More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Kabinet Sukiman-Suwirjo - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabinet Sukiman-Suwirjo - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kabinet Sukiman-Suwirjo

  • English
  • Nederlands
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabinet Sukiman-Suwirjo

Kabinet Pemerintahan Indonesia ke-13
1951–1952
Dibentuk27 April 1951
Diselesaikan23 Februari 1952
Struktur pemerintahan
PresidenSoekarno
Wakil PresidenMohammad Hatta
Perdana MenteriSukiman Wirjosandjojo
Wakil Perdana MenteriSuwirjo
Jumlah menteri18
Partai anggota  Masyumi
  PNI
  PIR
  Parkindo
  Katolik
  Parindra
  PSII
  Fraksi Demokrat
  Buruh
  Independen
Sejarah
PendahuluKabinet Natsir
PenggantiKabinet Wilopo
Artikel ini adalah bagian dari seri
Politik dan Ketatanegaraan
Republik Indonesia
(Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Hukum
Ideologi

  • Pancasila
Konstitusi

  • Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Peraturan Perundang-Undangan
  • Ketetapan MPR (Tap MPR)
  • Undang-Undang (UU)
  • Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
  • Peraturan Pemerintah (PP)
  • Peraturan Presiden (Perpres)
  • Peraturan Daerah (Perda)
    • Provinsi
    • Kabupaten/Kota
Hirarki Lembaga Negara
  • Organ Lapis Pertama
  • Organ Lapis Kedua
  • Organ Lapis Ketiga
Pemerintahan Pusat
Legislatif

  • Majelis Permusyawaratan Rakyat
  • Ketua: Ahmad Muzani (Gerindra)

  • Dewan Perwakilan Rakyat
  • Ketua: Puan Maharani (PDI-P)

  • Dewan Perwakilan Daerah
  • Ketua: Sultan Bachtiar Najamudin (Independen)
Eksekutif

  • Presiden Indonesia
  • Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Gerindra)
    • Riwayat

  • Wakil Presiden Indonesia
  • Gibran Rakabuming Raka (Independen)
    • Riwayat

  • Kabinet
  • Petahana: Merah Putih
  • Menteri
  • Pejabat setingkat menteri
Yudikatif

  • Mahkamah Agung
  • Ketua: Sunarto

  • Mahkamah Konstitusi
  • Ketua: Suhartoyo

  • Komisi Yudisial
  • Ketua: Amzulian Rifai

  • Badan peradilan
  • (di bawah Mahkamah Agung)
  • Peradilan umum
  • Peradilan agama
  • Peradilan tata usaha negara
  • Peradilan militer
  • Khusus: Pengadilan khusus
Lembaga Lain

  • Badan Pemeriksa Keuangan
  • Ketua: Isma Yatun

  • Lembaga menurut UUD secara implisit
  • Dewan Pertimbangan Presiden
  • Komisi Pemilihan Umum
  • Bank Indonesia

  • Alat Negara
  • Tentara Nasional Indonesia
    • Angkatan Darat
    • Angkatan Laut
    • Angkatan Udara
  • Kepolisian Negara Republik Indonesia
Pemerintahan Daerah
Pembagian Administratif
  • Provinsi
  • Khusus: Daerah Khusus
  • Daerah Istimewa
  • Daftar: Umum
  • Ibu Kota
  • Lambang
  • IPM
  • PDRB
  • Titik Tertinggi

  • Kabupaten
  • Kota
  • Khusus: Kabupaten administrasi
  • Kota administrasi
  • Daftar: Umum
  • Provinsi
  • Lambang
  • Hanya Kabupaten
    • Waktu Pembentukan
  • Hanya Kota
    • Provinsi
    • Luas Wilayah
    • Jumlah Penduduk
    • Kepadatan Penduduk
    • Hari Jadi
  • Wilayah Metropolitan

  • Kecamatan
  • Desa/kelurahan
    • Daftar
    • Istilah Khusus
Kepala Daerah
  • Gubernur
  • Daftar: Petahana
  • Riwayat
  • Wakil gubernur
    • Riwayat

  • Bupati
  • Daftar: Riwayat
  • Wakil bupati
    • Riwayat

  • Wali Kota
  • Daftar: Riwayat
  • Wakil wali kota
    • Riwayat
Legislatif Daerah
  • Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
  • Provinsi
    • Daftar
  • Kabupaten/Kota
    • Daftar
Politik Praktis
Pemilihan Umum
  • Pemilihan Legislatif
  • 2029
  • 2024
  • 2019
  • 2014
  • 2009
  • 2004
  • 1999
  • 1997
  • 1992
  • 1987
  • 1982
  • 1977
  • 1971
  • 1955

  • Pemilihan Presiden
  • 2029
  • 2024
  • 2019
  • 2014
  • 2009
  • 2004
  • Tak langsung: 1999
  • 1998
  • 1993
  • 1988
  • 1983
  • 1978
  • 1973
  • 1968
  • 1963
  • 1945
Pemilihan Lokal
  • Pemilihan Legislatif Daerah
  • 1957–1958

  • Pemilihan Kepala Daerah
  • 2029
  • 2024
  • 2020
  • 2018
  • 2017
  • 2015
  • 2013
  • 2012
  • 2011
  • 2010
  • 2008
  • 2007
  • 2006
  • 2005

  • Undang-Undang
  • Daerah Pemilihan
Partai Politik
  • Daftar partai
  • Pemimpin partai
  • Tokoh Partai
  • Komposisi dalam DPR
  • Koalisi
  • Sayap Pemuda
  • Partai yang Bubar
Kebijakan luar negeri
Hubungan internasional
  • Bilateral
    (negara individu)

  • Multilateral
  • Keanggotaan: ASEAN
  • PBB
  • APEC
  • G20
  • Nonblok
  • WTO
  • BRICS
  • Kerja sama: Uni Eropa
Perwakilan Diplomatik
  • Dari Indonesia
  • Lengkap
  • Kedutaan Besar
  • Konsulat Jenderal
  • Konsulat

  • Untuk Indonesia
  • Lengkap
  • Kedutaan Besar
  • Konsuler di Surabaya
  •  Portal Indonesia
  •  Portal Politik
  • Negara lainnya
  • Atlas
  • l
  • b
  • s
Artikel ini bagian dari
seri tentang
Soekarno

Presiden pertama Indonesia


Prakemerdekaan
  • PNI
  • Partindo
  • PETA
  • BPUPK
    • Pancasila
  • PPKI
  • Revolusi Nasional Indonesia
    • Proklamasi Kemerdekaan

Kebijakan dalam negeri
  • APRA
  • Ambon
  • Permesta
  • DI/TII
  • Peristiwa Tiga Selatan
  • Marhaenisme
  • Politik Mercusuar
  • Demokrasi Terpimpin
    • Dekret 5 Juli
  • Monas
  • G30S
  • Supersemar
  • Kejatuhan
    • De-Soekarnoisasi

Kebijakan luar negeri
  • Gerakan Non-Blok
    • Konferensi Asia–Afrika
  • Pesta Olahraga Asia 1962
  • CONEFO
    • GANEFO
    • gedung
  • Irian Barat
    • Trikora
    • Pepera
  • Konfrontasi
    • Krisis Selat Sunda

Pidato
  • Indonesia Menggugat
  • Tahun Vivere Pericoloso

Keluarga
  • Istri
    • Fatmawati
    • Dewi
  • Anak
    • Rukmini
    • Megawati
    • Rachmawati
    • Sukmawati
    • Guruh

Media dan warisan
  • Makam
  • Soekarno
  • Rumah pengasingan
  • Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta
  • Stadion Gelora Bung Karno
  • Lainnya (eponim)

Soekarno's signature

Galeri: Gambar, Suara, Video
  • l
  • b
  • s

Kabinet Sukiman-Suwirjo[1] merupakan kabinet kedua setelah pembubaran negara Republik Indonesia Serikat. Kabinet ini diumumkan pada 26 April 1951 dan bertugas pada masa bakti 27 April 1951 hingga 23 Februari 1952.

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Pada 21 Maret 1951, Kabinet Natsir dibubarkan karena kehilangan dukungan politik.[2] Lima hari kemudian, Presiden Soekarno meminta pimpinan Partai Nasional Indonesia dan ketua parlemen Sartono untuk membentuk sebuah kabinet koalisi, tetapi ia gagal mewujudkannya pada 18 April. Pada hari yang sama, Soekarno meminta ketua dewan pimpinan partai Masyumi, Soekiman Wirjosandjojo dan ketua umum PNI Sidik Djojosukarto untuk membentuk kabinet dalam rentang waktu lima hari dengan tambahan tiga hari. Keduanya sepakat bahwa kedua partai akan mendapatkan jumlah posisi yang sama. Namun, terdapat perselisihan terhadap siapa yang akan mendapatkan posisi perdana menteri. Pada akhirnya PNI menuruti permintaaan Soekiman agar posisi perdana menteri diisi dari anggota partai Masyumi asal yang menjabat bukanlah Natsir, yang memimpin kabinet sebelumnya. Soekarno kemudian menyarankan Soekiman mengisi jabatan perdana menteri yang pada akhirnya diterima. Hal tersebut menyebabkan perpecahan antara kubu Soekiman dan Natsir dalam internal partai, dan pimpinan badan partai kubu Natsir menolak komposisi kabinet yang disarankan oleh Sidik dan Soekiman. Hasilnya, tidak ada anggota kubu Natsir yang dimasukkan ke dalam kabinet.[3]

Pimpinan

[sunting | sunting sumber]
Presiden Wakil Presiden
Soekarno Mohammad Hatta
Perdana Menteri Wakil Perdana Menteri
Sukiman Wirjosandjojo Suwirjo

Anggota

[sunting | sunting sumber]

Anggota kabinet diumumkan pada 26 April. Seperti pendahulunya, Kabinet Soekiman berbasiskan anggota partai PNI-Masyumi. Namun, anggota Masyumi merupakan kubu Soekima, dan oposisi yang dipimpin Natsir mengkritisi komposisi kabinet baru. Hanya enam anggota daru kabinet sebelumnya yang kembali menjabat. Berikut merupakan anggota dari Kabinet Soekiman:[4][5]

No. Jabatan Pejabat Periode Partai
Mulai menjabat Selesai menjabat
Perdana dan Wakil Perdana Menteri
1 Perdana Menteri Sukiman Wirjosandjojo 27 April 1951 23 Februari 1952 Masyumi
2 Wakil Perdana Menteri Suwirjo 27 April 1951 23 Februari 1952 PNI
Menteri
3 Menteri Luar Negeri Achmad Subardjo 27 April 1951 23 Februari 1952 Masyumi
4 Menteri Dalam Negeri Iskak Tjokroadisurjo 27 April 1951 23 Februari 1952 Nonpartai
5 Menteri Pertahanan R. Mas Sewaka[6] 9 Mei 1951 23 Februari 1952 PIR
6 Menteri Kehakiman Mohammad Yamin[7] 27 April 1951 14 Juni 1951 Nonpartai
Melkias Agustinus Pellaupessy
(ad-interim)
14 Juni 1951 20 November 1951 Demokrat
Mohammad Nasrun 20 November 1951 23 Februari 1952 Nonpartai
7 Menteri Penerangan Arnold Mononutu 27 April 1951 23 Februari 1952 Nonpartai
8 Menteri Keuangan Jusuf Wibisono 27 April 1951 23 Februari 1952 Masyumi
9 Menteri Pertanian Suwarto 27 April 1951 23 Februari 1952 Katolik
10 Menteri Perdagangan dan Perindustrian Soejono Hadinoto[8] 27 April 1951 16 Juli 1951 PNI
Wilopo[9] 16 Juli 1951 23 Februari 1952 PNI
11 Menteri Perhubungan Djuanda Kartawidjaja[10] 27 April 1951 23 Februari 1952 Nonpartai
12 Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Ukar Bratakusumah [10] 27 April 1951 23 Februari 1952 PNI
13 Menteri Perburuhan Iskandar Tedjasukmana 27 April 1951 23 Februari 1952 Buruh
14 Menteri Sosial Sjamsuddin Sutan Makmur 27 April 1951 23 Februari 1952 Masyumi
15 Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Wongsonegoro 27 April 1951 23 Februari 1952 PIR
16 Menteri Agama Wahid Hasjim 27 April 1951 23 Februari 1952 Masyumi
17 Menteri Kesehatan Johannes Leimena 27 April 1951 23 Februari 1952 Parkindo
18 Menteri Urusan Umum Melkias Agustinus Pellaupessy 27 April 1951 23 Februari 1952 Demokrat
19 Menteri Urusan Pegawai Pandji Suroso 27 April 1951 23 Februari 1952 Parindra
20 Menteri Urusan Agraria Gondokusomo[11] 20 November 1951 6 Maret 1952 PIR

Program kerja

[sunting | sunting sumber]

Adapun Program Kabinet Sukiman-Suwirjo adalah sebagai berikut :

  • Menjalankan tindakan-tindakan yang tegas sebagai negara hukum untuk menjamin keamanan dan ketenteraman serta menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara.
  • Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangka pendek untuk meningkatkan kehidupan sosial dan perekonomian rakyat serta memperbaharui hukum agraria sesuai dengan kepentingan petani.
  • Mempercepat usaha penempatan mantan pejuang dalam lapangan pembangunan.
  • Menyelesaikan persiapan pemilihan umum untuk membentuk dewan konstituante dan menyelenggarakan pemilihan umum dalam waktu yang singkat serta mempercepat terlaksananya otonomi daerah.
  • Menyiapkan undang-undang tentang pengakuan serikat buruh, perjanjian kerja sama (collective arbeidsovereenkomst), penetapan upah minimum, dan penyelesaian pertikaian perburuhan.
  • Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta menuju perdamaian dunia, menyelenggarakan hubungan antara Indonesia dengan Belanda yang sebelumnya berdasarkan asas unie-statuut menjadi hubungan berdasarkan perjanjian internasional biasa, mempercepat peninjauan kembali persetujuan hasil Konferensi Meja Bundar, serta meniadakan perjanjian-perjanjian yang pada kenyataannya merugikan rakyat dan negara.
  • Memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Pembubaran kabinet

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1952, Menteri Luar Negeri Achmad Subarjo, diam-diam menandatangani perjanjian Mutual Security Act dengan Amerika Serikat yang merupakan sebuah perjanjian keamanan untuk membentuk dewan keamanan bersama antara Amerika Serikat dengan negara-negara yang berhubungan dekat dengan AS. Perjanjian tersebut menggantikan Rencana Marshall yang dibuat pada akhir Perang Dunia II. Perjanjian tersebut ditandatangani antara Subarjo dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, H. Merle Cochran. Perjanjian tersebut dianggap merugikan politik luar negeri bebas aktif yang dianut oleh Indonesia. Ditanda tanganinya perjanjian tersebut juga dianggap sebagai masuknya Indonesia menjadi bagian dari Blok Barat yang pada saat itu sedang berkonflik dengan Blok Timur. Akibat adanya kritik dan tekanan terhadap ditanda tanganinya perjanjian tersebut, Kabinet Soekiman mengembalikan amanat pemerintahan kepada Presiden Soekarno di tahun yang sama.[12]

Catatan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 1951 tertanggal 27 April 1951.
  2. ^ Feith 2008, hlm. 168.
  3. ^ Feith 2008, hlm. 177-180.
  4. ^ Feith 2008, hlm. 180-183.
  5. ^ Simanjuntak 2003, hlm. 118.
  6. ^ Sewaka ditunjuk pada 9 Mei 1951 setelah Sumitro Kolopaking menolak penunjukan.
  7. ^ Yamin mengundurkan diri 14 Juni 1951 dan A. Pellaupessy untuk sementara merangkap Menteri Kehakiman. Pada 20 November 1951, posisi Menteri Kehakiman diserahkan kepada Mohammad Nasrun.
  8. ^ Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 131 Tahun 1951 tertanggal 19 Juli 1951, Soejono Hadinoto diberhentikan dari jabatannya sebagai Menteri Perekonomian atas permintaan sendiri sejak 16 Juli 1951.
  9. ^ Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 132 Tahun 1951 tertanggal 19 Juli 1951, Wilopo diangkat sebagai Menteri Perekonomian sejak 16 Juli 1951.
  10. ^ a b Ukar Bratakusumah merangkap Menteri Perhubungan sementara sewaktu Djuanda berada di luar negeri.
  11. ^ Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228 Tahun 1951 tertanggal 17 November 1951, Mr. Dr. Gondokusumo diangkat sebagai Menteri Urusan Agraria terhitung mulai 20 November 1951, kemudian Gondokusomo meninggal pada tanggal 6 Maret 1952.
  12. ^ Susanto, Ready (2018). Mari Mengenal Kabinet Indonesia. Bandung: PT Dunia Pustaka Jaya. ISBN 978-602-97840-0-8. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Simanjuntak, P. N. H. (2003), Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi (dalam bahasa Indonesian), Jakarta: Djambatan, hlm. 116–124, ISBN 979-428-499-8. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • (Indonesia) Profil Kabinet Sukiman-Suwirjo pada situs web Sekretariat Kabinet Republik Indonesia
  • Marsono. 1987. Almanak Negara Republik Indonesia 1987. Jakarta: B.P. Alda



Kabinet Pemerintahan Indonesia
Didahului oleh:
Kabinet Natsir
Kabinet Sukiman-Suwirjo
1951–1952
Diteruskan oleh:
Kabinet Wilopo
  • l
  • b
  • s
Indonesia Kabinet pemerintahan Indonesia
Era perjuangan kemerdekaan
  • Presidensial
  • Sjahrir I
  • Sjahrir II
  • Sjahrir III
  • Amir Sjarifuddin I
  • Amir Sjarifuddin II
  • Hatta I
  • Darurat
  • Hatta II
Garuda Pancasila
Era demokrasi parlementer

RIS (RI: Susanto · Halim)

  • Natsir
  • Sukiman-Suwirjo
  • Wilopo
  • Ali Sastroamidjojo I
  • Burhanuddin Harahap
  • Ali Sastroamidjojo II
  • Djuanda
Era demokrasi terpimpin
  • Kerja I
  • Kerja II
  • Kerja III
  • Kerja IV
  • Dwikora I
  • Dwikora II
  • Dwikora III
  • Ampera I
  • Ampera II
Era Orde Baru
  • Pembangunan I
  • Pembangunan II
  • Pembangunan III
  • Pembangunan IV
  • Pembangunan V
  • Pembangunan VI
  • Pembangunan VII
Era reformasi
  • Reformasi Pembangunan
  • Persatuan Nasional
  • Gotong Royong
  • Indonesia Bersatu I
  • Indonesia Bersatu II
  • Kerja
  • Indonesia Maju
  • Merah Putih
Lihat pula: Kementerian Indonesia
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kabinet_Sukiman-Suwirjo&oldid=27812648"
Kategori:
  • Kabinet Indonesia
  • Pendirian tahun 1951 di Indonesia
  • Pembubaran tahun 1952 di Indonesia
  • Kabinet yang didirikan tahun 1951
  • Kabinet yang dibubarkan tahun 1952
Kategori tersembunyi:
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui

Best Rank
More Recommended Articles