More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Museum Rumah Tanjung Timur - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Museum Rumah Tanjung Timur - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Museum Rumah Tanjung Timur

  • English
  • Nederlands
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Koordinat: 6°18′10″S 106°51′23″E / 6.30278°S 106.85639°E / -6.30278; 106.85639
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Rumah Tanjung Timur)
Rumah kongsi Tanjung Timur sekitar dekade 1930-an di Batavia (kini Jakarta). Walaupun telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya, kurangnya perhatian dan perawatan dari pemerintah membuat kondisi rumah ini memburuk.

Tanjung Timur (Bahasa Belanda: Tandjong Oost) atau juga dikenal sebagai Groeneveld (Bahasa Indonesia: "lapangan hijau"), dulu adalah sebuah tanah partikelir yang terletak di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Indonesia. Tanjung Timur adalah salah satu dari dua tanah partikelir yang terletak di tepi Sungai Ciliwung. Tanjung Timur terletak di sisi timur sungai, sementara Tanjung Barat terletak di sisi barat sungai.

Tanjung Timur juga dilengkapi dengan sebuah rumah kongsi yang disebut sebagai Landhuis Tandjong Oost. Rumah tersebut terbakar pada tahun 1985, dan reruntuhannya ditelantarkan walaupun telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.[1][2]

Awal mula

[sunting | sunting sumber]

Pemilik pertama dari tanah partikelir ini adalah Pieter van de Velde asal Amersfoort, seorang anggota dari Raad van Indië.[3] Pasca Geger Pacinan, van de Velde berhasil mengakuisisi tanah partikelir besar yang sebelumnya dimiliki oleh Nie Hoe Kong, 'Kapitan Cina' Batavia. Van de Velde kemudian memperluas tanah partikelir tersebut dengan mengakuisisi tanah di selatan Meester Cornelis (kini Jatinegara) di sisi timur Sungai Ciliwung, sehingga kemudian terbentuklah tanah partikelir ini dengan nama Tanjung Timur. Pada tahun 1756, ia membangun sebuah 'rumah kongsi' di tanah partikelir ini. Peter van de Velde lalu meninggal pada tahun 1759. Pada tahun 1763, Adrian Jubbels pun mengakuisisi tanah partikelir ini.[3] Pasca Jubbels meninggal, pada tahun 1763, tanah partikelir ini diakuisisi oleh Jacobus Johannes Craan. Ia lalu mengubah nama dari tanah partikelir ini menjadi Groeneveld (Bahasa Belanda: "lapangan hijau") dan merenovasi rumah kongsi yang ada di tanah partikelir ini dengan ornamen baru bergaya Louis XV dari Prancis, serta menambahkan sejumlah ornamen khas Tionghoa di pintu dan jendela. Ornamen-ornamen tersebut pun masih bertahan hingga rumah kongsi tersebut terbakar pada tahun 1985.[4][5]

Rumah kongsi

[sunting | sunting sumber]

Rumah kongsi dua lantai yang ada di tanah partikelir ini dibangun dengan Gaya Hindia Lama. Gaya tersebut menunjukkan kombinasi antara arsitektur Belanda, Tionghoa, dan Hindia Belanda. Arsitektur Hindia yang digunakan pada rumah kongsi tersebut mirip seperti arsitektur dari gedung Arsip Nasional Republik Indonesia. Rumah kongsi tersebut terdiri dari tiga paviliun. Pintu dari ruangan di dalam rumah kongsi tersebut dihias dengan ukiran kayu jati dengan motif tumbuhan. Di atas pintu utama, ornamen dihias dengan sebuah derek, simbol dari keluarga Craan. Terdapat juga pemakaman keluarga di Groeneveld.

Keluarga Craan dan van Riemsdijk

[sunting | sunting sumber]

Setelah Craan meninggal pada tahun 1780, Groeneveld diwariskan ke putrinya, Catharina Margaretha Craan, dan menantunya, Willem Vincent Helvetius van Riemsdijk, putra kedua dari Gubernur Jenderal Jeremias van Riemsdijk. Walaupun masih muda, Willem Helvetius van Riemsdijk telah memiliki jabatan dan kekayaan tinggi. Pada usia 17 tahun, ia telah menjadi administrator dari Pulau Onrust. Ia juga memiliki sejumlah tanah partikelir dan kebun tebu, antara lain Tanah Abang, Cibinong, Cimanggis, Ciampea, Cibungbulan, Sadeng, dan kemudian bertambah Tanjung Timur. Tanah partikelir Tanjung Timur, beserta rumah kongsinya, pun tetap dimiliki oleh keluarga van Riemsdijk hingga pecahnya Perang Dunia II.[3]

Tanah partikelir ini kemudian dikembangkan oleh Daniel Cornelius Helvetius van Riemsdijk hingga ia meninggal pada tahun 1860. Tanah partikelir ini lalu diwariskan putrinya, Dina Cornelia. Dina Cornelia menikahi Tjalling Ament dari Dokkum. Ament pun melanjutkan pertanian di Groeneveld. Pada pertengahan abad ke-19, terdapat 6.000 ekor sapi di tanah partikelir ini. Hingga tahun 1942, keluarga van Riemsdijk mengelola tanah partikelir ini, dan juga mengembangkan permukiman untuk pekerjanya di dalam tanah partikelir ini, yang dikenal sebagai Kampung Gedong, karena permukiman tersebut terletak di dekat rumah kongsi yang berukuran besar (Bahasa Betawi: gedong). Pekerja-pekerja tersebut kemudian menjadi nenek moyang dari Suku Betawi di Condet, yang mengembangkan bentuk kebudayaan Betawi yang khas.[4]

Perang Dunia II, Revolusi, dan Kemerdekaan

[sunting | sunting sumber]
Tanjung Timur pada tahun 1972 menunjukkan tanda-tanda kerusakan setelah diakuisisi oleh Polda Metro Jaya.

Selama Perang Dunia II, rumah kongsi yang ada di dalam tanah partikelir ini digunakan oleh pasukan pendudukan Jepang sebagai gudang. Pasca Perang Dunia II, selama Revolusi Indonesia, rumah kongsi tersebut menjadi kantor pusat dari Barisan Pelopor, sebuah gerakan bawah tanah yang bertujuan untuk melawan upaya Belanda yang ingin menduduki kembali Indonesia. Pasca Agresi Militer Belanda I dan Agresi Militer Belanda II, tanah partikelir ini diambil alih oleh Netherlands Indies Civil Administration, yang kemudian mengubah tanah partikelir ini menjadi perkebunan karet.[6]

Setelah Indonesia merdeka, rumah kongsi tersebut diakuisisi oleh Haji Sarmili, yang lalu mengubahnya menjadi sebuah hotel, dan kemudian kembali mengubahnya menjadi perkantoran. Pada tahun 1962, Haji Sarmili menjual rumah kongsi tersebut ke Polda Metro Jaya.[6] Pada bulan Mei 1985, rumah kongsi tersebut terbakar setelah terjadi ledakan di dapur. Rumah kongsi tersebut pun hancur. Walaupun rumah kongsi tersebut telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya, struktur yang masih tersisa ditelantarkan. Rumah kongsi tersebut kini terletak di dalam kompleks Asrama Polri Tanjung Timur.[6]

Pada tahun 2015, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merencanakan agar rumah kongsi tersebut dibangun kembali bersamaan dengan optimalisasi Sungai Ciliwung. Bahkan Ahok sudah bekerja sama dengan Kodam Jaya, Kopassus, dan komunitas-komunitas warga yang mendiami kawasan tersebut, antara lain Komunitas Ciliwung Condet. Nantinya, kawasan tersebut akan dijadikan kawasan tempat wisata, konservasi, dan ekosistem Sungai Ciliwung.[7]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari asli tanggal 2015-02-12. Diakses tanggal 2015-02-12. Pemeliharaan CS1: Salinan terarsip sebagai judul (link). Mengintip Sisa Rumah Tuan Tanah di Pasar Rebo. Detik News. Retrieved February 12, 2015.
  2. ^ [http://gallusmagnus.nl/index.php/Landgoed_Groeneveld ]. Landgoed Groeneveld. Familie Wiki. Retrieved February 12, 2015.
  3. ^ a b c [http://gallusmagnus.nl/index.php/Landgoed_Groeneveld ] Landgoed Groeneveld. Gallus Magnus.
  4. ^ a b [http://mjd-eyya.blogspot.com/ ] Abdul Majid's blog
  5. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari asli tanggal 2015-02-12. Diakses tanggal 2015-02-12. Pemeliharaan CS1: Salinan terarsip sebagai judul (link). A beautiful Dutch villa in ruins. Jakarta Post. Retrieved February 12, 2015.
  6. ^ a b c "Archived copy". Diarsipkan dari asli tanggal 2015-02-12. Diakses tanggal 2015-02-12. Pemeliharaan CS1: Salinan terarsip sebagai judul (link) Beautiful Dutch Villa Ruins. Jakarta Post.
  7. ^ [1] Villa Nova, Aset di Sisi Ciliwung yang Menarik Perhatian Ahok. Detik News.
  • l
  • b
  • s
Topik mengenai Batavia
Daerah
Duizendeilanden
  • Noord Wachter
  • Hoorn Eiland
  • Kokosnoot Eiland
  • Kuyper Eiland
  • Purmerend Eiland
  • Onrust Eiland
  • Edam Eiland
  • Kherkof Eiland
  • Rotterdam Eiland
  • Schiedam Eiland
  • Amsterdam Eiland
  • Middbur Eiland
Benedenstad
  • Oud Batavia
  • Anké
  • Pekodjan
  • Pendjaringan
  • Zoutelande/Antjol
  • Tandjong Priok
  • Tjilintjing
  • Maroenda
  • Glodokplein
  • Molenvliet
  • Harmonieplein
Bovenstad
  • Weltevreden
  • Senen
  • Kemajoran
  • Kramatplein
  • Salemba
  • Menteng
  • Koningsplein
  • Waterlooplein
  • Tanah Abang
  • Meester Cornelis
  • Kampong Melajoe
Ommelanden
  • Pantjoran
  • Tjililitan
  • Tsji Ondet
  • Paal Merah
  • Tjenkarang
  • Kebajoran
  • Tjigandjoer
  • Ragoenan
  • Tjipoetat
  • Tjiledoek
  • Tangerang
  • Depok
  • Tjimanggis
  • Bekasi
  • Djaboeng
  • Komzeen
  • West Tandjoeng
  • Oost Tandjoeng
  • Tjitrap
  • Tjiseeng
  • Paroeng
  • Tjibinong
  • Buitenzorg
  • Tjileungsi
  • Soekaboemi
  • Tjiandjoer
Lambang Kota Batavia
Lambang Kota Batavia
Jalan

Molenvliet Oost · Molenvliet West · De Groote Postweg · Rijswijk · Noordwijk · Princen Laan · Sluisburg Straat · Nieuwpoort Straat · Parapattan Straat · Nassau Boulevard · Van Heutsz Boulevard · Orange Boulevard · Oude Tamarinde Laan · Jacatraweg · Koningsplein Straat · Landhuisweg · JP Coenweg · Mampangweg · Nieuwe Vliegveldlaan · Senenweg · Rijswrjkstraat · Kemajoranweg · Matramanweg · Drukkerijweg · Bacharachtsgracht · Passerstraat

Taman

Stadhuisplein · Wilhelminapark · Voetbalbond Indische Omstreken Sport · Burgemeester Bischoplein · Planten En Dierentuin

Tim Sepak Bola

Voetbalbond Batavia en Omstreken · VIJ Jacatra

Bangunan
Pelabuhan
  • Batavia
  • Tandjoengpriok
Stasiun Kereta Api
  • Tandjoengpriok
  • Batavia Noord
  • Batavia Zuid
  • Kleine Boom
  • Hemradenplein
  • Batavia-Benedenstad
  • Pasar Pagi
  • Amsterdamse Port
  • Kampoengbandan
  • Antjol
  • Doeri
  • Goenoengsarie
  • Pisangbatoe
  • Kemajoran
  • Passar Senen
  • Salemba
  • Kramat
  • Sawah Besaar
  • Noordwijk
  • Batavia-Koningsplein
  • Gondangdia
  • Dierentuin
  • Tjikini
  • Pegangsaän
  • Tanah-Abang
  • Karet
  • Mampang
  • Manggarai
  • Meester Cornelis NIS
  • Kebonpala
  • Gang Solitude
  • Meester Cornelis SS
  • Pasarminggoe
  • Tjililitan
  • Paal-Merah
  • Kebajoran
Halte Trem
  • Pasar Ikan
  • Amsterdamse Port
  • Batavia
  • Asemka
  • Djembatan Lima
  • Glodok
  • Tangki
  • Prinsenlaan
  • Pisangbatoe
  • Kali Groot
  • Goenoeng Sahari
  • Sawah Besaar
  • Pintoe Besi
  • Harmonie
  • Koningsplein Noordwest
  • Rijswijk
  • Noordwijk
  • Schouwburg
  • Departement van Marine
  • Kebondjahe
  • Fromberg Park
  • Waterlooplein
  • Koningsplein
  • Stoviaweg
  • Pasar Senen
Bandara
  • Tjililitan
  • Kemajoran
Tempat Pemerintahan
  • Gebouw van de Raad van Justitie te Batavia
  • De Hooggerechsgebouw
  • Stadhuis van Batavia
  • Stad Gemeentehuis Batavia
  • Paleis te Rijswijk
  • Paleis te Koningsplein
  • Gebouw van de Raad van Indië te Batavia
  • Gebouw Volksraad
Rumah Besar
  • Landhuis Tjilintjing
  • Raden Saleh Huis
  • Baron van Inhof Huis
  • Landhuis van Reinier de Klerk
  • Landhuis Djipang
  • Landhuis Tjililitan
  • Landhuis Paal Merah
  • Landhuis van de Majoor-Chinees Khouw
  • Landhuis Tjenkarang
  • Landhuis Weltevreden
  • Het Groote Huis
  • Landhuis Pondok Ge deh
  • Tandjoeng-Oost Huis
Penjara
  • Glodok
  • Tjipinang
  • Gang Tengah
  • Boekit Doeri
Kastel/Benteng/Bastion
  • De Amsterdamse Poort
  • Oude Utrechtse Poort
  • Kasteel Batavia
  • Westzijdsche Pakhuizen
  • Oostzijdsche Pakhuizen
  • Waterkasteel
  • Bastion Amsterdam
  • Bastion Buren
  • Bastion Cuylenburg
  • Bastion Groningen
  • Bastion Grimbergen
  • Bastion Diest
  • Bastion Oranje
  • Bastion Enkhuizen
  • Bastion Overrijsel
  • Bastion Friesland
  • Bastion Gelderland
  • Bastion Hollandia
  • Bastion Vierkant
  • Bastion Zeeburg
  • Bastion Zeeland
  • Bastion Middelburg
  • Bastion Utrecht
  • Bastion Nassau
  • Bastion Rotterdam
  • Fort Anké
  • Fort Noordwijk
  • Fort Rijswijk
  • Fort Ancol
  • Fort Zouteland
  • Fort Jacatra
  • Fort Jacarta Buiten Batavia
  • Fort Meester Cornelis
  • Fort Prins Frederik Hendrik
  • Defensielijn Van Den Bosch
  • Defensielijn Van Den Bosch
  • Defensielijn Van Den Bosch
  • Fort Vijfhoek
Tempat Ibadah
  • Haantjes Kerk
  • De Portugeesche Binnenkerk
  • De Portugeesche Buitenkerk
  • Armeensche Kerk
  • De Portugeesche Kerk
  • Nassaukerk
  • De Hollandsche Kerk
  • Christelijke Kerk
  • De Bethelkerk
  • Engelsekerk
  • De Kathedraal
  • De St. Theresiakerk
  • De Willemskerk
  • Mesigit Loearbatang
  • Langgar Tinggi
  • Mesigit Pekojan
  • Mesigit Kampongsawah
  • Mesigit Manggadoea
  • Mesigit Kampongdalem
  • Mesigit Kampongbaroe
  • Mesigit Karet
  • Mesigit Angké
  • Mesigit Tjikini
  • Mesigit Tanahabang
  • Jin De Yuan Tempel
  • Antjol Tempel
Tempat Hiburan
  • Societiet Harmonie
  • Schouwburg
  • Bioscoop Metropool
  • Bioscoop Menteng
  • Bioscoop Manggarai
  • Bioscoop Rex Batavia
  • Bataviasche Kunstkring
Rumah Sakit
  • Groot Militair Hospitaal Weltevreden
  • Vereniging voor Ziekenverpleging Koningen Emma Ziekenhuis Tjikini
  • Centrale Burgelijke Ziekeninrichting
  • Koninklijke Paketvaart Maatschappij Ziekeninrichting
Kantor Pos
dan Kantor Telegraf
  • Stadhuisplein
  • Tjikini
  • Weltevreden
  • Meester Cornelis
Kantor Telepon
  • Menteng
  • Koningsplein
Hotel
  • Hotel Schompler
  • Hotel des Indes
  • Grand Hôtel Java
  • Hotel der Nederlanden
  • Hotel Cavadino
  • Hotel des Galeries
Museum
  • Museum Van Het Koninklijk Bataviaasch Genootschap Van Kunsten En Wetenschappen Batavia
  • Oude Bataviasche Museum
Lapangan Bola
  • Viosveld
  • Vijveld
Pasar
  • Vismarkt
  • Passer Baroe
  • Pasar Gambir
  • Meester Passer
  • Pasar Senen
  • Pasar Tanah Abang
Mercusuar
  • Vuurtoren Batavia
  • De Uitkijk
Lain-Lain
  • Tugu Jam Batavia
  • Engelse Brug
  • Oger Freres
  • Standbeeld van Jan Pieterzoon Coen
  • Mohr observatory
  • Indonesische Clubhuis
  • Manggarai Sluis
  • Michiel Monument
  • Loge nummer 14
  • De Scheepswerf
Perusahaan Layanan
Masyarakat

Koninklijke Paketvaart Maatschappij · De Nederlandsche Handel-Maatschappij · Landarchief · Bataafsche Petroleum Maatschappij · Landsdrukkerij · Eijkman Instituut · N.V. de Bouwploeg · Batavia Oosterspoorweg Maatschappij · Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij · Staatsspoorwegen · Bataviasche Verkeers Maatschappij

Bank

De Javasche Bank · Postspaarbank · De Chartered Bank

Sarana Pendidikan

St. Aloysius Broederschool · School tot Opleiding van Indische Artsen · Geneeskundige Hoogeschool te Batavia · Rechtshoogeschool te Batavia · Ursulinen Klooster · Eerste School D · Meer Uitgebreid Lager Onderwijs · Prins Hendrick School · Algemene Middlebare School · Carpentier Alting Stichting Nassau School · Koning Willem III School te Batavia

Taman
Pemakaman Umum

Europese Kerkhof · Kerkhof Petamboeran · Ereveld Menteng Poelo · Ereveld Antjol

Transportasi
  • Tram
  • Dos-à-dos
  • Betjak
  • Oplet
  • Taxi
  • Eendaagsche Express

Daftar bangunan dan struktur kolonial di Jakarta

6°18′10″S 106°51′23″E / 6.30278°S 106.85639°E / -6.30278; 106.85639

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Museum_Rumah_Tanjung_Timur&oldid=26853924"
Kategori:
  • Museum di Jakarta
  • Bangunan bersejarah di Jakarta
  • Bangunan dan struktur di Kota Administrasi Jakarta Timur
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Pemeliharaan CS1: Salinan terarsip sebagai judul
  • Pages using gadget WikiMiniAtlas
  • Koordinat di Wikidata

Best Rank
More Recommended Articles