More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Konfusianisme - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konfusianisme - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Konfusianisme

  • Afrikaans
  • Alemannisch
  • Aragonés
  • अंगिका
  • العربية
  • مصرى
  • অসমীয়া
  • Asturianu
  • Azərbaycanca
  • تۆرکجه
  • Башҡортса
  • Basa Bali
  • Boarisch
  • Žemaitėška
  • Bikol Central
  • Беларуская
  • Беларуская (тарашкевіца)
  • Български
  • বাংলা
  • བོད་ཡིག
  • Brezhoneg
  • Bosanski
  • Буряад
  • Català
  • 閩東語 / Mìng-dĕ̤ng-ngṳ̄
  • Нохчийн
  • کوردی
  • Čeština
  • Cymraeg
  • Dansk
  • Deutsch
  • Ελληνικά
  • English
  • Esperanto
  • Español
  • Eesti
  • Euskara
  • فارسی
  • Suomi
  • Võro
  • Français
  • Furlan
  • Frysk
  • 贛語
  • Kriyòl gwiyannen
  • Galego
  • Avañe'ẽ
  • Bahasa Hulontalo
  • ગુજરાતી
  • Hausa
  • 客家語 / Hak-kâ-ngî
  • עברית
  • हिन्दी
  • Fiji Hindi
  • Hrvatski
  • Magyar
  • Հայերեն
  • Interlingua
  • Ilokano
  • Ido
  • Íslenska
  • Italiano
  • 日本語
  • Patois
  • Jawa
  • ქართული
  • Kabɩyɛ
  • Tyap
  • Қазақша
  • Yerwa Kanuri
  • 한국어
  • کٲشُر
  • Кыргызча
  • Latina
  • Ladino
  • Lëtzebuergesch
  • Lingua Franca Nova
  • Limburgs
  • Ladin
  • Lombard
  • Lietuvių
  • Latviešu
  • Basa Banyumasan
  • Malagasy
  • Minangkabau
  • Македонски
  • മലയാളം
  • Монгол
  • मराठी
  • Bahasa Melayu
  • Mirandés
  • မြန်မာဘာသာ
  • Эрзянь
  • Plattdüütsch
  • Nederlands
  • Norsk nynorsk
  • Norsk bokmål
  • Occitan
  • Livvinkarjala
  • ଓଡ଼ିଆ
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Polski
  • Piemontèis
  • پنجابی
  • پښتو
  • Português
  • Runa Simi
  • ရခိုင်
  • Română
  • Русский
  • Русиньскый
  • Саха тыла
  • Sicilianu
  • سنڌي
  • Srpskohrvatski / српскохрватски
  • සිංහල
  • Simple English
  • Slovenčina
  • Slovenščina
  • ChiShona
  • Shqip
  • Српски / srpski
  • Svenska
  • Kiswahili
  • தமிழ்
  • తెలుగు
  • ไทย
  • Tagalog
  • Türkçe
  • Татарча / tatarça
  • Тыва дыл
  • ئۇيغۇرچە / Uyghurche
  • Українська
  • اردو
  • Oʻzbekcha / ўзбекча
  • Tiếng Việt
  • Winaray
  • 吴语
  • მარგალური
  • ייִדיש
  • Vahcuengh
  • 中文
  • 文言
  • 閩南語 / Bân-lâm-gí
  • 粵語
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Agama Konghucu)
Netralitas artikel ini dipertanyakan. Diskusi terkait dapat dibaca pada halaman pembicaraan. Jangan hapus pesan ini sampai kondisi untuk melakukannya terpenuhi. (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. Silakan kembangkan artikel ini semampu Anda. Merapikan artikel dapat dilakukan dengan wikifikasi atau membagi artikel ke paragraf-paragraf. Jika sudah dirapikan, silakan hapus templat ini. (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)
Konfusianisme
Hanzi: 儒家
儒
儒教
Makna harfiah: "ru sekolah pemikiran"
Alih aksara
Mandarin
- Hanyu Pinyin: Rújiā
- Wade-Giles: Ju2-chia1
- Gwoyeu Romatzyh: Rujia
Yue (Kantonis)
- Romanisasi Yale: Yùh-gāa
- Jyutping: Jyu4-gaa1
Kuil Konfusius di Jiangyin, Wuxi, Jiangsu. Ini adalah wénmiào (文庙), artinya kuil tempat Konfusius disembah sebagai Wéndì, "Dewa Kebudayaan" (文帝).[1]
Bagian dari seri tentang
Kepercayaan tradisional Tionghoa
华人民间信仰
Penyesuaian gaya dari grafem 禄 lù atau 子 zi, masing-masing berarti "kemakmuran", "memajukan", "kesejahteraan" dan "anak", "keturunan". 字 zì, berarti "kata" dan "simbol", adalah kata yang asalnya sama dari 子 zi dan menggambarkan seorang "anak" yang dinaungi di bawah sebuah "atap". Simbol ini pada akhirnya merupakan representasi kutub langit utara (Běijí 北极) dan konstelasi berputarnya, dan oleh karenanya setara dengan simbol Eurasia swastika, 卍 wàn.
Konsep
  • Tàidì 太帝
  • Tiān 天
  • Shàngdì 上帝
  • Qì 气
  • Shén 神
  • Líng 灵
  • Xiǎnlíng 显灵
  • Yīnyáng 阴阳
  • Hundun
  • Mìngyùn 命运
  • Yuánfèn 缘分
  • Bàoyìng 报应
  • Wù 悟
  • Lóng 龙
  • Fènghuáng 凤凰
Teori
  • Ketuhanan Tionghoa
  • Mitologi Tionghoa
  • Astrologi Tionghoa
  • Shio Tionghoa
  • Mitos penciptaan Tionghoa
  • Konsep dunia spiritual Tionghoa

Model kemanusiaan:

  • Xiān 仙
  • Zhēnrén 真人
  • Wénwǔ 文武
Dewa-Dewi
  • Kaisar Giok 玉帝
  • Xīwángmǔ 西王母
    • Wúshēng Lǎomǔ 無生老母
  • Dòumǔ 斗母
  • Pángǔ 盘古
  • Fúxī 伏羲
  • Nǚwā 女娲
  • Shénnóng 神农
  • Lóngwáng 龙王
  • Yánluówán 阎罗王
  • Kaisar Kuning 黃帝
  • Kwan Im 觀音
  • Guānyǔ 關羽
  • Dewa Kekayaan 财神
  • Dewa Bumi 土地公
  • Delapan Dewa 八仙
  • Jìgōng 濟公
  • Bǎoshēng Dàdì 保生大帝
  • Māzǔ 妈祖
  • Dewa-dewi Taoisme
Praktik
  • Fēnxiāng 分香
  • Jìngxiāng 敬香
  • Jìngzǔ 敬祖
  • Fēngshuǐ 风水
  • Miàohuì 庙会
  • Shamanisme Wū 巫
  • Jītóng 乩童
  • Bǎojuàn 宝卷
Institusi dan kuil
  • Xínghǎode 行好的
  • Zōngzú Shèhuì 宗族社会
  • Kelenteng 廟
  • Cítáng 祠堂
  • Asosiasi Kuil Rakyat Tionghoa
    中国民间寺庙文化管理协会
Festival
  • Tahun Baru Imlek
  • Qīngmíng 清明
  • Zhōngyuán 中元
    • Yúlánpén 盂蘭盆
  • Zhōngqiū 中秋
  • Jiǔhuángyé 九皇爷
  • Qīxī 七夕
  • Duānwǔ 端午
Budaya dan tradisi
Wujud budaya:
  • Kepercayaan pemujaan leluhur
  • Pemujaan komunal pada Dewa
  • Shíliáo 食疗
  • Fēngshuǐ 风水
  • Pemujaan Dewi Ibu 母道
  • Kepercayaan Tiongkok Timur Laut
  • Pengobatan tradisional 中医
  • Qìgōng 气功

Tradisi ritual:

  • Fǎjiào 法教
  • Jītóng 乩童
  • Nuó 傩
  • Wūjiào 巫教

Tradisi bakti:

  • Mazuisme 妈祖信俗
  • Pemujaan Wángyé 王爷
Pemikiran utama
  • Konghucu 儒教
    • Lǐjiào 礼教
  • Neo-Konfusianisme 理学
  • Taoisme 道教
  • Tridharma 三教
  • Aliran pemikiran lainnya

Sekte dan majelis Konghucu:

  • Kǒngshènghuì 孔圣会
  • Majelis Konghucu Indonesia
  • Dàodéhuì 道德会
  • Rúzōng shénjiào 儒宗神教
  • Xuānyuándào 軒轅道
  • Tàigǔ 太谷
Agama keselamatan
Zhenkong, "Kekosongan Kebenaran".
Zhenkong, "Kekosongan Kebenaran".
  • Maitreyanisme 弥勒教
  • Seroja Putih 白蓮教
  • Bāguà dào 八卦道
  • Hóngyáng jiào 弘陽教
  • Luójiào 罗教
    • Zhāijiāo 斋教
    • Xiāntiāndào 先天道
    • Yīguàndào 一贯道
    • Mílè Dàdào 弥勒大道
  • Déjiào 德教
  • Jiǔgōngdào 九宫道
  • Tiāndì huì 天地會
  • Tiāndìjiào 天帝教
  • Luanisme 儒宗神教
  • Tiānxiān Miàodào 天仙庙道
  • Sānyījiào 三一教
  • Zàilǐjiào 在理教
Kepercayaan terkait
  • Běnzhǔjiào 本主教
  • Bìmójiào 毕摩教
  • Bon
  • Buddhisme Han 汉传佛教
  • Dōngbā 东巴
  • Kepercayaan tradisional Miao
  • Kepercayaan tradisional Vietnam
  • Kepercayaan tradisional Qiang
  • Kepercayaan tradisional Yao
  • Kepercayaan tradisional Zhuang
  •  Portal Agama
  • l
  • b
  • s

Konfusianisme atau Konghucu, juga dikenal sebagai Ruisme atau Klasikisme (Hanzi: 儒家; Pinyin: Rújiā)[2], adalah sebuah sistem pemikiran dan perilaku yang berasal dari Tiongkok kuno, dan secara beragam dideskripsikan sebagai sebuah tradisi, filosofi (humanistik atau rasionalistik), agama, teori pemerintahan, atau cara hidup.[3] Konfusianisme berkembang dari ajaran-ajaran filsuf Tiongkok, Konfusius (551-479 SM), pada masa yang di kemudian hari disebut sebagai masa Seratus Aliran Pemikiran. Konfusius menganggap dirinya sebagai penyampai nilai-nilai budaya yang diwarisi dari dinasti Xia (sekitar 2070-1600 SM), Shang (sekitar 1600-1046 SM), dan Zhou Barat (sekitar 1046-771 SM).[4] Konfusianisme sempat ditindas pada masa dinasti Qin yang legalis dan otokratis (221-206 SM), namun tetap bertahan. Selama dinasti Han (206 SM - 220 M), pendekatan Konfusianisme mengungguli “proto-Taoist” Huang-Lao sebagai ideologi resmi, sementara kaisar-kaisarnya mencampurkan keduanya dengan teknik-teknik realis dari Legalisme.[5]

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Awal Mula

[sunting | sunting sumber]

Menurut He Guanghu, Konfusianisme dapat diidentifikasi sebagai kelanjutan dari agama resmi dinasti Shang-Zhou (1600-256 SM), atau agama asli Tiongkok yang telah berlangsung tanpa gangguan selama tiga ribu tahun.[6] Kedua dinasti tersebut menyembah “dewa tertinggi”, yang disebut Shangdi (上帝, "Dewa Tertinggi") atau Di (帝) pada saat dinasti Shang dan Tian (天, "Surga") pada saat dinasti Zhou. Shangdi dianggap sebagai nenek moyang pertama dari keluarga kerajaan Shang, nama lain dari Shangdi adalah “Leluhur Tertinggi” (上甲; Shàngjiǎ).[7] Teologi Shang memandang banyaknya dewa alam dan leluhur sebagai bagian dari Di. Di bermanifestasi sebagai Wufang Shangdi (五方上帝) dengan angin (風; fēng) sebagai kehendak kosmiknya. Setelah dinasti Zhou menggulingkan Shang, nama untuk Ketuhanan tertinggi berubah menjadi Tian.[8] Sementara dinasti Shang mengidentifikasi Shangdi sebagai dewa nenek moyang mereka untuk menyatakan klaim mereka atas kekuasaan berdasarkan hak ilahi, Zhou mengubah klaim ini menjadi sebuah legitimasi yang didasarkan pada kekuatan moral, Mandat Surga. Dalam teologi Zhou, Tian tidak memiliki keturunan duniawi, tetapi memberikan bantuan ilahi kepada para penguasa yang berbudi luhur. Raja-raja Zhou menyatakan bahwa kemenangan mereka atas Shang adalah karena mereka berbudi luhur dan mencintai rakyatnya, sementara Shang dianggap tiran sehingga dicabut kekuasaannya oleh Tian.[4]

Menurunnya Tradisi Zhou

[sunting | sunting sumber]

Pada abad ke-6 SM, kekuatan Tian dan simbol-simbol yang mewakilinya di bumi (arsitektur kota, kuil, altar dan bejana ritual, dan sistem ritual Zhou) menjadi “menyebar” dan diklaim oleh penguasa-penguasa yang berbeda di negara-negara Zhou untuk melegitimasi ambisi-ambisi ekonomi, politik dan militer. Komunikasi dengan yang ilahi tidak lagi menjadi hak istimewa eksklusif keluarga kerajaan Zhou, tetapi dapat dibeli oleh siapa saja yang mampu membeli upacara yang rumit dan ritus-ritus lama dan baru yang diperlukan untuk mengakses otoritas Tian.[9]

Selain sistem ritual Zhou yang memudar, apa yang dapat didefinisikan sebagai tradisi 'liar' (野; yě), atau tradisi di luar sistem resmi, berkembang sebagai upaya untuk mengakses kehendak Tian. Ketika otoritas politik pusat runtuh setelah runtuhnya Zhou Barat, penduduk kehilangan kepercayaan pada tradisi resmi, yang tidak lagi dianggap sebagai cara yang efektif untuk berkomunikasi dengan Surga. Tradisi "Sembilan Bidang" (九野) dan Yijing (易經) berkembang pesat.[10] Para pemikir Tiongkok, dihadapkan pada tantangan terhadap legitimasi ini, berbeda pendapat dalam “Seratus Aliran Pemikiran”, masing-masing menempatkan lensa filosofisnya sendiri untuk memahami proses-proses di dunia.

Kemunculan Konfusius

[sunting | sunting sumber]

Konfusius (551-479 SM) muncul pada periode perombakan politik dan pencarian ajaran spiritual yang bisa diandalkan. Dia dididik dalam tradisi Shang-Zhou, yang ia sebarkan dan rumuskan kembali dengan berfokus pada pengembangan diri dan prinsip mengasihi orang lain.[4][11] Seiring dengan runtuhnya pemerintahan Zhou, nilai-nilai tradisional ditinggalkan dan mengakibatkan periode kemerosotan moral. Konfusius menganggap dirinya sebagai penerus nilai-nilai dari periode sebelumnya yang menurutnya telah ditinggalkan di masa itu.[4] Dalam pandangannya, kekuatan Tian meresap, dan merespons secara positif terhadap hati yang tulus yang didorong oleh kemanusiaan dan kebenaran, kesopanan dan altruisme. Konfusius memahami kualitas-kualitas ini sebagai fondasi yang diperlukan untuk memulihkan harmoni sosial-politik. Seperti banyak orang sezamannya, Konfusius melihat praktik ritual sebagai cara yang manjur untuk mengakses Tian, tetapi dia berpikir bahwa simpul penting adalah masuk ke dalam keadaan batin yang penuh khidmat sebelum terlibat dalam tindakan ritual.[12] Konfusius dikatakan telah mengubah dan menyusun ulang kitab-kitab klasik yang diwarisi dari dinasti Xia-Shang-Zhou, dan menyusun Catatan Sejarah Musim Semi dan Musim Gugur / Chun Qiu (春秋).[13]

Masa Dinasti Han

[sunting | sunting sumber]

Di jaman Kaisar Pertama yaitu Qin Shihuangdi (秦始皇帝), Konfusianisme dianggap sebagai heterodoks karena dianggap menjadi rival dari ideologi dari Kaisar Qin.[14] Baru pada dinasti Han (206 SM-220 M) Konfusianisme mendapatkan posisi sebagai ajaran yang dijaga sebagai bagian dari peninggalan kebudayaan Tiongkok. Dong Zhongshu (董仲舒) adalah tokoh yang berperan penting karena pengaruhnya pada Kaisar Wu (武帝) sehingga menjadikan ajaran Konfusius menjadi subjek ajaran di akademi kerajaan di tahun 124.[15] Pada saat Konfusianisme diadopsi menjadi sistem pendidikan di kerajaan,ada pengaruh dari berbagai tradisi, seperti kosmologi spekulatif dari filsafah Yin-Yang, Ajaran Huang-Lao, dan bahkan Legalisme.[15]

Masa Dinasti Song

[sunting | sunting sumber]

Di masa dinasti Song, Konfusianisme telah berkembang menjadi agama yang sepenuhnya ortodoks dan lebih mapan dalam hal doktrinal, ini berkat eksplorasi teori dari Zhu Xi dan para akademisi Lixue.[16]

Konfusianisme di Indonesia

[sunting | sunting sumber]
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Konfusianisme" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR
(April 2025)

Konfusianisme sebagai agama dan filsafat

[sunting | sunting sumber]

Konfusianisme umumnya memang tidak muncul dalam bentuk agama di dunia, bahkan di berbagai negara asia seperti Korea, Jepang, Taiwan, Hongkong dan Tiongkok sekalipun. Namun di Indonesia Konghucu diakui sebagai salah satu dari 6 agama yang dianut masyarakat. Konghucu sebagai agama digagas Kang Youwei menjelang keruntuhan Dinasti Qing tahun 1900. Namun gagasan Kang Youwei tampaknya tidak diterima oleh komunitas Tionghoa perantauan di berbagai negara, apalagi di Tiongkok sendiri pemerintah merekognisi 5 agama yaitu Buddha, Tao, Kristen, Katolik, dan Islam.[17] Dalam bahasa Tionghoa, ajaran Konghucu dikenal dengan istilah Kongjiao (孔教) atau Rujiao (儒教). Alih-alih merekognisi sebagai agama, Tiongkok mendirikan Confusius Institutes di 146 negara untuk memperkenalkan bahasa mandarin dan kultur Tiongkok serta memfasilitasi pertukaran budaya. Hal yang dicurigai barat sebagai kuda troya pemerintah Cina dalam memperluas pengaruhnya secara global.

Konghucu sebagai institusi agama di Indonesia menerapkan hal-hal berikut.

  • Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi (先知)
  • Menetapkan Litang (Gerbang Kebajikan) dan klenteng sebagai tempat ibadah resmi bagi umat Khonghucu. Penggunaan istilah kelenteng ini melahirkan kerancuan, karena klenteng sesungguhnya adalah istilah umum yang digunakan masyarakat awam untuk menyebut semua tempat ibadah berarsitektur Tiongkok. Di Indonesia, kelenteng-kelenteng tertua justru adalah tempat ibadah umat Buddha, dan Tao. Sedangkan untuk Konghucu baru hadir pada 1906 di Surabaya dan satu-satunya di Asia Tenggara. Sebelum 1906 tidak ada tempat ibadah Agama Konghucu di Indonesia.
  • Menetapkan Sishu Wujing (四書五經) sebagai kitab suci resmi
  • Menetapkan tahun baru Imlek, sebagai hari raya keagamaan resmi, meskipun menyebabkan kontroversi karena di berbagai belahan dunia Imlek bukanlah hari raya agama tertentu.
  • Hari-hari raya keagamaan lainnya; Imlek, Hari lahir Khonghucu (27-8 Imlek), Hari Wafat Khonghucu (18-2-Imlek), Hari Genta Rohani (Tangce) 22 Desember, Chingming (5 April), Qing Di Gong (8/9-1 Imlek) dsb.[18]
  • Rohaniwan; Jiao Sheng (Penyebar Agama), Wenshi (Guru Agama), Xueshi (Pendeta), Zhang Lao (Tokoh/Sesepuh).
  • Kalender Imlek terbukti dibuat oleh Nabi Kongzi (Konfusius). Nabi Kongzi mengambil sumbernya dari penangalan dinasti Xia (2200 SM) yang sudah ditata kembali oleh Nabi Khongcu.[butuh rujukan]

Tahun Zaman Nabi Khongcu Tahun Baru jatuh 22 Desember. 4 Februari pergantian musim dingin ke musim semi. Jadi Imlek bukan perayaan musim semi. Perkiraan tanggal 1 imlek, rentang waktunya 15 hari kedepan dan 15 hari kebelakang dari 4 Februari tersebut.Tiap 4 atau 5 tahun sekali ada bulan ke 13, untuk menggenapi agar perhitungan tersebut tidak berubah.[perlu dijelaskan]

Agama Konghucu pada zaman Orde Baru

[sunting | sunting sumber]

Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk aktivitas berbau kebudayaan dan tradisi Tionghoa di Indonesia. Ini menyebabkan banyak pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk salah satu dari 5 agama yang diakui. Untuk menghindari permasalahan politis (dituduh sebagai ateis dan komunis), pemeluk kepercayaan tadi kemudian diharuskan untuk memeluk salah satu agama yang diakui, mayoritas menjadi pemeluk agama Buddha, Islam, Katolik, atau Protestan. Klenteng yang merupakan tempat ibadah umat Buddha Tionghoa terpaksa mengubah nama dari Mandarin ke terjemahan Sansekertanya. Hal ini dilakukan karena penguasa Orba melarang segala hal yang terkait Tiongkok, termasuk aksara dan bahasa melalui Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967. Maka Kwan Im Teng di berbagai wilayah berganti nama menjadi Wihara Avalokitesvara atau pun menggunakan bahasa Indonesia menjadi Wihara Dewi Welas Asih. Ho Tek Ceng Sin menjadi Wihara Amurwabumi dan sebagainya. Namun sebagian lainnya tetap menggunakan nama Mandarin tapi mengganti aksara Tiongkok menjadi huruf latin.

Sejak berdirinya Boen Bio di Surabaya pada 1906, lalu diikuti berdirinya organisasi Kong Kau Hwe di Surakarta 1923, Kong Tju Bio di Cirebon 1932, dan lain-lain, jumlah penganut Konghucu memang tidak berkembang sebagaimana diharapkan. Hal ini diakibatkan sejak semula, gagasan dari Kang Youwei ini di Hindia Belanda ditentang mayoritas masyarakat Tionghoa. Perdebatan di media massa pada jaman tersebut menunjukkan bahwa gagasan ini tidak menjadi arusutama. Apalagi setelah masa orde baru, kondisi sosial politik sangat tidak kondusif bagi perkembangan Agama Konghucu.

Agama Konghucu pada zaman Orde Reformasi

[sunting | sunting sumber]

Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai mendapatkan kembali pengakuan atas identitas mereka sejak masa kepemimpinan presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melalui UU No 1/Pn.Ps/1965 yang menyatakan bahwa agama-agama yang banyak pemeluknya di Indonesia antara lain Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.

Ajaran Konfusianisme

[sunting | sunting sumber]
Artikel ini ditulis menyerupai opini penulis Wikipedia mengenai suatu topik, alih-alih pendapat para ahli.. Bantulah menyuntingnya dengan menghapus bagian tersebut dan menuliskannya sesuai dengan gaya penulisan ensiklopedia.

Ajaran Konfusianisme dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao (儒教), yang berarti kepercayaan dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Konfusius memang bukanlah pencipta kepercayaan ini melainkan dia hanya menyempurnakan kepercayaan yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang dia sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut." Meskipun orang-orang kadang mengira bahwa Konfusianisme adalah merupakan suatu pengajaran filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia, sebenarnya jika seseorang ingin memahami secara benar dan utuh tentang Konfusianisme, maka ia akan mengetahui bahwa dalam Konfusianisme juga terdapat ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Konfusianisme juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".

Ajaran falsafah ini diasaskan oleh Konfusius yang lahir pada tahun 551 SM dengan nama Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Ia dikenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Konfusius banyak menulis buku-buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Ia wafat pada tahun 479 SM.

Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tetapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak patut disembah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral.

Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya Mengzi ke seluruh Tiongkok dengan beberapa penyempurnaan.

Intisari ajaran Konghucu

[sunting | sunting sumber]

Falsafah Dasar

[sunting | sunting sumber]

1. Tian

Tian adalah Maha Pencipta alam semesta. Manusia tidak dapat memahami hakikat sejati Tian sehingga Ia dilambangkan dengan ciri-ciri berikut:[19]
Yuan: yang selalu hadir.
Heng: yang selalu berhasil.
Li: yang selalu membawa berkah.
Zhen: yang selalu adil, tidak membeda-bedakan.

2. Xing

Xing adalah jati diri manusia, kodrat, yaitu perwujudan firman Tian (Tian Ming) dalam diri manusia. Xing menghubungkan Tian dengan segala ciptaannya. Manusia sulit mengenali xingnya karena tertutup oleh emosi, nafsu; maka manusia harus dibimbing dengan pedoman etika. Meskipun xing setiap manusia berbeda-beda, tetapi memiliki satu persamaan yaitu Ren (perikemanusiaan).[19]

3. Ren

Ren atau perikemanusiaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Zhong (setia) dan Shu (solidaritas).[19]
Zhong merupakan kependekan dari istilah zhong yi Tian (lit. setia kepada Tuhan), yaitu berserah diri,lahir dan batin kepada Tuhan.
Shu merupakan kependekan dari istilah shu yi ren (lit. solider kepada sesama manusia atau "cinta kasih sejati".
Terdapat dua istilah yang menerangkan arti Shu lebih lanjut.[19]
Ji suo bu yu, wu shi yu ren, yaitu "apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan dilakukan terhadap orang lain". (Lunyu)
Ji yu li er li ren, ji yu da er da ren, yaitu "kalau ingin tegak, buatlah orang lain juga tegak; jika ingin maju, buatlah orang lain juga maju".

Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui)

[sunting | sunting sumber]

Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:

  1. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
  2. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
  3. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
  4. Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
  5. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
  6. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
  7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
  8. Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)

Lima Sifat Mulia (Wu Chang)

[sunting | sunting sumber]

Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang):[19]

1. Ren - Cinta Kasih

yaitu sifat mulia pribadi seseorang terhadap moralitas, cinta kasih, kebajikan, kebenaran, tahu-diri, halus budi pekerti, tanggang rasa, perikemanusiaan. Ini merupakan sifat manusia yang paling mulia dan luhur.

2. Yi - Kebenaran/ Keadilan/ Kewajiban

yaitu sifat mulia pribadi seseorang dalam solidaritas serta senantiasa membela kebenaran. Bila Ren sudah ditegakkan, maka Yi harus menyertai.

3. Li - Kesusilaan/ Kepantasan

yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang bersusila, sopan santun, tata krama, dan budi pekerti. Semula Li hanya dikaitkan dengan perilaku yang benar dalam upacara keagamaan, tetapi selanjutnya diperluas hingga ke adat-istiadat dan tradisi dalam masyarakat.

4. Zhi - Bijaksana

yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang arif bijaksana dan penuh pengertian. Kong Hu Cu merangkaikan munculnya kebijaksanaan seseorang dengan selalu sabar dalam mengambil tindakan, penuh persiapan, melihat jauh ke depan, serta memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi.

5. Xin - Dapat dipercaya

yaitu sifat pribadi seseorang yang selalu percaya diri, dapat dipercaya orang lain, dan senantiasa menepati janji.

Lima Etika (Wu Lun)

[sunting | sunting sumber]

Lima hubungan norma etika dalam bermasyarakat merupakan bentuk dasar interaksi manusia. Dengan menjalani kehidupan yang sesuai dengan asas Wu Lun, seseorang akan menikmati keselarasan dalam kepribadiannya maupun dalam hubungannya dengan masyarakat.[19]

  • Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan
  • Hubungan antara Suami dan Isteri
  • Hubungan antara Orang tua dan anak
  • Hubungan antara Kakak dan Adik
  • Hubungan antara Kawan dan Sahabat

Delapan Kebajikan (Ba De)

[sunting | sunting sumber]

Delapan Kebajikan (Ba De):[19]

  1. Xiao - Laku Bakti; yaitu berbakti kepada orang tua, leluhur, dan guru.
  2. Ti - Rendah Hati; yaitu sikap kasih sayang antar saudara, yang lebih muda menghormati yang tua dan yang tua membimbing yang muda.
  3. Zhong - Setia; yaitu kesetiaan terhadap atasan, teman, kerabat, dan negara.
  4. Xin - Dapat Dipercaya
  5. Li - Susila; yaitu sopan santun dan bersusila.
  6. Yi - Bijaksana; yaitu berpegang teguh pada kebenaran.
  7. Lian - Suci Hati; yaitu sifat hidup yang sederhana, selalu menjaga kesucian, dan tidak menyeleweng/ menyimpang.
  8. Chi - Tahu Malu; yaitu sikap mawas diri dan malu jika melanggar etika dan budi pekerti.

Kitab suci

[sunting | sunting sumber]

Kitab suci agama Konghucu dibagi menjadi dua kelompok:

  • Wu Jing (五 經) (Kitab Suci yang Lima) yang terdiri atas:
    1. Kitab Sanjak Suci 詩經 Shi Jing
    2. Kitab Dokumen Sejarah 書經 Shu Jing
    3. Kitab Wahyu Perubahan 易經 Yi Jing
    4. Kitab Suci Kesusilaan 禮經 Li Jing
    5. Kitab Chun-qiu 春秋經 Chunqiu Jing
  • Si Shu (Kitab Yang Empat) yang terdiri atas:
    1. Kitab Ajaran Besar - 大學 Da Xue
    2. Kitab Tengah Sempurna - 中庸 Zhong Yong
    3. Kitab Sabda Suci - 論語 Lun Yu Diarsipkan 2018-05-17 di Wayback Machine.
    4. Kitab Mengzi - 孟子 Meng Zi

Selain itu masih ada satu kitab lagi: Xiao Jing (Kitab Bakti).

Definisi agama menurut agama Konghucu

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan kitab Zhong Yong agama adalah bimbingan hidup karunia Tian/Tuhan Yang Maha Esa (Tian Shi) agar manusia mampu membina diri hidup di dalam Dao atau Jalan Suci, yakni "hidup menegakkan Firman Tian yang mewujud sebagai Watak Sejati, hakikat kemanusiaan". Hidup beragama berarti hidup beriman kepada Tian dan lurus satya menegakkan firmanNya.

Nabi

[sunting | sunting sumber]
Lihat pula: Sheng Ren
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Konfusianisme" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR
(April 2025)

Para nabi (儒教聖人) dalam Ru Jiao terbagi dalam beberapa zaman seperti yang tercantum di bawah ini.

Masa prasejarah (sebelum 2205 SM)

[sunting | sunting sumber]
Lihat pula: Tiga Maharaja dan Lima Kaisar
  • Dalam ajaran Konghucu tidak dikenal istilah Nabi Purba, demikian pula mantra dan ritual untuk dewa. Konghucu tidak menambahkan apapun pada kosmologi dewata Tiongkok kuno yang telah diisi oleh dua agama yaitu Tao dan Buddha. Hal ini sejalan dengan penetapan gunung suci di Tiongkok dari masa klasik, untuk agama Buddha ditetapkan gunung Wutai, Putuo, Emei, dan Jiuhua.[20] Sedangkan untuk Agama Tao ditetapkan gunung Heng Shan, Tai Shan, Hua Shan, Song Shan, dan Heng Shan.[21] Sedangkan untuk Konghucu tidak ada satupun gunung yang ditetapkan sebagai gunung sucinya, karena di Tiongkok sejak masa klasik hingga saat ini Konghucu tidak ditetapkan sebagai agama.
  • Fu Xi, Shennong, Huang Di dan lain-lain yang disebutkan di bagian bawah sebagai nabi adalah bagian dari mitologi Tiongkok kuno, jauh sebelum perkembangan agama. Apalagi gagasan menjadikan ajaran Konghucu sebagai agama sebagaimana pendekatan barat (religion) baru digagas pada awal abad keduapuluh oleh Kang Youwei menjelang keruntuhan dinasti Qing.
  • Nabi Purba Fu Xi (Hanzi: 伏羲), hidup sekitar 2952 – 2836 SM.
Dia menerima wahyu He tu (peta sungai) yang tergambar di punggung seekor hewan gaib Long ma, yang keluar dari dalam Sungai Huang Ho. Lambang wahyu tersebut kini dikenal sebagai lambang Bagua. Nabi Nu Wa (Hokkien:Lie Kwa), istri Fuxi, menciptakan Hukum Pernikahan.[19]
  • Nabi Purba Shen Nong (Hanzi:神農), hidup sekitar 2838 – 2698 SM.
  • Nabi Purba Huang Di (Hanzi:黃帝), hidup sekitar 2698 – 2596 SM.
Istrinya, Nabi Lei Zu adalah penemu sutra yang ditenunnya dari kepompong ulat sutra, dan bersama Huang Di menciptakan alat tenun, pakaian Hian Ik (pakaian harian) dan Hong Siang (pakaian upacara).
  • Nabi Purba (堯) Yao 2357 – 2255 SM.
Pada zamannya dilakukan penyempurnaan perhitungan kalender dengan menambah bulan kabisat Imlek, sehingga setiap tanggal 15 selalu jatuh tepat ketika bulan sedang bulat penuh.
  • Nabi Purba (舜) Shun 2255 – 2205 SM.

Zaman Dinasti Xia

[sunting | sunting sumber]
  • Nabi Purba (大 禹) Da Yu 2205 – 2197 SM.
Sewaktu berada di tepian Sungai Luohe, dalam rangka tugasnya sebagai pengawas penanggulangan banjir, Yu melihat seekor kura-kura gaib muncul dari dalam air. Guratan-guratan di punggung kura-kura itu menyadarkan dirinya akan wahyu ilahi yang kemudian dinamakan Luo Shu (Kitab Sungai Luohe) yang menjadi cikal bakal houtian bagua. Pada masa pemerintahannya, versi pertama dari falsafah perubahan yang disebut Lian Shan Yi (Rangkaian Gunung) dan Hong Fan ditulis.[19]

Zaman Dinasti Shang

[sunting | sunting sumber]
  • Nabi Purba Shang Tang (Hanzi=商 湯), memerintah tahun 1675 – 1646 SM.
  • Nabi Wen Wang (Hanzi=文王).
Menerima wahyu ilahi Dan Shu (Kitab Dan) sehingga ia menemukan lambang houtian bagua dan mengembangkan lebih jauh falsafah perubahan.[19]
  • Nabi Jiang Ziya.

Zaman Dinasti Zhou

[sunting | sunting sumber]
  • Nabi Wu Wang (Hanzi=武王).
Ia merupakan raja pertama Dinasti Zhou. Pada tahun ke-13 pemerintahannya, Wu Wang menerima persembahan kitab Hong Fan dari Jizi, bekas menteri Dinasti Shang, yang menyatakan bahwa kitab kuno tersebut merupakan warisan dari zaman Kaisar Yu yang disimpan olehnya.[19]
  • Nabi Zhou Gong (Hanzi=周公).
Putera keempat Wen Wang. Ia melanjutkan karya ayahnya membenahi falsafah perubahan dengan menambahkan bagian-bagian baru (seperti komentar Xiang), sehingga versi ketiga ini dikenal sebagai Zhou Yi (falsafah perubahan Dinasti Zhou). Ia juga meletakkan dasar-dasar tata-upacara pemujaan dan kesusilaan dalam ajaran Ru.[19]
  • Nabi Besar (孔 子) Kong Zi 551 – 479 SM.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia
  • Klenteng
  • Agama
  • Daftar agama
  • Tempat ibadah

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Fornerod M, Ohno M, Yoshida M, Mattaj IW (September 1997). "CRM1 is an export receptor for leucine-rich nuclear export signals". Cell. 90 (6): 1051–60. doi:10.1016/s0092-8674(00)80371-2. PMID 9323133. S2CID 15119502.
  2. ^ Nylan, Michael (1 October 2008). The Five "Confucian" Classics (dalam bahasa Inggris). Yale University Press. hlm. 23. ISBN 978-0-300-13033-1. Diakses tanggal 12 March 2022.
  3. ^ Yao 2000, hlm. 38–47
  4. ^ a b c d Fung (2008), hlm. 163.
  5. ^ Lin, Justin Yifu (2012). Demystifying the Chinese Economy. Cambridge University Press. hlm. 107. ISBN 978-0-521-19180-7.
  6. ^ Chen (2012), hlm. 105, note 45.
  7. ^ Didier (2009), hlm. 227–228, Vol. II.
  8. ^ Libbrecht (2007), hlm. 43.
  9. ^ Didier (2009), hlm. xxxvi–xxxvii, Vol. I.
  10. ^ Didier (2009), hlm. xxxvii–xxxviii, Vol. I.
  11. ^ Zhou (2012), hlm. 2.
  12. ^ Didier (2009), Vol. III, pp. 96–99.
  13. ^ Zhou (2012), hlm. 1.
  14. ^ Seiwert 2003, hlm. 15.
  15. ^ a b Seiwert 2003, hlm. 16.
  16. ^ Zhuo 2018, hlm. 20.
  17. ^ "2019 Report on International Religious Freedom: China (Includes Tibet, Xinjiang, Hong Kong, and Macau". State Government. Diakses tanggal 2023-04-11.
  18. ^ "Konghucu Indonesia:Hari Besar". Diarsipkan dari asli tanggal 2010-11-07. Diakses tanggal 2018-03-29.
  19. ^ a b c d e f g h i j k l Bidang Litbang PTITD/ Matrisia Jawa Tengah. 2007. "Pengetahuan Umum Tentang Tri Dharma", Edisi pertama. Semarang: Benih Bersemi.
  20. ^ Litian, Fang (2022). Chinese Buddhism and Traditional Culture. London: Routledge. hlm. 47–58. ISBN 9780367663919. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  21. ^ Brockman, Norbert C (1999). Encylopedia of Sacred Places. Oxford: Oxford University Press. hlm. 542–544. ISBN 978-0195127393. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)

Sumber

[sunting | sunting sumber]
  • Seiwert, Hubert Michael (2003), Popular Religious Movements and Heterodox Sects in Chinese History, Brill, ISBN 9004131469
  • Zhuo, Xinping (2018), Religious Faith of the Chinese, Springer, ISBN 9811348677
  • Adler, Joseph A. (2014), Confucianism as a Religious Tradition: Linguistic and Methodological Problems (PDF), Gambier, OH: Kenyon College, diarsipkan (PDF) dari versi aslinya tanggal 2022-10-10.
  • William Theodore De Bary (1989). Neo-Confucian Education: The Formative Stage. University of California Press. hlm. 455–. ISBN 978-0-520-06393-8.
  • Billioud, Sébastien; Thoraval, Joël (2015). The Sage and the People: The Confucian Revival in China. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-025814-6.
  • Billioud, Sébastien (2010). "Carrying the Confucian Torch to the Masses: The Challenge of Structuring the Confucian Revival in the People's Republic of China" (PDF). OE. 49. Diarsipkan (PDF) dari versi aslinya tanggal 2022-10-10.
  • Clart, Philip (2003). "Confucius and the Mediums: Is There a "Popular Confucianism"?" (PDF). T'oung Pao. LXXXIX. Diarsipkan (PDF) dari versi aslinya tanggal 2022-10-10.
  • Chan, Joseph (2013). Confucian Perfectionism: A Political Philosophy for Modern Times. Princeton University Press. ISBN 9780691168166.
  • Chen, Yong (2012). Confucianism as Religion: Controversies and Consequences. Brill. ISBN 978-90-04-24373-6.
  • Creel, Herrlee (1949). Confucius and the Chinese Way. New York: Harper Torchbooks.
  • John W. Dardess (1983). Confucianism and Autocracy: Professional Elites in the Founding of the Ming Dynasty. University of California Press. ISBN 978-0-520-04733-4.
  • Didier, John C. (2009). "In and Outside the Square: The Sky and the Power of Belief in Ancient China and the World, c. 4500 BC – AD 200". Sino-Platonic Papers (192). Volume I: The Ancient Eurasian World and the Celestial Pivot, Volume II: Representations and Identities of High Powers in Neolithic and Bronze China, Volume III: Terrestrial and Celestial Transformations in Zhou and Early-Imperial China.
  • Elman, Benjamin A. (2005), On Their Own Terms: Science in China, 1550–1900, Harvard University Press, ISBN 978-0-674-01685-9.
  • Fan, Lizhu; Chen, Na (2015). "The Religiousness of "Confucianism" and the Revival of Confucian Religion in China Today". Cultural Diversity in China. 1 (1): 27–43. doi:10.1515/cdc-2015-0005. ISSN 2353-7795.
  • Fan, Lizhu; Chen, Na (2015a), "Revival of Confucianism and Reconstruction of Chinese Identity", The Presence and Future of Humanity in the Cosmos, Tokyo, 18–23 March: ICU Pemeliharaan CS1: Lokasi (link).
  • Feuchtwang, Stephan (2016), "Chinese religions", dalam Woodhead, Linda; Kawanami, Hiroko; Partridge, Christopher H. (ed.), Religions in the Modern World: Traditions and Transformations (Edisi 3nd), London: Routledge, hlm. 143–172, ISBN 978-1-317-43960-8.
  • Fingarette, Herbert (1972). Confucius: The Secular as Sacred. New York: Harper. ISBN 978-1-4786-0866-0.
  • Fung, Yiu-ming (2008), "Problematizing Contemporary Confucianism in East Asia", dalam Richey, Jeffrey (ed.), Teaching Confucianism, Oxford University Press, ISBN 978-0-19-804256-3.
  • Gunn, Geoffrey C. (2003), First Globalization: The Eurasian Exchange, 1500 to 1800, Rowman & Littlefield, ISBN 978-0-7425-2662-4.
  • Haynes, Jeffrey (2008), Routledge Handbook of Religion and Politics, Taylor & Francis, ISBN 978-0-415-41455-5.
  • Ivanhoe, Philip J. (2000). Confucian Moral Self Cultivation (Edisi 2nd rev.). Indianapolis: Hackett Publishing. ISBN 978-0-87220-508-6.
  • Li-Hsiang, Lisa Rosenlee (2012). Confucianism and Women: A Philosophical Interpretation. SUNY Press. hlm. 164–. ISBN 978-0-7914-8179-0.
  • Libbrecht, Ulrich (2007). Within the Four Seas...: Introduction to Comparative Philosophy. Peeters Publishers. ISBN 978-90-429-1812-2.
  • Littlejohn, Ronnie (2010), Confucianism: An Introduction, I.B. Tauris, ISBN 978-1-84885-174-0.
  • Nivison, David S. (1996). The Ways of Confucianism: Investigations in Chinese Philosophy. Chicago: Open Court Press. ISBN 978-0-8126-9340-9.
  • Payette, Alex (2014), "Shenzhen's Kongshengtang: Religious Confucianism and Local Moral Governance", Panel RC43: Role of Religion in Political Life (PDF), 23rd World Congress of Political Science, 19–24 July, diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 23 October 2017, diakses tanggal 9 May 2015 Pemeliharaan CS1: Lokasi (link) Pemeliharaan CS1: Lokasi tanpa penerbit (link).
  • Pankenier, David W. (2013). Astrology and Cosmology in Early China. Cambridge University Press. ISBN 978-1-107-00672-0.
  • Shen, Qingsong; Shun, Kwong-loi (2007), Confucian Ethics in Retrospect and Prospect, Council for Research in Values and Philosophy, ISBN 978-1-56518-245-5.
  • Sinaiko, Herman L. (1998), Reclaiming the Canon: Essays on Philosophy, Poetry, and History, Yale University Press, ISBN 978-0-300-06529-9.
  • Tay, Wei Leong (2010). "Kang Youwei: The Martin Luther of Confucianism and His Vision of Confucian Modernity and Nation" (PDF). Secularization, Religion and the State. Diarsipkan (PDF) dari versi aslinya tanggal 2022-10-10.
  • Yang, C.K. (1961). Religion in Chinese Society; a Study of Contemporary Social Functions of Religion and Some of Their Historical Factors. Berkeley: University of California Press. ISBN 978-0-520-01371-1.
  • Yao, Xinzhong (2000). An Introduction to Confucianism. Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-64312-2.
  • Zhou, Youguang (2012). "To Inherit the Ancient Teachings of Confucius and Mencius and Establish Modern Confucianism" (PDF). Sino-Platonic Papers (226). Diarsipkan (PDF) dari versi aslinya tanggal 2022-10-10.
Articles
  • Hsu, Promise (16 November 2014). "The Civil Theology of Confucius' "Tian" Symbol". Voegelin View. Diarsipkan dari asli tanggal 24 December 2019. Diakses tanggal 25 February 2018.

Terjemahan teks yang dikaitkan dengan Konfusius

[sunting | sunting sumber]

Analek (Lun Yu)

[sunting | sunting sumber]
  • Confucian Analects (1893) Diterjemahkan oleh James Legge.
  • The Analects of Confucius (1915; rpr. NY: Paragon, 1968). Diterjemahkan oleh William Edward Soothill.
  • The Analects of Confucius: A Philosophical Translation (New York: Ballantine, 1998). Diterjemahkan oleh Roger T. Ames, Henry Rosemont.
  • Konfusius: The Analects (Lun yü) (London: Penguin, 1979; rp. Hong Kong: Chinese University Press, 1992). Diterjemahkan oleh DC Lau
  • The Analects of Confucius ( Oxford: Oxford University Press, 1997). Diterjemahkan oleh Chichung Huang.
  • The Analects of Confucius (New York: WW Norton, 1997). Diterjemahkan oleh Simon Leys.
  • Analects: Dengan Pilihan dari Komentar Tradisional (Indianapolis: Hackett Publishing, 2003). Diterjemahkan oleh Edward Slingerland.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Cari tahu mengenai Konfusianisme pada proyek-proyek Wikimedia lainnya:
Definisi dan terjemahan dari Wiktionary
Gambar dan media dari Commons
Berita dari Wikinews
Kutipan dari Wikiquote
Teks sumber dari Wikisource
Buku dari Wikibuku
  • Ensiklopedia Filsafat Stanford: Konfusius
  • Antaragama Online: Konfusianisme
  • Dokumen Konfusianisme di Internet Sacred Texts Archive..
  • Filsafat Oriental, "Topik: Konfusianisme"
Kelembagaan
  • Filsafat Konfusianisme Tiongkok
  • Agama Konfusian Tiongkok
  • Jaringan Kongzi Tiongkok
  • l
  • b
  • s
Agama dan kepercayaan di Indonesia
Agama dan
kepercayaan
  • Adat Lawas
  • Adat Musi
  • Agama Buhun
  • Agama Helu
  • Aji Dipa
  • Aliran Kebatinan Tak Bernama
  • Aluk Todolo
  • Ameok
  • Anak Cucu Bandha Yudha
  • Angesthi Sampurnaning Kautaman
  • Anggayuh Panglereming Nafsu
  • Arat Sabulungan
  • Babolin
  • Babukung
  • Baha'i
  • Basorah
  • Buddha
    • Therawada
    • Mahayana
    • Vajrayana
    • Buddhayana
    • Maitreya
    • Tridharma
    • Nichiren Shoshu
  • Budi Daya
  • Budi Rahayu
  • Budi Sejati
  • Bumi Hantoro
  • Cakramanggilingan
  • Dharma Murti
  • Empung Loken Esa
  • Era Wulan Watu Tana
  • Galih Puji Rahayu
  • Gautami
  • Golongan Si Raja Batak
  • Guna Lera Wulan Dewa Tanah Ekan
  • Gunung Jati
  • Hajatan
  • Habonaron Do Bona
  • Hak Sejati
  • Hangudi Bawono Tata Lahir Satin
  • Hangudi Lakuning Urip
  • Hardo Pusoro
  • Hidup Betul
  • Hindu
    • Bali
    • Jawa
    • Kaharingan
    • Towani Tolotang
    • Siwa-Buddha
  • Ilmu Goib
  • Ilmu Goib Kodrat Alam
  • Imbal Wacono
  • Islam
    • Abangan
      • modern
    • Ahmadiyyah
    • Islam Nusantara
    • LDII
    • Modernis
    • Al-Qiyadah Al-Islamiyah
    • Salafi
    • Syiah
    • Tradisionalis
    • Wahidiyah
    • Wetu Telu
  • IWKU
  • Jainisme
  • Jawa Domas
  • Jingi Tiu
  • Kapitayan
  • Kejawen
  • Khonghucu
  • Koda Kirin
  • Kristen
    • Katolik
    • Mormonisme
    • Ortodoks
    • Protestan
    • Saksi-Saksi Yehuwa
  • Lera Wulan Dewa Tanah Ekan
  • Malesung
  • Marapu
  • Mazuisme
  • Masade
  • Naurus
  • Parmalim
  • Pelebegu
  • Pemena
  • Pepandyo
  • Perjalanan
  • Purwoduksino
  • Rila
  • Salamullah
  • Sedulur Sikep
  • Sikh
  • Sirnagalih
  • Subud
  • Sumarah
  • Sunda Wiwitan
    • Madraisme
  • Taoisme
  • Tonaas Walian
  • Wor
  • Yahudi
Ireligiusitas
  • Ateisme
Sejarah
  • Mitologi Indonesia
  • Daftar Dewa-Dewi Indonesia
  • Indianisasi Asia Tenggara
  • Penyebaran agama Buddha di sepanjang Jalur Sutra
  • Buddhisme Esoteris Indonesia
  • Penyebaran Islam di Nusantara
  • Pembantaian Banyuwangi 1998
  • Kerusuhan Poso
  • Konflik sektarian Maluku
  • Insiden Monas
Kajian agama
  • Agama asli Nusantara dan aliran kepercayaan
  • Agama impor
Hukum dan hak
  • Hukum penistaan agama
    • Langit Makin Mendung
    • Kontroversi angket Majalah Monitor
    • Aksi 2 Desember
  • Kebebasan beragama
Pengawasan otoritas Sunting ini di Wikidata
Umum
  • Integrated Authority File (Jerman)
Perpustakaan nasional
  • Prancis (data)
  • Amerika Serikat
  • Jepang
  • Republik Ceko
  • The NLK id KSH1998040299 is not valid.
Lain-lain
  • Encyclopedia of Islam
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konfusianisme&oldid=27710993"
Kategori:
  • Pemeliharaan CS1: Lokasi
  • Galat CS1: tanggal ISBN
  • Agama
  • Budaya Tionghoa
  • Filsafat
  • Kepercayaan
  • Konfusianisme
Kategori tersembunyi:
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • Artikel yang dipertanyakan kenetralannya
  • Semua halaman yang perlu dirapikan
  • Artikel yang belum dirapikan Agustus 2025
  • Artikel mengandung aksara Tionghoa
  • Artikel mengandung aksara Han
  • Artikel yang membutuhkan referensi tambahan April 2025
  • Semua artikel yang membutuhkan referensi tambahan
  • Semua artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
  • Artikel Wikipedia yang membutuhkan klarifikasi
  • Artikel yang membutuhkan perubahan gaya penulisan
  • Templat webarchive tautan wayback
  • Pemeliharaan CS1: Lokasi tanpa penerbit
  • Artikel Wikipedia dengan penanda GND
  • Artikel Wikipedia dengan penanda BNF
  • Artikel Wikipedia dengan penanda LCCN
  • Artikel Wikipedia dengan penanda NDL
  • Artikel Wikipedia dengan penanda NKC
  • Artikel Wikipedia dengan kesalahan penanda NLK identifiers
  • Artikel Wikipedia dengan penanda TDVİA

Best Rank
More Recommended Articles