Gunung Raung
Gunung Raung | |
---|---|
![]() Gunung Raung dilihat dari pesawat tahun 2013 | |
Titik tertinggi | |
Ketinggian | 3.260 m (10.700 ft)[1] |
Koordinat | 8°07′30″S 114°02′30″E / 8.12500°S 114.04167°E[1] |
Penamaan | |
Nama lokal | ꦒꦸꦤꦸꦁꦫꦲꦸꦁ (Jawa) |
Geografi | |
Letak | Jawa Timur, Indonesia |
Geologi | |
Jenis gunung | Stratovolcano |
Letusan terakhir | Juni 2025 (berlanjut) |
Pendakian | |
Rute termudah | Sumberwaringin |
Rute normal | Kalibaru Glenmore |
Gunung Raung adalah gunung berapi kerucut yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, Indonesia. Secara administratif, kawasan gunung ini termasuk dalam wilayah tiga kabupaten di wilayah Besuki, Jawa Timur, yaitu Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. Puncaknya sekitar 3.344 MDPL[2]
Secara geografis, lokasi gunung ini berada dalam kawasan kompleks Pegunungan Ijen dan menjadi puncak tertinggi dari gugusan pegunungan tersebut. Dihitung dari titik tertinggi, Gunung Raung merupakan gunung tertinggi ketiga di Jawa Timur setelah Gunung Semeru dan Gunung Arjuno, serta menjadi yang tertinggi keempat di Pulau Jawa. Kaldera Gunung Raung juga merupakan kaldera kering yang terbesar di Pulau Jawa dan terbesar kedua di Indonesia setelah Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat.[3] Terdapat empat titik puncak, yaitu Puncak Bendera, Puncak 17/Puncak Bendera (3159 mdpl), Puncak Tusuk Gigi,(3300 mdpl) dan, yang tertinggi, adalah Puncak Sejati (3.344 mdpl).[4]
Dilihat dari vegetasinya, Gunung Raung memiliki kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Pendakian
Gunung Raung dikenal sebagai salah satu gunung dengan jalur pendakian paling menantang di Jawa Timur karena medannya yang ekstrem dan berbahaya. Pendakian memerlukan peralatan khusus dan pengalaman yang memadai.
Jalur Pendakian
Terdapat beberapa jalur pendakian menuju Gunung Raung, dengan dua jalur utama yang paling populer:
Via Kalibaru
Jalur via Kalibaru (Banyuwangi) merupakan jalur favorit meskipun cukup menantang. Basecamp berada di Dusun Wonorejo, Kalibaru, yang dikenal dengan nama Rumah Pak Suto. Pendakian melalui jalur ini melewati 9 pos dengan estimasi waktu 3-4 hari pulang-pergi:[5]
- Pos 1 (980 mdpl) - Warung kopi Pak Sunarya di area perkebunan kopi
- Pos 2 (1.400 mdpl) - Perkebunan kopi dan hutan
- Pos 3 (1.600 mdpl) - Jalur mulai menanjak dengan banyak pohon berduri
- Pos 4 (1.800 mdpl) - Area camping yang luas dan nyaman
- Pos 5 (2.100 mdpl) - Hutan lebat dengan jalur terjal
- Pos 6 (2.200 mdpl) - Jalur sempit dengan jurang
- Pos 7 - Area camping dengan hutan yang mulai terbuka
- Pos 8 (2.800 mdpl) - Area datar tidak terlalu luas menuju Puncak Wates
- Pos 9 (3.000+ mdpl) - Persimpangan menuju Puncak Bendera dan Puncak Sejati
Dari Pos 9, pendaki melanjutkan ke Puncak Bendera (3.154 mdpl) dan akhirnya ke Puncak Sejati (3.344 mdpl) melalui jalur ekstrem yang dijuluki "Jembatan Sirotol Mustaqim" karena hanya berupa punggungan sempit dengan jurang di kedua sisinya.
Via Sumberwringin
Jalur via Sumberwringin (Bondowoso) dianggap lebih mudah dan aman dibandingkan jalur Kalibaru. Basecamp berada di Desa Sumberwringin dengan rute sebagai berikut:[6]
- Basecamp - Pos 1 (bisa menggunakan ojek untuk menghemat waktu)
- Pos 1 - Pos 2 (Pondok Sumur) melalui kebun kopi dan hutan rimbun
- Pos 2 - Pos 3 (Pondok Demit) dengan jalur menanjak
- Pos 3 - Pos 4 (Pondok Mayit) area terbuka
- Pos 4 - Pos 5 (Pondok Angin) melalui batas vegetasi
- Pos 5 - Puncak melalui jalur maut dengan jurang di kanan-kiri
Tingkat Kesulitan
Pendakian Gunung Raung dikategorikan sebagai pendakian tingkat sulit (hard) dengan medan yang ekstrem. Trek pendakian sangat menanjak sejak awal, dengan medan berbatu, tanah licin saat hujan, dan tebing-tebing tinggi dengan kemiringan yang curam hingga tegak lurus. Bagian tersulit adalah menuju Puncak Sejati yang hanya berupa punggungan sempit dengan jurang dalam di kedua sisi.[7]
Peralatan yang Diperlukan
Karena medannya yang ekstrem, pendaki memerlukan peralatan khusus seperti:
- Tali karmantel dan webbing
- Figure 8 descender
- Carabiner screw
- Tali prusik
- Harness
- Helm
- Sepatu gunung yang nyaman
- Jaket dan celana lapangan
- Perlengkapan camping lengkap
Pendaki juga disarankan membawa air minum 5-6 liter karena sulit menemukan sumber air di sepanjang jalur pendakian.
Perizinan
Pendaki harus mengurus SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi) di basecamp sebelum mendaki dan melaporkan diri kepada petugas.
Letusan
Tipe Letusan
Letusan Gunung Raung bertipe letusan stromboli, yaitu letusan kecil tetapi terus-menerus mengeluarkan pijar.[8] Gunung Raung juga memiliki sistem kawah yang terbuka, yang menyebabkan lava pijar yang dihasilkan akan kembali ke dalam kawah dan kecil kemungkinan meluber keluar kaldera.
Sejarah Letusan
Tanggal | Keterangan | Tinggi Kolom Abu | Arah Sebaran | Foto |
---|---|---|---|---|
1586 (?) | Catatan paling awal letusan Gunung Raung.[9] | - | - | - |
1593-1903 | Terdapat 20 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun 1593-1903, yaitu letusan pada tahun 1593, 1597, 1638, 1730, sekitar tahun 1804, 1812-1814, sekitar tahun 1815, 1817, 1838, 1849, 1859, 1860, 1864, 1881, 1885, 1890, 1896, 1897, 1902, dan 1903.[10] | - | - | - |
1913 | - | - | ![]() | |
1915-1924 | Terdapat 6 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun 1915-1924, yaitu letusan pada tahun 1915, 1916, 1917, 1921, 1924, dan 1924.[10] | - | - | - |
1927-1928 | Foto letusan Gunung Raung pada tahun 1927 diambil dari Kalibaru dan Glenmore | - | - | ![]() ![]() |
1928-1999 | Terdapat 31 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun 1928-1999, yaitu letusan pada tahun 1928, 1929, 1933, 1936, 1937, 1938-1939, 1940, 1941, 1943, 1944-1945, 1953, 1955, 1956, 1971, 1973, 1974, 1975, 1976, 1977, 1978, 1982, 1985, 1987-1989, 1990, 1991, 1993, 1994, 1995, 1995(?), 1997, dan 1999.[10] | - | - | - |
Juli 2000 | - | - | - | |
Juni-Agustus 2002 | - | - | - | |
April-Oktober 2004 | - | - | - | |
Juli-Agustus 2005 | - | - | - | |
Agustus 2007 | - | - | - | |
19 Oktober 2012 | Satelit Landsat 8 NASA mendeteksi adanya satu lubang magma.[11] | - | - | - |
Juli 2015 | Aktivitas vulkanis Gunung Raung meningkat sejak tanggal 21 Juni 2015. | - | - | ![]() |
Juli-oktober 2020 | Aktivitas gunung raung mengalami peningkatan. Letusan dengan skala kecil terjadi di gunung raung. Bahkan letusan terjadi 100 kali dalam sehari setelah status dinaikkan dari normal ke level waspada. | - | - | - |
Januari 2021 | Aktivitas vulkanis gunung raung kembali meningkat. Ditandai oleh keluarnya asap setinggi 200 meter dari puncak. Pada 21 januari 2021, status gunung raung kembali naik menjadi waspada. Pasca dinaikkan statusnya, gempa tremor dan hembusan naik signifikan, asap letusan membumbung setinggi 700 meter berwarna kelabu. | 700 m | - | - |
27 Juli 2022 | Terjadi erupsi G. Raung pada hari Rabu, 27 Juli 2022, pukul 17:19 WIB | 1500 m | Barat dan barat laut | - |
24 Desember 2024 | Erupsi terjadi pukul 09:30 WIB. Sebanyak 29 pendaki dievakuasi. Wilayah Sumber Wringin dan Tlogosari mengalami hujan abu vulkanik.[12][13] | 2000 m | Timur | - |
19 Juni 2025 | Erupsi terjadi pukul 00:44 WIB dan 04:43 WIB. Jalur pendakian ditutup sejak 14 Juni 2025.[14] | 1500 m (00:44) 2000 m (04:43) |
- | - |
Juni-Juli 2025 | Periode aktivitas tinggi dengan erupsi hampir setiap hari. Tinggi kolom abu bervariasi 300-2000 meter. Status Level II (Waspada).[15][16][17] Beberapa erupsi signifikan:
|
300-2000 m | Beragam (dominan barat, barat daya, selatan) | - |
Hidrologi DAS
Komplek Gunung Raung menjadi batas alami hidrologi yang membagi tujuh daerah aliran sungai menjadi tiga arah aliran yang berbeda. Pertama adalah aliran yang mengarah ke pesisir utara dan bermuara di Laut Jawa (DAS Sampean). Kedua, aliran yang mengarah ke pesisir selatan dan bermuara di Samudera Hindia (DAS Kalibaru, DAS Mayang dan DAS Bedagung). Ketiga adalah aliran yang mengarah ke pesisir timur dan bermuara di Selat Bali (DAS Glondong, DAS Bomo dan DAS Setail). Titik pertemuan batas hidrologi tersebut berada pada puncak Gunung Raung (kecuali DAS Bedagung yang diapit oleh DAS Sampean dan DAS Mayang).[18]
Lihat pula
- Daftar daerah aliran sungai di Indonesia
- Daftar gunung di Jawa
- Hidrologi pegunungan
- Irigasi Premium
- Kali Mayang
- Taman Nasional Baluran
- Taman Nasional Meru Betiri
Galeri
Referensi
- ^ a b Global Volcanism Program.Raung Diarsipkan 2023-06-07 di Wayback Machine.. Ditinjau 15 Jan 2019.
- ^ Baseline kegunungapian Indonesia. hlm. 68. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
- ^ "Gunung Raung, Kaldera Yang Megah Di Ujung Timur Pulau Jawa". Diarsipkan dari asli tanggal 2022-09-14. Diakses tanggal 2015-07-13.
- ^ Bisinglasi, Dicky (2019-09-07). "Perjalanan Extreme Mendaki Gunung Raung". Cultura Magazine (dalam bahasa American English). Diarsipkan dari asli tanggal 2021-02-08. Diakses tanggal 2020-01-19.
- ^ "Info Jalur Pendakian Gunung Raung: Via Kalibaru dan Sumber Wringin". detikJatim. Diakses tanggal 2023-10-13.
- ^ "Mount Raung Trail". AllTrails. Diakses tanggal 2025-04-20.
- ^ "Seputar Fakta Menarik dan Tips Mendaki Gunung Raung". Eiger Adventure. Diakses tanggal 2024-03-08.
- ^ "Letusan Gunung Raung Tipe Strombolian Lemah Tapi Lama". Diarsipkan dari asli tanggal 2016-03-05. Diakses tanggal 2015-07-13.
- ^ McClelland, Lindsay (1989). Global Volcanism, 1975-1985. Englewood Cliffs, N.J: Prentice Hall. ISBN 0-13-357203-X.
- ^ a b c Raung Volcano Diarsipkan 2015-07-06 di Wayback Machine..
- ^ Ika Ningtyas. 4 Juli 2015. Satelit Amerika Deteksi Dua Lubang Magma di Gunung Raung Diarsipkan 2016-04-03 di Wayback Machine..
- ^ "Peninjauan Wilayah Terdampak Erupsi Raung". bondowosokab.go.id. 26 Desember 2024. Diakses tanggal 8 September 2025.
- ^ "Gunung Raung Alami Erupsi, Keluarkan Abu Vulkanik Setinggi 2.000 Meter". kompas.com. 24 Desember 2024. Diakses tanggal 8 September 2025.
- ^ "Gunung Raung Meletus Lagi Pagi Ini, Jalur Pendakian Telah Ditutup". tempo.co. 19 Juni 2025. Diakses tanggal 8 September 2025.
- ^ "Informasi Letusan Gunung Raung". magma.esdm.go.id. Juli 2025. Diakses tanggal 8 September 2025.
- ^ "Gunung Raung Erupsi 2 Kali Subuh Tadi, Tinggi Abu 400 Meter". tempo.co. 21 Juni 2025. Diakses tanggal 8 September 2025.
- ^ "Raung kembali alami erupsi dengan letusan setinggi 600 meter". antaranews.com. 23 Juni 2025. Diakses tanggal 8 September 2025.
- ^ "Peta Interaktif". WebGIS MenLHK. Diakses tanggal 2023-11-12.