More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Kebuddhaan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kebuddhaan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kebuddhaan

  • العربية
  • Bikol Central
  • ပအိုဝ်ႏဘာႏသာႏ
  • বাংলা
  • English
  • فارسی
  • Français
  • हिन्दी
  • Magyar
  • Interlingua
  • 日本語
  • Адыгэбзэ
  • 한국어
  • Lombard
  • मराठी
  • မြန်မာဘာသာ
  • पालि
  • සිංහල
  • اردو
  • Tiếng Việt
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Daftar dua puluh delapan Buddha)
Artikel ini bukan mengenai Siddhattha Gotama, Benih Kebuddhaan, Bodhi, atau Buddhisme.
Untuk kegunaan lain, lihat Buddha (disambiguasi).
Sang Buddha, dalam gaya Greko-Buddhis, abad pertama-kedua, Gandhara (sekarang Pakistan). (Buddha Berdiri).
Bagian dari seri tentang
Buddhisme
  • Istilah
  • Indeks
  • Garis besar
  • Sejarah
  • Penyebaran
  • Garis waktu
  • Sidang Buddhis
  • Jalur Sutra
  • Anak benua India
Buddhisme awal
  • Prasektarian
  • Aliran awal
    • Mahāsāṁghika
    • Sthaviravāda
  • Kitab awal
    • Nikāya
    • Āgama
Benua
  • Asia Tenggara
  • Asia Timur
  • Asia Tengah
  • Timur Tengah
  • Dunia Barat
  • Australia
  • Oseania
  • Amerika
  • Eropa
  • Afrika
Populasi signifikan
  • Tiongkok
  • Thailand
  • Jepang
  • Myanmar
  • Sri Lanka
  • Vietnam
  • Kamboja
  • Korea
  • Taiwan
  • India
  • Malaysia
  • Laos
  • Indonesia
  • Amerika Serikat
  • Singapura
  • Aliran
  • Tradisi
  • Konsensus pemersatu
Arus utama
  • Theravāda
  • Mahāyāna
  • Vajrayāna
Sinkretis
  • Buddhayana
  • Tridharma
  • Aliran Maitreya
    • Yīguàndào
    • Mílè Dàdào
  • Siwa-Buddha
  • Tripitaka
  • Kitab
Theravāda
  • Tripitaka Pali
  • Komentar
  • Subkomentar
  • Paritta
  • Sastra Pali
Mahāyāna–Vajrayāna
  • Sutra Mahāyāna
  • Tripitaka Tionghoa
    • Tripitaka Taishō
  • Tripitaka Tibet
    • Kangyur
    • Tengyur
  • Dhāraṇī
  • Buddha
  • Bodhisatwa
  • Buddha masa ini:
  • Gotama
  • Mukjizat
  • Klan
  • Keluarga
    • Śuddhodana
    • Māyā
    • Pajāpatī Gotamī
    • Yasodharā
    • Rāhula
  • 4 tempat suci utama:
  • Lumbinī
  • Buddhagayā
  • Isipatana
  • Kusinārā
  • Buddha masa lampau:
  • Kassapa
  • Koṇāgamana
  • Kakusandha
  • Vessabhū
  • Sikhī
  • Vipassī
  • dll.
  • Dīpaṅkara
  • Buddha masa depan:
  • Metteyya
  • Bawahan:
  • Dewa
  • Brahma
Mahāyāna–Vajrayāna
  • Buddha terkenal:
  • Lima Buddha Kebijaksanaan
    • Amitābha
    • Vairocana
    • Akṣobhya
    • Ratnasaṁbhava
    • Amoghasiddhi
  • Padmasaṁbhava
  • Bhaiṣajyaguru
  • Bodhisatwa terkenal:
  • Daftar Bodhisatwa
  • Mañjuśrī
  • Kṣitigarbha
  • Avalokiteśvara
    • Kwan Im
  • Samantabhadra
  • Vajrapāṇi
  • Dhamma
  • Ajaran
Keyakinan
  • Ketuhanan
  • Hukum Alam
  • Pandangan
  • Kesesatan
  • Kebenaran Mulia
  • Jalan Mulia
  • Perlindungan
  • Pancasila
  • Karma
    • Kehendak
  • Punarbawa
  • Alam Kehidupan
  • Samsara
  • Māra
  • Pencerahan
  • Nirwana
Tiga corak
  • Ketidakkekalan
  • Penderitaan
  • Tanpa atma
Gugusan
  • Rupa
  • Kesadaran
  • Persepsi
  • Perasaan
  • Saṅkhāra
  • Nāmarūpa
  • Unsur
  • Landasan indra
  • Kontak indra
  • Kemunculan Bersebab
Faktor mental
  • Malu
  • Takut
  • Pengotor batin
  • Noda batin
  • Belenggu
  • Rintangan
  • Kekuatan
  • Hasrat
  • Nafsu (Keserakahan)
  • Kebencian
  • Delusi
    • Ketidaktahuan
  • Kemelekatan
  • Kewawasan
  • Bodhipakkhiyā
  • dll.
Meditasi
  • Ānāpānasati
  • Anussati
    • Maraṇasati
  • Brahmawihara
    • Cinta kasih
    • Belas kasih
    • Simpati
    • Ketenangan
    • Keseimbangan batin
  • Paṭikūlamanasikāra
  • Kammaṭṭhāna
  • Satipaṭṭhāna
  • Sampajañña
  • Samatha-vipassanā
  • Abhiññā
Bakti
  • Puja
  • Pelimpahan jasa
  • Namaskara
  • Pradaksina
  • Pindapata
  • Ziarah
Praktik lainnya
  • Kebajikan
  • Paramita
  • Dana
  • Sila
  • Pelepasan
  • Kebijaksanaan
  • Usaha
  • Kesabaran
  • Kebenaran
  • Tekad
  • Astasila
  • Fangseng
  • Sādhu
  • Sangha
  • Majelis
  • Vinaya
  • Pabbajjā
  • Upasampadā
Jenis penganut
  • Sāvaka
  • Upasaka-upasika
  • Kappiya
  • Pandita
  • Aṭṭhasīlanī
  • Sayalay
  • Samanera-samaneri
  • Biksu
  • Biksuni
  • Kalyāṇamitta
  • Saṅgharāja
Murid penting
  • Upasaka:
  • Tapussa dan Bhallika
  • Anāthapiṇḍika
  • Citta
  • Hatthaka
  • Upasika:
  • Khujjuttarā
  • Veḷukaṇḍakiyā
  • Visākhā
  • Biksu:
  • Sāriputta
  • Moggallāna
  • Mahākassapa
  • Ānanda
  • 10 murid utama
  • Biksuni:
  • Pajāpatī Gotamī
  • Khemā
  • Uppalavaṇṇā
4 tingkat kemuliaan
  • Sotapana
  • Sakadagami
  • Anagami
  • Arahat
Tempat ibadah
  • Wihara
    • Wat
    • Kyaung
  • Sima
  • Kuti
  • Cetiya
    • Stupa
    • Pagoda
    • Candi
  • Hari raya
  • Peringatan
  • Utama:
  • Magha
  • Waisak
  • Asalha
  • Kathina
  • Lainnya:
  • Hari Abhidhamma
  • Uposatha
  • Budaya
  • Masyarakat
Produk
  • Arsitektur
  • Atomisme
  • Bendera
  • Buddhisme Terjun Aktif
  • Darmacakra
  • Ekonomi
  • Filsafat
  • Helenistik
  • Hidangan
  • Humanisme
  • Kalender
  • Modernisme
  • Musik
  • Navayāna
  • Relik
  • Rupang
  • Seni rupa
Hubungan dengan …
  • Agama timur
  • Baháʼí
  • Dunia Romawi
  • Filsafat Barat
  • Gnostisisme
  • Hinduisme
  • Jainisme
  • Kekristenan
    • Pengaruh
    • Perbandingan
  • Penindasan
  • Yahudi
Pandangan tentang …
  • Aborsi
  • Anikonisme
  • Bunuh diri
  • Demokrasi
  • Ilmu pengetahuan
  • Kasta
  • Kecerdasan buatan
  • Kekerasan
  • Masturbasi
  • Orientasi seksual
  • Perempuan
  • Psikologi
  • Seksualitas
  • Sekularisme
  • Sosialisme
  • Teosofi
  • Vegetarianisme
  •  Portal Buddhisme
  • l
  • b
  • s

Kebuddhaan (Pali: Buddhatta, Buddhabhāva; Sanskerta: Buddhatva) adalah kondisi dan peringkat seorang Buddha "yang telah terbangun".[1] Keadaan spiritual tertinggi ini juga disebut sammā-sambodhi (Pāli; Sanskerta: samyaksaṃbodhi) yang berarti "Kecerahan Lengkap Penuh".

Dalam Buddhisme, Buddha (/ˈbuːdə, ˈbʊdə/; Pali, Sanskerta: 𑀩𑀼𑀤𑁆𑀥, "Yang Sadar")[2] adalah gelar bagi makhluk yang sadar, telah mencapai Nibbāna melalui usaha dan pandangan terang mereka sendiri (Sanskerta: 𑀥𑀭𑁆𑀫; Pali: dhamma; "cara hidup yang benar"). Gelar ini paling sering digunakan untuk Siddhattha Gotama, pendiri agama Buddha, yang sering hanya dikenal sebagai "Sang Buddha". Gelar ini juga digunakan untuk makhluk lain selain Buddha Gotama yang telah mencapai bodhi (kecerahan) dan vimutti (pelepasan dari nafsu-keinginan), seperti 28 Sammāsambuddha lainnya yang telah mencapai kecerahan sebelum Buddha Gotama dan Lima Buddha Kebijaksanaan bagi aliran Mahāyāna.

Definisi

[sunting | sunting sumber]
Lihat pula: Bodhi

Kebuddhaan adalah keadaan makhluk yang sadar, yang, setelah menemukan jalan lenyapnya dukkha[3] ("penderitaan", yang diciptakan oleh kemelekatan pada keinginan dan persepsi serta pemikiran yang menyimpang) berada dalam keadaan "tidak belajar lagi".[4][5][6]

Umat Buddha tidak menganggap Siddhattha Gotama sebagai satu-satunya Buddha. Tripitaka Pāli merujuk pada banyak Buddha sebelumnya (lihat daftar Buddha di bawah), sedangkan tradisi Mahayana mengenal banyak Buddha dari berbagai sistem dunia.

Ada spektrum pendapat yang luas tentang universalitas dan metode pencapaian Kebuddhaan, tergantung pada ajaran yang ditekankan oleh tiap aliran Buddhis. Kitab-kitab dari aliran Theravāda menguraikan tiga jenis kecerahan (bodhi) sebagai berikut:

  1. Sammāsambuddha, seseorang yang tercerahkan sendiri (tanpa guru) dan mengajarkan Dhamma yang telah ditemukan-Nya. Calon sammāsambuddha disebut sebagai bodhisatta (Pāli) atau bodhisatwa (Sanskerta).
  2. Paccekabuddha, seseorang yang tercerahkan sendiri (tanpa guru), tetapi tidak mengajarkan Dhamma yang telah ditemukan-Nya.
  3. Sāvakabuddha, seseorang yang tercerahkan dengan bertumpu pada Dhamma yang telah ditemukan dan diajarkan oleh Sammāsambuddha.

Istilah Kebuddhaan hanya merujuk pada keadaan kecerahan sammāsambuddha yang disebut juga sebagai sammāsambodhi, yaitu keadaan kecerahan pada mereka yang tercerahkan sendiri (tanpa guru) dan mengajarkan Dhamma yang telah ditemukan-Nya.[7][8]

Aliran Mahāyāna, dengan Jalan Bodhisatwa-nya, bertujuan untuk mencapai Kebuddhaan yang sempurna (Buddhatva), sebagai sammāsambuddha, sehingga seseorang dapat memberi manfaat bagi semua makhluk dengan mengajari mereka jalan lenyapnya dukkha.[9] Teori Mahāyāna mengontraskan hal ini dengan tujuan jalan Theravāda yang tujuan paling umumnya adalah kecerahan individu,[9] sebagai sāvakabudha, dengan menjalani Dhamma. Meskipun demikian, aliran Theravāda juga mengenal Jalan Bodhisatta.[10][11]

Dalam aliran Mahāyāna, seorang Buddha dipandang sebagai makhluk transenden yang memiliki kekuatan luas, seperti kemahatahuan, kemahakuasaan, dan kebijaksanaan yang telah sadar (buddha-jñana) yang meresap ke mana-mana.[12][13] Pandangan ini dapat ditemukan dalam berbagai sumber Mahāyāna, seperti Sutra Avatamkasa.[13]

Mahāyāna memahami Buddha melalui kerangka "tiga tubuh" (trikaya).[14] Dalam kerangka ini, Buddha historis atau Buddha lain yang berwujud manusia dipahami secara doketis sebagai "tubuh transformasi" magis (nirmanakaya). Sedangkan Buddha yang sejati atau hakiki adalah "tubuh realitas hakiki" (Dharmakaya). Oleh karena itu, Ratnagotravibhāga (Analisis Silsilah Permata), sebuah kitab Mahāyāna, mendefinisikan Buddha sebagai "Dharmakaya yang tidak terbentuk (asamskrta), dan spontan (anabhoga)" dan sebagai "kebijaksanaan yang tercerahkan dengan sendirinya dan muncul dengan sendirinya (jñana), kasih sayang dan kekuatan untuk kepentingan orang lain."[15] Ajaran ini dipahami dan ditafsirkan dengan berbagai cara oleh berbagai aliran Mahāyāna.

Daftar Buddha

[sunting | sunting sumber]

Tujuh Buddha

[sunting | sunting sumber]

Pada teks-teks Buddhis masa awal, dijabarkan secara eksplisit tujuh nama Buddha:[16]

  1. Vipassī (hidup 91 kalpa yang lalu)
  2. Sikhī (hidup 31 kalpa yang lalu)
  3. Vessabhū (hidup 31 kalpa yang lalu pada kalpa yang sama dengan Sikhī)
  4. Kakusandha (Buddha pertama pada kalpa baik saat ini)
  5. Koṇāgamana (Buddha kedua pada kalpa saat ini)
  6. Kassapa (Buddha ketiga pada kalpa saat ini)
  7. Gotama (Buddha keempat pada kalpa saat ini)

Salah satu sutta bernama Chakkavatti-Sīhanāda Sutta dari teks Buddhis awal bagian Digha Nikaya juga menyebutkan bahwa setelah Tujuh Buddha, terdapat seorang calon Buddha bernama Metteyya (Pāli; Sanskerta: Maitreya) yang diperkirakan akan muncul di dunia.[17]

28 Buddha dan 1 Bodhisatta

[sunting | sunting sumber]

Literatur Pali dari aliran Theravāda mencakup kisah-kisah 28 Buddha sebelumnya. Di negara-negara dengan mayoritas penduduk yang menganut agama Buddha Theravāda, seperti Sri Lanka, Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, merupakan kebiasaan bagi umat Buddha untuk mengadakan perayaan khusus, terutama selama musim cuaca cerah, untuk memberi penghormatan kepada 28 Buddha sebelumnya. Daftar Buddha ini dijelaskan pada kitab Buddhavaṁsa. Buddhavaṁsa adalah kitab yang menggambarkan kehidupan Buddha Gotama dan 27 Buddha yang mendahuluinya, serta calon Buddha Metteyya. Buddhavaṁsa adalah bagian dari Khuddaka Nikāya, yang selanjutnya merupakan bagian dari Sutta Piṭaka. Sutta Piṭaka adalah salah satu dari tiga bagian utama Tripitaka Pāli.

Nama Pāli Nama Sanskerta Tempat lahir Orang tua (ayah - ibu) Bodhirukka (pohon kecerahan) Kelahiran Buddha Gotama
1 Taṇhaṅkara[18] Tṛṣṇaṃkara Sunanda - Sunandā Rukkaththana
2 Medhaṅkara[19] Medhaṃkara Yaghara Sudeva - Yasodharā Kaela
3 Saraṇaṅkara[20] Śaraṇaṃkara Vipula Sumaṅgala - Yasavatī Pulila
4 Dīpaṅkara[21] Dīpaṃkara Rammavatī Sudeva - Sumedhā Pipphala Sumedha (juga Sumati atau Megha Mānava, seorang Brahman yang kaya)
5 Koṇḍañña[22] Kauṇḍinya Rammavatī Sunanda - Sujātā Salakalyana Vijitawi (seorang Chakravarti dari Chandawatinagara, Majjhimadesa)
6 Maṅgala[23] Maṃgala Uttara (Majhimmadesa) Uttara - Uttarā Nāga (Mesua ferrea) Suruchi (di Siribrahmano)
7 Sumana[24] Sumanas Mekhala Sudassana - Sirimā Nāga (Mesua ferrea) Raja Atulo, sesosok Naga
8 Revata[25] Raivata Sudhaññavatī Vipula - Vipulā Nāga (Mesua ferrea) Seorang brahmana ahli Weda
9 Sobhita[26] Śobhita Sudhamma Sudhamma - Sudhammā Nāga (Mesua ferrea) Sujata, seorang brahmana (di Rammavati)
10 Anomadassi[27] Anavamadarśin Candavatī Yasava - Yasodharā Ajjuna Seorang raja Yakkha
11 Paduma[28] Padma Campaka Asama - Asamā Salala Seekor singa
12 Nārada[29] Nārada Dhaññavatī Raja Sudeva - Anomā Sonaka Seorang tapaso di Himalaya
13 Padumuttara[30] Padmottara Haṁsavatī Ānanda - Sujātā Salala Seorang petapa bernama Jatilo
14 Sumedha[31] Sumedha Sudassana Sumedha - Sumedhā Nipa Penduduk asli dari Uttaro
15 Sujāta[32] Sujāta Sumaṅgala Uggata - Pabhāvatī Welu Seorang cakkavatti
16 Piyadassi[33] Priyadarśin Sudhañña Sudinna/Sudatta - Sucandā Kakudha Kassapa, seorang brahmana (di Siriwattanagara)
17 Atthadassi[34] Arthadarśin Sobhana Sāgara - Sudassanā Champa Susino, seorang brahmana
18 Dhammadassī[35] Dharmadarśin Saraṇa Saraṇa - Sunandā Bimbajala Indra, pemimpin para dewa
19 Siddhattha[36] Siddhārtha Vebhāra Udena - Suphassā Kanihani Mangal, seorang brahmana
20 Tissa[37] Tiṣya Khemaka Janasandha - Padumā Assana Raja Sujata dari Yasawatinagara
21 Phussa[38] Puṣya Kāsika Jayasena - Sirimā Amalaka Vijitavi
22 Vipassī[39] Vipaśyin Bandhumatī Bandhumā - Bandhumatī Pāṭalī (Stereospermum chelonoides) Raja Atula
23 Sikhī[40] Śikhin Aruṇavatī Aruṇa - Pabhāvatī Puṇḍarīka (Mangifera indica) Arindamo (di Paribhuttanagara)
24 Vessabhū[41] Viśvabhū Anoma Suppatīta - Yasavatī Sāla (Shorea robusta) Sadassana (di Sarabhavatinagara)
25 Kakusandha[42] Krakucchanda Khemāvatī Aggidatta - Visākhā Sirīsa (Albizia lebbeck) Raja Khema
26 Koṇāgamana[43] Kanakamuni Sobhavatī Yaññadatta - Uttarā Udumbara (Ficus racemosa) Raja Pabbata dari daerah pegunungan di Mithila
27 Kassapa[44] Kāśyapa Bārāṇasī Brahmadatta - Dhanavatī Nigrodha (Ficus benghalensis) Jotipala (di Vappulla)
28 Gotama[45] Gautama (saat ini) Kapilavatthu Suddhodana - Māyā Assattha (Ficus religiosa) Buddha Gotama
29 Metteyya Maitreya (selanjutnya) Ketumatī (Bārāṇasi) Subrahmā -Brahmavatī Nāga (Mesua ferrea)

Mahāyāna

[sunting | sunting sumber]
Bagian dari seri tentang
Buddhisme Mahāyāna
Teratai, salah satu dari delapan simbol keberuntungan dalam Mahāyāna
Ajaran
  • Bodhisatwa
  • Kebuddhaan
  • Bodhicitta
  • Benih Kebuddhaan
  • Nianfo
  • Trikaya
  • Upāya
  • Prajñāpāramitā
  • Pāramitā
  • Śūnyatā
  • Ajaran dua kebenaran
  • Yogacara
  • Triyana
  • Nirwana
  • Ekayāna
  • Sila Bodhisatwa
  • Ikrar Bodhisatwa
  • Bhūmi
  • Tanah murni
    • Sukhavati
    • Abhirati
    • Akaniṣṭha
    • Shambhala
  • Prabaswara
  • Dhāraṇī
  • Triprawartana
Buddha–Bodhisatwa
  • Sakyamuni
  • Amitābha
  • Adi Buddha
  • Akṣobhya
  • Prajñāpāramitā Devī
  • Bhaiṣajyaguru
  • Vairocana
  • Mañjuśrī
  • Avalokiteśvara
  • Vajrapāṇi
  • Vajrasattva
  • Maitreya
  • Kṣitigarbha
  • Ākāśagarbha
  • Samantabhadra
  • Tara
  • Makhluk murka
Sutra Mahāyāna
  • Sūtra Prajñāpāramitā
  • Sūtra Teratai
  • Sūtra Avataṃsaka
  • Sūtra Mahāratnakūṭa
  • Sūtra Mahāsaṃnipāta
  • Sūtra Vimalakirti
  • Sūtra Tanah Murni
  • Sūtra Lalitavistara
  • Sūtra Samādhirāja
  • Sūtra Saṃdhinirmocana
  • Sūtra Tathāgatagarbha
  • Sūtra Śrīmālādevī
  • Sūtra Mahāparinirvāṇa
  • Sūtra Śūraṅgama Samādhi
  • Sūtra Laṅkāvatāra
  • Sūtra Ghanavyūha
  • Sūtra Cahaya Emas
  • Sūtra Tathāgataguhyaka
  • Sūtra Kāraṇḍavyūha
Subaliran utama
  • Mādhyamaka
  • Yogācāra
  • Buddhisme Han
    • Chan
    • Tiantai
    • Huayan
    • Tanah Murni
    • Fo Guang Shan
    • Tzu Chi
    • Fa Gu Shan
    • Chung Tai Shan
  • Zen
  • Tendai
  • Nichiren
  • Vajrayāna
    • Shingon
    • Buddhisme Tibet
    • Dzogchen
    • Nyingma
    • Kadam
    • Kagyu
    • Sakya
    • Gelug
    • Jonang
Tokoh penting
  • Nāgārjuna
  • Aśvaghoṣa
  • Āryadeva
  • Lokakṣema
  • Kumārajīva
  • Asaṅga
  • Vasubandhu
  • Sthiramati
  • Buddhapālita
  • Dignāga
  • Bhāvaviveka
  • Dharmakīrti
  • Candrakīrti
  • Zhiyi
  • Bodhidharma
  • Huineng
  • Shandao
  • Xuanzang
  • Fazang
  • Amoghavajra
  • Saichō
  • Kūkai
  • Shāntideva
  • Śāntarakṣita
  • Wŏnhyo
  • Mazu Daoyi
  • Jinul
  • Dahui Zonggao
  • Hongzhi Zhengjue
  • Hōnen
  • Shinran
  • Dōgen
  • Nichiren
  • Śaṅkaranandana
  • Virūpa
  • Ratnākaraśānti
  • Abhayākaragupta
  • Nāropā
  • Atisha
  • Sakya Pandita
  • Dolpopa
  • Rangjung Dorje
  • Tsongkhapa
  • Longchenpa
  • Hakuin
  • Hanshan
  • Taixu
  • D.T. Suzuki
  • Sheng-yen
  • Tenzin Gyatso (Dalai Lama ke-14)
  • Thích Nhất Hạnh
Tradisi regional
  • Tiongkok
  • Taiwan
  • Jepang
  • Korea
  • Vietnam
  • Tibet
  • Nepal
  • Newar
  • Bhutan
  • Mongolia
  • Malaysia
  • Indonesia
  • Dunia Barat
  • l
  • b
  • s
Lukisan Adibuddha, Vajradhara, seorang tokoh tradisi Buddhis Indo-Tibet

Untuk daftar ribuan nama Buddha, lihat Tripitaka Taishō nomor 439–448. Daftar berikut ini adalah daftar nama makhluk-makhluk yang dianggap sebagai Buddha oleh setidaknya satu aliran Mahāyāna:

  • Lima Buddha Kebijaksanaan (Pañca Tathāgata)
    • Akṣobhya
    • Amitābha
    • Amoghasiddhi
    • Ratnasaṃbhava
    • Vairocana
  • Acala
  • Adi Buddha
  • Bhaisajyaguru
  • Budai
  • Lokesvararaja
  • Nairatmya
  • Nichiren Daishonin
  • Padmasambhava
  • Tara (Buddha)
  • Tonpa Shenrab
  • Vajradhara
  • Vajrayogini
  • Yeshe Tsogyal

Sifat Sang Buddha

[sunting | sunting sumber]
Ikon panah terjemahan
Artikel ini berisi teks yang diterjemahkan dan membutuhkan perhatian dari seseorang fasih dalam berbahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
Silakan lihat entri artikel ini di Halaman yang membutuhkan terjemahan ke dalam bahasa Indonesia untuk berdiskusi.

Jika anda baru saja melabeli artikel ini sebagai perlu diterjemahkan, silakan tambahkan
{{subst:Needtrans|pg=Kebuddhaan |language=Inggris |comments= }} ~~~~
ke bagian bawah bagian halaman yang membutuhkan terjemahan ke dalam bahasa Indonesia. Harap pertimbangkan juga untuk menempatkan

{{subst:uw-notindo|1=Kebuddhaan}} ~~~~
pada halaman pembicaraan penulis.

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. Silakan kembangkan artikel ini semampu Anda. Merapikan artikel dapat dilakukan dengan wikifikasi atau membagi artikel ke paragraf-paragraf. Jika sudah dirapikan, silakan hapus templat ini. (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)

Berbagai aliran Buddhis memiliki beberapa interpretasi yang berbeda tentang sifat Buddha.

Pencapaian

[sunting | sunting sumber]
Buddha Duduk, dari Seokguram, Korea.

Semua tradisi Buddhis berpendapat bahwa seorang Buddha sepenuhnya terbangun dan telah sepenuhnya memurnikan pikirannya dari tiga racun nafsu keinginan, kebencian dan ketidaktahuan. Seorang Buddha tidak lagi terikat oleh saṃsāra, dan telah mengakhiri penderitaan yang dialami orang-orang yang belum terbangun dalam hidup.

Sebagian besar aliran Buddhisme juga berpendapat bahwa Sang Buddha mahatahu. Namun, teks-teks awal berisi penolakan eksplisit membuat klaim Buddha ini.[46][47]

Penemu Dhamma

[sunting | sunting sumber]

Dhamma bukanlah ciptaan para Buddha. Para Buddha adalah penemu Dhamma, bukan pencipta Dhamma.[48] Setelah menemukan Dhamma, Buddha mengajarkannya kepada semua makhluk agar mereka yang telah siap dapat memperoleh manfaatnya. Dengan demikian, ada atau tidak ada Buddha, hukum abadi tersebut akan tetap ada sepanjang zaman, sebagaimana disabdakan Buddha dalam Uppādā Sutta, Aṅguttara Nikāya 3.136.[49]

Uppādā vā, bhikkhave, tathāgatānaṁ anuppādā vā tathāgatānaṁ, ṭhitāva sā dhātu dhammaṭṭhitatā dhammaniyāmatā. Sabbe saṅkhārā aniccā. Taṁ tathāgato abhisambujjhati abhisameti. Abhisambujjhitvā abhisametvā ācikkhati deseti paññāpeti paṭṭhapeti vivarati vibhajati uttānīkaroti: ‘sabbe saṅkhārā aniccā’ti.

Uppādā vā, bhikkhave, tathāgatānaṁ anuppādā vā tathāgatānaṁ ṭhitāva sā dhātu dhammaṭṭhitatā dhammaniyāmatā. Sabbe saṅkhārā dukkhā. Taṁ tathāgato abhisambujjhati abhisameti. Abhisambujjhitvā abhisametvā ācikkhati deseti paññāpeti paṭṭhapeti vivarati vibhajati uttānīkaroti: ‘sabbe saṅkhārā dukkhā’ti.

Uppādā vā, bhikkhave, tathāgatānaṁ anuppādā vā tathāgatānaṁ ṭhitāva sā dhātu dhammaṭṭhitatā dhammaniyāmatā. Sabbe dhammā anattā. Taṁ tathāgato abhisambujjhati abhisameti. Abhisambujjhitvā abhisametvā ācikkhati deseti paññāpeti paṭṭhapeti vivarati vibhajati uttānīkaroti: ‘sabbe dhammā anattā’”ti.

Para bhikkhu, apakah para Tathāgata muncul atau tidak, hukum ini tetap berlaku, kestabilan Dhamma ini, jalan pasti Dhamma ini: ‘Segala fenomena terkondisi adalah tidak kekal.’ Seorang Tathāgata tercerahkan pada hal ini dan menerobosnya, dan kemudian Beliau menjelaskannya, mengajarkannya, menyatakannya, menetapkannya, mengungkapkannya, menganalisisnya, dan menguraikannya sebagai berikut: ‘Segala fenomena yang terkondisi adalah tidak kekal.’

Para bhikkhu, apakah para Tathāgata muncul atau tidak, hukum ini tetap berlaku, kestabilan Dhamma ini, jalan pasti Dhamma ini: ‘Segala fenomena terkondisi adalah penderitaan.’ Seorang Tathāgata tercerahkan pada hal ini dan menerobosnya, dan kemudian Beliau menjelaskannya, mengajarkannya, menyatakannya, menetapkannya, mengungkapkannya, menganalisisnya, dan menguraikannya sebagai berikut: ‘Segala fenomena yang terkondisi adalah penderitaan.’

Para bhikkhu, apakah para Tathāgata muncul atau tidak, hukum ini tetap berlaku, kestabilan Dhamma ini, jalan pasti Dhamma ini: ‘Segala fenomena adalah tanpa-diri.’ Seorang Tathāgata tercerahkan pada hal ini dan menerobosnya, dan kemudian Beliau menjelaskannya, mengajarkannya, menyatakannya, menetapkannya, mengungkapkannya, menganalisisnya, dan menguraikannya sebagai berikut: ‘Segala fenomena adalah tanpa-diri.’

Sepuluh karakteristik

[sunting | sunting sumber]

Beberapa umat Buddhis bermeditasi (atau merenungkan) Sang Buddha memiliki sepuluh karakteristik (Tionghoa dan Jepang: 十號). Karakteristik ini sering disebutkan dalam Kanon Pāli serta ajaran Mahāyāna, dan dilantunkan setiap hari di banyak wihara Buddhis:[50]

  1. Jadi pergi, demikian datang (Sanskerta: tathāgata)
  2. Yang layak (Sanskerta: arhat)
  3. Mencerahkan diri sendiri dengan sempurna (Sanskerta: samyak-saṃbuddha)
  4. Sempurna dalam pengetahuan dan perilaku (Sanskerta: vidyā-caraṇa-saṃpanna)
  5. Baik pergi (Sanskerta: sugata)
  6. Yang mengetahui dunia (Sanskerta: lokavida)
  7. Pemimpin orang yang tak tertandingi untuk dijinakkan (Sanskerta: anuttara-puruṣa-damya-sārathi)
  8. Guru para dewa dan manusia (Sanskerta: śāsta deva-manuṣyāṇaṃ)
  9. Yang Tercerahkan (Sanskerta: buddha)
  10. Yang Terberkahi atau yang beruntung (Sanskerta: bhagavat)[51]

Julukan kesepuluh kadang-kadang terdaftar sebagai "Yang Terhormat Dunia Tercerahkan" (Sanskerta: Buddha-Lokanatha) atau "Yang Terberkahi Tercerahkan" (Sanskerta: Buddha-Bhagavan).[52]

Tugas wajib

[sunting | sunting sumber]

Menurut teks-teks Buddhis, setelah mencapai Kebuddhaan, setiap Buddha harus melakukan berbagai tindakan selama hidupnya untuk menyelesaikan tugasnya sebagai seorang Buddha.[53]

Teks-teks Buddhis Sanskerta mencantumkan sepuluh tindakan yang sangat diperlukan yang harus dilakukan Buddha.

  1. Seorang Buddha harus meramalkan bahwa orang lain akan mencapai Kebuddhaan di masa depan.
  2. Seorang Buddha harus menginspirasi orang lain untuk berjuang mencapai Kebuddhaan.
  3. Seorang Buddha harus mempertobatkan semua orang yang harus dia pertobatkan
  4. Seorang Buddha harus hidup setidaknya tiga perempat dari potensi umurnya.
  5. Seorang Buddha harus dengan jelas mendefinisikan apa itu perbuatan baik dan apa itu perbuatan jahat.
  6. Seorang Buddha harus menunjuk dua muridnya sebagai murid utamanya.
  7. Seorang Buddha harus turun dari Surga Tavatimsa setelah mengajar ibunya.
  8. Seorang Buddha harus mengadakan pertemuan di Danau Anavatapta.
  9. Seorang Buddha harus membawa orang tuanya ke Dhamma.
  10. Seorang Buddha pasti telah melakukan Keajaiban besar di Savatthi.

Teks Buddhis Tibet mencantumkan "Dua Belas Tindakan Besar" dari seorang Buddha.

  1. Seorang Buddha harus lahir di surga Tusita segera sebelum kelahirannya sebagai seorang Buddha.
  2. Seorang Buddha harus turun dari Tusita.
  3. Seorang Buddha harus memasuki rahim ibunya.
  4. Seorang Buddha harus dilahirkan.
  5. Seorang Buddha harus terampil dalam berbagai seni di masa mudanya.
  6. Seorang Buddha harus menjalani kehidupan di istana.
  7. Seorang Buddha harus melakukan keberangkatan besar dari istananya.
  8. Seorang Buddha harus mempraktikkan asketisme.
  9. Seorang Buddha harus mengalahkan Mara.
  10. Seorang Buddha harus mencerahkan.
  11. Seorang Buddha harus memberikan khotbah pertamanya.
  12. Seorang Buddha harus mati dan masuk ke Nirwana.

Teks Pali tidak memiliki daftar seperti itu tetapi tradisi komentar Pali mencantumkan 30 tindakan wajib.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ buddhatva, बुद्धत्व. Spoken Sanskrit Dictionary. (accessed: January 10, 2016)
  2. ^ Buswell 2004, hlm. 71.
  3. ^ Gethin, Rupert (1998). The foundations of Buddhism (Edisi 1. publ. paperback). Oxford [England]: Oxford University Press. hlm. 32. ISBN 0-19-289223-1.
  4. ^ Damien Keown; Charles S. Prebish (2013). Encyclopedia of Buddhism. Routledge. hlm. 90. ISBN 978-1-136-98588-1.
  5. ^ Rinpoche Karma-raṅ-byuṅ-kun-khyab-phrin-las (1986). The Dharma: That Illuminates All Beings Impartially Like the Light of the Sun and Moon. State University of New York Press. hlm. 32–33. ISBN 978-0-88706-156-1.; Quote: "There are various ways of examining the Complete Path. For example, we can speak of Five Paths constituting its different levels: the Path of Accumulation, the Path of Application, the Path of Seeing, the Path of Meditation and the Path of No More Learning, or Buddhahood."
  6. ^ Robert E. Buswell; Robert M. Gimello (1990). Paths to liberation: the Mārga and its transformations in Buddhist thought. University of Hawaii Press. hlm. 204. ISBN 978-0-8248-1253-9.[pranala nonaktif permanen]
  7. ^ Snelling, John (1987), The Buddhist handbook. A Complete Guide to Buddhist Teaching and Practice. London: Century Paperbacks. p. 81
  8. ^ Udana Commentary. Translation Peter Masefield, volume I, 1994. Pali Text Society. p. 94.
  9. ^ a b Gethin, Rupert (1998). The foundations of Buddhism (Edisi 1st publ. paperback). Oxford [England]: Oxford University Press. hlm. 224–234. ISBN 0-19-289223-1.
  10. ^ Drewes, David, Mahāyāna Sūtras and Opening of the Bodhisattva Path, Paper presented at the XVIII the IABS Congress, Toronto 2017, Updated 2019.
  11. ^ Rhys Davids, T. W. (1880). The Introduction to the Jātaka Stories from Buddhist Birth Stories or Jātaka Tales, p. 98. A revised edition by Ānandajoti Bhikkhu November, 2021.
  12. ^ Williams, Paul (2008). Mahāyāna Buddhism: The Doctrinal Foundations. p. 122.
  13. ^ a b Hamar, Imre (2007). "The Manifestation of the Absolute in the Phenomenal World: Nature Origination in Huayan Exegesis". Bulletin de l'École Française d'Extrême-Orient. 94: 229–250. DOI:10.3406/befeo.2007.6070.
  14. ^ Snelling, John (1987), The Buddhist handbook. A Complete Guide to Buddhist Teaching and Practice, p. 100. London: Century Paperbacks
  15. ^ Hookham, S. K. (1991), The Buddha within : Tathagatagarbha doctrine according to the Shentong interpretation of the Ratnagotravibhaga, Albany, NY: State University of New York Press, pp. 186–190, ISBN 978-0-7914-0358-7.
  16. ^ Silk, von Hinüber; Eltschinger; Bowring (2019). Brill's encyclopedia of Buddhism Vol Two. Leiden, South Holland: Brill. hlm. 110–111. ISBN 978-90-04-29937-5. OCLC 909251257. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  17. ^ "Cakkavatti Sutta: The Wheel-turning Emperor". Access To Insight. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 2020-11-12. Diakses tanggal 2020-09-13.
  18. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Taṇhaṅkara
  19. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Medhaṅkara
  20. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Saraṇaṅkara
  21. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Dīpankara
  22. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Koṇḍañña
  23. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Maṅgala
  24. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Sumana
  25. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Revata
  26. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Sobhita
  27. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Anomadassi
  28. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Paduma
  29. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Nārada
  30. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Padumuttara
  31. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Sumedha
  32. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Sujāta
  33. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Piyadassi
  34. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Atthadassi
  35. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Dhammadassī
  36. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Siddhattha
  37. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Tissa
  38. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Phussa
  39. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Vipassī
  40. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Sikhī
  41. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Vessabhū
  42. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Kakusandha
  43. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Koṇāgamana
  44. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Kassapa
  45. ^ Vipassana.info, Pali Proper Names Dictionary: Gotama
  46. ^ A. K. Warder, Indian Buddhism. Third edition published by Motilal Banarsidass Publ., 2000, pp. 132–133.
  47. ^ Kalupahana, David (1992). A History of Buddhist Philosophy: Continuities and Discontinuities. University of Hawaii Press. hlm. 43. ISBN 978-0-8248-1402-1.
  48. ^ "Sutta reference for that Buddha discovered the Dhamma, not invented it". SuttaCentral Discuss & Discover. Diakses tanggal 2024-02-08.
  49. ^ Anggara, Indra. "AN 3.136: Uppādāsutta". SuttaCentral. Diakses tanggal 2022-09-18.
  50. ^ "In Theravada Buddhism's canonical Buddhavamsa[6] the Ten Perfections (dasa pāramiyo) are (original terms in Pali)".
  51. ^ Japanese-English Buddhist Dictionary (Daitō shuppansha) 147a/163
  52. ^ [1] Diarsipkan 2012-05-30 di Wayback Machine., also see Thomas Cleary and J. C. Cleary The Blue Cliff Record, p. 553.
  53. ^ Strong, John (2009). The Buddha: a beginner's guide. Oxford: Oneworld Publications. hlm. 15–16. ISBN 978-1441634320. OCLC 527853452.
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kebuddhaan&oldid=26867024#28_Buddha_dan_1_Bodhisatta"
Kategori:
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif Februari 2023
  • Artikel dengan paramater tanggal tidak valid pada templat
  • Artikel Wikipedia yang perlu dirapikan setelah diterjemahkan
  • Artikel Wikipedia perlu perapian setelah diterjemahkan dari Inggris
  • Buddhisme
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif
  • Artikel dengan pranala luar nonaktif permanen
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • Templat webarchive tautan wayback
  • Halaman yang menggunakan sidebar dengan parameter child
  • Semua halaman yang perlu dirapikan
  • Artikel yang belum dirapikan Januari 2025

Best Rank
More Recommended Articles