Kabupaten Tanah Datar
Kabupaten Tanah Datar | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Jawi Minang | تانه داتار |
Dari atas, ke bawah: Istano Basa Pagaruyung, Pacu Jawi, Puncak Pato Bukit Marapalam, Nagari Tuo Pariangan, Danau Singkarak | |
Motto: Tuah sepakat alur dan patut | |
![]() Peta | |
Koordinat: 0°27′00″S 100°34′59″E / 0.45°S 100.583°E | |
Negara | ![]() |
Provinsi | Sumatera Barat |
Tanggal berdiri | 19 Maret 1956[1] |
Dasar hukum | UU Nomor 12 Tahun 1956[1] |
Ibu kota | Batusangkar |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Eka Putra |
• Wakil Bupati | Ahmad Fadly |
• Sekretaris Daerah | Iqbal Ramadi Payana |
Luas | |
• Total | 1.336,10 km2 (515,87 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 374.431 |
• Kepadatan | 280/km2 (700/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 99,86% Kristen 0,13% - Protestan 0,09% - Katolik 0,04% Buddha 0,01%[2] |
• Bahasa | Indonesia (resmi) Minangkabau |
• IPM | ![]() tinggi[3] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0752 |
Pelat kendaraan | BA xxxx E** |
Kode Kemendagri | 13.04 ![]() |
DAU | Rp 587.104.249.000.- (2013)[4] |
Situs web | tanahdatar |
Kabupaten Tanah Datar atau Luhak Nan Tuo merupakan salah satu kabupaten di provinsi Sumatera Barat, Indonesia, yang beribu kota Batusangkar. dan pusat pemerintahan berada di Pagaruyung, Tanjung Emas.[5][6] Kabupaten ini memiliki luas wilayah 133.600 Ha (1.336 km2)[6] dengan jumlah penduduk 388.230 jiwa pada 2024.[5] Tanah Datar memiliki 14 kecamatan, 75 nagari, dan 395 jorong.[5][2] Kabupaten ini merupakan daerah agraris, lebih 70% penduduknya bekerja pada sektor pertanian, baik pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, maupun peternakan, oleh karena itu PDRB Kabupaten Tanah Datar didominasi oleh produk-produk pertanian.[5][7][8][9]
Kabupaten Tanah Datar menjadi Tujuh Kabupaten Terbaik di Indonesia dari 400 kabupaten yang ada, pada tahun 2003 menurut Lembaga International Partnership dan Kedutaan Inggris. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menobatkan Kabupaten Tanah Datar sebagai satu dari empat daerah paling berprestasi dan berhasil melaksanakan otonomi daerah.[10] Tanah Datar masih memelihara adat istiadat masyarakatnya berupa peninggalan sejarah dan bukti-bukti kebudayaan tinggi, terutama dari masa Adityawarman, seperti prasasti dan arsitektur lokal.[11][12][13]
Sejarah
Kabupaten Tanah Datar adalah pusat adat dan budaya Minangkabau. Tanah Datar merupakan daerah yang tertua dalam tatanan sejarah, adat, dan budaya Minangkabau.[14][15][16] Dalam Tambo Alam Minangkabau, folklor yang mengisahkan asal-usul masyarakat Minangkabau terdapat tiga daerah asli Minangkabau atau Luhak Nan Tigo, yaitu Kabupaten Tanah Datar (Luhak Nan Tuo), Kabupaten Agam (Luhak Agam), dan Kabupaten Lima Puluh Kota (Luhak Lima Puluh Koto).[14][15][16] Pusat dari peradaban awal masyarakat Minangkabau berada di kaki gunung Marapi, di nagari yang disebut sebagai Nagari Tuo Pariangan di kecamatan Pariangan sekarang. Dari nagari Pariangan ini, masyarakat Minangkabau berkembang dan bermigrasi ke berbagai daerah di Alam Minangkabau dan berbagai tempat di Nusantara termasuk Negeri Sembilan di Malaysia.[17][18][16][19]
Sebagai daerah inti peradaban masyarakat Minangkabau, pernah terdapat berbagai sistem pemerintahan yang memiliki pusat pemerintahan di wilayah kabupaten Tanah Datar.
Masa-Masa Kerajaan Awal Masyarakat Minangkabau
Sebagai daerah awal peradaban orang Minangkabau, kawasan di sekitar kaki gunung Merapi pernah menjadi pusat dari berbagai bentuk sistem pemerintahan masyarakat Minangkabau. Kerajaan pertama yang hadir adalah Kerajaan Pasumayan Koto Batu sekitar abad ke-1 M. Pusat pemerintahan kerajaan berada di sekitar lereng Gunung Marapi yang kemudian dikenal dengan nama Pariangan Padang Panjang.[20] Akibat dari pertumbuhan penduduk dan kebutuhan lahan pertanian, berdirilah Kerajaan Dusun Tuo pada abad ke-5 M dengan pusat pemerintahan terletak di Limo Kaum, Kabupaten Tanah Datar sekarang. Kerajaan Dusun Tuo didirikan oleh Datuak Parpatiah Nan Sabatang. Di kurun waktu bersamaan juga berdiri kerajaan rival yaitu Kerajaan Bungo Satangkai yang didirikan oleh Datuak Katumangguangan dengan pusat pemerintahan di Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar sekarang.
Masa Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu adalah sebuah kerajaan regional di Pulau Sumatra dan Semenanjung Malaya yang bercorak Hindu-Buddha.[21][22][23] Sebagai sebuah kerajaan besar di masanya, pusat pemerintahan kerajaan berpindah dari Minanga, kemudian ke Dharmasraya, dan diawal abad ke-15 berpusat di Suruaso[24] serta Pagaruyung[25] yang merupakan daerah inti kabupaten Tanah Datar sekarang sebelum akhirnya ditaklukan oleh kemaharajaan Sriwijaya dan Majapahit.[26]
Masa Kerajaan Pagaruyung
Kerajaan Pagaruyung adalah kelanjutan dari kerajaan Melayu dengan pusat pemerintahan berada di Pagaruyung, yang sekarang merupakan kawasan inti pemerintahan kabupaten Tanah Datar.[27][28] Sebagai sebuah kerajaan yang berpengaruh di masanya, wilayah kerajaan ini meliputi seluruh bagian daratan Provinsi Sumatera Barat, sebagian Provinsi Riau, dan bagian pesisir barat Provinsi Sumatera Utara.[29] Nama kerajaan ini dirujuk dari nama pohon Nibung atau Ruyung yang banyak ditemukan di kawasan ini. Kerajaan ini pada awalnya bercorak Hindu-Buddha dengan raja-rajanya berasal dari dinasti Mauli, kemudian berubah menjadi kerajaan Islam dengan diterimanya Islam sebagai agama raja dan rakyat di Minangkabau di sekitar abad ke-14 M. Kerajaan Pagaruyung runtuh di masa Perang Padri[30][31], setelah ditandatanganinya perjanjian antara Kaum Adat dengan pihak Belanda yang menjadikan kawasan Kerajaan Pagaruyung berada dalam pengawasan Belanda.[26][32][33][31][34][28]
Masa Kolonial Belanda
Perang Padri membuat kerajaan Pagaruyung melemah dan akhirnya runtuh dengan meninggalnya raja terakhir Pagaruyung yaitu Sultan Arifin Muningsyah di tahun 1825.[30][34][35] Pewarisnya adalah Sultan Tungggal Alam Bagagarsyah, namun tidak berhak untuk naik tahta sebagai Raja Alam Minangkabau karena telah menyerahkan kedaulatan Kerajaan Pagaruyung ke pada Belanda dalam sebuah perjanjian antara kaum Adat dengan pemerintahan Belanda dalam usaha bersama memerangi kaum Padri. Sultan Tunggal Alam Bagagarsyah pada akhirnya diangkat sebagai regent van Tanah Datar, sebuah jabatan politik dengan kekuasaan terbatas hanya di Tanah Datar.[36][35][31][28]
Berakhirnya kerajaan Pagaruyung berakibat pada diserapnya seluruh bekas kerajaan Pagaruyung ke dalam pemerintahan kolonial Belanda. Di masa ini, struktur pemerintahan mengalami banyak perubahan nomenklatur. Pada tahun 1913, wilayah kerajaan Pagaruyung dan daerah taklukannya yang luas sebagian besar berada di bawah Residentie van Sumatra's Westkust (Karesidenan Pesisir Barat Sumatra) dan dibagi ke dalam berbagai afdeling (luhak) dengan ibukota di Padang. Tanah Datar kemudian menjadi bagian Afdeling Tanah Datar yang terdiri dari empat onder-afdeling yaitu afdeling Sawah Lunto, afdeling Fort van der Capellen (Batusangkar), afdeling Sijunjung, dan afdeling Batang Hari dengan pusat pemerintahan berada di Fort van der Capellen, kawasan pasar kota Batusangkar sekarang.[26][32]
Masa Pendudukan Jepang
Pada masa pendudukan Jepang yang cukup singkat, tidak banyak perubahan terjadi di kawasan Tanah Datar dan Sumatera Barat. Pemerintahan pendudukan Jepang mengikuti pembagian administratif yang telah dibuat oleh pemerintah kolonial Belanda[37], namun hanya mengubah nama Belanda ke dalam bahasa Jepang.[38] Afdeeling yang dikepalai oleh asisten residen diubah menjadi bunshū yang dikepalai oleh bunshūchō. Onderafdeeling yang dikepalai oleh kontroler diubah menjadi fuku bunshū yang dikepalai oleh seorang fuku bunshūchō. District yang dikepalai oleh demang diubah menjadi gun yang dikepalai oleh gunchō. Onderdistrict yang dikepalai oleh asisten demang diubah menjadi fuku gun yang dikepalai oleh fuku gunchō.[26][38][32]
Masa Republik Indonesia
Di masa-masa awal kemerdekaan Indonesia, Tanah Datar merupakan wilayah administrasi berbentuk Luhak dan dikepalai oleh seorang Wali Luhak. Segera Tanah Datar dirubah menjadi Kabupaten dengan dipimpin oleh seorang Bupati.[26][38]
Dasar hukum pembentukan kabupaten Tanah Datar adalah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah. Undang-undang ini beberapa kali diamandemen terkait dengan perubahan nomenklatur di dalam Provinsi Sumatera Tengah dan pemekaran wilayah di dalam Provinsi Sumatera Tengah.[39]
Sesuai dengan semangat otonomi daerah, pada tahun 2024, DPR RI mengesahkan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2024 tentang Kabupaten Tanah Datar di Provinsi Sumatera Barat. Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 7 Agustus 2024. Dengan adanya undang-undang baru ini, kabupaten Tanah Datar kini memiliki dasar hukum yang jelas dan sah sebagai daerah otonom yang berdiri sendiri dalam lingkup wilayah provinsi Sumatera Barat.[40][41] Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2024 tentang Kabupaten Tanah Datar di Provinsi Sumatera Barat ini mengatur dan menetapkan karakteristik kewilayahan, potensi sumber daya alam, dan adat serta budaya Minangkabau sebagai ciri khas daerah. Selain itu undang-undang ini mengatur dan menetapkan mengenai cakupan wilayah, batas daerah, dan ibukota kabupaten. Kabupaten Tanah Datar terdiri atas 14 (empat belas) kecamatan. Ibu Kota Kabupaten Tanah Datar bernama Batusangkar yang berkedudukan di Kecamatan Lima Kaum, Kecamatan Tanjung Emas, dan Kecamatan Sungai Tarab.[40]
Geografi
Secara geografis wilayah Kabupaten Tanah Datar terletak di tengah-tengah Provinsi Sumatera Barat, yaitu pada 00º17" LS–00º39" LS dan 100º19" BT – 100º51" BT.[42][5] Ketinggian rata-rata 200 sampai 1000 meter di atas permukaan laut.[43][5]
Ibu kota Kabupaten Tanah Datar berada di Batusangkar, uniknya Kota Batusangkar ini berada pada perbatasan tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Lima Kaum, Kecamatan Tanjung Emas, dan Kecamatan Sungai Tarab. Sedangkan pusat pemerintahan berada di Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas.[5][6] Kota Batusangkar lebih dikenal sebagai kota budaya karena di Kabupaten Tanah Datar terdapat bukti-bukti sejarah peradaban masyarakat Minangkabau berupa prasasti, menhir, dan arsitektur terutama dari masa kerajaan Pagaruyung.[5][44]
Batas Wilayah
Kabupaten Tanah Datar berbatasan langsung dengan beberapa kabupaten/kota di Sumatera Barat, yaitu:
Utara | Kabupaten Agam dan Kabupaten Lima Puluh Kota |
Timur | Kabupaten Sijunjung |
Selatan | Kota Sawahlunto dan Kabupaten Solok |
Barat | Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang Panjang |
Kota Padang Panjang merupakan enklave dari kabupaten Tanah Datar dan terletak di bagian barat kabupaten Tanah Datar.
Topografi
Kabupaten Tanah Datar terletak di antara tiga gunung, yaitu Gunung Merapi, Gunung Singgalang, dan Gunung Sago. Kondisi topografi ini didominasi oleh daerah perbukitan, serta memiliki dua pertiga bagian danau Singkarak. Kondisi topografis Kabupaten Tanah Datar adalah sebagai berikut:
- Wilayah Datar 0–3% dengan luas 6.189 Ha atau 6.63% dari luas wilayah Kabupaten Tanah Datar
- Wilayah Berombak 3–8% dengan luas 3.594 Ha atau 2,67% dari luas wilayah Kabupaten Tanah Datar
- Wilayah Bergelombang 8-15% dengan luas 43.922 Ha atau 32.93% dari luas Kabupaten Tanah Datar
- Kemiringan di atas 15% dengan luas wilayah 79.895 Ha atau 59.77% dari luas Kabupaten Tanah Datar
Di antara seluruh kecamatan yang ada, tiga kecamatan yaitu Kecamatan X Koto, Salimpaung, dan Tanjuang Baru terletak pada ketinggian antara 700 s.d. 1.000 m di atas permukaan laut, sementara itu empat Kecamatan lainnya (Kecamatan Lima Kaum, Tanjung Emas, Padang Ganting, dan Sungai Tarab) terletak pada ketinggian 450 s.d. 550 m dari permukaan laut. Sedangkan 7 Kecamatan lagi terletak pada ketinggian yang bervariasi antara 200 s.d. 750 m dari permukaan laut.[5]
Iklim
Secara umum iklim di kawasan Kabupaten Tanah Datar adalah sedang dengan temperatur antara 19,60 C – 37,2 C dan rata-rata suhu adalah 26,26.[5] Curah hujan rata-rata adalah 459,08 mm per tahun.[5] Curah hujan tertinggi tercatat di bulan April sebesar 678,4 mm dan terendah pada bulan Juli sebesar 87,8 mm.[5] Hari-hari hujan terendah ada pada bulan Januari, Februari dan Maret sebanyak 11 hari dan tertinggi pada bulan Agustus, Oktober dan Desember sebanyak 21 hari. Rata-rata hari hujan turun dalam setahun adalah 26,75 hari.[5] Curah hujan yang cukup tinggi ini menyebabkan ketersediaan air cukup, sehingga memungkinkan usaha pertanian secara luas dapat dikembangkan.
Hidrologi
Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah yang kaya dengan sumber air. Selain Danau Singkarak, di Kabupaten Tanah Datar terdapat lebih dari 5 buah sungai.[5]
Lambang
Arti lambang
Lambang daerah Kabupaten Tanah Datar berbentuk perisai segi lima[45] yang di dalamnya terdapat:
- Tulisan Tanah Datar,
- Balai adat bergonjong lima berjendela empat,
- Kubah masjid bertingkat,
- Setangkai padi berbutir 17,
- Setangkai kapas berbuah delapan,
- Sebuah keris, dan
- Sehelai pita dengan kata-kata sebagai semboyan atau motto daerah "Tuah Sepakat Alur dan Patut".
Pengertian dari bentuk
Bentuk perisai segi lima, melambangkan bahwa daerah Kabupaten Tanah Datar adalah salah satu Kabupaten di Sumatera Barat, sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.[45]
Pengertian dari sudut gambar
Balai adat gonjong lima
Balai adat melambangkan tempat mufakat, tempat melahirkan filsafat alam pikiran khas masyarakat Tanah Datar yang dikenal dengan sistem demokrasi menurut alur dan patut, sebagai lambang konsekuensi dalam melaksanakan demokrasi.[45]
Atap balai adat yang melengkung bagai tanduk kerbau meruncing menjulang ke atas merupakan gaya seni bangunan khas Tanah Datar yang melambangkan sifat masyarakat yang dinamis, bekerja berbuat dan bercita-cita luhur untuk kebahagiaan bersama.[45]
Atap balai adat dengan lima gonjong, satu gonjong pada bagian depan dan empat gonjong pada bahagian samping yang melengkung bagai tanduk kerbau meruncing menjulang ke atas merupakan gaya seni bangunan khas Tanah Datar yang melambangkan sifat masyarakat yang dinamis, bekerja berbuat dan bercita-cita luhur untuk kebahagiaan bersama. Masjid bertingkat, berkubah, bergonjong dan lurus ke atas melambangkan agama mayoritas masyarakat Tanah Datar adalah Islam, dalam membentuk jiwa yang suci dan berbudi luhur.[45]
Masjid bergonjong dan berkubah
Masjid bertingkat, berkubah, bergonjong, dan lurus ke atas melambangkan agama mayoritas masyarakat Tanah Datar adalah Islam, dalam membentuk jiwa yang suci dan berbudi luhur.[45]
Padi dan kapas
Padi dan kapas melambangkan cita-cita masyarakat Tanah Datar menuju kehidupan adil dan makmur yang diridhoi Allah.[45]
Keris pusaka
Keris pusaka melambangkan kesatuan jiwa patriot masyarakat Tanah Datar yang mencintai kerukunan kedamaian dan senantiasa memelihara harga dirinya.[45]
Pengertian warna
Pengertian dari warna yang ada pada lambang[45]:
- Putih berarti suci terdapat pada kubah masjid, huruf balok bertuliskan Tanah Datar, kapas, pita tempat moto, dan warna pinggir luar dari perisai.
- Kuning berarti kebesaran jiwa masyarakat. Terdapat pada dasar perisai. Warna ini merupakan warna khas Tanah Datar Luhak Nan Tuo.
- Kuning emas berarti keagungan, terdapat pada dinding balai adat, kaki balai adat, padi, dan keris.
- Hitam berarti tahan uji, terdapat pada atap gonjong, tulisan Tuah Sepakat Alur dan Patut.
- Hijau berarti kedamaian jiwa, mengandung harapan masa depan yang lebih baik. Terdapat pada daun kapas dan warna dasar tulisan Tanah Datar.
- Merah berarti keberanian menegakkan kebenaran dan keadilan. Warna huruf balok tulisan Tuah Sepakat Alur dan Patut.
Pengertian dan makna semboyan
Selanjutnya juga terdapat sehelai pita yang bertuliskan moto/semboyan Tuah Sepakat Alur dan Patut. Maknanya sepakat dalam mengambil kata mufakat, selalu disandarkan pada alur dan patut. Kepentingan pribadi dihargai dalam batas selama tidak bertentangan dengan kepentingan bersama yang berlandaskan alur dan patut. Demikian pula dalam melaksanakan mufakat/musyawarah selalu kompak dalam arti "Bersatu teguh, bercerai runtuh", kepentingan pribadi dihargai dalam batas selama tidak bertentangan dengan kepentingan bersama yang berlandaskan alur dan patut.
Arti falsafah lambang
Pengertian falsafah dari lambang mencerminkan jiwa pikiran dan kehidupan masyarakat Tanah Datar yang bersendikan adat dan agama, serta senantiasa menaati hukum, musyawarah mufakat, yang berdasarkan alur dan patut. "Elok dek awak, katuju dek urang" serta konsekuen melaksanakan hasil mufakat menuju kebahagiaan hidup bersama yang adil dan makmur dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Pemerintahan

Daftar Bupati
No. | Foto | Bupati[46] | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan | Ket. | Wakil Bupati | |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Palin Soetan Alamsjah | 8 Oktober 1945[47] | 23 Januari 1946 | |||||
Ali Akbar | 23 Januari 1946 | 8 Maret 1948 | |||||
1. | ![]() |
Drs. Sidi Bakarudin, S.H. | 8 Maret 1949 | 14 November 1949 | [48][49] | Harun Al-Rasyid | |
2. | Harun Al-Rasyid | 14 November 1949 | 1 April 1951 | Ali Lowouis | |||
3. | H. Ibrahim Dt. Pamuncak | 1951 | 1953 | ||||
1953 | 1958 | ||||||
Amir Rasjad | 12 Juni 1958 | 28 Juli 1958 | |||||
Capt. Amir Hatta[50] | 28 Juli 1958 | 3 Desember 1958 | |||||
![]() |
Drs. Soetoro Tedjokusumo | 3 Desember 1958 | 1961 | ||||
4. | ![]() |
Brigjen TNI (Purn.) H. Mahyudin Algamar | 1961 | 1973 | H.
Masri | ||
5. | ![]() |
Letkol. Inf. Sulaiman Zulhudi Dt. Djindo Besar[51] | 1974 | 1980 | |||
6. | ![]() |
H. Mohammad Nalis[52] | 1980 | 1985 | |||
7. | ![]() |
Brigjen TNI (Purn.) H. Ikasuma Hamid Dt. Gadang Batuah | 26 September 1985[53] | 1990 | |||
29 September 1990[53] | 1995 | ||||||
8. | ![]() |
Letkol. Inf. (Purn.) Masdar Saisa | 1995 | 2000 | |||
9. | ![]() |
H. Masriadi Martunus, S.E., Dt. Rajo Penghulu | 26 September 2000 | 26 September 2005 | Drs. H.
Masnefi M.S | ||
10. | ![]() |
Ir. M. Shadiq Pasadigoe, S.H., M.M. | 26 September 2005 | 26 September 2010 | Aulizul Syuib | ||
26 September 2010 | 26 September 2015 | Hendri Arnis & Irdinansyah Tarmizi | |||||
Drs. H. Hardiman | 26 September 2015 | 12 Oktober 2015 | [54] | ||||
H.Sudirman Gani,S.H.,M.M | 12 Oktober 2015 | 17 Februari 2016 | [55] | ||||
11. | ![]() |
Drs. H. Irdinansyah Tarmizi | 17 Februari 2016 | 19 September 2020 | [56] | Zuldafri Darma | |
12. | ![]() |
H. Zuldafri Darma, S.H. | 21 September 2020 | 13 Januari 2021 | [57] | ||
13 Januari 2021 | 17 Februari 2021 | [58][59] | |||||
Irwandi, S.I.P., M.Si., Dt. Maruhun Sati | 17 Februari 2021 | 26 Februari 2021 | [60] | ||||
13. | ![]() |
Eka Putra, S.E., M.M. | 26 Februari 2021 | 20 Februari 2025 | [61] | Richi Aprian | |
20 Februari 2025 | Petahana | Ahmad Fadly |
Penjabat Sementara Bupati
Berikut daftar Penjabat Sementara Bupati yang menggantikan Bupati petahana yang sedang cuti kampanye atau dalam masa transisi
Foto | Pjs. Bupati | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Masa | Ket. | Bupati Definitif | |
![]() |
Buya Oedin Dt. Rajo Nan Sati (Penjabat Sementara) |
Desember 1953 | 1953 | (1953)(Penjabat Sementara) |
[ket. 1] | ||
![]() |
Erman Rahman,S.E., M.Si. (Penjabat Sementara) |
26 September 2020 | 5 Desember 2020 | 12 (2020)(Penjabat Sementara) |
[ket. 2][63] | Zuldafri Darma | |
Arry Yuswandi,S.KM., M.KM. (Penjabat Sementara) |
24 September 2024 | 27 November 2024 | 14 (2024)(Penjabat Sementara) |
[ket. 3][64] | Eka Putra |
- Catatan
- ^ Pejabat sementara (Pjs.) Bupati Tanah Datar
- ^ Menggantikan Zuldafri Darma karena cuti kampanye Pemilihan umum Bupati Tanah Datar 2020
- ^ Menggantikan Bupati Eka Putra karena cuti kampanye Pemilihan umum Bupati Tanah Datar 2024
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Tanah Datar dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[65] | 2019–2024[66] | 2024–2029 | ||
PKB | 0 | ![]() |
![]() | |
Gerindra | 3 | ![]() |
![]() | |
PDI-P | 3 | ![]() |
![]() | |
Golkar | 8 | ![]() |
![]() | |
NasDem | 2 | ![]() |
![]() | |
PKS | 4 | ![]() |
![]() | |
Hanura | 3 | ![]() |
![]() | |
PAN | 4 | ![]() |
![]() | |
PBB | 1 | ![]() |
![]() | |
Demokrat | 3 | ![]() |
![]() | |
PPP | 4 | ![]() |
![]() | |
Ummat | (baru) 2 | |||
Jumlah Anggota | 35 | ![]() |
![]() | |
Jumlah Partai | 10 | ![]() |
![]() |
Kecamatan
Kabupaten Tanah Datar memiliki 14 kecamatan dan 75 nagari. Luas wilayahnya mencapai 1.336,10 km² dan penduduk 366.136 jiwa (2017) dengan sebaran 274 jiwa/km².[67][68]
Daftar kecamatan dan nagari di Kabupaten Tanah Datar, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri | Kecamatan | Jumlah | Status | Daftar |
---|---|---|---|---|
13.04.01 | X Koto | 9 | Nagari | |
13.04.02 | Batipuh | 8 | Nagari | |
13.04.14 | Batipuh Selatan | 4 | Nagari | |
13.04.04 | Lima Kaum | 5 | Nagari | |
13.04.06 | Lintau Buo | 4 | Nagari | |
13.04.13 | Lintau Buo Utara | 5 | Nagari | |
13.04.11 | Padang Ganting | 2 | Nagari | |
13.04.09 | Pariangan | 6 | Nagari | |
13.04.03 | Rambatan | 5 | Nagari | |
13.04.10 | Salimpaung | 6 | Nagari | |
13.04.08 | Sungai Tarab | 10 | Nagari | |
13.04.07 | Sungayang | 5 | Nagari | |
13.04.12 | Tanjuang Baru | 2 | Nagari | |
13.04.05 | Tanjung Emas | 4 | Nagari | |
TOTAL | 75 |
Infrastruktur
Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah pertanian, hal ini terlihat dari dominasi sektor pertanian dalam perekonomian wilayah, penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan lahan. Lokasi pertanian tersebar merata di seluruh wilayah dan produksinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini membutuhkan jaringan jalan sebagai pendukung aktivitas sektor pertanian tersebut mulai dari kegiatan produksi, pascapanen dan pemasaran.
Sementara itu kondisi jaringan jalan yang ada belum mendukung sepenuhnya aktivitas pertanian. Hal ini terlihat dari masih banyaknya ruas jalan yang lebarnya belum memenuhi syarat, kondisi permukaan jalan yang rusak ,dan masih banyak ruas jalan yang melalui lokasi pertanian belum dapat dilalui kendaraan roda dua. Usaha-usaha nyata penanganan jaringan jalan di Kabupaten Tanah Datar diperlukan untuk mendukung sektor pertanian sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan sekaligus akan meningkatkan pengembangan wilayah dari Kabupaten Tanah Datar.[69]
Pada saat ini pembangunan jalan di Kabupaten Tanah Datar masih berupa perbaikan kualitas jalan, sementara pembukaan jalan baru belum memungkinkan karena terkendala oleh keterbatasan dana. Selama tahun 2007 jumlah jembatan di Kabupaten Tanah Datar sebanyak 238 buah dengan panjang 2.019,60 km. Jumlah jembatan yang paling banyak terdapat di Kecamatan Tanjung Emas sebanyak 33 buah dengan panjang 383,20 km.
Pendidikan

Untuk data pendidikan tahun 2006/2007, untuk Sekolah Dasar menunjukkan bahwa di Kabupaten Tanah Datar terdapat 309 SD yang terdiri dari 302 sekolah dasar negeri dan 2 sekolah dasar swasta, dengan jumlah siswa seluruhnya 43.506 orang, sedangkan madrasah ibtidaiyah 5 sekolah, 2 di antaranya swasta dengan jumlah siswa seluruhnya 534 orang, dengan demikian jelas terlihat bahwa jumlah sekolah dan jumlah siswa pada sekolah dasar lebih banyak jika dibandingkan dengan madrasah ibtidaiyah yang hanya 1.31% dari sekolah dasar.
Ekonomi
Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah agraris, lebih 70% penduduknya bekerja pada sektor pertanian, baik pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, maupun peternakan. Begitu juga dengan usaha masyarakat pada sektor lain juga berbasis pertanian seperti pariwisata dan industri kecil atau agroindustri. Masyarakat Tanah Datar juga dikenal gemar menabung dengan total dana tabungan masyarakat sebesar Rp223 miliar tahun 2004.
Potensi ekonomi Kabupaten Tanah Datar dapat dikategorikan atas tiga kategori yaitu: Sangat Potensial, Potensial, dan Tidak Potensial. Untuk sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah ubi kayu, kubis, karet, tebu, peternakan sapi potong, peternakan kuda, peternakan kambing potong, budidaya ayam ras pedaging, ayam bukan ras, budidaya itik, dan budidaya ikan air tawar. Sektor lain yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah industri konstruksi bangunan sipil, pedagang eceran makanan olahan hasil bumi, usaha warung telekomunikasi, pedagang cenderamata, dan wisata sejarah. Kabupaten Tanah Datar yang potensial untuk hampir semua sektor pertanian kecuali cengkih, tembakau, bayam, dan merica. Sedangkan untuk sektor pertambangan yang potensial dikembangkan adalah galian kapur dan sirtu.
Pertambangan
Kabupaten Tanah Datar memiliki potensi bahan tambang berupa batu gamping kristalian yang sekarang dikelola oleh PT Inkalko Agung, dolomit, granit, sirtukil, tanah liat, batu setengah permata, trass, fosfat, batubara, besi, emas, belerang, kuarsa, dan slate.
Industri
Industri di Kabupaten Tanah Datar didominasi oleh industri kecil seperti tenunan pandai sikek yang terdapat di Kecamatan Sepuluh Koto, kacang randang/goreng, kopi bubuk, kerupuk ubi, kerupuk kulit, anyaman lidi, gula aren, gula tebu. Sektor industri besar berupa peternakan ulat sutera oleh PT Sutera Krida. Pada tahun 2004 nilai investasi sektor industri kecil di Kabupaten Tanah Datar mencapai Rp7 miliar dengan nilai produksi sebesar Rp60 miliar.
Pariwisata
Kabupaten Tanah Datar menawarkan beragam destinasi pariwisata, terutama pariwisata sejarah dan kebudayaan Minangkabau serta alamnya yang indah.
Nama lain dari kabupaten Tanah Datar adalah Luhak Nan Tuo. Masyarakat Minangkabau, penduduk asli di kawasan Dataran Tinggi Minangkabau meyakini bahwa daerah di sekeliling Gunung Marapi, kawasan inti Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah asal-usul orang Minangkabau. Menurut Tambo Alam Minangkabau, Dusun Tuo Pariangan, di Kecamatan Pariangan, Tanah Datar merupakan awal mula peradaban nenek moyang orang Minangkabau.[70] Dari daerah ini orang Minangkabau berkembang dan bermigrasi ke daerah-daerah lain di kawasan Alam Minangkabau seperti Luhak 50 Kota, dan Luhak Agam, serta kawasan lainnya di Nusantara.
Sebagai titik awal peradaban masyarakat Minangkabau di kawasan Nagari Tuo Pariangan masih terdapat berbagai peninggalan sejarah kebudayaan dan tradisi lama Minangkabau. Di Pariangan masih terdapat sebuah petak sawah yang dikebal sebagai Sawah Gadang Satampang Baniah, sebuah tapak sawah yang diyakini pertama kali dibuka oleh nenek-moyang orang Minangkabau sebagai bukti masyarakat Minangkabau adalah masyarakat agraris, terdapat. Terdapat juga Kuburan Panjang Datuk Tantejo Gurhano yang dikenal sebagai arsitek rumah gadang. Selain itu, di sini masih lestari medan nan bapaneh, Lurah Nan Indak Barangin, dan Galundi Nan Baselo.
Selain di Pariangan, di Kabupaten Tanah Datar juga masih banyak terdapat peninggalan sejarah adat Minangkabau baik berupa benda maupun tatanan budaya adat Minangkabau. Ikrar Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah yang seringkali sinonim dengan adat dan syariat Islam di Minangkabau[71] lahir melalui kesepakatan antara kaum Adat dan kaum Paderi melawan kolonial Belanda dalam Perang Padri melalui perjanjian yang disebut dengan Sumpah Satie Bukit Marapalam di Puncak Pato, Nagari Batu Bulek, Kecamatan Lintau Buo Utara.
Tempat wisata sejarah lainnya di Kabupaten Tanah Datar antara lain Istana Baso Pagaruyung di Pagaruyung (bersebelahan dengan komplek kantor Pemerintahan Kabupaten Tanah Datar), Istana Silinduang Bulan di Pagaruyung, Balairuang Sari di Nagari Tabek, Batu Angkek-angkek di Sungayang, Rumah Gadang Balimbing, Kincir Air, Benteng Van der Capellen di pusat kota Batusangkar, dan Batu Batikam di Limo Kaum. Selain itu, hampir seluruh batu basurek atau prasasti peninggalan kerajaan-kerajaan lama bercorak Hindu-Buddha di Sumatera Barat dapat ditemukan di kabupaten Tanah Datar[72] seperti Prasasti Kubu Rajo dan Prasasti Kubu Rajo II di Limo Kaum (keduanya berhampiran dengan komplek perkuburan keluarga raja-raja Minangkabau). Di daerah Simawang, di bukit menghadap ke Danau Singkarak terdapat komplek Megalit Simawang yang berisikan hamparan menhir dan bukti-bukti peninggalan zaman Megalitikum di Minangkabau.[73]
Kabupaten Tanah Datar juga menawarkan berbagai wisata budaya atau tradisi masyarakat Minangkabau. Pacu Jawi adalah permainan anak nagari atau perlombaan tradisional masyarakat Minangkabau, terutama di nagari-nagari di sekitaran gunung Marapi di Kabupaten Tanah Datar. Permainan ini diadakan dalam bentuk perlombaan dengan satu orang joki mengendalikan dua ekor sapi dalam arena berlumpur yang pada dasarnya adalah sawah yang sudah dibajak tapi belum ditanami padi.[13][74]
Untuk wisata alam Kabupaten Tanah Datar menawarkan keindahan panorama alam, danau, dan hutan hujan yang asri seperti Air Terjun Lembah Anai di Cagar Alam Lembah Anai[75][76], Panorama Tabek Pateh[77][78], Desa Tuo Pariangan, Danau Singkarak dengan berbagai tempat ketinggiannya untuk menikmati panorama keindahan danau Singkarak seperti Puncak Aua Sarumpun[79][80] dan Puncak Thailand, Bukit Batu Patah, dan Ngalau Pangian.
Galeri
-
Pacu Jawi, tradisi pascapanen di Tanah Datar yang menjadi atraksi pariwisata.
-
Rumah Gadang di Nagari Balimbiang
-
Danau Singkarak dari Puncak Aua Sarumpun, Nagari Simawang, Kecamatan Rambatan, Tanah Datar
-
Istana Baso Pagaruyung, terletak di sebelah komplek pemerintahan kabupaten Tanah Datar
-
Benteng Fort de van der Capellen
-
Istana Silinduang Bulan di Pagaruyung
-
Komplek Megalit Simawang
-
Prasasti Pariangan di Nagari Tuo Pariangan
-
Air Terjun Lembah Anai di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai
-
Festival Budaya Minangkabau di Istana Basa Pagaruyung
Referensi
- ^ a b "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 6 Desember 2021.
- ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari asli (Visual) tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 6 Desember 2021.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 6 Desember 2021.
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diarsipkan dari asli tanggal 2013-02-14. Diakses tanggal 2013-02-15.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n BPS Kabupaten Tanah Datar, BPS Kabupaten Tanah Datar (2025). Putri, Dona Dewi; Permana, Fajar Wisga (ed.). Kabupaten Tanah Datar dalam Angka 2025, Volume 46, 2025. ISSN 2548-785X. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ a b c Datar, Kominfo Tanah. "Geografis". tanahdatar.go.id. Diakses tanggal 2025-07-19.
- ^ Ulfah, Sarah Rahma Billa; Putera, Roni Ekha; Kusdarini, Kusdarini (2024-12-15). "Strategi Dinas Pertanian dalam Pelaksanaan Program Unggulan Sektor Pertanian pada Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar". GEMA PUBLICA. 9 (2): 115–131. doi:10.14710/gp.9.2.2024.34-49. ISSN 2548-1363.
- ^ Vermila, Chezy WM (2020-06-30). "PENGEMBANGAN USAHA AYAM PETELUR DI KECAMATAN LINTAU BUO KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT". Jurnal Agribisnis (dalam bahasa Inggris). 22 (1): 147–157. doi:10.31849/agr.v22i1.4774. ISSN 2503-4375.
- ^ Wilis, Ratna (2015-04-13). "PERSEBARAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA DI KABUPATEN TANAH DATAR". JURNAL GEOGRAFI (dalam bahasa Inggris). 4 (1): 80–93. ISSN 2614-6525.
- ^ Local Governance Support Program (LGSP). "Buku Pegangan bagi Kepala Daerah dan DPRD". United States Agency for International Development (USAID). Diakses tanggal 20 March 2010.
- ^ Masly, Dini; Arief, Andi M. Rifiyan (2017). "Potensi Daya Tarik Wisata Nagari Tuo Pariangan sebagai Kawasan Desa Wisata Pariangan Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat". Riau University.
- ^ Olivia, Adinda; Rusli, Budiman; Candradewini, Candradewini (2023-02-05). "KONDISI LINGKUNGAN DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DI KABUPATEN TANAH DATAR (STUDI PADA OBJEK WISATA ISTANO BASA PAGARUYUNG)". JANE (Jurnal Administrasi Negara). 14 (2): 568–573. doi:10.24198/jane.v14i2.45093. ISSN 2597-758X.
- ^ a b Putri, Ratih Haifa; Maisyah, Siti Faizah Atika; Syafitri, Indah; Syafrini, Delmira (2025-06-05). "Pelestariaan Warisan Budaya Masyarakat Melalui Festival Pacu Jawi di Tanah Datar". Social Empirical (dalam bahasa Inggris). 2 (1): 19–27. doi:10.24036/scemp.v2i1.79. ISSN 3063-0703.
- ^ a b Dt. Batuah, Ahmad; Dt. Madjoindo, A. (1956). Tambo Minangkabau. Jakarta: Dinas Penerbitan Balai Pustaka Djakarta. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ a b Navis, AA (Grafiti Pers). Alam terkembang jadi guru: adat dan kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafiti Pers. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ a b c Hardi, Etmi (2023-10-26). Minangkabau: Perkembangan Sejarah dan Kebudayaan. PT. RajaGrafindo Persada - Rajawali Pers. ISBN 978-623-231-605-8.
- ^ Undri (2015). Hubungan ranah dan rantau: studi kasus Kongres Kebudayaan Minangkabau (KKM) tahun 2010. Padang: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang. ISBN 978-602-8742-88-7.
- ^ Witrianto, Witrianto (2014-12). "Migrasi orang Minangkabau ke negeri sembilan". Suluah, Vol. 15 No. 19, Desember 2014 (dalam bahasa Inggris). 15 (19): 117–125. ISSN 1412-1689.
- ^ Saludin, Mohd Rosli; Maulud, Mohammad Hanafiah (2021-06-30). "ASAL USUL SUKU-SUKU DI NEGERI SEMBILAN BERDASARKAN LOKASI DI SUMATERA BARAT, INDONESIA (THE ORIGIN OF THE TRIBES IN NEGERI SEMBILAN BASED ON LOCATION IN WEST SUMATERA, INDONESIA)". ASIAN JOURNAL OF ENVIRONMENT, HISTORY AND HERITAGE (dalam bahasa Inggris). 5 (1). ISSN 2590-4310.
- ^ Idris, A. Samad (1990). Payung Terkembang. Kuala Lumpur: Pustaka Budiman. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ I-Tsing (2005). A Record of the Buddhist Religion as Practiced in India and the Malay Archipelago (A.D. 671-695) (dalam bahasa Inggris). Asian Educational Services. ISBN 978-81-206-1622-6.
- ^ Reid, Anthony (2001-10). "Understanding Melayu (Malay) as a Source of Diverse Modern Identities". Journal of Southeast Asian Studies (dalam bahasa Inggris). 32 (3): 295–313. doi:10.1017/S0022463401000157. ISSN 0022-4634.
- ^ Muljana, Prof Dr Slamet (2006-01-01). Sriwijaya. Lkis Pelangi Aksara. ISBN 978-979-8451-62-1.
- ^ Kozok, Uli (2006). KItab Undang-Undang Tanjung Tanah: Naskah Melayu Tertua. Jakarta: Yayasan Obor. ISBN 979-461-603-6. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ Munoz, Paul Michel (2006). Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula (dalam bahasa Inggris). Continental Sales, Incorporated. ISBN 978-981-4155-67-0.
- ^ a b c d e Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI (1978). Sejarah Daerah Sumatera Barat (PDF). Jakarta: Penerbit Balai Pustaka. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ Casparis, J. G. de (1975). Indonesian palaeography: a history of writing in Indonesia from the beginnings to c. A.D. 1500. Handbuch der Orientalistik : 3. Abt., Indonesien, Malaysia und die Philippinen. Leiden: Brill. ISBN 978-90-04-04172-1.
- ^ a b c Gallop, Annabel Teh (2015-05-04). "ROYAL MINANGKABAU SEALS: Disseminating authority in Malay borderlands". Indonesia and the Malay World (dalam bahasa Inggris). 43 (126): 270–297. doi:10.1080/13639811.2014.957572. ISSN 1363-9811.
- ^ Casparis, J.G. (1989). "Peranan Adityawarman Putera Melayu di Asia Tenggara". Tamadun Melayu (3): 918–943.
- ^ a b Cuisinier, Jeanne (1959). "La guerre des Padri (1803-1838-1845)". Archives de sociologie des religions. 4 (7): 70–88. ISSN 0003-9659.
- ^ a b c Dobbin, Christine (1974). "Islamic Revivalism in Minangkabau at the Turn of the Nineteenth Century". Modern Asian Studies. 8 (3): 319–345. ISSN 0026-749X.
- ^ a b c Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (n.d.). Monografi Daerah Sumatera Barat (PDF). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link) Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ Abdullah, Taufik (1966-10). "Adat and Islam: An Examination of Conflict in Minangkabau". Indonesia. 2: 1. doi:10.2307/3350753.
- ^ a b Dobbin, Christine (1989). Islamic Revivalism in a Changing Peasant Economy—Central Sumatra, 1784-1847. Wellingborough: Curzon Press. ISBN 0 7007 0155 9. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ a b Dobbin, Christine (1983). Islamic revivalism in a changing peasant economy: central Sumatra, 1784-1847. Monograph series. London Malmö: Curzon press. ISBN 978-0-7007-0155-1.
- ^ Nur, Mhd (2016). Perjuangan Sultan Alam Bagagar Syah dalam melawan penjajah Belanda di Minangkabau pada abad ke-19. Padang, Indonesia: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat. ISBN 978-602-6554-04-8.
- ^ Kahin, A.R. (2005). Dari Pemberontakan ke Integrasi: Sumatera Barat dan Politik Indonesia, 1926–1998. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. ISBN 979-461-519-6. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ a b c Asnan, Gusti (2006). Pemerintahan daerah Sumatera Barat dari VOC hingga reformasi (Edisi Cet. 1). Yogyakarta: Citra Pustaka. ISBN 978-979-25-3698-0.
- ^ "UU No. 12 Tahun 1956". Database Peraturan | JDIH BPK. Diakses tanggal 2025-07-15.
- ^ a b "UU No. 52 Tahun 2024". Database Peraturan | JDIH BPK. Diakses tanggal 2025-07-15.
- ^ Redaksi (2024-10-06). "14 Kabupaten dan Kota di Sumbar Resmi Diatur 14 UU Baru Tahun 2024". Langgam.id. Diakses tanggal 2025-07-13.
- ^ Natsir, M., (2009), Ekstraksi Informasi Penutup Lahan Daerah Kabupaten Tanah Datar, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009), 20 Juni 2009, Yogyakarta, ISSN 1907-5022.
- ^ "Google Maps". Google Maps (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-07-13.
- ^ Datar, Kominfo Tanah. "Geografis". tanahdatar.go.id. Diakses tanggal 2025-07-19.
- ^ a b c d e f g h i Datar, Kominfo Tanah. "Lambang Daerah". tanahdatar.go.id. Diakses tanggal 2025-07-19.
- ^ https://tanahdatarkab.bps.go.id/publication/2021/02/26/39234e0d32325792404a0e7f/kabupaten-tanah-datar-dalam-angka-2021.html
- ^ Penerangan, Indonesia Departemen (1953). Propinsi Sumatera Tengah (dalam bahasa Melayu). Kementerian Penerangan.
- ^ "Sidi Bakarudin: Bupati Militer Tanah Datar". Suluah.com. 2021-05-08. Diakses tanggal 2021-09-03.
- ^ Husein, Ahmad, 1925-1998; Badan Pemurnian Sejarah Indonesia-Minangkabau (1991), Sejarah Perjuangan Kemerdekaan R.I. di Minangkabau/Riau 1945-1950, vol. 2, Badan Pemurnian Sejarah Indonesia, hlm. 103, ISBN 9794051284 Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link) Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list (link)
- ^ https://langgam.id/28-juli-dalam-catatan-sejarah-sumatra-barat/
- ^ https://www.facebook.com/share/r/12J1va3MywM/
- ^ https://www.facebook.com/share/p/15oa64vDd1/
- ^ a b Profil Tokoh, Aktivis, dan Pemuka Masyarakat Minang. Permo Promotion. 1995. hlm. 226–228. ISBN 978-979-8931-00-0. Diakses tanggal 25 Agustus 2021. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ https://tanahdatar.go.id/berita/1299/m-shadiq-pasadigoe-dan-irdinansyah-tarmizi-sang-pemimpin-rakyat-mohon-pamit.html
- ^ https://www.tanahdatar.go.id/berita/1316/sudirman-gani-dilantik-menjadi-pj-bupati-tanah-datar.html
- ^ "Keluarga Irdinansyah Minta Jangan Dikirim Karangan Bunga". Padangkita.com. 2020-09-19. Diakses tanggal 2020-09-19.
- ^ https://republika.co.id/berita/qgyh9b380/bupati-tutup-usia-zuldafri-darma-plt-bupati-tanah-datar
- ^ https://tanahdatar.go.id/berita/4265/gubernur-sumatera-barat-tugaskan-wabup-zuldafri-darma-selaku-plt-bupati-tanah-datar.html
- ^ http://birohumas.sumbarprov.go.id/details/news/75
- ^ https://tanahdatar.go.id/berita/4598/sekda-irwandi-jabat-pelaksana-harian-bupati.html
- ^ https://padangkita.com/gubernur-sumbar-mahyeldi-lantik-11-kepala-daerah-ingatkan-visi-misi-harus-sesuai-dengan-provinsi/
- ^ "Eka Putra Dan Ahmad Fadly Dilantik Sebagai Bupati Dan Wakil Bupati Tanah Datar 2025". sumbarsatu.com. 20-02-2025. Diakses tanggal 21-02-2025.
- ^ https://tanahdatar.go.id/berita/4291/gubernur-irwan-prayitno-lantik-erman-rahman-jadi-pjs-bupati-tanah-datar.html
- ^ https://infosumbar.net/berita/berita-sumbar/mahyeldi-lantik-9-pjs-bupati-walikota-di-sumbar-berikut-daftar-namanya/
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kab. Tanah Datar 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kab. Tanah Datar 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Hutagaol, T., (2003), Kajian Kinerja Jaringan Jalan Berdasarkan Perkembangan Sektor Pertanian dalam Konteks Pengembangan Wilayah Kabupaten Tanah Datar, Tesis S2, ITB, Bandung [1][pranala nonaktif permanen].
- ^ Erwin, Muhammad, Zainal Warhat, Syafwandi (September 2019). "Brand Identiry: Nagari Pariangan, Desa Terindah di Dunia, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat". ejournal.uigm.ac.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2022-01-20. Diakses tanggal 2021-03-12. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
- ^ Chatib, Adrianus; Rozelin, Diana (2024-07-08). ""ADAT BERSENDI SYARA', SYARA' BERSENDI KITABULLAH" The Superb Consensus Formulation and Its Implementation". doi:10.4108/eai.17-6-2024.2349149. ISBN 978-1-63190-478-3.
- ^ Arifin, Karina; Permana, R. Cecep Eka (2022). "Recent Rock Art Sites from West Sumatra, Indonesia". Asian Perspectives (dalam bahasa Inggris). 61 (2): 285–316. doi:10.1353/asi.2022.0027. ISSN 1535-8283.
- ^ bpcbsumbar (2016-09-09). "Situs Cagar Budaya Megalit Simawang - Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat". Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-07-18.
- ^ Suzanti, Purnama (2014-04-13). "DAYA TARIK PACU JAWI SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KABUPATEN TANAH DATAR". Jurnal Nasional Pariwisata. 6 (1): 1–7. ISSN 2775-6246.
- ^ "Cagar Alam". BKSDA SUMBAR (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-07-18.
- ^ Ernawita, Ernawita (2024-12-17). "Air Terjun Lembah Anai Keindahan Alam di Tanah Datar". RRI. Diakses tanggal 2025-07-18.
- ^ "Atraksi Pariwisata di Kabupaten Tanah Datar". sisparnas.kemenparekraf.go.id. Diakses tanggal 2025-07-18.
- ^ Fitriana, Rina Marlina. "Wisata Panorama Tabek Patah Tanah Datar, Tiket Hanya Sekitar Rp5 Ribuan, Ada Spot Foto Kekinian - Harian Haluan - Halaman 2". Wisata Panorama Tabek Patah Tanah Datar, Tiket Hanya Sekitar Rp5 Ribuan, Ada Spot Foto Kekinian - Harian Haluan - Halaman 2. Diakses tanggal 2025-07-18.
- ^ "Desa Wisata Aua Sarumpun". jadesta.kemenparekraf.go.id. Diakses tanggal 2025-07-19.
- ^ "Atraksi Pariwisata di Kabupaten Tanah Datar". sisparnas.kemenparekraf.go.id. Diakses tanggal 2025-07-19.
Pranala luar

