More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Netti - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Netti - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Netti

  • English
  • Español
  • हिन्दी
  • 日本語
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Nettippakarana)
Netti
  • SuttaCentral
JenisKitab kanonis
Kitab parakanonika
IndukKhuddakanikāya
AtribusiMahākaccāna; Bhāṇaka
KomentarNettipakaraṇa-aṭṭhakathā
PengomentarDhammapāla
SubkomentarNettipakaraṇaṭīkā; Nettivibhāvinī
SingkatanNe; Nett; Netti
Sastra Pāli
Tipiṭaka
Buddhisme Theravāda
1. Vinayapiṭaka
  • Suttavibhaṅga
  • Khandhaka
  • Parivāra
2. Suttapiṭaka
  • Dīghanikāya
  • Majjhimanikāya
  • Saṁyuttanikāya
  • Aṅguttaranikāya
  • Khuddakanikāya
    • Khuddakapāṭha
    • Dhammapada
    • Udāna
    • Itivuttaka
    • Suttanipāta
    • Vimānavatthu
    • Petavatthu
    • Theragāthā
    • Therīgāthā
    • Apadāna
    • Buddhavaṁsa
    • Cariyāpiṭaka
    • Jātaka
    • Niddesa
    • Paṭisambhidāmagga
    • Netti
    • Peṭakopadesa
    • Milindapañha
3. Abhidhammapiṭaka
  • Dhammasaṅgaṇī
  • Vibhaṅga
  • Dhātukathā
  • Puggalapaññatti
  • Kathāvatthu
  • Yamaka
  • Paṭṭhāna
  • Aṭṭhakathā
  • Ṭīkā
  • Sastra Pāli
  • Paritta
  • l
  • b
  • s
Bagian dari seri tentang
Buddhisme Theravāda
Dharmachakra
Buddhisme
Sejarah
    • Sidang Pertama (~543 SM)
    • Prasektarian (~543-250 SM)
    • Sidang Kedua (~383 SM)
    • Sthaviravāda (~383 SM)
    • Aliran awal (~250 SM)
    • Sidang Ketiga (~250 SM)
    • Vibhajjavāda (~240 SM)
    • Tambapaṇṇiya (Mahāvihāra) (~240 SM)
    • Sidang Keempat (~100 SM)
    • Dīpavaṁsa (~300-400 M)
    • Mahāvaṁsa (~500-600 M)
    • Sidang Kelima (1871 M)
    • Pali Text Society (1881 M)
    • Sidang Keenam (1954 M)
Tokoh penting
  • Buddha Gotama
  • Keluarga Gotama
    • Śuddhodana
    • Māyā
    • Pajāpatī Gotamī
    • Yasodharā
    • Rāhula
  • Sepuluh murid utama
    • Ānanda
    • Sāriputta
  • Tapussa dan Bhallika
  • Anāthapiṇḍika
  • Citta
  • Hatthaka
  • Khujjuttarā
  • Velukandakiyā
  • Visakha
  • Moggaliputtatissa
  • Asoka
  • Sri Lanka:
  • Devānaṁpiyatissa
  • Mahinda
  • Saṅghamittā
  • Buddhaghosa
  • Buddhadatta
  • Dhammapāla
  • Ācariya Anuruddha
  • Parakramabahu I
  • Mahākassapa (abad ke-12)
  • Sāriputta (abad ke-12)
  • Sumaṅgala Thera
  • Anagārikā Dharmapāla
  • K. Sri Dhammananda
  • Narada
  • Asoka Weeraratna
  • Walpola Rahula
  • Jayatilleke
  • Kalupahana
  • Burma:
  • Shin Arahan
  • Anawrahta
  • Ledi Sayadaw
  • U Dhammaloka
  • U Nārada
  • Saya Thetgyi
  • Webu Sayadaw
  • U Ba Khin
  • U Nu
  • Mahasi Sayadaw
  • S. N. Goenka
  • Pa-Auk Sayadaw
  • Thailand:
  • Ram Khamhaeng
  • Mongkut
  • Vajirañāṇavarorasa
  • Ajahn Mun
  • Ajahn Chah
  • Kee Nanayon
  • Dhammananda Bhikkhuni
  • Varanggana Vanavichayen
  • Kamboja:
  • Maha Ghosananda
  • Bangladesh:
  • Kripasaran
  • Dipa Ma
  • Nepal:
  • Mahapragya
  • Pragyananda
  • Australia:
  • Ajahn Brahm
  • Bhante Sujato
  • Dunia Barat:
  • Bhikkhu Bodhi
  • Ajahn Sumedho
  • Ayya Tathaaloka
  • Analayo
  • Nyanatiloka
  • Nanamoli
  • Nyanaponika
  • Ayya Khema
Kepustakaan
  • Tripitaka Pali (Parakanonika)
  • Komentar
  • Subkomentar
  • Paritta
  • Visuddhimagga
  • Abhidhammatthasaṅgaha
  • Abhidhammāvatāra
Ordo (Nikāya)
  • Indonesia:
  • Dhammayuttika
    • Saṅgha Theravāda Indonesia
  • Shwegyin
  • Thudhamma
  • Mahā
  • Thailand, Laos, Kamboja:
  • Mahā
  • Dhammayuttika
  • Myanmar:
  • Thudhamma
  • Shwegyin
  • Mahādvāra
  • Mūladvāra
  • Veḷuvana
  • Anaukchaung-dvāra
  • Hngettwin
  • Gaṇavimutti
  • Dhammayuttika
  • Sri Lanka:
  • Amarapura–Rāmañña
  • Siam
  • Bangladesh:
  • Saṅgharāja
  • Mahāsthabir
Tradisi
  • Bhāṇaka
  • Pariyatti, paṭipatti, paṭivedha
  • Okāsa
  • Sādhu
  • Evaṁ me sutaṁ
  • Abhiseka Buddharūpa
  • Metode Abhidhamma
  • Kammaṭṭhāna
  • Vassa
  • Pavāraṇā
  • Saṅgharāja
  • Hutan Thai
    • Hutan Ajahn Chah
  • Hutan Pa-Auk
  • Hutan Sri Lanka
  • Ujian sangha
    • Ujian Tipiṭakadhara Tipiṭakakovida
    • Gelar Dhammabhaṇḍāgārika
  • Gerakan Vipassanā
  • Theravāda Esoteris
  • Dhammakāya
Perayaan
  • Māgha Pūjā
  • Vesākha Pūjā
  • Āsāḷha Pūjā
  • Kaṭhina
  • Hari Abhidhamma
  • Uposatha
Perguruan tinggi
  • MBU
  • MCRU
  • IBC
  • ITBMU
  • SPSU
  • BPU
  • Sihanouk
  • Sihamoni
  • CSC
  • Sangha College
  • Kertarajasa
  • Syailendra
  • Nalanda
  • DDIBU
  • l
  • b
  • s

Kitab Netti (Pali untuk "Panduan"; disingkat Ne), juga dikenal sebagai Nettipakaraṇa, adalah sebuah kitab suci Buddhisme sebagai bagian Khuddakanikāya dalam Suttapiṭaka, yang merupakan bagian dari Tripitaka Pali sebagaimana dilestarikan oleh Buddhisme Theravāda. Tema utama kitab ini adalah hermeneutika Buddhis melalui sistematisasi ajaran Buddha. Kitab ini dianggap kanonis dalam tradisi Theravāda Burma dan Theravāda Sri Lanka sebagai bagian dari Khuddakanikāya, tetapi secara tradisional tidak dianggap kanonis dalam tradisi Theravāda Thailand.[1]

Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Asal-usul Nettipakaraṇa menimbulkan masalah perselisihan di kalangan para cendekiawan. Awalnya, para sarjana Barat mengklasifikasikannya sebagai sebuah kitab komentar, bukan sebagai sebuah kitab kanonis.[2] Setelah dilakukan kajian lebih lanjut dan dibandingkan dengan kitab-kitab yang berkaitan erat, ditemukan bahwa kitab Peṭakopadesa mengungkapkan bahwa kitab Netti merupakan panduan untuk penafsiran dan penyusunan kitab-kitab komentar secara definitif.[2]

Penerjemahnya ke dalam bahasa Inggris, yang didukung oleh Profesor George Bond dari Universitas Northwestern, menggambarkannya sebagai sebuah panduan untuk membantu mereka yang sudah memahami ajaran tersebut untuk menyajikannya kepada orang lain.[3] Namun, A. K. Warder tidak setuju, dan menegaskan bahwa hal ini mencakup semua aspek penafsiran, bukan hanya sebatas panduan untuk mengajar saja.[4] Kesepakatan di antara para sarjana kontemporer adalah bahwa kitab ini terutama dimaksudkan sebagai panduan untuk menafsirkan dan memberikan penjelasan teks-teks kanonis, mirip dengan Peṭakopadesa, yang gaya penulisan isinya juga mirip.[2]

Syair-syair dalam Nettipakaraṇa yang disusun dalam gaya puisi yang tidak dikenal di Sri Lanka menunjukkan bahwa kitab ini berasal dari suatu era di India Utara yang mendahului era Kristen.[2] Kitab ini adalah salah satu dari sedikit kitab pasca-kanonis yang disusun dalam bahasa Pāli yang mendahului karya Buddhaghosa. Kitab-kitab komentar karya Buddhaghosa mengutip serta menggunakan metode penulisan dan istilah teknis kitab Netti.[5][2] Struktur kitab Netti dengan syair-syair yang disusun sebagai kitab komentar terhadap syair-syair ringkasan menjadi populer pada abad-abad pertama Masehi, sedangkan pola kebahasaan metrum āryā yang digunakan untuk syair-syairnya sudah digunakan untuk syair-syair serupa sejak sekitar tahun 150 SM.[6]

Kitab Nettipakaraṇa dikaitkan dengan seorang murid Buddha, Mahākaccāna, sebagai penulisnya. Hal ini didasarkan pada syair-syair bagian kolofon, pembukaan, dan kitab komentar karya Dhammapāla.[2][6] Kolofon teks tersebut menyatakan bahwa ia menulis kitab ini, bahwa kitab ini disetujui oleh Sang Buddha dan dibacakan pada Sidang Pertama.[6] Para cendekiawan modern tidak menafsirkannya secara harfiah, tetapi seorang penerjemah kitab Peṭakopadesa dan Nettipakaraṇa ke dalam bahasa Inggris mengakui bahwa metode penulisan yang digunakan oleh kitab-kitab tersebut merupakan suatu metode yang bermula dari kitab-kitab tersebut. Penerjemah tersebut berpendapat bahwa kitab ini adalah edisi revisi dari kitab Peṭakopadesa, meskipun hal ini telah dipertanyakan oleh Profesor von Hinüber.[7] KR Norman menyimpulkan bahwa Nettipakaraṇa bukan merupakan kelanjutan dari Peṭakopadesa, tetapi merupakan versi yang ditulis ulang dengan menghilangkan isi yang tidak penting dan menyediakan versi yang lebih baik dan lebih jelas dari materi yang dibagikan oleh kedua sumber.[2] Dhammapāla, biksu penafsir asal Sri Lanka, menulis sebuah kitab komentar untuk Nettipakaraṇa, Nettipakaraṇa-aṭṭhakathā, tetapi tidak untuk Peṭakopadesa, sebuah fakta yang menurut KR Norman disebabkan oleh kemungkinan bahwa Nettipakaraṇa telah menggantikan kitab yang lama.[2] Dhammapāla menulis sebuah kitab komentar tersebut pada abad kelima.[8]

Baik penggunaan pola kebahasaan metrum āryā maupun syair ringkasan menunjukkan bahwa kitab ini berasal dari India Utara, kemungkinan Ujjain, tempat tradisi Buddhis menghubungkan nama Mahākaccāna dengan Kerajaan Awanti, wilayah yang dianggap sebagai asal dari teks-teks Pāli yang dibawa ke Sri Lanka.[6] Kitab ini mengandung kutipan dari sumber di luar kanon Theravāda, beberapa di antaranya telah ditelusuri hingga ke teks dari kanon Mūlasarvāstivāda.[6] Kutipan-kutipan lainnya belum diketahui, tetapi menunjukkan bahwa Nettipakaraṇa adalah kitab yang tidak biasa karena terdapat bagian yang diambil dari luar aliran Theravāda, yang kemudian mempengaruhi penyusunan kitab-kitab komentar definitif yang disusun oleh Buddhaghosa.[6]

Nettipakaraṇa dianggap kanonis oleh kepala sangha Burma sekitar dua abad yang lalu, dan termasuk dalam Khuddakanikāya.[9][1] Kitab ini termasuk dalam manuskrip Phayre Burma dari Kanon Pali, tertanggal 1841/2;[10] Kanon yang disetujui oleh Sidang Kelima Burma;[11] edisi cetak Sidang Keenam tahun 1956;[12] transkrip baru dari kitab-kitab hasil Sidang yang dihasilkan di bawah naungan Patriark Tertinggi Thailand (kepala sangha Thai);[13] dan edisi Buddha Jayanti (Sri Lanka) dari Kanon Pali dalam bahasa Sinhala. Seorang guru Myanmar modern belakangan tidak menganggapnya sebagai kitab yang kanonis.[14]

Susunan

[sunting | sunting sumber]

Kitab Nettipakaraṇa dibagi menjadi dua divisi (vāra):

  • Saṅgahavāra: 'Ringkasan', bagian pendek yang hanya terdiri dari lima syair yang nama penulisnya diidentifikasi sebagai 'Mahākaccāna'.[6]
  • Vibhāgavāra: 'Penjelasan', yang dibagi menjadi tiga sub-bagian:[6]
    • Uddesavāra ('Bagian Spesifikasi')
    • Niddesavāra ('Bagian Demonstratif')
    • Patiniddesavāra ('Bagian Kontra-demonstratif')

Uddesavāra

[sunting | sunting sumber]

Bagian Uddesavāra menguraikan tiga kategori terpisah:[15]

  • Enam belas hāra (pengangkutan, atau cara pengangkutan) meliputi:
    • desanā (pengajaran),
    • vicaya (penyelidikan),
    • yutti (penafsiran),
    • padatthāna (pijakan),
    • lakkhaṇa (karakteristik),
    • catuvyūha (susunan empat serangkai),
    • āvatta (konversi),
    • vibhatti (analisis),
    • parivattana (pembalikan),
    • vevacana (sinonim),
    • paññatti (konsep),
    • otaraṇa (cara masuk),
    • sodhana (pembersihan),
    • adhiṭṭhāna (istilah ekspresi),
    • parikkhāra (persyaratan), dan
    • samāropana (koordinasi).
  • Lima naya (pedoman):
    • nandiyāvatta (konversi kenikmatan);
    • tipukkhala (trefoil);
    • sīhavikkīlita (permainan singa);
    • disālocana (penentuan arah);
    • ankusa (kail).
  • Delapan belas mūlapada terdiri dari sembilan kusala ("baik") dan sembilan akusala ("tidak baik"):
    • akusala (tidak baik):
      • taṇhā (nafsu kehausan),
      • avijjā (ketidaktahuan),
      • lobha (keserakahan),
      • dosa (kebencian),
      • moha (delusi),
      • subhasaññā (persepsi daya tarik),
      • niccasaññā (persepsi kekekalan),
      • sukhasaññā (persepsi kesenangan),
      • attasaññā (persepsi tentang diri)
    • kusala (baik):
      • samatha (ketenangan batin),
      • vipassanā (pandangan terang),
      • alobha (ketidakserahan),
      • adosa (tanpa-kebencian),
      • amoha (tanpa-delusi),
      • asubhasaññā (persepsi tentang kejijikan/ketidakmenarikan),
      • dukkhasaññā (persepsi tentang penderitaan),
      • aniccasaññā (persepsi tentang ketidakkekalan), dan
      • anattasaññā (persepsi tentang tanpa-atma).

Niddesavāra

[sunting | sunting sumber]

Bagian Niddesavāra mengulang hāra dan naya dari bagian sebelumnya bersama dengan 12 pada ('bait'), yang enam di antaranya mengacu pada bentuk linguistik dan enam lainnya mengacu pada makna dan penggambaran hubungan mereka.[6]

Patiniddesavāra

[sunting | sunting sumber]

Bagian Patiniddesavāra menyusun struktur utama kitab dan dibagi menjadi tiga bagian.[6] Setiap bagian menggambarkan istilah-istilah teknis dari bagian-bagian sebelumnya dengan mengutip ayat-ayat yang memuatnya dan mengilustrasikannya dengan kutipan dari Suttapiṭaka.[6] Dalam beberapa kasus, istilah-istilah dibahas dalam urutan yang berbeda atau menggunakan terminologi yang berbeda dari yang disajikan dalam bab-bab sebelumnya.[6] Sebuah kolofon di bagian akhir kitab merujuk pada seseorang bernama Mahākaccāna sebagai penulisnya.[6]

Terjemahan

[sunting | sunting sumber]

Bahasa Inggris

[sunting | sunting sumber]

Terjemahan bahasa Inggris berjudul The Guide oleh Bhikkhu Ñāṇamoli diterbitkan pada tahun 1962 oleh Pali Text Society. Edisi Pali Text Society, bersama dengan ekstrak dari kitab komentar karya Dhammapāla, diterbitkan pada tahun 1902 oleh Edmund Hardy.[6]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Norman 1983, hlm. 31.
  2. ^ a b c d e f g h Norman, Kenneth Roy (1983). Pali Literature (dalam bahasa English). Wiesbaden: Otto Harrassowitz. hlm. 109-10. ISBN 3-447-02285-X. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  3. ^ See his paper in Buddhist Studies in Honour of Walpola Rahula, Gordon Fraser, London, 1980
  4. ^ Indian Buddhism, 3rd edition, Motilal Banarsidass, Delhi, 2000
  5. ^ Von Hinüber (2004). MacMillan Encyclopedia of Buddhism. Vol. 1. MacMillan Reference USA. ISBN 0-02-865719-5.
  6. ^ a b c d e f g h i j k l m n Von Hinüber, Oskar (1997). A Handbook of Pali Literature (dalam bahasa English) (Edisi 1st Indian). New Delhi: Munishiram Manoharlal Publishers Pvt. Ltd. hlm. 77–80. ISBN 81-215-0778-2. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  7. ^ Handbook of Pali Literature, Walter de Gruyter, Berlin, 1996
  8. ^ Sailendra Nath Sen; Ancient Indian History and Civilization, 91.
  9. ^ Journal of the Pali Text Society, volume XXVIII.
  10. ^ JPTS, 1882, hlm. 61
  11. ^ Bollée in Pratidanam (Kuiper Festscrift), Mouton, Paris/the Hague, 1968
  12. ^ The Guide
  13. ^ Mahāsaṅgīti Tipiṭaka Buddhavasse 2500, lihat http://www.dhammasociety.org/mds/content/blogcategory/18/37/ (diakses 2007-05-22).
  14. ^ Rewata Dhamma, The Buddha and His Disciples, Dhamma Talaka Pubns, Birmingham, 2001, bagian "Kaccana".
  15. ^ "Vipallasa Sutta: Perversions" (AN 4.49), translated from the Pali by Thanissaro Bhikkhu. Access to Insight (Legacy Edition), 30 November 2013, http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an04/an04.049.than.html
  • l
  • b
  • s
   Topik Buddhisme   
  • Outline Garis besar
  • Daftar istilah
  • Indeks
  • Sejarah
  • Penyebaran
  • Garis waktu
  • Sidang Buddhis
  • Jalur Sutra
  • Anak benua India
Buddhisme awal
  • Prasektarian
  • Aliran awal
    • Mahāsāṁghika
    • Sthaviravāda
  • Kitab awal
    • Nikāya
    • Āgama
Benua
  • Asia Tenggara
  • Asia Timur
  • Asia Tengah
  • Timur Tengah
  • Dunia Barat
  • Australia
  • Oseania
  • Amerika
  • Eropa
  • Afrika
Populasi signifikan
  • Tiongkok
  • Thailand
  • Jepang
  • Myanmar
  • Sri Lanka
  • Vietnam
  • Kamboja
  • Korea
  • Taiwan
  • India
  • Malaysia
  • Laos
  • Indonesia
  • Amerika Serikat
  • Singapura
  • Aliran
  • Tradisi
  • Konsensus pemersatu
Aliran arus utama
  • Theravāda
  • Mahāyāna
  • Vajrayāna
Sinkretis
  • Buddhayana
  • Tridharma
  • Aliran Maitreya
    • Yīguàndào
    • Mílèdàdào
  • Dhammakāya
  • Siwa-Buddha
  • Tripitaka
  • Kitab
Theravāda
  • Tripitaka Pali
  • Komentar
  • Subkomentar
  • Sastra Pali
  • Paritta
Mahāyāna-Vajrayāna
  • Tripitaka Tionghoa
    • Tripitaka Taishō
  • Tripitaka Tibet
    • Kangyur
    • Tengyur
  • Dhāraṇī
Kitab daring
  • SuttaCentral
  • Chaṭṭha Saṅgāyana Tipiṭaka
  • dhammatalks.org
  • 84000
  • NTI Reader - Taishō
  • Buddha
  • Bodhisatwa
Buddha saat ini dan keluarga
  • Gotama
  • Mukjizat
  • Klan
  • Keluarga
    • Śuddhodana
    • Māyā
    • Pajāpatī Gotamī
    • Yasodharā
    • Rāhula
4 tempat suci utama
  • Lumbinī
  • Buddhagayā
  • Isipatana
  • Kusinārā
Buddha penting sebelumnya
  • Dīpaṅkara
  • Vipassī
  • Sikhī
  • Vessabhū
  • Kakusandha
  • Koṇāgamana
  • Kassapa
Buddha selanjutnya
  • Metteyya
Bawahan
  • Dewa
  • Brahma
Mahāyāna-Vajrayāna
  • Buddha terkenal:
  • Lima Buddha Kebijaksanaan
    • Amitābha
    • Vairocana
    • Akṣobhya
    • Ratnasaṁbhava
    • Amoghasiddhi
  • Padmasaṁbhava
  • Bhaiṣajyaguru
  • Bodhisatwa terkenal:
  • Daftar Bodhisatwa
  • Mañjuśrī
  • Kṣitigarbha
  • Avalokiteśvara
  • Samantabhadra
  • Vajrapāṇi
  • Dhamma
  • Ajaran
  • Empat Kebenaran Mulia
  • Jalan Mulia Berunsur Delapan
  • Trilaksana
    • Ketidakkekalan
    • Penderitaan
    • Tanpa atma
  • Pandangan
  • Titthiya
  • Ketuhanan
  • Niyāma
  • Keyakinan
  • Triratna
  • Pancasila
  • Māra
  • Karma
  • Nirwana
  • Kemunculan Bersebab
  • Gugusan
    • Materi
    • Kesadaran
    • Persepsi
    • Perasaan
    • Saṅkhāra
  • Unsur
  • Landasan indra
  • Loka
  • Punarbawa
  • Samsara
  • Bodhi
  • Abhiññā
  • Cetasika
  • Pengotor batin
  • Noda batin
  • Belenggu
  • Rintangan
  • Kekuatan
  • Hasrat
  • Nafsu (Keserakahan)
  • Kebencian
  • Moha
    • Ketidaktahuan
  • Kemelekatan
  • Perhatian penuh
  • Bodhipakkhiyā
  • Kebajikan
  • Paramita
  • Malu
  • Takut
  • Dana
  • Sila
  • Meditasi
    • Samatha-vipassanā
    • Ānāpānasati
    • Satipaṭṭhāna
    • Kammaṭṭhāna
  • Pelepasan
  • Kebijaksanaan
  • Energi
  • Kesabaran
  • Kebenaran
  • Tekad
  • Brahmavihāra
    • Cinta kasih
    • Karuna
    • Simpati
    • Ketenangan
    • Keseimbangan batin
  • Astasila
  • Bakti
    • Puja
    • Namaskara
    • Pradaksina
    • Pindapata
    • Pelimpahan jasa
    • Ziarah
  • Sādhu
  • Sangha
  • Majelis
  • Sāriputta
  • Moggallāna
  • 10 murid utama Buddha Gotama
  • Vinaya
  • Pabbajjā
  • Upasampadā
Jenis penganut
  • Sāvaka
  • Upasaka-upasika
  • Kappiya
  • Aṭṭhasīlanī
  • Sayalay
  • Samanera-samaneri
  • Biksu
  • Biksuni
  • Kalyāṇamitta
4 tingkat kemuliaan
  • Sotapana
  • Sakadagami
  • Anagami
  • Arahat
Tempat ibadah
  • Wihara
    • Wat
    • Kyaung
  • Sima
  • Kuti
  • Cetiya
    • Stupa
    • Pagoda
    • Candi
  • Hari raya
  • Peringatan
  • Waisak
  • Asalha
  • Magha
  • Kathina
  • Hari Abhidhamma
  • Uposatha
  • Budaya
  • Masyarakat
  • Aborsi
  • Agama-agama Timur
  • Anikonisme
  • Arsitektur
  • Atomisme
  • Baháʼí
  • Bendera Buddhis
  • Buddhisme Terjun Aktif
  • Bunuh diri
  • Demokrasi
  • Darmacakra
  • Dunia Romawi
  • Ekonomi
  • Filsafat
  • Filsafat Barat
  • Gnostisisme
  • Helenistik
  • Hidangan
  • Hinduisme
  • Humanisme
  • Ilmu pengetahuan
  • Jainisme
  • Kalender
  • Kasta
  • Kecerdasan buatan
  • Kekerasan
  • Kekristenan
    • Pengaruh
    • Perbandingan
  • Masturbasi
  • Modernisme
  • Musik
  • Navayāna
  • Orientasi seksual
  • Penindasan
  • Perempuan
  • Psikologi
  • Relik Buddha
  • Rupang Buddha
  • Seksualitas
  • Sekularisme
  • Seni rupa
  • Sosialisme
  • Teosofi
  • Vegetarisme
  • Yahudi
  • Category Kategori
  •  Portal Agama
  •  Portal Buddhisme
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Netti&oldid=27178521"
Kategori:
  • Khuddaka Nikaya
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui
  • Galat CS1: judul hilang

Best Rank
More Recommended Articles