Waisak
Waisak | |
---|---|
![]() | |
Nama resmi | Vesākha Vesak Wesak Waisak Visakah Puja Vaishaka Buddha Purnima Visakha Bucha Saga Dawa |
Nama lain | Trisuci Waisak |
Dirayakan oleh | Seluruh tradisi Buddhis |
Jenis | Agama Buddha |
Makna | Kelahiran, kecerahan, dan kemangkatan Buddha Gotama |
Kegiatan | Meditasi, mempraktikkan delapan sila, bederma, "memandikan" rupang bayi Pangeran Siddhattha Gotama |
Tanggal | Bulan penuh Taurus pertama, bulan Mei (tahun biasa) atau Juni (tahun kabisat) |
Terkait dengan | Hanamatsuri Hari Bodhi |
Bagian dari seri tentang |
Buddhisme |
---|
![]() |
Bagian dari seri tentang |
Buddhisme Theravāda |
---|
![]() |
Buddhisme |
Waisak (Pali: Vesākha Pūjā atau Visākha Pūjā; Sanskerta: Vaiśākha), juga dikenal sebagai Trisuci Waisak, merupakan hari raya terpenting Buddhisme yang memperingati kelahiran, kecerahan, dan kemangkatan Buddha Gotama.[1] Kata vesak berasal dari istilah Pali vesākha atau Sanskerta vaiśākha untuk nama bulan Vaisakha pada kalender India kuno, yang diyakini sebagai bulan kelahiran Buddha.[2] Hari raya Waisak juga sering disebut sebagai Hari Buddha.
Waisak biasanya jatuh sekitar bulan Mei (tahun biasa) atau bulan Juni (tahun kabisat) pada waktu bulan purnama untuk memperingati tiga peristiwa penting yang, secara tradisional, terjadi pada bulan yang sama dengan tahun yang berbeda, yaitu:
- Kelahiran Siddhattha Gotama di Taman Lumbinī pada tahun 623 SM
- Kecerahan atau pencapaian Nirwana oleh Siddhattha Gotama sehingga menjadi seorang Buddha di Buddhagayā (Bodh Gaya) saat berusia 35 tahun pada tahun 588 SM
- Kemangkatan Buddha Gotama dalam keadaan sudah mencapai Nirwana (parinibbāna) di Kusinārā saat berusia 80 tahun pada tahun 543 SM
Keputusan merayakan Waisak dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists - WFB) yang pertama di Sri Lanka pada tahun 1950. Dalam tradisi Asia Timur, perayaan Hari Lahir Buddha biasanya terjadi sekitar waktu tradisional Waisak, sedangkan kecerahan dan kemangkatan Buddha dirayakan sebagai hari raya terpisah yang terjadi pada waktu lain dalam kalender seperti Hari Bodhi dan Hari Nibbāna. Dalam tradisi Asia Selatan, hari Waisak menandai kelahiran, kecerahan, dan kemangkatan Sang Buddha.[3][4][5][6] Di Indonesia, peringatan tiga peristiwa suci ini disebut sebagai "Trisuci Waisak".
Nama Waisak
Istilah waisak berasal dari bahasa Sanskerta, वैशाख (Vaiśākha), dan variannya dalam bahasa Pali, vesākha. Dalam berbagai bahasa dunia, Waisak juga dikenal sebagai:
- Vesak atau Wesak dalam bahasa Sinhala
- बुद्ध पुर्णिमा/বুদ্ধ পূর্ণিমা Buddha Purnima atau बुद्ध जयंती/বুদ্ধ জয়ন্তী Buddha Jayanti di India, Bangladesh, dan Nepal
- 花祭 (Hanamatsuri), juga terkait dengan Hari Bodhi di Jepang
- 석가 탄신일 Seokka Tanshin-il (Hanja: 釋迦誕身日) di Korea
- 卫塞 (Mandarin: Weisai) atau 衛塞節 di komunitas berbahasa Tionghoa
- Phật Đản di Vietnam
- ས་ག་ཟླ་བ། Saga Dawa (sa ga zla ba) di Tibet
- វិសាខបូជា Visak Bochéa di Khmer
- วันวิสาขบูชา Visakah Puja (atau Visakha Bucha) di Thai
- ကဆုန်လပြည့်ဗုဒ္ဓနေ့ (Kasone la-pyae Boda nei), secara harfiah: "Hari Bulan Purnama Kason," bulan kedua kalender Burma tradisional
- ວິສາຂະບູຊາ Vixakha Bouxa di Lao
- වෙසක් පසළොස්වක පෝය Vesak (Wesak) di Sri Lanka dan Malaysia
Perayaan Waisak
Di Indonesia
Perayaan Hari Waisak di Indonesia mengikuti keputusan WFB. Secara nasional, perayaan Waisak dipusatkan di kompleks Candi Borobudur, meskipun perayaan regional juga diselenggarakan di berbagai daerah di Indonesia.
Rangkaian perayaan Waisak nasional secara pokok adalah sebagai berikut:[7]
- Pengambilan air berkat dari mata air (umbul) Jumprit di Kabupaten Temanggung dan penyalaan obor menggunakan sumber api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan.
- Praktik pindapata, suatu praktik pemberian dana makanan atau kebutuhan pokok kepada para biku/biksu oleh umat awam, sebagai salah satu kesempatan berbuat kebajikan.
- Semadi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini adalah berdasarkan perhitungan falak sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari.
Selain tiga upacara pokok tersebut, dilakukan pula praktik pradaksina, pawai, serta acara kesenian.
Hari Raya Waisak, bersamaan dengan Hari Raya Nyepi, mulai ditetapkan sebagai hari libur nasional berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983.
-
Perayaan hari raya Waisak di Candi Borobudur pada tahun 2011
-
Pelepasan lampion terbang dalam Festival Lampion Waisak Borobudur sebagai simbol perenungan terhadap cahaya kebijaksanaan Sang Buddha
-
Seorang biksu sedang memercikkan air pemberkahan pada saat hari raya Waisak di salah satu wihara di Indonesia
-
Prosesi pemandingan rupang Buddha sebagai praktik yang ditujukkan untuk merenungi sifat-sifat luhur Sang Buddha
-
Meditasi jalan dalam praktik pradaksina sembari membawa persembahan sebagai salah satu praktik puja materi yang umum dilaksanakan pada hari raya Waisak
Referensi
- ^ "Visakha Puja". Accesstoinsight.org. Diakses tanggal 20 March 2012.
- ^ "Buddha Purnima 2021: Date, history, significance of Buddha Jayanti". 26 May 2021.
- ^ "The Origins and Practices of Holidays: Vesak". 18 May 2019.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Buddha Purnima 2021: Why is Buddha Birth anniversary celebrated? Date, significance and importance of the day". 26 May 2021.
- ^ "Vesak Festival". 7 May 2020. Diarsipkan dari asli tanggal 19 August 2016.
- ^ "BUDDHA JAYANTI". 6 May 2020. Diarsipkan dari asli tanggal 24 January 2021. Diakses tanggal 25 July 2021.
- ^ "Artikel tentang Upacara Waisak 2007 dari Walubi". Diarsipkan dari asli tanggal 2007-12-10. Diakses tanggal 2007-11-24.
Pranala luar


