Trem otonom IKN



Trem otonom IKN atau disebut juga sebagai Trem otonom Terpadu Nusantara merupakan transportasi publik pelopor sejak perayaan HUT RI 17 Agustus 2024 yang menggunakan trem otonom listrik dan beroperasi di kawasan KIPP subWP 1A, kota Nusantara. Trem Otonom Terpadu atau Autonomous Rail-Rapid Transit (ART) dalam skala terbatas--yakni dalam skala unjuk konsep--selamat bulan Agustus hingga sampai Oktober 2024. ART beroperasi antara Plaza Seremoni dan Rest Area Nusantara pulang-pergi, mengikuti arah jarum jam dari Plaza Seremoni, jalan Sumbu kebangsaan Timur, Jalan Titik Nol, Jalan Sumbu Kebangsaan Barat dan ke Plaza Seremoni kembali. Trem Otonom Terpadu ini menggunakan ban karet dan bergerak di jalan mengikuti virtual track, yang terdeteksi melalui sensor LIDAR (Light Detection and Ranging) dan GPS.
Kementerian PUPR sedang membangun 8 halte ultimate (utama) untuk menunjang operasional Trem Otonom Terpadu, yang akan digunakan pada loop ultimate (jalur lintasan utama), dengan rute dari Sumbu Kebangsaan Sisi Barat, Plaza Seremoni, Sumbu Kebangsaan Sisi Timur hingga kembali ke Sumbu Kebangsaan Sisi Barat dengan total jarak sekitar 4,9 km. Trem Otonom Terpadu ini akan menjadi teknologi pertama di Indonesia yang diuji coba tanpa rel, menggunakan baterai yang dipandu oleh marka jalan.[1]
Trem Otonom Terpadu ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu dari biaya investasi yang jauh lebih efisien dibandingkan dengan kereta konvensional yang menggunakan rel; dan dari segi kapasitas, Trem Otonom Terpadu tersebut dapat mengangkut penumpang secara masif dengan kapasitas mencapai 300 orang dalam 3 gerbong, hingga 500 orang dalam 5 gerbong dalam satu trainset dengan sekali perjalanan. Pengoperasian trem otonom menggunakan baterai yang disubstitusikan dengan marka jalan dan magnet. Hal tersebut diharapkan mampu mengurangi emisi gas rumah kaca dan pemakaian energi, sehingga sejalan dengan konsep dan prinsip IKN sebagai kawasan kota cerdas, hijau, serta berkelanjutan. Bagi pengunjung IKN dari luar kota yang telah mendaftar lewat aplikasi ponsel pintar IKNOW disarankan untuk memarkir kendaraan mereka di Rest Area Nusantara dan memakai bus listrik Bluebird menuju Plaza Seremoni, baru kemudian bisa mencoba Trem Otonom Terpadu ini.[2]
Status Operasional
Mengingat terbatasnya status operasional Trem Otonom dalam tahap unjuk konsep, operasional selama bulan Agustus hingga Oktober difokuskan ke dalam stratara terbatas, yakni tahap pengujian. Adapun, hasil evaluasi bersama OIKN dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa sistem otonom ART belum dapat berfungsi sepenuhnya secara otomatis. Masalah meliputi performa teknis yang belum optimal, keamanan dalam lalu lintas campuran (mixed traffic), serta sistem pengereman otomatis yang belum andal.[3] Akibatnya, trem ART dikembalikan ke penyedia teknologi di RRT karena belum memenuhi standar operasional di IKN. [4] Rekommendasi evaluasi mempertegas perlunya penyempurnaan sistem otonom, keselamatan, dan interoperabilitas sebelum potensi ART dapat digunakan secara massal sebagai bagian dari layanan transportasi publik di Ibu Kota Nusantara.
Referensi
- ^ "Wujudkan Masa Depan Transportasi Cerdas dan Berkelanjutan: Otorita IKN Persiapkan PoC Trem Otonom Terpadu". ikn.go.id. 2024. Diakses tanggal 25 September 2024.
- ^ "Menhub Lakukan Uji Coba Trem Otonom di IKN". dephub.go.id/. 2024. Diakses tanggal 25 September 2024.
- ^ Yasmin, Puti Aini (2024-11-13). "Kemenhub soal Trem Otonom IKN Dikembalikan ke China: Belum Penuhi Standar". iNews.ID. Diakses tanggal 2025-07-24.
- ^ "Fakta-fakta Kereta Tanpa Rel IKN yang Bakal Dikembalikan ke Cina". Tempo. 2024-11-15. Diakses tanggal 2025-07-24.

