More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Budi daya perairan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Budi daya perairan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Budi daya perairan

  • Afrikaans
  • العربية
  • مصرى
  • Azərbaycanca
  • Беларуская
  • Български
  • বাংলা
  • Català
  • Čeština
  • Dansk
  • Deutsch
  • Ελληνικά
  • English
  • Esperanto
  • Español
  • Eesti
  • Euskara
  • فارسی
  • Suomi
  • Français
  • Galego
  • ગુજરાતી
  • עברית
  • Hrvatski
  • Magyar
  • Հայերեն
  • Italiano
  • 日本語
  • ಕನ್ನಡ
  • 한국어
  • Lëtzebuergesch
  • Lietuvių
  • Bahasa Melayu
  • Nederlands
  • Norsk bokmål
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Polski
  • پنجابی
  • Português
  • Română
  • Русский
  • Srpskohrvatski / српскохрватски
  • Simple English
  • Shqip
  • Српски / srpski
  • Svenska
  • தமிழ்
  • తెలుగు
  • ไทย
  • Tagalog
  • Türkçe
  • Татарча / tatarça
  • Українська
  • Oʻzbekcha / ўзбекча
  • Tiếng Việt
  • Winaray
  • 吴语
  • მარგალური
  • 中文
  • 粵語
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
"Budi daya perikanan" beralih ke halaman ini. Untuk pemeliharaan ikan, lihat budi daya ikan.
Pertanian
Umum
  • Agribisnis
  • Agroindustri
  • Agronomi
  • Ilmu pertanian
  • Jelajah bebas
  • Kebijakan pertanian
  • Lahan usaha tani
  • Mekanisasi pertanian
  • Menteri Pertanian
  • Perguruan tinggi pertanian
  • Perguruan tinggi pertanian di Indonesia
  • Permakultur
  • Pertanian bebas ternak
  • Pertanian berkelanjutan
  • Pertanian ekstensif
  • Pertanian intensif
  • Pertanian organik
  • Pertanian urban
  • Peternakan
  • Peternakan pabrik
  • Wanatani
Sejarah
  • Sejarah pertanian
  • Sejarah pertanian organik
  • Revolusi pertanian Arab
  • Revolusi pertanian Inggris
  • Revolusi hijau
  • Revolusi neolitik
Tipe
  • Akuakultur
  • Akuaponik
  • Hewan ternak
  • Hidroponik
  • Penggembalaan hewan
  • Perkebunan
  • Peternakan babi
  • Peternakan domba
  • Peternakan susu
  • Peternakan unggas
  • Peladangan
  • Portal:Pertanian
  • l
  • b
  • s
Pemanenan ikan lele di sungai Mississipi.

Budi daya perairan (juga disebut akuakultur) merupakan bentuk pemeliharaan dan penangkaran berbagai macam hewan atau tumbuhan perairan yang menggunakan air sebagai komponen pokoknya. Kegiatan-kegiatan yang umum termasuk di dalamnya adalah budi daya ikan, budi daya udang, budi daya tiram, budi daya rumput laut (alga). Dengan batasan di atas, sebenarnya cakupan budi daya perairan sangat luas namun penguasaan teknologi membatasi komoditas tertentu yang dapat diterapkan.

Budi daya perairan adalah bentuk perikanan budi daya, untuk dipertentangkan dengan perikanan tangkap.

Di Indonesia, budi daya perairan dilakukan melalui berbagai sarana. Kegiatan budi daya yang paling umum dilakukan di kolam/empang, tambak, tangki, karamba, serta karamba apung.

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Masyarakat pribumi Gunditjmara di Australia kemungkinan telah memelihara belut pada 6000 tahun SM. Terdapat bukti bahwa mereka telah mengubah dataran seluas 100 km2 di dekat danau Condah menjadi sekumpulan selat dan bendungan menggunakan anyaman yang digunakan sebagai jebakan ikan dan menjaga populasi belut agar dapat dimakan sepanjang tahun.[1][2]

Akuakultur di China telah beroperasi sejak 2500 tahun SM.[3] Pasca peluapan musiman sungai, beberapa jenis ikan, umumnya ikan mas terperangkap di kolam. Pembudidaya memberi makan ikan-ikan tersebut dengan larva dan kotoran ulat sutra. Seleksi telah menciptakan ikan koi dan ikan hias lainnya sejak Dinasti Tang.

Bangsa Romawi telah membudidayakan ikan di kolam.[4] Di Eropa tengah, berbagai biara umat kristiani mengadopsi praktik akuakultur bangsa Romawi.[5] Akuakultur di Eropa menyebar pada Abad Pertengahan karena ikan dan produk ikan harus diasinkan supaya awet sebelum didistribusikan ke tempat yang jauh dari perairan dan ketika itu transportasi cukup mahal.[6]

Di Amerika Serikat, pengembangan ikan spesies Salvelinus fontinalis dimulai pada tahun 1859 dan perbenihan ikan komersial dimulai pada tahun 1864.[7] Warga California memanen kelp pada tahun 1900 dan berusaha untuk menjaga suplainya agar tetap lestari. Kelp yang dipanen disuplai untuk Perang Dunia I.[8]

Hingga tahun 2007, sekitar 430 spesies ikan telah dibudidayakan oleh manusia, dengan 106 spesies baru dimulai di dekade tersebut. Berbeda dengan budi daya tanaman di mana saat ini hanya 0.08% tumbuhan yang telah didomestikasi dan budi daya hewan darat yang baru mendomestikasikan 0.0002% spesies hewan darat, spesies hewan laut yang telah didomestikasikan elah mencapai 0.13% dan tumbuhan laut 0.17%. Domestikasi umumnya dilakukan setelah puluhan tahun penelitian dan pengamatan.[9] Domestikasi spesies perairan memiliki risiko yang lebih rendah karena tidak menularkan penyakit ke manusia dan cenderung tidak membahayakan.[10] Tertahannya volume perikanan tangkap yang diakibatkan oleh eksploitasi berlebih dari spesies laut membuat para pelaku budi daya perikanan mulai mendomestikasikan hewan laut.[11][12]

Spesies yang dibudidayakan

[sunting | sunting sumber]

Ikan

[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Budi daya ikan

Ikan merupakan hewan yang paling umum dibudidayakan dalam akuakultur. Budi daya ikan mengusahakan pemeliharaan ikan secara komersial di kolam, tangki, atau laut dengan pembatas atau pelindung. Budi daya ikan juga membesarkan ikan untuk tujuan pemancingan rekreasi atau suplemen untuk meningkatkan jumlah ikan yang ada di alam liar. Saat ini ikan yang paling banyak dibudidayakan yaitu ikan mas, salmon, nila, dan lele.[13]

Di Mediterania, nelayan menjaring ikan tuna sirip biru Atlantik muda dalam keadaan hidup dan memeliharanya di dekat pantai hingga siap dipanen.[14]

Crustacea

[sunting | sunting sumber]

Budi daya udang di Asia Tenggara kini beranjak dari usaha tradisional hingga industri skala besar. Peningkatan teknologi meningkatkan kepadatan udang di dalam kolam, dan bibit udang dijual ke seluruh dunia. Saat ini seluruh jenis udang yang dibudidayakan berasal dari famili Penaeidae dengan 80%-nya berasal dari spesies Penaeus monodon dan Litopenaeus vannamei. Secara umum udang air tawar maupun air laut memiliki karakteristik dan penyakit yang sama.[15]

Praktik monokultur udang sangat rentan terhadap penyebaran penyakit yang mampu membinasakan seluruh udang yang dipelihara serta membahayakan lingkungan sekitar, sehingga praktik pemeliharaan secara lestari dipromosikan oleh berbagai organisasi lingkungan.[16]

Produksi udang secara global (tanpa kepiting dan lobster) pada tahun 2003 adalah 230 ribu ton.[17]

Mollusca

[sunting | sunting sumber]
Budi daya abalon

Budi daya kerang mencakup juga tiram dan spesies bivalvia lainnya. Mereka merupakan hewan penyaring dan deposit yang bergantung pada keberadaan plankton sebagai makanannya..[18] Pembudidayaan kerang secara umum amat bergantung pada jenis spesies dan kondisi lingkungan tempat ia hidup. Kerang dapat dipelihara di tambak pantai, menggunakan rawai, atau dikurung di dalam kandang mengapung. Kerang liar juga dapat ditangkap dengan mengambilnya secara manual dengan tangan atau mengeruknya dari dasar laut.

Abalon dipelihara sejak tahun 1950an di Jepang dan Cina.[19] Sejak tahun 1990an industri ini terus berkembang[20] yang disebabkan menurunnya suplai tangkapan abalon akibat penangkapan berlebih.[21]

Spesies lainnya

[sunting | sunting sumber]

Rumput laut dan alga juga termasuk spesies yang dipelihara dalam budi daya perairan. Hewan lainnya seperti timun laut, landak laut, ular laut, dan ubur-ubur juga dipelihara meski masih jarang. Di Cina, timun laut telah dipelihara di kolam.[22]

Dampak

[sunting | sunting sumber]

Akuakultur dibandingkan perikanan tangkap dapat lebih merusak lingkungan secara lokal namun lebih bersahabat secara global, per kg hasil.[23] Kerusakan lokal mencakup masalah penanganan limbah, penggunaan antibiotik, kompetisi antara hewan budi daya dan hewan liar, dan penggunaan ikan tangkapan dan budi daya untuk membudidayakan ikan karnivora. Spesies budi daya dapat menjadi spesies invasif jika terlepas ke lingkungan karena mereka diseleksi untuk tumbuh dan berkembang biak dengan cepat.Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengurangi masalah tersebut.[24]

Limbah dari akuakultur umumnya bersifat organik dan dapat terurai menjadi nutrisi untuk organisme lain. Namun keberadaan limbah organik yang terlalu banyak dapat mempengaruhi kadar oksigen terlarut di dalam air karena proses dekomposisi, sehingga membahayakan hewan yang amat tergantung pada oksigen terlarut.[25]

Dampak terhadap ikan liar

[sunting | sunting sumber]

Ikan salmon kini sedang disorot karena praktik budi dayanya. Ikan salmon merupakan karnivora yang membutuhkan ikan hasil tangkapan nelayan sebagai sumber pakannya.[26] Meski dapat diberi makan dari sumber nabati, tetapi hasilnya akan kurang baik karena salmon terkenal dengan kandungan asam lemak omega 3 yang hanya didapatkan dari akumulasi pada rantai makanan. Secara keseluruhan, nutrisi yang dihasilkan dari salmon jauh lebih rendah dari nutrisi yang didapatkan dari ikan yang diberikan kepada salmon. Total kadar minyak ikan dari ikan yang diberikan ke salmon lebih tinggi 50% dibandingkan minyak ikan yang dihasilkan salmon.[27] Dalam massa daging, satu kg daging ikan salmon didapatkan setelah memberikan beberapa kg ikan hasil tangkapan ke salmon. Pengembangan budi daya ikan salmon akan menyerap lebih banyak lagi ikan hasil tangkapan nelayan sehingga penangkapan ikan akan melebih batas kelestarian.[28]

Ikan salmon hasil budi daya juga telah diseleksi dan dimodifikasi secara genetika untuk menghasilkan salmon yang superior[29] sehingga lepasnya ikan salmon ke alam liar dapat mencemari genetika populasi ikan liar jika terjadi perkembangbiakan dengan spesies liar[30] dan menjadi spesies invasif.[31][32] Dalam sebuah percobaan di lab, ikan salmon liar yang bersilangan dengan ikan salmon hasil modifikasi genetika lebih agresif namun pada akhirnya tidak mampu bertahan.[33] Hal ini dapat menyebabkan punahnya salmon di alam liar.

Ekosistem pantai

[sunting | sunting sumber]

Akuakultur dapat membahayakan ekosistem perairan dekat pantai. Sekitar 20% dari hutan bakau di seluruh dunia telah dirobohkan sejak tahun 1980an untuk membangun tambak udang.[34] Biaya eksternal pada sistem perekonomian primitif tidak diperhitungkan sehinga secara keseluruhan kerugian jauh lebih besar dibandingkan keuntungan yang didapatkan.[35] Selama empat dekade di Indonesia, 269 ribu hektare hutan mangrove telah diubah menjadi tambak udang dan saat ini telah dibiarkan karena terjadi penumpukan toksin akibat usaha budi daya yang tidak lestari..[36][37]

Budi daya salmon mampu mencemari perairan setempat dengan fesesnya, yang sering kali mengandung antibiotik dan pestisida sistemik yang diberikan untuk menangkal penyakit dan hama.[28] Akumulasi logam juga terjadi, terutama tembaga dan seng.[38]

Prospek

[sunting | sunting sumber]

Perikanan tangkap secara global mengalami penurunan dengan rusaknya berbagai habitat ikan.[39] Budi daya ikan karnivora seperti salmon tidak membantu karena salmon justru memakan ikan lain yang sesungguhnya dapat dikonsumsi manusia.[40][41] Ikan yang berada pada tingkatan trofik yang tinggi pada rantai makanan cenderung tidak efisien sebagai produsen pangan.

Beberapa jenis akuakultur fotosintetik (alga dan rumput laut) dan hewan penyaring seperti kerang dan tiram cenderung lebih ramah lingkungan.[12] Mereka juga menyerap polusi dan nutrisi berlebih di perairan sehingga meningkatkan kualitas air.[42] Rumput laut menyerap nutrisi anorganik secara langsung dari air,[43] dan hewan penyaring menyerap fitoplankton dan partikel organik sehingga berperan sebagai detritivora.[44]

Berbagai organisasi akuakultur mempromosikan praktik usaha yang menguntungkan secara lestari dan berkelanjutan.[45] Metode ini mengurangi risiko pencemaran dan meminimalisasi stres pada ikan, mengistirahatkan kolam, dan menerapkan manajemen hama terpadu. Penggunaan vaksin diutamakan untuk mengurangi antibiotik.[46]

Sistem resirkulasi mendaur ulang air dengan menyaring kotoran ikan dan sisa makanan dan mengembalikan air yang telah bersih ke dalam tangki pemeliharaan. Sistem ini menghemat penggunaan air, dan limbah yang terkumpul dapat digunakan sebagai kompos. Sistem ini dapat diterapkan pada air tawar maupun air laut.[47]

Beberapa negara kini menggunakan energi terbarukan untuk akuakultur.[48] Di California, berbagai usaha budi daya ikan yang memproduksi ikan nilai, bass, dan lele mengambil air dari sumber geotermal sehingga mengurangi energi yang diperlukan untuk menghangatkan air. Dengan terjaganya temperatur air, ikan dapat tumbuh secara optimal sepanjang tahun dan menjadi dewasa lebih cepat. Secara kolektif, perikanan budi daya di California menghasilkan 4.5 juta kilogram ikan per tahun.[48]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • iconPortal pertanian
  • Akuaponik
  • Pertanian regeneratif

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Aborigines may have farmed eels, built huts ABC Science News, 13 March 2003.
  2. ^ Lake Condah Sustainability Project Diarsipkan 2013-01-03 di Archive.is. Retrieved 18 February 2010.
  3. ^ "History of Aquaculture". Food and Agriculture Organization, United Nations. Diakses tanggal 23 Agustus 2009.
  4. ^ McCann, Anna Marguerite (1979). "The Harbor and Fishery Remains at Cosa, Italy, by Anna Marguerite McCann". Journal of Field Archaeology. 6 (4): 391–411. JSTOR 529424.
  5. ^ Jhingran, V.G., Introduction to aquaculture. 1987, United Nations Development Programme, Food and Agriculture Organization of the United Nations, Nigerian Institute for Oceanography and Marine Research.
  6. ^ Salt: A world History Mark Kurlansky
  7. ^ Milner, James W. (1874). "The Progress of Fish-culture in the United States". United States Commission of Fish and Fisheries Report of the Commissioner for 1872 and 1873. 535 – 544 <http://penbay.org/cof/cof_1872_1873.html>
  8. ^ Peter Neushul, Seaweed for War: California's World War I kelp industry, Technology and Culture 30 (July 1989), 561-583.
  9. ^ [1]
  10. ^ Guns, Germs, and Steel. New York, New York: W.W. Norton & Company, Inc. 2005. ISBN 978-0-393-06131-4.
  11. ^ "'FAO: 'Fish farming is the way forward.'(Big Picture)(Food and Agriculture Administration's 'State of Fisheries and Aquaculture' report)." The Ecologist 39.4 (2009): 8-9. Gale Expanded Academic ASAP. Web. 1 October 2009. <http://find.galegroup.com/gtx/start.do?prodId=EAIM.>.
  12. ^ a b "The Case for Fish and Oyster Farming Diarsipkan 2009-05-12 di Wayback Machine.," Carl Marziali, University of Southern California Trojan Family Magazine, May 17, 2009.
  13. ^ Based on data sourced from the FishStat database
  14. ^ Volpe, J. (2005). "Dollars without sense: The bait for big-money tuna ranching around the world". BioScience. 55 (4): 301–302. doi:10.1641/0006-3568(2005)055[0301:DWSTBF]2.0.CO;2. ISSN 0006-3568.
  15. ^ New, M. B.: Farming Freshwater Prawns; FAO Fisheries Technical Paper 428, 2002. ISSN 0429-9345.
  16. ^ "About Seafood Watch". Monterey Bay Aquarium. Diarsipkan dari asli tanggal 2013-05-11. Diakses tanggal 2014-01-26.
  17. ^ Data extracted from the FAO Fisheries Global Aquaculture Production Database Diarsipkan 2005-09-27 di Wayback Machine. for freshwater crustaceans. The most recent data sets are for 2003 and sometimes contain estimates. Retrieved June 28, 2005.
  18. ^ Burkholder, J.M. and S.E. Shumway. 2011. Bivalve shellfish aquaculture and eutrophication. In, Shellfish Aquaculture and the Environment. Ed. S.E. Shumway. John Wiley & Sons.
  19. ^ "Abalone Farming Information". Diarsipkan dari asli tanggal 2007-11-13. Diakses tanggal 2007-11-08.
  20. ^ "Abalone Farming on a Boat". Wired. 25 January 2002. Diarsipkan dari asli tanggal 2007-01-04. Diakses tanggal 2007-01-27.
  21. ^ World Wildlife Fund. "Sustainable Seafood, Farmed Seafood". Diakses tanggal May 30, 2013.
  22. ^ Ess, Charlie. "Wild product's versatility could push price beyond $2 for Alaska dive fleet". National Fisherman. Diarsipkan dari asli tanggal 2009-01-22. Diakses tanggal 2008-08-01.
  23. ^ Diamond, Jared, Collapse: How societies choose to fail or succeed, Viking Press, 2005, pp. 479–485
  24. ^ Costa-Pierce, B.A., 2002, Ecological Aquaculture, Blackwell Science, Oxford, UK.
  25. ^ Thacker P, (June 2008) Fish Farms Harm Local Food Supply, Environmental Science and Technology, V. 40, Issue 11, pp 3445–3446
  26. ^ 8 species of wild fish found in aquaculture feed
  27. ^ FAO: World Review of Fisheries and Aquaculture 2008: Highlights of Special Studies Rome.
  28. ^ a b Seafood Choices Alliance (2005) It's all about salmon Diarsipkan 2015-09-24 di Wayback Machine.
  29. ^ Mcleod C, J Grice, H Campbell and T Herleth (2006) Super Salmon: The Industrialisation of Fish Farming and the Drive Towards GM Technologies in Salmon Production Diarsipkan 2013-05-05 di Wayback Machine. CSaFe, Discussion paper 5, University of Otago.
  30. ^ "David Suzuki Foundation: Open-net-cage fish farming". Diarsipkan dari asli tanggal 2016-05-15. Diakses tanggal 2014-01-26.
  31. ^ "'Aquaculture's growth continuing: improved management techniques can reduce environmental effects of the practice.(UPDATE)." Resource: Engineering & Technology for a Sustainable World 16.5 (2009): 20-22. Gale Expanded Academic ASAP. Web. 1 October 2009. <http://find.galegroup.com/gtx/start.do?prodId=EAIM.>.
  32. ^ < http://www.scielo.br/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S1679-62252011000400024>
  33. ^ Devlin RH, D'Andrade M, Uh M and Biagi CA (2004). "Population effects of growth hormone transgenic coho salmon depend on food availability and genotype by environment interactions". Proceedings of the National Academy of Sciences. 101 (25): 9303–9308. doi:10.1073/pnas.0400023101. Diarsipkan dari asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2014-01-26. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  34. ^ Nickerson, DJ (1999). "Trade-offs of mangrove area development in the Philippines". Ecol. Econ. 28 (2): 279–298. doi:10.1016/S0921-8009(98)00044-5.
  35. ^ Gunawardena1, M; Rowan, JS (2005). "Economic Valuation of a Mangrove Ecosystem Threatened by Shrimp Aquaculture in Sri Lanka". Journal of Environmental Management. 36 (4): 535–550. doi:10.1007/s00267-003-0286-9. Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list (link)[pranala nonaktif permanen]
  36. ^ Hinrichsen D (1998) Coastal Waters of the World: Trends, Threats, and Strategies Island Press. ISBN 978-1-55963-383-3
  37. ^ Meat and Fish Diarsipkan 2011-06-24 di Wayback Machine. AAAS Atlas of Population and Environment. Retrieved 4 January 2010.
  38. ^ FAO: Cultured Aquatic Species Information Programme: Oncorhynchus kisutch (Walbaum, 1792) Rome. Diakses 8 Mei 2009.
  39. ^ Tietenberg TH (2006) Environmental and Natural Resource Economics: A Contemporary Approach. Page 28. Pearson/Addison Wesley. ISBN 978-0-321-30504-6
  40. ^ Knapp G, Roheim CA and Anderson JL (2007) The Great Salmon Run: Competition Between Wild And Farmed Salmon Diarsipkan 2013-08-05 di Wayback Machine. World Wildlife Fund. ISBN 978-0-89164-175-9
  41. ^ Eilperin, Juliet; Kaufman, Marc (2007-12-14). "Salmon Farming May Doom Wild Populations, Study Says". The Washington Post.
  42. ^ OSTROUMOV S. A. (2005). "Some aspects of water filtering activity of filter-feeders". Hydrobiologia. 542: 400. Diakses tanggal September 26, 2009.
  43. ^ "Integrating seaweeds into marine aquaculture systems: a key toward sustainability". Journal of Phycology. 37: 975–986. 2001.
  44. ^ "Environmental impacts of shellfish aquaculture" (PDF). 2008. Diakses tanggal 2009-10-08.[pranala nonaktif permanen]
  45. ^ "Aquaculture: Issues and Opportunities for Sustainable Production and Trade". ITCSD. July 2006. Diarsipkan dari asli tanggal 2008-11-20. Diakses tanggal 2014-01-26.
  46. ^ ""Pew Oceans Commission report on Aquaculture"" (PDF). Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2005-01-06. Diakses tanggal 2014-01-26.
  47. ^ "Growing Premium Seafood-Inland!". USDA Agricultural Research Service. February 2009.
  48. ^ a b "Stabilizing Climate" Diarsipkan 2007-09-26 di Wayback Machine. in Lester R. Brown, Plan B 2.0 Rescuing a Planet Under Stress and a Civilization in Trouble (NY: W.W. Norton & Co., 2006), p. 199.
  • l
  • b
  • s
Bidang utama teknologi
Bidang
Bangunan dan Konstruksi
  • Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
  • Teknik akustik
  • Teknik arsitektur
  • Teknik kelautan
  • Teknik keselamatan
  • Teknik konstruksi
  • Teknik perawatan bangunan
  • Teknik perlindungan kebakaran
  • Teknik sipil
  • Teknik sanitasi
  • Teknik struktur
  • Teknologi rumah tangga
Biomedis
  • Bioinformatika
  • Biomekatronika
  • Bioteknologi kesehatan
  • Farmakologi
  • Ilmu kedokteran nano
  • Ilmu kesehatan
  • Ilmu syaraf
  • Informatika kimia
  • Riset medis
  • Rekayasa hayati
  • Teknik biomedis
  • Rekayasa genetika
  • Teknik jaringan
  • Teknologi kesehatan
  • Teknologi reproduksi
  • Teknologi syaraf
Energi
  • Energi terbarukan
  • Penyimpanan energi
  • Teknik nuklir
  • Teknik perminyakan
  • Teknologi nuklir
Industri
  • Bioteknologi industri
  • Gas industri
  • Manajemen teknik
  • Manufaktur
  • Metalurgi
  • Penelitian dan pengembangan
  • Sistem manufaktur fleksibel
  • Teknik bioproses
  • Teknik biosistem
  • Teknik finansial
  • Teknik industri
  • Teknik kewirausahaan
  • Teknik manufaktur
  • Teknik otomasi
  • Teknik pertambangan
  • Teknik proses
Informasi dan Komunikasi
  • Ilmu komputer
  • Kecerdasan buatan
  • Pemindai 3D
  • Rekayasa balik
  • Teknik frekuensi radio
  • Teknik komputer
  • Teknik komputer dan jaringan
  • Teknik ontologi
  • Teknik penyiaran
  • Teknik perangkat lunak
  • Teknik telekomunikasi
  • Teknik website
  • Teknologi informasi
  • Teknologi komputasi
  • Teknologi komunikasi
  • Teknologi musik
  • Teknologi visual
    • Grafis
Lingkungan
  • Bangunan hijau
  • Desain berkelanjutan
  • Desain ekologis
  • Energi terbarukan
  • Ilmu lingkungan
  • Teknik lingkungan
  • Teknik lanskap
  • Teknologi batu bara bersih
  • Teknologi bersih
  • Teknologi nano hijau
Militer
  • Komunikasi militer
  • Peperangan elektronik
  • Teknik militer
  • Teknologi siluman
  • Zeni
Pendidikan
  • Perangkat lunak pendidikan
  • Teknologi digital dalam pendidikan
  • TIK dalam pendidikan
  • Dampak teknologi dalam sistem pendidikan
  • Pembelajaran multimedia
  • Kampus virtual
  • Pendidikan virtual
Pertanian
  • Agronomi
  • Bioinformatika
  • Biostatistika
  • Bioteknologi pertanian
  • Budidaya perairan
  • Hortikultura
  • Ilmu Gizi
  • Kehutanan
  • Ilmu tanah dan kesuburan tanaman
  • Lingkungan dan bangunan pertanian
  • Mikrobiologi pertanian (mikrobiologi tanah, mikrobiologi simbiotik, mikrobiologi pangan)
  • Pemuliaan tanaman
  • Perikanan
  • Perlindungan tanaman
  • Peternakan
  • Teknik pangan
  • Teknik pertanian
  • Teknologi pangan
  • Veteriner
Transportasi
  • Teknik kedirgantaraan
  • Teknik lalu lintas
  • Teknik otomotif
  • Teknik perkapalan
  • Teknik transportasi
  • Teknologi luar angkasa
Ilmu terapan lainnya
  • Elektronika
  • Elektro-optika
  • Fabrikasi mikro
  • Geologi teknik
  • Hidrolika
  • Nanoteknologi
  • Kriogenik
  • Teknik fisika
  • Teknik material
  • Teknologi mikro
Bidang ilmu teknik lainnya
  • Elektronika dan instrumentasi
  • Mekatronika
  • Rekayasa geoteknik
  • Robotika
  • Teknik audio
    • Pengenalan suara
  • Teknik biokimia
  • Teknik biosistem
  • Teknik elektronika
  • Teknik hidrolika
  • Teknik keramik
  • Teknik kimia
  • Teknik kontrol
  • Teknik listrik
    • Pengolahan isyarat
  • Teknik pertambangan
  • Teknik polimer
  • Teknik mesin
  • Teknik optika
  • Teknik protein
  • Teknik sistem
  • Teknologi hiburan
  • Teknologi kuantum
Komponen
  • Infrastruktur
  • Reka cipta
  • Pengetahuan
  • Mesin
  • Kemampuan
  • Peralatan
    • Gadget
Skala
  • Femtoteknologi
  • Pikoteknologi
  • Nanoteknologi
  • Mikroteknologi
  • Makroteknologi
  • Megateknologi
Sejarah
  • Teknologi prasejarah
  • Revolusi neolitik
  • Teknologi kuno
  • Teknologi abad pertengahan
  • Teknologi abad renaisans
  • Revolusi Industri
  • Revolusi Industri kedua
  • Jaman jet
  • Revolusi Digital
  • Jaman informasi
Teori dan konsep
  • Determinisme teknologi
  • Efemeralisasi
  • Etika teknologi
  • Evolusi teknologi
  • Filosofi teknologi
  • Kebangkitan teknologi
  • Kritik teknologi
  • Konsep komunikasi digital
  • Konvergensi teknologi
  • Momentum teknologi
  • Nasionalisme teknologi
  • Peningkatan teknologi
  • Perubahan teknologi
  • Rasionalitas teknologi
  • Siklus hidup teknologi
  • Siklus kematangan teknologi
  • Singularitas teknologi
  • Sistem inovasi teknologi
  • Strategi teknologi
  • Tekno-progresivisme
  • Teknoetika
  • Teknokapitalisme
  • Teknokrasi
  • Teknokritisisme
  • Teknologi tepat guna
  • Teknologi tinggi
  • Teknomansi
  • Teknorealisme
  • Teknosentrisme
  • Teori difusi inovasi
  • Transhumanisme
  • Utopianisme teknologi
Lainnya
  • Daftar teknologi
  • Demonstrasi teknologi
  • Integrasi teknologi
  • Jurnalisme teknologi
  • Manajemen teknologi
  • Pendidikan teknologi
  • Pengarahan teknologi
  • Pengaturan teknologi
  • Penilaian teknologi
  • Perusahaan teknologi
  • Sains dan teknologi berdasarkan negara
  • Sains dan Teknologi di Indonesia
  • Skala Kardashev
  • Strategi teknologi
  • Teknologi fiksi
  • Teknologi dan masyarakat
  • Technology shock
  • Transfer teknologi
  • l
  • b
  • s
Perikanan
Umum
  • Budi daya perairan
  • Keanekaragaman ikan
  • Penyakit dan parasit ikan
  • Budi daya ikan
  • Manajemen perikanan
  • Ilmu perikanan
  • Perikanan berkelanjutan
  • Perikanan tangkap
  • Kuota penangkapan ikan individu
Penangkapan ikan
  • Memancing
  • Tebang pilih
  • Nelayan
  • Kapal penangkap ikan
  • Sejarah penangkapan ikan
  • Rekreasi
Industri perikanan
  • Industri perikanan berdasarkan negara
  • Penangkapan ikan komersial
  • Pemasaran ikan
  • Pasar ikan
  • Pemrosesan ikan
  • Produk ikan
  • Boga bahari
    • Daging ikan
Penangkapan ikan rekreasi
  • Angling
  • Ikan pancing
  • Pemancingan laut
  • Catch and release
  • Fly fishing
Metode penangkapan ikan
  • Jebakan ikan
  • Pencari ikan
  • Jaring ikan
  • Mengumpulkan boga bahari dengan tangan
  • Handline fishing
  • Penombakan ikan
  • Memukat
Alat menangkap ikan
  • Umpan ikan
  • Indikator gigitan
  • Kait ikan
  • Benang pancing
  • Umpan ikan buatan
  • Batang pancing
  • Pemberat pancing
Lokasi
  • Kolam ikan
  • Ocean bank
  • Desa nelayan
  • Habitat laut
  • Perikanan darat
  • Perikanan pantai
  • Perikanan laut
  • Perikanan laut dalam
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Budi_daya_perairan&oldid=27481116"
Kategori:
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif Februari 2021
  • Budi daya perairan
  • Perikanan
  • Teknologi pertanian
  • Sistem pangan berkelanjutan
Kategori tersembunyi:
  • Templat webarchive tautan archiveis
  • Templat webarchive tautan wayback
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list
  • Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif
  • Artikel dengan paramater tanggal tidak valid pada templat
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif permanen
  • Halaman yang menggunakan pranala magis ISBN

Best Rank
More Recommended Articles