More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Bahasa Jawa Mataraman - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Jawa Mataraman - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bahasa Jawa Mataraman

  • Jawa
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Jawa Mataraman
ꦧꦱꦗꦮꦩꦠꦫꦩꦤ꧀
Basa Jawa Mataraman
Dituturkan di Indonesia
Wilayah

Jawa Timur


  • Eks-Karesidenan Madiun (Mataraman Kulon)
    • Kota Madiun
    • Kab. Madiun
    • Kab. Ponorogo
    • Kab. Magetan
    • Kab. Ngawi
    • Kab. Pacitan (bagian timur)
  • Eks-Karesidenan Kediri (Mataraman Wetan)
    • Kota Kediri
    • Kab. Kediri
    • Kota Blitar
    • Kab. Blitar
    • Kab. Nganjuk
    • Kab. Tulungagung
    • Kab. Trenggalek
  • Jawa Timur lainnya
    • Kab. Malang (sebagian kecil barat dan sebagian kecil selatan, dekat perbatasan Blitar dan Kediri)
    • Kab. Jombang (sebagian kecil barat, dekat perbatasan Nganjuk dan Kediri)
    • Kab. Jember (sebagian selatan)
    • Kab. Banyuwangi (sebagian selatan)
Penutur
± 15 juta
Rumpun bahasa
Lihat sumber templat}}
Beberapa pesan mungkin terpotong pada perangkat mobile, apabila hal tersebut terjadi, silakan kunjungi halaman ini
Klasifikasi bahasa ini dimunculkan secara otomatis dalam rangka penyeragaman padanan, beberapa parameter telah ditanggalkan dan digantikam oleh templat.
  • Austronesia Lihat butir Wikidata
    • Melayu-Polinesia Lihat butir Wikidata
      • Jawanik Lihat butir Wikidata
        Cari tahu mengapa.Halaman Jawanik masuk dalam cabang rumpun dari Sunda-Sulawesi yang oleh ahli linguistika dianggap usang dan telah digantikan oleh Melayu-Polinesia.
        • Jawa Lihat butir Wikidata
          • Dialek Tengah
            • Jawa Mataraman
Tampilkan klasifikasi manual
  • bahasa manusia
    • Austro-Tai
      • Austronesia
        • Melayu-Polinesia
          • bahasa Jawa Edit nilai pada Wikidata
            • Jawa Mataraman
Tampilkan klasifikasi otomatis
Posisi bahasa Jawa Mataraman dalam dialek-dialek bahasa Jawa Sunting klasifikasi ini

Catatan:

Simbol "†" menandai bahwa bahasa tersebut telah atau diperkirakan telah punah
  • Jawa Modern
    • Barat
      • Banten-Cirebon
        • Banten Utara
        • Indramayu
        • Cirebon
      • Pesisir Lor
        • Tegal-Brebes
        • Pemalang
      • Pekalongan
      • Banyumasan
    • Tengah
      • Bagelen-Kedu
        • Bagelen
        • Kedu
      • Mataram
        • Solo-Yogya
        • Semarang-Demak-Kudus-Jepara
          • Semarang
          • Kudus
      • Blora
      • Madiun-Kediri
    • Timur
      • Arekan
        • Jombang
        • Surabaya
        • Malang-Pasuruan
        • Lumajang
      • Gresik
        • Diponggo
      • Tengger
      • Using-Banyuwangi
    • Mancadwipa
      • Karibia
      • Kaledonia Baru
Sistem penulisan
  • Aksara Jawa
  • Pegon (Arab-Jawa)
  • Alfabet Latin
Kode bahasa
ISO 639-3–
Glottologmadi1264[1]
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat
Tentang artikel
Pemberitahuan
Templat ini mendeteksi bahwa artikel bahasa ini masih belum dinilai kualitasnya oleh ProyekWiki Bahasa dan ProyekWiki terkait dengan subjek.
Perhatian: untuk penilai, halaman pembicaraan artikel ini telah diisi sehingga penilaian akan berkonflik dengan isi sebelumnya. Harap salin kode dibawah ini sebelum menilai.

{{PW Bahasa|importance=|class=}}


Terjadi [[false positive]]? Silakan laporkan kesalahan ini.

22.17, Minggu, 21 September, 2025 (UTC) •
hapus singgahan
Sebanyak 1.589 artikel belum dinilai
Artikel ini belum dinilai oleh ProyekWiki Bahasa
Cari artikel bahasa
Cari artikel bahasa
 
Cari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)
 
Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Artikel bahasa sembarang
Halaman bahasa acak

Bahasa Jawa Madiun-Kediri atau Bahasa Jawa Mataraman (bahasa Jawa: ꦧꦱꦗꦮꦩꦠꦫꦩꦤ꧀ translit. Basa Jawa Mataraman) adalah dialek bahasa Jawa modern yang dituturkan di daerah Kebudayaan Mataraman Jawa Timur, meliputi bekas wilayah keresidenan Madiun dan keresidenan Kediri di Jawa Timur.[2][3] Istilah "Mataraman" merujuk pada suatu wilayah kebudayaan yang meliputi wilayah Jawa Timur bagian barat daya karena wilayah tersebut menjadi wilayah provinsi Jawa Timur modern yang paling akhir diserahkan ke pemerintah Hindia Belanda sampai berakhirnya perang Diponegoro oleh Kesultanan Mataram.[4]

Dialek Mataraman juga dituturkan diluar wilayah Mataraman seperti sebagian kecil Kabupaten Malang, sebagian kecil Kabupaten Jombang serta sebagian selatan Kabupaten Jember, seperti (Wuluhan, Ambulu, Tempurejo) dan seluruh kecamatan di bagian selatan Kabupaten Banyuwangi. umumnya dialek Mataraman yang dituturkan diluar wilayah Mataraman banyak terpengaruh dialek Arekan.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2020, jumlah persentase penutur bahasa Jawa dialek Mataraman mencapai 34,62% dari jumlah penduduk Jawa Timur secara keseluruhan.[5][6] Dengan demikian, dialek Mataraman menjadi dialek dengan jumlah penutur terbesar di Jawa Timur.[6]

Hal yang paling terlihat dari bahasa Jawa dialek ini adalah penggunaan bahasa yang masih terkesan halus, meskipun tidak sehalus dialek Surakarta.[7] Selain itu, bahasa Jawa dialek Mataraman terdapat perbedaan pada intonasi dengan bahasa Jawa standar karena sering memberi tekanan pada suku kata pertama, sebagai contoh "Byuh-byuh, uayuné cah iki" ("Waduh, cantiknya anak ini").[8]

Penyebaran wilayah kebudayaan

[sunting | sunting sumber]

Menurut budayawan dan dosen Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono, dalam penelitian mengenai Jawa Mataraman, wilayah kebudayaan Mataraman terbagi menjadi dua, yaitu Mataraman Kulon (meliputi wilayah Ngawi, Madiun, Magetan, Pacitan, dan Ponorogo), Mataraman Wétan (meliputi wilayah Kediri, Blitar, Nganjuk, Trenggalek, dan Tulungagung) di Jawa Timur.[9][10][11] Kepekatan kebudayaan sosial Mataraman lebih mudah dijumpai di Mataraman Kulon daripada Mataraman Wétan.[3][12][9][11]

Selain itu, bahasa Jawa dialek Mataraman juga dituturkan oleh sebagian kecil masyarakat di Kabupaten Jombang dan Kabupaten Malang walaupun dalam penggunaanya terdapat pengaruh dari dialek Arekan.[13][14]

Beberapa kecamatan di Jombang bagian barat dan selatan , seperti Bandarkedungmulyo, sebagian barat Perak, sebagian Gudo dan sebagian Ngoro, memiliki pengaruh kebudayaan Mataraman walaupun juga terdapat banyak pengaruh dari Dialek Arekan.[15][16] Sementara itu, penutur jati bahasa Jawa dialek Mataraman di Kabupaten Malang tersebar di wilayah bagian barat, barat-selatan antara lain wilayah Kasembon, sebagian Ngantang, Donomulyo, sebagian kecil Sumberpucung dan sebagian Kalipare.[17]

Fonologi dan Pengaruh Dialek Lain

[sunting | sunting sumber]

Bahasa Jawa dialek Mataraman dari segi kosakata dan pengucapan memiliki banyak kemiripan dengan bahasa Jawa dialek Surakarta/Yogyakarta daripada bahasa Jawa Surabaya/Malang yang berlogat Arekan,

Akan tetapi Di beberapa wilayah Perbatasan antara Mataraman Wétan dan Arekan terdapat perbedaan bunyi jika dibandingkan dengan dialek Mataraman umumnya, seperti perubahan fonem [u] dan [i] menjadi [o] dan [e], hal tersebut hanya berlaku pada sebagian kosakata dan tidak semuanya, misalnya kata "mulih" yang seharusnya diucapkan [mulíh] terkadang diucapkan [moleh], hal ini hanya berlaku di beberapa kecamatan maupun desa yang berdekatan secara geografis dengan perbatasan Kabupaten Malang maupun Jombang seperti di wilayah Kabupaten Nganjuk bagian timur, Kabupaten Kediri bagian utara dan timur-utara, dan Kabupaten Blitar bagian Timur. Selain itu penggunaan kata "arek" juga lumrah digunakan di perbatasan wilayah tersebut walaupun kata "cah" juga terkadang masih digunakan.[18]

Pengaruh dialek Arekan lebih terkonsentrasi di perbatasan antar kabupaten penutur dialek Mataraman dan Arekan, Sebagian besar kecamatan-kecamatan di Kabupaten Kediri, Nganjuk, dan Blitar menggunakan dialek Mataraman dengan sedikit / minim pengaruh kosakata dari Arekan, terutama kecamatan yang jauh dengan perbatasan Jombang maupun Malang.

Sementara itu wilayah Mataraman Wétan bagian selatan seperti Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek terdapat beberapa ciri khas yang membedakan dengan dialek Mataraman lainya seperti penyisipan konsonan [i] atau [y] pada sebagian kecil kata semisal kiabur (beterbangan), madhyang (makan), biyalang (lempar), biyanter (sangat cepat).

tetapi perbedaan antara dialek Mataraman di Jawa Timur dan dialek Mataram Surakarta-Yogyakarta tidak se-ekstrem perbedaan antara dialek Mataraman dan Ngapak/Banyumasan. Perbedaan utama bahasa Jawa Mataraman dengan bahasa Jawa Solo-Yogya cenderung merupakan perbedaan dalam terminologi, intonasi, atau preferensi kosakata.

Hal ini diperkuat fakta empiris bahwa warga Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Wonogiri bagian timur yang merupakan dua kabupaten bertetangga di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah menuturkan kosakata bahasa Jawa yang sama persis tanpa perbedaan dialek seperti wilayah bagian timur kabupaten Wonogiri, meliputi kecamatan Sidoharjo, Girimarto, Jatisrono, Jatipurno, Jatiroto, Slogohimo, Purwantoro, Bulukerto, Puhpelem, dan Kismantoro.

Sebaliknya bagian barat Kabupaten Pacitan seperti kecamatan Donorejo, Punung, Pringkuku dan Pacitan malah menggunakan Dialek Surakarta-Yogyakarta sama seperti wilayah eks-Keresidenan Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai beberapa perbedaan dengan Dialek Mataraman.

Kosakata

[sunting | sunting sumber]
Dialek Mataraman (Madiun-Kediri) Dialek lain / Bahasa baku Bahasa Indonesia
cêdhêg

(Contoh: healah cêdhêg kene ae luh)

cêdhêk, cidhêk, carêk, parêk (Arekan),

cêdhak, cêrak (surakarta) parêk / pêrêk (tegal-brebes)

dekat
kênek

(Contoh: ora kenek dibukak i gek kudu diapakne iki ?)

kênå (surakarta) dapat
konok'an, ngono

(Contoh: barang konok'an kok disimpên)

seperti itu
bar, mari

(Contoh: aku bar/mari mangan iki)

mari (Arekan),

rampung/bar (surakarta) pragat (tegal-brebes)

selesai
dhisìk, dhikìk dulu
biyén, bêngén(sebagian nganjuk utara) biyén (surakarta) dahulu
masiyå

(Contoh: masiyå dibênakne panggah ra kenek)

sênajan (surakarta) walaupun
jêdhìng

(Contoh: jêdhinge kurasên dikik)

kolah (surakarta) kamar mandi
tuwek

(Contoh: kuwi wong tuwek kakean polah )

tuwå (surakarta)

tuwa, kaplak (tegal-brebes)

tua
gêndhêng

(Contoh: ati ati enek wong gêndhêng klayaban turut trotoar)

edan / kenthir (surakarta) gila
sêdhilut

(Contoh: halah sêdhilut ae ora suwi-suwi)

sêdhélå (surakarta)

sêdhélat (tegal-brebes)

sebentar
batùr, kåncå kåncå

batir (banyumasan)

teman
mbaturi

(Contoh: ayo tak baturi tuku es)

ngancani

batiri (Banyumasan)

menemani
manjìng

(Contoh: peh ki mau prei ora manjing aku)

Masuk kerja
êrùh

(Contoh: ra êrùh carane aku)

wêrùh mengerti
engko, engké mengko (surakarta) nanti
mélu, ngêtut, nutut

(Contoh: aku lagi nututi cah kae soale mencurigakan)

mélu ikut, mengikuti
jolayak, mulane

(Contoh: jolayak ambuné bacin )

mulane (surakarta) makanya
jajal

(Contoh: wis tak jajal tapi panggah ae ngono )

nyacak (arekan) niliki (arekan) mencoba
ratan, dalan

(Contoh: åjå dolanan nyang ratan akeh kendaraan gede)

embong (arekan)

gili (banyumasan)

jalan
isah-isah

(Contoh: ajange arep tak isahi dhisik)

korah-korah (arekan) asah-asah (surakarta) cuci piring
jogan

(Contoh: jogane dipel sing resik)

lantai
ajang, piring

(Contoh ajange såpå kuwi kok di deleh kene)

piring piring, pinggan
cêgèh

(Contoh: kok cêgèh men ngladeni wong kuwi)

males malas
kirik

(Contoh: kirike wes gedhe ngono dipakani åpå)

asu (surakarta) anjing (segala usia)
delok, deleng, sawang, ngewasi melihat
sawang (Contoh: sawang ning kamarmu resikånå) sarang laba-laba
cêblok, tibå, cêglok, jêbluk

(Contoh: klambine cêblok kabeh ra kok entasi kono)

logor, rutuh (Arekan)

tibå (surakarta) gigal (banyumasan)

jatuh
dhêlik

(Contoh: cah kae dhelikan ngisor kasur)

singid (Arekan),

umpêt (surakarta)

sembunyi
gajuli, gênteni

(Contoh: wis tak gajuli rasah kawatir)

genteni menggantikan
jumùk, jikùk, jimùk, jukùk, jupùk

(Contoh: jukuken bukuku ndang )

jupùk (surakarta)

jukut (banyumasan)

ambil
tewel

(Contoh: aku jangan tewel sampean arep pora ?)

gori (surakarta) nangka muda
manéh, mênéh, manèng, êngkas

(Contoh: tambahånå sithik êngkas gulåne)

lagi
sirah, ndas, pathak (kasar, serapan dari bahasa sansekerta pathaka) (Contoh: pathakmu kuwi wis di penakne malah kåyå ngono) sirah kepala
klêjingan

(Contoh: bocah kok klêjingan eram)

- suka bercanda, tidak bisa diajak serius
gawe, gae

(Contoh: sampean lagi gawe åpå)

buat
ngangge, ngge, gawe, gae

(Contoh: jajal nggenên / gaenen klambine sêdhêng åpå ora)

nganggo (surakarta) memakai
jêdhir

(Contoh: jolayak lambemu jêdhir wong mari di entup tawon)

lambe abùh mulut bengkak
mbêndul

(Contoh: mripate mbêndul bar tukaran karo bojone)

mata bengkak
blêdùg

(Contoh: biyuh kok kêbêg blêdug tok åpå ra tau kok resiki)

lêbu (surakarta) debu
cêlùk, nyêlùk

(Contoh: tulung cêlukên wanto)

ngundang / nyêlùk (surakarta) memanggil
bêlùk, bùlêg

(Contoh: pabrike kobongan bêluke tekan endi endi)

kêbùl, kukùs (surakarta) asap
bênakne, bênaknå, dandani, garap

(Contoh: tulung bênakna hp ku mati pêt soale)

benerke, garap (surakarta) mengerjakan/memperbaiki
dikènèkné

(Contoh: aku emoh dikènèkné)

'-' dibuat begini
gladhik

(Contoh: dadi bocah åjå gladhik eram)

- meminjam tanpa izin
cluthak, cêngkrê ngomong sembarangan
arang kadhing, arang

(Contoh: arang kadhing le tuku ngono kuwi)

jarang jarang
dhing

(Contoh: iyå dhing aku sing klalen)

- deh
koyah, jagongan

(Contoh: le koyah ra enek enteke)

jagongan (surakarta) mengobrol
magak

(Contoh: kok muagak eram, mending ra usah)

nanggung tanggung
mbêgêgêg

(Contoh: awit mau mbêgêgêg ora gelem obah)

- diam ditempat / tidak goyah
mak bêdunduk' - tiba-tiba muncul
tanduk, imbuh

(Contoh: jik luwe tå ? tandukå sing akeh)

imbuh (surakarta) tambah lagi
deleh, seleh

(Contoh: delehen kene duite)

seleh (surakarta)

dalahi (banyumasan)

taruh
kêbêg, bêg

(Contoh: wis kêbêg mêncêp banyune)

kêbê'(Arekan)

kêbak (surakarta) kêbêg (banyumasan)

penuh
tumplêg, kutah

(Contoh: segane tumplêg ning ngisor )

tumplak, kutah (surakarta) tuang, tumpah
sêdakne, nyêdakne

(Contoh: tak sêdakne uripmu sårå)

nyupatani (surakarta) menyumpahi
jêmbar, lodhang, åmbå luas
sak umbrùk, sak dayak

(Contoh: klambine sak umbrùk ning lemari)

pirang-pirang sangat banyak
biyayakan, yakyakan

(Contoh: nak numpak motor åjå biyayakan)

sembrono, ugal-ugalan
gêmbêrah

(Contoh: åjå gêmbêrah ae dirungokne tanggane)

ribut
dlondong, anak

(Contoh: dlondongmu saiki sekolah ning êndi?)

anak anak
nyinggahne, nyimpên

(Contoh: sabên ulan mesti nyinggahne duit)

menyimpan, menyisihkan
suwùn

(Contoh: suwùn wes ditumbasne klambi)

terimakasih
kanten

(Contoh: dadi wong sing kanten)

sabar
enggek-enggekne

(Contoh: isamu mung ngenggek-ngenggekne aku tok)

ewuh merepotkan, menyusahkan
ingkrag-ingkrigên, lårå-låranên

(Contoh: dadi bocah kok ingkrag-ingkrigên)

sakit-sakitan
marai

(Contoh: awakmu kuwi marai aku nesu ae)

marakke (surakarta) menyebabkan
nginggati

(Contoh: meh ae kenek untung tak inggati)

silik (surakarta) menghindari
le, nek, lak, nak

(Contoh: nak gêlêm ya mreneå)

yen (surakarta) kalau
dodok, lunggùh

(Contoh: dodok ning kursi åjå ning ngisor)

lunggùh (surakarta)

jagong (banyumasan)

duduk
(ngê)lih

(Contoh: tak êlih ya barange)

memindahkan
tibake, tibakno

(Contoh: tibake awakmu tå sing mrene ?)

jêbule (surakarta) ternyata
kedandapan, kesusu, keburu kesusu, grusa-grusu (surakarta) terburu-buru
umuk (Contoh: dadi bocah kok umuk tok) kebanyakan bicara, omong kosong
angus, gosong hangus
busik (Contoh: rambutmu kuwi lo busikên) merki, sindap (surakarta) ketombe
ben, men

(Contoh: mangan sing akeh men gelis gede)

cíkné, cík-é, cíkbèn (Arekan)

amrih, gen (surakarta)

supaya
méndahnéyå, dahniyå apa lagi
mambêngi, dék bêngi

(Contoh: mambêngi aku turu ning umahé kancaku)

mau bengi tadi malam
maêng, mau

(Contoh: maêng wis tak takokne)

mau

miki (tegal-brebes & banyumasan)

tadi
dilokne

(Contoh: aku mau dilokne kancaku)

dipoyoki (surakarta) di kata-katain
Kat, ket, kawit, awit

(Contoh: kat mau wis tak ênteni)

sing (tegal-brebes)

sekang (banyumasan)

sejak
sùk êmben

(Contoh: sùk êmben dolanå mrene)

besok lusa / kapan-kapan
karo dene, andéknå,

athiknå (tulungagung-trenggalek) (Contoh: karo dene awakmu wis ngerti)

barekan (arekan) lagipula
glangsìng, goni

(Contoh: klambine sing ra kanggo wes tak adahi glangsìng)

karung
anggit

(Contoh: tak anggit awakmu sing tuku)

pikirku
êmpakné, kakné, uripne

(Contoh: êmpaknå lampune kuwi)

urupke (surakarta) nyalakan
ora gemen-gemen

(Contoh: ora gemen-gemen wonge ngundang artis)

tidak main-main
glethak-glethek

(Contoh: nek deleh barang åjå glethak-glethek)

asal-asalan menaruh barang
polah

(Contoh: åjå kakehan polah)

tingkah
mudhùn, mêdhùn, mudhùk mudhun turun
jatuknå

(Contoh: jatuknå aku mau gelem)

andaikan
jêjêg, sadùk, pancal

(Contoh: jêjêgên / sadukên bal'e)

tendhang, pancal (surakarta)

dhupak, pancal (tegal-brebes & banyumasan)

tendang
lekas

(Contoh: mångså ne rêndhêng wis lêkas udan)

molai (Arekan)

wiwit (Surakarta)

mulai
cêpak, cêmêpak

(Contoh: wis tak cêpakne kabeh keperluane)

siapkan, sediakan
plêkiken

(Contoh: peh plêkien aku jalùk ngombene ndang)

mulut / tenggorokan seret
gêmplang, sawat, balang

(Contoh: tak gêmplang sandal kapok lak ya wis)

lempar
padhang jingglang

(Contoh: padhang jingglang rembulane)

terang benderang
pêtêng dhêdhêt

(Contoh: kok pêteng dhêdhêt lampune ora kok êmpakne tå ?)

gelap gulita
pek (dari kata apek)

(Contoh: bukune tak pek oleh pora ?)

memiliki/mengambil barang menjadi kepunyaan pribadi
èngkèl-èngkèlan, èyèl-èyèlan

(Contoh: kat mau èyèl-èyèlan ra wis-wis)

tidak mau mengalah dalam bicara, perdebatan sengit
sludar-sludur, wira-wiri

(Contoh: åjå sludar-sludur ae)

mondar-mandir
gawing, nyantol

(Contoh: klambine gawing ning pemeyan lùh)

menggantung
mirang, wirang malu yang keterlaluan
macanan, wanenan pemberani, tidak punya rasa takut
ita-itu, ingah-ingih

(Contoh: cah kae loh ita-itu)

sok-sok'an, plin-plan
bothé, talês talês talas
urung, durung, udhung, ugung gúrúng (Arekan), belum
lémpoh

(Contoh: peh lempoh awakku bar mlayu-mlayu tekan kono mau)

kesel (surakarta),

pegel, legrek (Arekan)

lelah
mbècèk, buwuh

(Contoh: usume wong mbecek ngene iki)

búwúh (Arekan)

njagong (surakarta)

kondangan
ngéndhangi, niliki mêthuk (surakarta),

nyambangi (Arekan)

menjenguk
atrah, pancèn, tarahan, tanyat (Ngawi), tanah (Magetan), jatah (Pacitan), terahe (Ponorogo), nyatu (Trenggalek/Tulungagung), patrah/atrah (Kediri) , nyatrah (Blitar) pancèn (Mataram),

ancèn (Arekan)

nyåtå(Surakarta)

memang
tekan, tekå tútúg, anjok (Arekan)

gutul (banyumasan) anjog (tegal-brebes)

tiba
bener, pener tepak (Arekan) betul
kêrêp gêlêk (Arekan) sering
enek, eneng ånå' (Arekan) ada
nyelot, nyelet, sangsaya

(Contoh: såyå suwe kok nyêlot nemen cah kuwi)

tambah (Arekan) semakin
barngono, barkuwi maringono (Arekan) setelah itu
sesuk

(Contoh: åjå lali sesuk aku arep rono)

mêné (Arekan) besok
karo, mbek, ambi barèk, ambèk (Arekan) dengan
ambêgan (Contoh: ambêganmu kok mêngkis-mêngkis nyapå ?) nafas
mêngkis-mêngkis tersengal-sengal (nafas)
keri kari (Arekan) tertinggal
rêsik rijig (Arekan) bersih
nyilih nyêlang (Arekan) pinjam
dhuwur dhukur (Arekan) atas
ngisor, ngêsor ningsor, ndisor (Arekan) bawah
aluwung, angur

(Contoh: angur aku turu ketimbang tuku barang ra genah)

aluk, athuk, mendhing (Arekan) lebih baik
kadhêmen, katisên kathukên (Arekan) kedinginan
amargå, mergane, mergakna mergå, polahé (Arekan) karena
mas, mbak, kang, yu cak/mas, mbak/yuk/ning (Arekan) kakak laki-laki/perempuan
arep

(Contoh: arêpe tuku pakan iwak aku)

katé (Arekan)

pan (tegal-brebes)

akan
kae (berasal dari ika+e), kuwi (berasal dari iku+i) ikå, iku (Arekan) itu
gumun, mêng

(Contoh: gumun aku jane Ki nyapo kok panggah nesu ae)

hèran, èran, kèran (Arekan) heran
mbegot, mutung, mecucu nggondhok, mutung, purik (Arekan) merajuk
bedhèk, jedhèk badhèk (Arekan) tebak
busêg

(Contoh: dibusegi kabeh nomere )

busak (surakarta) hapus
bocah, cah arèk (Arekan),

laré (Osing)

anak
bodho, pekok, cengoh, mendho, kenthùk, koplak, lolok, kuwuk, ndhos(kediri) (Contoh: cah kok cêngoh eram) goblog, longor, bodho, bénto (selain Arekan juga digunakan oleh dialek Bojonegoro), koplak, congok, koplèr (Arekan)

lengub (banyumasan)

bodoh
hèci (Madiun, Ponorogo)

piå-piå (Ngawi), ote - ote (ex keresidenan kediri)

Ote - ote (Surabaya), wèci (Malang), bakwan sayur
têkå, sångkå såkå, sångkå (surakarta),

têkå' (Arekan) sing (tegal-brebes) sekang (banyumasan)

dari
kepung, uber, oyak, godag, buru buru, uber kejar
tognå, losne/jarne (Kediri, Nganjuk, Tulungagung), umbaren (Blitar) babahnå (Arekan)

jorna (banyumasan)

biarkan
suwi, suwe

(Contoh: peh-peh kok suwi eram)

suwé, lawas (surakarta) lama
barakan, jajaran

(Contoh: cah kae mau luh barakanku)

pantaran (Arekan) sebaya, sepantaran, sekelas dalam suatu jenjang (sama-sama kelas II/V/VIII/XI)
idêr (Contoh: wong'e idêr janganan ngetan ngulon sampek sa enteke) midêr (Arekan) menawarkan barang, berjualan dengan cara berkeliling
jingklong, nyamuk

(Contoh: peh jingklong tok tak gawe sofel)

lamuk (Arekan)

lêmud (surakarta) Jengklong (Sragen)

nyamuk
kêblondrok

(Contoh: ki mau tuku segå lakok kêblondrok regå 50 ewu)

menyesal setelah membeli suatu barang karena harga yang ditawarkan terlalu mahal
kêmlinthi, kêmlelet, kementhùs

(Contoh: bocah kok kêmlinthi eram dhapuk wong sugih)

kemaki (Mataram)

meteges, kemenyek (Arekan) kêmlêthak (tegal-brebes)

sombong
mblithuki, ngapusi

(Contoh: aku bar diblithuki karo cah wi)

nggorohi, mbujuki (Arekan)

ngapusi (surakarta) ngelombo (Banyumasan)

berbohong
mên, eram

(Contoh: kok enak eram aku sing tuku kok kowe sing mangan)

têmên (Arekan), banget (Surakarta) sangat ... sekali
murus

(Contoh: peh wêtêngku murus i kakehan mangan lombok palìng)

murus, mèncrèt, kecirit (Arekan)

kapicirit (banyumasan)

sakit perut, diare, mencret
porah, sekarep

(Contoh: porah wis ra urus)

opo jare

pan bêlih (tegal-brebes)

terserah
níng, nêng, ndik, nyang

(Contoh: ning kene, ndik kene, nyang kene)

enggek, ndhek, nong, nok, nang (Arekan),

níng, ing (Mataram)

di, ke
nggajak sangar, mbois (Arekan) keren, necis
ngengkag berjalan cepat dengan gerakan goyang
nyapå, giniya

(Contoh: nyapå kok turu ae ?)

lapå, åpå-å, kenèk åpå (Arekan),

ngåpå (surakarta)

kenapa, mengapa
nylènthèt nglimput (Arekan) membolos
sikil, tokor/slunthang (kasar) sikil kaki
pakpuh/bupuh (Ngawi, Madiun)

pakdhé/pakpuh/budhé/bulik (Tulungagung - Kediri)

pakdhé, budhé/mbokdhé (Arekan) paman/bibi
panggah, ajêg

(Contoh: awit biyen panggah ae ngono)

pancêd (Arekan)

ajêg (tegal-brebes)

tetap
papag, susul papag (Arekan) jemput
ritèk (Kediri, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung)

ritak (Ponorogo, Madiun)

berarti "saja"; bisa diartikan sebagai ungkapan penekanan.
Ora ritèk/ritak: "tidak usah"
ora, ra, nḍak, gak gak, igak (Arekan)

ora (surakarta) belih (tegal-brebes)

tidak
alon mên alon banget (surakarta) pelan sekali
ngrungokne ngrungokake (surakarta) mendengarkan
nukokne, numbasne nukokake, numbasake (surakarta) membelikan
jukukne jupukake (surakarta) mengambilkan

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Bahasa Jawa Arekan
  • Bahasa Osing

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Jawa Mataraman". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. ; ;
  2. ^ E.M., Uhlenbeck (1964). A Critical Survey of Studies on the Languages of Java Madura. The Hague: Martinus Nijhoff. OCLC 469418172. Pemeliharaan CS1: Lokasi penerbit (link)
  3. ^ a b Ignatius Kristanto; Yohan Wahyu, ed. (21 Juli 2008). "Kuali Peleburan di Tlatah Jawa Timur". Kompas.com. Diakses tanggal 11 Maret 2021.
  4. ^ Basuki, Ribut. (2010). "Negosiasi Identitas dan Kekuasaan dalam Wayang Kulit Jawa Timuran". Disertasi. Depok: Universitas Indonesia
  5. ^ Kota Madiun Dalam Angka. Madiun: Badan Pusat Statistik Kota Madiun. 2021. hlm. 241–242. ISSN 0215-5966. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  6. ^ a b "Kelompok Mataraman Mendominasi Jumlah Penduduk di Jawa Timur". Times Indonesia. 25 Januari 2021
  7. ^ Budi, Arifina (27 Desember 2016). "Ini Keunikan yang Hanya Dimiliki Masyarakat Jawa Timur". Good News From Indonesia. Diakses tanggal 28 Januari 2020.
  8. ^ Paryono, Yani (2014). Sistem Kata Ulang Bahasa Jawa Subdialek Madiun. doi:10.31503/madah.v5i2.515.
  9. ^ a b Satrya, I Dewa Gde (16 Agustus 2016). "Belajar Nilai dari Keluarga Jawa Mataraman". Universitas Ciputra. Diakses tanggal 28 Januari 2020.
  10. ^ "Kuasai Dua Wilayah Ini, Paslon Menangi Pilgub Jatim". PublikSatu. 19 Maret 2018
    "Peta demografi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2018 dibagi menjadi 5 sub-kultural wilayah, meliputi Arek, Mataraman, Mataraman Pesisir, Madura dan Tapal Kuda."
  11. ^ a b Fuad, A. Jauhar. (2019). Tlatah dan Tradisi Keagamaan Islam Mataraman. Kediri: Institut Agama Islam Tribakti
  12. ^ "Ditentukan di Mataraman". Kompas.com. 24 Juli 2008. Diakses tanggal 11 Maret 2021.
  13. ^ "Bahasa di Jombang Beragam, Ada Matraman dan Arek". Kabar Jombang. 2020-08-11. Diakses tanggal 2020-10-05.
  14. ^ "Kisah Kota Malang, Calon Ibu Kota Negara". Terakota. 2018-01-02. Diakses tanggal 2020-02-27.
  15. ^ "Kebudayaan Masyarakat Jombang". Pusaka Jawatimuran. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur. 28 Juli 2012
  16. ^ Cahyono, Heru. 2008. Wayang Jombangan: Penelusuran Awal Wayang Kulit Gaya Jombangan. Jombang: Pemerintah Kabupaten Jombang, Hal: 1-3
  17. ^ Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Malang 2011-2015: Gambaran Umum dan Kondisi Wilayah Kabupaten Malang (PDF). Malang: Pemerintah Kabupaten Malang. hlm. 2–28. Diarsipkan (PDF) dari versi aslinya tanggal 2020-01-11. Diakses tanggal 2020-10-05.
  18. ^ Ningsih, Faridha Sadik Purwita (2013). "Pemetaan Bahasa Jawa Dialek Mataraman di Kecamatan Puncu (ex Kawedanan Pare), Kabupaten Kediri, Jawa Timur". Universitas Muhammadiyah Malang: hlm. 3.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Pedoman Umum Ejaan Bahasa Jawa (PUEBJ)
  • Leksikon bahasa Jawa di Sastra.org
  • Bausastra Jawa oleh W.J.S. Poerwadarminta
  • Kamus bahasa Indonesia-Jawa
  • Kamus bahasa Jawa-Inggris di SEAlang Projects
  • Kamus Bahasa Jawa Madiun - Indonesia Diarsipkan 2020-05-19 di Wayback Machine.
  • l
  • b
  • s
Bahasa Jawa
Penulisan
  • Buda
  • Carakan
  • Cacarakan
  • Kawi
  • Latin
  • Pegon
  • Rikasara
Aksara Jawa
Tingkatan
Bahasa
  • Ngoko
    • lugu
    • alus
  • Krama
    • lugu
    • alus
Kosakata
  • Ngoko
  • Krama-ngoko
  • Krama
    • krama madya
  • Krama inggil
    • krama andhap
Dialek
Bagian Barat
  • Banten
  • Indramayu
  • Cirebon
Bagian Tengah
  • Banyumas
  • Kedu
  • Mataram (standar)
  • Mataraman
Pesisiran
  • Tegal
  • Pekalongan
  • Semarang
  • Muria
Bagian Timur
  • Jombang
Arekan
  • Surabaya
  • Malang
Bahasa terkait
  • Bagongan
  • Jawa Kuno
    • Kawi (kesusastraan)
  • Osing
  • Suriname
  • Tengger
Topik terkait
  • Angka
  • Jawanisme
  • Sastra Jawa
  • Kongres
    • bahasa
    • aksara
  • Wikipedia
  • Blok Unicode
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bahasa_Jawa_Mataraman&oldid=27829017"
Kategori:
  • Galat CS1: nama tampilan
  • Artikel yang menggunakan kotak info yang tidak memiliki baris data
  • Artikel bahasa September 2025
  • Artikel Bahasa belum dinilai NA
  • Dialek bahasa Jawa
  • Bahasa Jawa
  • Kabupaten Ngawi
  • Jawa Timur
Kategori tersembunyi:
  • Halaman dengan argumen ganda di pemanggilan templat
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Galat CS1: pranala luar
  • Pemeliharaan CS1: Lokasi penerbit
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • Artikel mengandung aksara Jawa
  • Artikel bahasa dengan jumlah penutur yang tidak bertanggal
  • Artikel bahasa tanpa kode ISO 639-3 tetapi memiliki kode Glottolog
  • Artikel bahasa dengan kode Glottolog yang tidak bernama
  • Artikel bahasa tanpa referensi
  • Semua artikel bahasa
  • Artikel bahasa dengan field infobox yang tidak didukung
  • Artikel bahasa yang membutuhkan penilaian
  • Artikel bahasa dengan kotak info bahasa
  • Artikel mengandung bahasa Jawa
  • Templat webarchive tautan wayback

Best Rank
More Recommended Articles