aktivis pemberdayaan perempuan Indonesia
  • Filantropis Indonesia
  • Sosialita Indonesia
  • Tokoh Angkatan 66
  • Tokoh Orde Baru
  • Anggota DPR RI 1992–1997
  • Anggota DPR RI 1997–1999
  • Menteri Sosial Indonesia
  • Penerima Bintang Mahaputera Pratama
  • Alumni SMA Negeri 1 Jakarta
Kategori tersembunyi:
  • Galat CS1: tanggal
  • Galat CS1: pranala luar
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif Mei 2021
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif permanen
  • Artikel biografi dengan tabel penghargaan
  • Semua orang hidup
  • Tanggal kelahiran 23 Januari
  • Artikel dengan templat lahirmati
  • Semua artikel biografi
  • Artikel biografi September 2025
  • Semua artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
  • Galat CS1: parameter kosong tidak dikenal
  • Pranala kategori Commons didefinisikan sebagai nama halaman

Best Rank
More Recommended Articles