Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Oktober 2025) |
| Bagian dari seri tentang |
| Buddhisme Theravāda |
|---|
| Buddhisme |
Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) adalah salah satu majelis agama Buddha di Indonesia dan merupakan anggota dari Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI). Organisasi ini berawal dari pendirian Cetya Bunyanithi di Tangerang, yang kemudian dilembagakan melalui Yayasan Bunyanithi pada tahun 2007. Pendirian ini diprakarsai setelah pertemuan antara Fatmawati dan Bhante Sukhanto Maha Thera dari Wat Phra Dhammakaya (wihara utamma dari tradisi Dhammakaya).[1]
Sejarah
Organisasi ini berawal dari pertemuan antara Fatmawati dan Bhante Sukhanto Maha Thera (berasal dari Wat Phra Dhammakaya, Thailand, dalam tradisi Dhammakaya) di kediaman Punnarong di Jakarta. Sebagai tindak lanjut, Bhante Sukhanto Maha Thera, Bhante Pradit Maha Thera, dan Bhante Montree Maha Thera mendirikan sebuah pusat meditasi bernama Cetya Bunyanithi. Pusat kegiatan ini berlokasi di rumah pribadi Fatmawati di Pulau Dewa V Blok P6 Nomor 21, Modernland, Tangerang, Banten. Untuk menaungi kegiatan tersebut, didirikan Yayasan Bunyanithi yang mulai beroperasi pada tahun 2007 di bawah pimpinan (mendiang) Jonnyadi T.M. Yayasan inilah yang kemudian berkembang dan menjadi Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI).[1]
Struktur organisasi
MBMI merupakan salah satu majelis agama Buddha yang tergabung dalam Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI). Saat ini, kepengurusan MBMI dipimpin oleh Ketua Umum Agus Jaya dan Ketua Pelaksana Fatawati, S.E. Di bawah kepemimpinan Agus Jaya, MBMI telah memperluas jangkauannya ke berbagai daerah di Indonesia, mencakup Banten, Jakarta, Jambi, Tebing Tinggi (Medan), dan Bali. Tujuan utama yang dicanangkan MBMI adalah mempromosikan perdamaian melalui praktik meditasi.[1]
MBMI juga menaungi beberapa organisasi otonom untuk mendukung kegiatannya, yaitu:
- Pemuda Buddha Mahanikaya Indonesia (PBMI)
- Wanita Buddha Mahanikaya Indonesia (WBMI)
- Pekumpulan Intelektual Mahanikaya Indonesia (PINMI)
Kegiatan dan program
MBMI menyelenggarakan berbagai kegiatan rutin, seperti kebaktian, meditasi, pelepasan makhluk hidup, Sangha Dana, serta Dhammadesana. Organisasi ini juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah Buddhis dan perguruan tinggi agama Buddha untuk mengadakan program seperti Upasika Ratana dan Pabbajja Samanera Sementara. Setiap tahun, MBMI menjadi salah satu penyelenggara Festival Lampion Waisak di Candi Borobudur. Selain itu, MBMI juga mengadakan program Pabbajja Samanera di Candi Borobudur yang pernah diikuti oleh 500 peserta dari seluruh Indonesia. MBMI juga menyelenggarakan International Moral and Ethics Contest (IMEC) yang mencatat lebih dari 8.000 peserta. Kontes ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mengenai nilai-nilai moral dan etika. Atas penyelenggaraan dua program tersebut, MBMI menerima dua rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), yaitu untuk "Pabbajja Samanera Peserta Terbanyak" (500 peserta) dan "Kontes Etika dan Moral Internasional Peserta Terbanyak".[1]
Referensi
- ^ a b c d "Sejarah MBMI". Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI). Diakses tanggal 2025-10-28.

