Garis silsilah (Buddhisme)
Bagian dari seri tentang |
Buddhisme Mahāyāna |
---|
![]() |
Bagian dari seriBuddhisme Tibet
| |
---|---|
Sejarah | |
Kronologi Waktu · Topik lainnya | |
Mazhab | |
Nyingma · Kagyu · Sakya · Gelug · Bön | |
Ajaran Inti | |
Tiga Corak Umum · Skandha · Kosmologi · Saṃsāra · Kelahiran Kembali · Bodhisattva · Dhamma · Hukum Sebab Musabab · Karma | |
Tokoh Buddhis | |
Gautama Buddha · Padmasambhava · Je Tsongkhapa · Dalai Lama · Panchen Lama · Lama · Karmapa Lama · Rinpoche · Geshe · Terton · Tulku | |
Kebuddhaan · Avalokiteśvara · Empat Tingkat Pencerahan · Yoga Tantra · Paramita · Meditasi · Umat awam | |
Changzhug · Drepung · Dzogchen · Ganden · Jokhang · Kumbum · Labrang · Mindroling · Namgyal · Narthang · Nechung · Palcho · Ralung · Ramoche · Sakya · Sanga · Sera · Shalu · Tashilhunpo · Tsurphu · Yerpa | |
Chotrul Duchen · Dajyur · Losar · Monlam · Sho Dun | |
Naskah | |
Kangyur · Tengyur · Kitab Suci Tibet · Sutra Mahayana | |
Mandala · Thangka · Ashtamangala · Pohon Fisiologi | |
![]() |
Garis silsilah dalam Buddhisme adalah garis transmisi ajaran Buddha yang "secara teoritis dapat ditelusuri asal-usulnya langsung dari Sang Buddha sendiri."[1] Pengakuan transmisi ajaran dapat dilakukan secara lisan atau tercatat dalam dokumen. Beberapa aliran Buddhisme, termasuk Chan (termasuk Zen dan Seon) dan Buddhisme Tibet menjaga catatan tentang guru-guru mereka secara historis. Catatan-catatan ini berfungsi sebagai validasi bagi para pewaris tradisi yang masih masih hidup.
Keaslian historis dari garis silsilah Buddha sering diperdebatkan. Stephen Batchelor mengklaim, khususnya tentang garis silsilah Zen Jepang, "keaslian historis dari garis silsilah ini tidak teruji secara kritis."[2] Erik Storlie mencatat bahwa transmisi tersebut "sama sekali tidak benar secara historis."[3] Edward Conze mengatakan bahwa "banyak dari tradisi tentang sejarah awal dari Chan adalah ciptaan dari masa belakangan."[4]
Vinaya
Dalam silsilah vinaya, persyaratan penahbisan sebagai bhikku ("biksu") atau bhikkhuni ("biksuni") meliputi kehadiran setidaknya lima biksu lain, salah satunya harus seorang pembimbing yang telah sepenuhnya ditahbiskan, dan satu lagi haruslah seorang acharya (guru). Garis silsilah untuk penahbisan biksuni sudah tidak ada lagi di aliran Theravada dan Buddhisme Tibet. Maka, ketika śrāmaṇerikā seperti Tensin Palmo menginginkan penahbisan penuh, ia harus ke Hong Kong untuk itu.
Mahasiddha
Garis silsilah pada tradisi Mahasiddha tidak selalu berasal dari Buddha Gautama, tetapi pada dasarnya berakar, seperti semua garis silsilah Buddha lainnya, pada Adi Buddha
Garis silsilah Zen
Konstruksi garis silsilah
Ide tentang garis silsilah patriark dalam Buddhisme Chan dapat ditarik mundur hingga epitaf Fărú (法如 638–689), seorang murid dari patriark kelima, Hóngrĕn (弘忍 601–674). Di Gulungan Panjang Teks tentang Dua Gerbang dan Empat Praktik dan Biografi Lanjutan dari para Biksu Terkemuka, hanya Daoyu dan Huike yang secara eksplisit diidentifikasikan sebagai murid dari Bodhidharma. Epitaf tersebut menyajikan garis silsilah yang mengidentifikasikan Bodhidharma sebagai patriark pertama.[5][6]
Di abad ke-6, biografi dari biksu-biksu terkenal dikumpulkan. Dari genre ini, garis silsilah Chan secara khas dikembangkan:
Biografi-biografi terkenal ini bersifat nonsektarian. Namun, karya-karya biografi Ch'an bertujuan untuk mengukuhkan Ch'an sebagai aliran Buddhisme yang sah yang dapat ditelusuri asal-usulnya hingga India, yang di saat yang sama memperjuangkan bentuk spesifik dari Ch'an. Keakuratan sejarah bukan menjadi fokus utama dari penyusun; legenda-legenda lama diulang, cerita-cerita baru diciptakan dan diulang hingga akhirnya menjadi legenda.[7]
D. T. Suzuki menyatakan bahwa dengan semakin meningkatnya popularitas Chan pada abad ke-7 dan ke-8 sehingga menuai kritik bahwa Chan "tidak memiliki bukti otoritatif mengenai transmisi langsungnya yang berasal dari pencipta Buddhisme" sehingga membuat sejarawan Chan menjadikan Bodhidharma sebagai patriark ke-28 dari Buddhisme sebagai respons dari serangan tersebut.[8]
Enam Patriark
Silsilah paling awal menggambarkan garis silsilah dari Bodhidharma ke Huineng. Tidak ada patriark ke-7 Tiongkok yang diterima secara umum.[9]
Guru-guru utama dari aliran Chan, Zen, dan Seon secara umum dikenal dalam terjemahan bahasa Indonesia sebagai Patriark (dalam bahasa Inggris: "Patriarchs"). Namun, terminologi yang lebih tepat seharusnya adalah "Leluhur" atau "Sesepuh" atau "Pendiri" (Hanzi: 祖; Pinyin: zǔ) dan "Guru Leluhur" atau "Guru Sesepuh" atau "Guru Pendiri" (Hanzi: 祖師), karena istilah Tionghoa yang sering digunakan ini bersifat netral secara jenis kelamin. Ada beberapa variasi catatan dari beberapa penulis berbeda yang diketahui, yang memberikan beberapa versi jalur transmisi:
Biografi Lanjutan dari Biksu Terkemuka Xù gāosēng zhuàn 續高僧傳 dari Dàoxuān 道宣 (596-667) |
Catatan Transmisi dari Dharma-Jewel Chuán fǎbǎo jì 傳法寶記 dari Dù Fěi 杜胐 |
Sejarah Guru dan Murid dari Laṅkāvatāra-Sūtra Léngqié shīzī jì 楞伽師資紀記 dari Jìngjué 淨覺 (ca. 683 - ca. 650) |
Xiǎnzōngjì 显宗记 dari Shénhuì 神会 | |
1 | Bodhidharma | Bodhidharma | Bodhidharma | Bodhidharma |
2 | Huìkě 慧可 (487? - 593) | Dàoyù 道育 | Dàoyù 道育 | Dàoyù 道育 |
Huìkě 慧可 (487? - 593) | Huìkě 慧可 (487? - 593) | Huìkě 慧可 (487? - 593) | ||
3 | Sēngcàn 僧璨 (d.606) | Sēngcàn 僧璨 (d.606) | Sēngcàn 僧璨 (d.606) | Sēngcàn 僧璨 (d.606) |
4 | Dàoxìn 道信 (580 - 651) | Dàoxìn 道信 (580 - 651) | Dàoxìn 道信 (580 - 651) | Dàoxìn 道信 (580 - 651) |
5 | Hóngrěn 弘忍 (601 - 674) | Hóngrěn 弘忍 (601 - 674) | Hóngrěn 弘忍 (601 - 674) | Hóngrěn 弘忍 (601 - 674) |
6 | - | Fǎrú 法如 (638-689) | Yuquan Shenxiu 神秀 (606? - 706) | Huìnéng 慧能 (638-713) |
Yuquan Shenxiu 神秀 (606? - 706) 神秀 | Xuánzé 玄賾 | |||
7 | - | - | - | Xuánjué 玄覺 (665-713) |
Garis silsilah yang berkelanjutan dari Buddha Gautama
Pada akhirnya, penggambaran garis silsilah ini dikembangkan menjadi silsilah yang berkelanjutan dari Buddha Gautama hingga Bodhidharma. Ide dari garis silsilah yang berasal dari Buddha Gautama adalah dasar dari tradisi garis silsilah Chan yang khas.
Berdasarkan Lagu Pencerahan (證道歌 Zhèngdào gē) yang dikaitkan dengan Yǒngjiā Xuánjué (665–713),[10] yang merupakan salah satu murid utama dari Huineng, Bodhidharma adalah Patriark ke-28 Buddhisme yang asal garis silsilahnya berasal dari Buddha Gautama melalui muridnya Mahākāśyapa:
Mahakashyapa adalah yang pertama, memimpin garis transmisi;
Dua puluh delapan Bapa mengikutinya di Barat;
Pelita itu kemudian dibawa menyeberangi lautan ke negeri ini;
Dan Bodhidharma menjadi Bapa Pertama di sini
Jubahnya, seperti yang kita ketahui, diturunkan ke enam Bapa,
Dan melalui mereka banyak batin yang datang melihat Sang Cahaya.[11]
Denkoroku menyebutkan 28 patriark dalam transmisi ini,[12][13] dan 53 secara keseluruhan:
No. | Sansekerta | Tionghoa | Vietnam | Jepang | Korea |
---|---|---|---|---|---|
1 | Mahākāśyapa | 摩訶迦葉 / Móhējiāyè | Ma-Ha-Ca-Diếp | Makakashō | 마하가섭 / Mahagasŏp |
2 | Ānanda | 阿難陀 (阿難) / Ānántuó (Ānán) | A-Nan-Đà (A-Nan) | Ananda Buddha (Anan) | 아난다 (아난) / Ananda Buddha (Anan) |
3 | Śānavāsa | 商那和修 / Shāngnàhéxiū | Thương-Na-Hòa-Tu | Shōnawashu | 상나화수 / Sangnahwasu |
4 | Upagupta | 優婆掬多 / Yōupójúduō | Ưu-Ba-Cúc-Đa | Ubakikuta | 우바국다 / Upakukta |
5 | Dhrtaka | 提多迦 / Dīduōjiā | Đề-Đa-Ca | Daitaka | 제다가 / Chedaga |
6 | Miccaka | 彌遮迦 / Mízhējiā | Di-Dá-Ca | Mishaka | 미차가 / Michaga |
7 | Vasumitra | 婆須密 (婆須密多) / Póxūmì (Póxūmìduō) | Bà-Tu-Mật (Bà-Tu-Mật-Đa) | Bashumitsu (Bashumitta) | 바수밀다 / Pasumilta |
8 | Buddhanandi | 浮陀難提 / Fútuónándī | Phật-Đà-Nan-Đề | Buddanandai | 불타난제 / Pŭltananje |
9 | Buddhamitra | 浮陀密多 / Fútuómìduō | Phục-Đà-Mật-Đa | Buddamitta | 복태밀다 / Puktaemilda |
10 | Pārśva | 波栗濕縛 / 婆栗濕婆 (脅尊者) / Bōlìshīfú / Pólìshīpó (Xiézūnzhě) | Ba-Lật-Thấp-Phược / Bà-Lật-Thấp-Bà (Hiếp-Tôn-Giả) | Barishiba (Kyōsonja) | 파률습박 (협존자) / P'ayulsŭppak (Hyŏpjonje) |
11 | Punyayaśas | 富那夜奢 / Fùnàyèshē | Phú-Na-Dạ-Xa | Funayasha | 부나야사 / Punayasa |
12 | Ānabodhi / Aśvaghoṣa | 阿那菩提 (馬鳴) / Ānàpútí (Mǎmíng) | A-Na-Bồ-Đề (Mã-Minh) | Anabotei (Memyō) | 아슈바고샤 (마명) / Asyupakosya (Mamyŏng) |
13 | Kapimala | 迦毘摩羅 / Jiāpímóluó | Ca-Tỳ-Ma-La | Kabimora (Kabimara) | 가비마라 / Kabimara |
14 | Nāgārjuna | 那伽閼剌樹那 (龍樹) / Nàqiéèlàshùnà (Lóngshù) | Na-Già-Át-Lạt-Thụ-Na (Long-Thọ) | Nagaarajuna (Ryūju) | 나가알랄수나 (용수) / Nakaallalsuna (Yongsu) |
15 | Āryadeva / Kānadeva | 迦那提婆 / Jiānàtípó | Ca-Na-Đề-Bà | Kanadaiba | 가나제바 / Kanajeba |
16 | Rāhulata | 羅睺羅多 / Luóhóuluóduō | La-Hầu-La-Đa | Ragorata | 라후라다 / Rahurada |
17 | Sanghānandi | 僧伽難提 / Sēngqiénántí | Tăng-Già-Nan-Đề | Sōgyanandai | 승가난제 / Sŭngsananje |
18 | Sanghayaśas | 僧伽舍多 / Sēngqiéshèduō | Tăng-Già-Da-Xá | Sōgyayasha | 가야사다 / Kayasada |
19 | Kumārata | 鳩摩羅多 / Jiūmóluóduō | Cưu-Ma-La-Đa | Kumorata (Kumarata) | 구마라다 / Kumarada |
20 | Śayata / Jayata | 闍夜多 / Shéyèduō | Xà-Dạ-Đa | Shayata | 사야다 / Sayada |
21 | Vasubandhu | 婆修盤頭 (世親) / Póxiūpántóu (Shìqīn) | Bà-Tu-Bàn-Đầu (Thế-Thân) | Bashubanzu (Sejin) | 바수반두 (세친) / Pasubandu (Sechin) |
22 | Manorhitajuna | 摩拏羅 / Mónáluó | Ma-Noa-La | Manura | 마나라 / Manara |
23 | Haklenayaśas | 鶴勒那 (鶴勒那夜奢) / Hèlènà (Hèlènàyèzhě) | Hạc-Lặc-Na | Kakurokuna (Kakurokunayasha) | 학륵나 / Haklŭkna |
24 | Simhabodhi | 師子菩提 / Shīzǐpútí | Sư-Tử-Bồ-Đề / Sư-Tử-Trí | Shishibodai | 사자 / Saja |
25 | Vasiasita | 婆舍斯多 / Póshèsīduō | Bà-Xá-Tư-Đa | Bashashita | 바사사다 / Pasasada |
26 | Punyamitra | 不如密多 / Bùrúmìduō | Bất-Như-Mật-Đa | Funyomitta | 불여밀다 / Punyŏmilta |
27 | Prajñātāra | 般若多羅 / Bōrěduōluó | Bát-Nhã-Đa-La | Hannyatara | 반야다라 / Panyadara |
28 | Dharmayana / Bodhidharma | Ta Mo / 菩提達磨 / Pútídámó | Đạt-Ma / Bồ-Đề-Đạt-Ma | Daruma / Bodaidaruma | Tal Ma / 보리달마 / Poridalma |
Transmisi ke Jepang
Dua puluh empat garis silsilah Zen yang berbeda tercatat ditransmisikan ke Jepang. Hanya tiga dari garis silsilah tersebut yang masih bertahan hingga sekarang. Sōtō ditransmisikan ke Jepang oleh Dōgen, yang melakukan perjalanan ke Tiongkok untuk pelatihan Chan pada abad ke-13. Setelah mendapatkan transmisi Dharma di aliran Caodong, ia kembali ke Jepang dan membentuk garis silsilah di sana, yang disebut sebagai Sōtō.
Aliran Linji juga ditransmisikan ke Jepang beberapa kali, di mana aliran ini disebut aliran Rinzai.
Buddhisme Tanah Murni
Tidak seperti silsilah aliran Buddhis lainnya, Buddhisme Tanah Murni tidak mempertahankan garis suksesi linier yang ketat berdasarkan hubungan guru-murid secara langsung. Sebaliknya, berbagai penulis Buddhis Tanah Murni telah mengembangkan daftar guru-guru Tanah Murni yang penting yang telah diakui sepanjang sejarah sebagai orang yang telah memajukan tradisi Tanah Murni baik melalui pandangan baru, atau dengan menyebarkan ajaran. Guru-guru tersebut jarang hidup pada masa yang sama dengan "patriark" lainnya dalam daftar tersebut. Namun demikian, tulisan dan kontribusi mereka dianggap membentuk satu kesatuan dari ajaran dan praktik Tanah Suci.
Agama Buddha Tiongkok biasanya bergantung pada daftar patriark Tanah Suci berikut ini:[14]
- Lúshān Huìyuǎn (334-416)
- Shàndǎo (613-681)
- Chéngyuǎn (承遠, 712-802)
- Fǎzhào (法照, dates unknown)
- Shǎokāng (少康, d. 805)
- Yǒngmíng Yánshòu (永明延壽, 904-975)
- Shěngcháng (省常, 959–1020)
- Yúnqī Zhūhóng (雲棲袾宏1535-1615)
- Ǒuyì Zhìxù (蕅益智旭1599–1655)
- Xíngcè (行策, 1628–1682)
- Shíxían (實賢, 1686–1734)
- Jìxǐng Chèwù (際醒徹悟, 1741–1810)
- Shì Yìnguāng (釋印光, c. 1861–1940)
Jepang
Dalam tradisi Buddha Jōdo Shinshū dan Jōdo Shū, istilah “Patriark” merujuk pada tujuh tokoh besar asal India, Tiongkok, dan Jepang yang menjadi tokoh pendiri masing-masing aliran. Kedua tradisi tersebut sepakat mengenai daftar patriark hingga Genshin.
Daftar garis silsilah patriark Jepang sebagai berikut:[15][16][17][18]
Nama | Masa | Nama Jepang | Negara Asal | Kontribusi |
---|---|---|---|---|
Nagarjuna | 150–250 | Ryūju (龍樹 ) | India | Yang pertama kali memperjuangkan Tanah Murni sebagai aliran Buddhisme yang sah. |
Vasubandhu | ca. 4th century | Tenjin (天親 ) or Seshin (世親 ) | India | Mengembangkan ajaran Tanah Murni Nagarjuna, serta komentar-komentar atas sutra-sutra Tanah Murni. |
Tan-luan | 476–542(?) | Donran (曇鸞 ) | China | Mengembangkan doa nembutsu enam suku kata yang umum diucapkan, dan menekankan peran ikrar Buddha Amitabha untuk menyelamatkan semua makhluk. |
Daochuo | 562–645 | Dōshaku (道綽 ) | China | Mempromosikan konsep “jalan yang mudah” dari aliran Tanah Murni dibandingkan dengan tradisi “jalan para bijaksana”. Mengajarkan keampuhan jalan Tanah Murni pada masa akhir Dharma. |
Shandao | 613–681 | Zendō (善導 ) | China | Menekankan pentingnya pengucapan nama Buddha Amitabha secara verbal. |
Genshin | 942–1017 | Genshin (源信 ) | Japan | Mempopulerkan praktik Tanah Murni bagi umat awam, dengan penekanan pada penyelamatan. |
Hōnen | 1133–1212 | Hōnen (法然 ) | Japan | Mengembangkan aliran Buddha khusus yang berfokus pada kelahiran kembali di Tanah Murni, serta mempopulerkan pengucapan nama Buddha Amitabha untuk mencapai kelahiran kembali di Tanah Murni. Seorang patriark dalam tradisi Jōdo Shinshū. |
Referensi
Kutipan
- ^ Haskel 2001, hlm. 2.
- ^ Batchelor, Stephen (Musim Dingin 2000). "The Lessons of History". Tricycle: The Buddhist Review. 10 (2). Diakses tanggal 25 April 2015.
- ^ Storlie, Erik (8 Februari 2011). "Lineage Delusions: Eido Shimano Roshi, Dharma Transmission, and American Zen". Sweeping Zen. Diakses tanggal 25 April 2015.
- ^ Conze, Edward (2003). Buddhism: Its Essence and Development. Courier Corporation. hlm. 201. ISBN 9780486430959.
- ^ Dumoulin 1993, hlm. 37.
- ^ Cole 2009, hlm. 73–114.
- ^ Yampolski 2003, hlm. 5-6.
- ^ Suzuki 1949, hlm. 168.
- ^ 冉雲華. "禪宗第七祖之爭的文獻研究". 中國文化研究所學報第 (dalam bahasa Tionghoa) (6): 417–437.
- ^ Chang 1967.
- ^ Suzuki 1948, hlm. 50.
- ^ Cook 2003.
- ^ Diener 1991, hlm. 266.
- ^ Jones, Charles B. (2021). Pure Land: History, Tradition, and Practice (Buddhist Foundations). Shambhala. hlm. 82–95. ISBN 978-1611808902.
- ^ Watts, Jonathan; Tomatsu, Yoshiharu (2005). Traversing the Pure Land Path. Jodo Shu Press. ISBN 488363342X.
- ^ Buswell, Robert; Lopez, Donald S. (2013). The Princeton Dictionary of Buddhism. Princeton University Press. ISBN 978-0-691-15786-3.
- ^ "Buddhas, bodhisattvas, and teachers". Diarsipkan dari asli tanggal August 2, 2013. Diakses tanggal 2015-05-26.
- ^ "The Pure Land Lineage". Diarsipkan dari asli tanggal 2020-01-25. Diakses tanggal 2015-05-26.
Daftar pustaka
- Chang, Chung-Yuan (1967), "Ch'an Buddhism: Logical and Illogical", Philosophy East and West, 17 (1/4), Philosophy East and West, Vol. 17, No. 1/4: 37–49, doi:10.2307/1397043, JSTOR 1397043, diarsipkan dari asli tanggal 2011-05-24, diakses tanggal 2012-08-22 Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
- Cole, Alan (2009), Fathering Your Father: The Zen of Fabrication in Tang Buddhism, Berkeley, Los Angeles, London: University of California Press, ISBN 978-0-520-25485-5 Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
- Cook, Francis Dojun (2003), Transmitting the Light: Zen Master's Keizan's Denkoroku, Boston: Wisdom Publications Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
- Diener, Michael S. (1991), The Shambhala Dictionary of Buddhism and Zen, and friends, Boston: Shambhala
- Dumoulin, Heinrich (1993), "Early Chinese Zen Reexamined: A Supplement to Zen Buddhism: A History", Japanese Journal of Religious Studies, 20 (1): 31–53, doi:10.18874/jjrs.20.1.1993.31-53, ISSN 0304-1042 Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
- Haskel, Peter (2001). Letting Go: The Story of Zen Master Tōsui. University of Hawaii Press. ISBN 0-8248-2440-7. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
- Suzuki, D.T. (1948), Manual of Zen Buddhism (PDF), diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 2011-07-21, diakses tanggal 2006-11-30 Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
- Suzuki, D.T. (1949), Essays in Zen Buddhism, New York: Grove Press, ISBN 0-8021-5118-3 Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
- Yampolski, Philip (2003), Chan. A Historical Sketch. In: Buddhist Spirituality. Later China, Korea, Japan and the Modern World; edited by Takeuchi Yoshinori, Delhi: Motilal Banarsidass Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)