More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. GPIB Sion Jakarta - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
GPIB Sion Jakarta - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

GPIB Sion Jakarta

  • مصرى
  • English
  • Español
  • Français
  • Nederlands
  • Português
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Wikimedia Commons
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
GPIB Jemaat Sion DKI Jakarta
Portugese Buitenkerk, Jassen Kerk, Gereja Sion
Interior Gereja Sion, tahun 2011
Wikipedia | Kode sumber | Tata penggunaan
PetaKoordinat: 6°8′17.880″S 106°49′4.080″E / 6.13830000°S 106.81780000°E / -6.13830000; 106.81780000
LokasiJalan Pangeran Jayakarta, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat, DKI Jakarta
NegaraIndonesia
DenominasiProtestan
Tanggal konsekrasi23 Oktober 1695
Arsitektur
Status fungsionalAktif
Informasi tambahan
Penetapan warisan
Gereja Sion Jakarta
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Cagar budaya Indonesia
PeringkatNasional
KategoriBangunan
No. RegnasCB.625
No. SK193/M/2017
Tanggal SK14 Juli 2017
Tingkat SKMenteri
PemilikGereja Protestan Indonesia Bagian Barat
PengelolaGereja Protestan Indonesia Bagian Barat Jemaat Sion
ArsitekEwout Verhagen dari Rotterdam
Tipe arsitekturGereja
GayaKolonial Belanda awal/Hindia lama
Peletakan batu pertama19 Oktober 1693
Selesai1695

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat Jemaat Sion DKI Jakarta, sering disingkat GPIB Jemaat Sion DKI Jakarta atau Gereja Sion, adalah sebuah gereja Kristen Protestan di Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat dengan bangunan yang telah berdiri sejak abad ke-17 M. Gereja Sion merupakan gedung tertua di Jakarta yang masih dipakai sesuai dengan fungsi awal saat didirikan dan boleh jadi merupakan gedung gereja protestan tertua di Asia yang masih aktif hingga kini.[1]

Cikal bakal gereja bermula dari 1676, sebagai gereja sederhana dengan liturgi berbahasa Portugis untuk kaum Mardijker dan Kristen pribumi-campuran Batavia. Gereja ini kerap dirujuk sebagai Portugese Buitenkerk "Gereja Portugis Luar Kota". Karena tumbuhnya jumlah jemaat, Buitenkerk kemudian dibangun ulang dengan andil VOC menjadi gedung permanen antara 1693 hingga 1695, dengan bentuk yang relatif tidak banyak berubah hingga kini. Setelah kemerdekaan Indonesia, Buitenkerk resmi berganti nama menjadi GPIB Jemaat Sion atau Gereja Sion pada tahun 1957. Selain bangunan keseluruhan, berbagai peninggalan kolonial masih bisa ditemukan di gereja ini, termasuk mebel, nisan, dan prasasti.

Nama dan jemaat

[sunting | sunting sumber]
Gambaran Mardijker dari sekitar 1700-an, salah satu kaum yang menjadi jemaat utama Portugese Buitenkerk.

Gereja yang kini dikenal sebagai Gereja Sion memiliki sejumlah nama dan julukan sepanjang sejarahnya. Sebagian besar catatan sejarah dari masa pra-kemerdekaan mengenal gereja ini dengan nama Portugese Buitenkerk (Gereja Portugis Luar).[a] Istilah buiten- (luar) dalam nama tersebut merujuk pada lokasinya di luar tembok kota Batavia serta pembeda dari gereja lain bernama Portugese Binnenkerk (Gereja Portugis Dalam). Karena Binnenkerk dibangun lebih dulu, identitas Buitenkerk dalam beberapa sumber juga lebih diperjelas dengan nama Nieuwe Portuguese Buitenkerk (Gereja Portugis Baru Luar).[1][2]

Kata Portugese yang disandang gereja Binnenkerk dan Buitenkerk tidak bermaksud harfiah bangsa Portugis melainkan merujuk pada kaum Mardijker serta Kristen bekas budak berdarah pribumi-campuran di Batavia yang berbahasa Portugis dalam kesehariannya.[3] Karena penggunaan bahasa Portugis yang sudah mengakar,[4][5] administrasi VOC (tepatnya Majelis Gereja atau Kerkenraad)[6] menggangap lebih praktis untuk mengurus gereja terpisah berbahasa Portugis dibanding memaksa jemaat Mardijker menggunakan bahasa Belanda dalam gereja tunggal. Hal ini juga menjadi bentuk pengendalian dan segregasi etnis; jemaat Belanda menggunakan Gereja Belanda,[b] sementara jemaat Mardijker dan pribumi Kristen menggunakan gereja Portugis. Binnenkerk melayani jemaat Mardijker kelas atas dan Buitenkerk melayani jemaat kelas bawah.[1][7][c]

Selain "Buitenkerk", beberapa peta Batavia dari akhir 1700an juga menjuluki gereja ini sebagai Jassen Kerk dan Jassenkerkhof "Gereja Jassen".[d] Nama ini berasal dari sebuah jembatan di dekatnya, Jassenbrug, yang tercantum di sejumlah peta tua Batavia.[e] Lambat laun, jembatan, wilayah di sekitarnya, dan sebuah makam di kuburan gereja Buitenkerk dikaitkan dengan seorang "Kapiten Jass" yang dianggap sebagai sumber nama dari wilayah tersebut. Namun, kemungkinan besar ia hanyalah tokoh rekaan rakyat karena keberadaan Kapiten Jass tidak memiliki bukti sejarah.[8][f]

Pada tahun 1806, Gubernur Jendral Herman Willem Daendels memerintahkan tembok dan benteng pertahanan kota Batavia untuk dibongkar,[10] sehingga unsur nama "Buitenkerk" tidak lagi relevan. Pada 1808, Gereja Portugis Binnenkerk ludes terbakar sehingga Buitenkerk menjadi satu-satunya gereja yang menyandang nama "Portugese" di Batavia.[g] Namun, kebanyakan jemaat Mardijker pada masa itu sudah terasimilasi dengan masyarakat lokal dan tidak lagi fasih berbahasa Portugis. Bahasa liturgi Buitenkerk bertransisi ke bahasa Melayu dan pendeta terakhir Buitenkerk yang fasih berbahasa Portugis, Abraham Anthonij Engelbrecht, meninggal pada tahun 1808.[12][13][14] Nama Portugese Buitenkerk menjadi tidak lagi deskriptif karena tidak menggunakan liturgi berbahasa Portugis dan tidak terletak di luar tembok kota. Namun begitu, gereja tetap umum dikenal sebagai Portugese Buitenkerk hingga kemerdekaan Indonesia. Setelah kemerdekaan, kepengurusan Buitenkerk beralih ke bawah naungan Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (disingkat GPIB), dan pada 1957 gereja Buitenkerk resmi berganti nama menjadi GPIB Jemaat Sion atau Gereja Sion.[15]

Pendirian

[sunting | sunting sumber]

Setidaknya sejak 1655, tapak yang menjadi lokasi Gereja Sion telah berfungsi sebagai wilayah kuburan. Pada tahun 1676, tercatat sebuah gereja sederhana berbahan bambu telah berdiri di tapak tersebut untuk melayani kaum Mardijker serta Kristen pribumi-campuran yang tinggal di luar tembok kota Batavia.[16][17] Dikarenakan jumlah jemaat yang meningkat, administrasi VOC merencanakan pembesaran gereja tersebut. Tanggung jawab perancangan gereja baru jatuh pada Ewout Verhagen dari Rotterdam, kepala ambachtskwartier (daerah bengkel dan kriya) Batavia,[h] yang rancangannya kemudian disetujui VOC pada 11 Juli 1692. Pembangunan gereja sebagian dibiayai oleh dana yang awalnya diperuntukkan untuk Diakonia Belanda di Formosa (Taiwan), tetapi teralihkan ke Batavia semenjak Pengepungan Benteng Zeelandia oleh Koxinga pada 1662 dan pengusiran Belanda dari Taiwan.[12][19] Upaya pembangunan juga didukung sumbangan dari keluarga Mardijker kaya dan tokoh pemerintahan VOC seperti Gubernur Jenderal Johannes Camphuys (menjabat 1684–1691).[20][i] Batu pertama diletakkan pada 19 Oktober 1693 oleh seorang bernama Pieter van Hoorn, kemungkinan kerabat Gubernur Jendral Willem van Outhoorn (menjabat 1691–1704) dan Joan van Hoorn (nantinya menjabat sebagai gubernur jendral pada 1704–1709).[23]

Gereja selesai dibangun dan dikonsekrasi pada hari Minggu, 23 Oktober 1695. Konsekrasi dilakukan dua kali; pada pagi hari oleh Pendeta Theodorus Zas dengan bahasa Belanda dan pada sore hari oleh Pendeta Jacobus op den Acker dengan bahasa Portugis.[12][19][24] Acara konsekrasi dihadiri oleh Gubernur Jendral Willem van Outhoorn[2] dan diperingati dengan sebuah plakat kayu yang hingga kini masih bergantung di tembok gereja Sion. Sebagian isinya berbunyi (dengan terjemahan kasar):[23][25]

De Eerste Steen van dese kerk, is geleyt op den 19 Octob[er]. A[nn]o. 1693 door den jongelingh Pieter van Hoorn, en deselve is opgebouwd ter ordre van de Ho Regeringe deser Lande, onder 't gesagh van de Kerkmeesters, den Edle. Hr. Ioan van Hoorn Directeur Generaal en den E. Ioan Lammertse Radder, Vice President van Hren. Scheepenen deser Stede, in de selve is de eerste predicatie gedaan op Sondagh den 23 October A[nn]o. 1695 des voormiddags in de Nederduijtsche Tale door den Eerwde. Predicant Theodorus Zas. Hebbende sijn text genomen uyt het eerste boek der koningen Cap 8 no 29.30...

Batu pertama gereja ini diletakkan pada tanggal 19 Oktober tahun 1693 oleh pemuda Pieter van Hoorn,[j] dan dibangun atas perintah Yang Mulia Pemerintah Negeri ini, di bawah wewenang Presiden Gereja (Keerkmester) Joan van Hoorn yang terhormat, serta Direktur Jendral Tuan Joan Lammertse Radder yang terhormat, Wakil Presiden Dewan Kota (Aldermen) ini. Khotbah pertama disampaikan pada hari Minggu, 23 Oktober, 1695, sebelum tengah hari dalam bahasa Belanda oleh Pendeta Theodorus Zas. Pada kesempatan tersebut, dibacakan Kitab 1 Raja-Raja pasal 8 ayat 29-30...[k]

Bangunan

[sunting | sunting sumber]

Semenjak selesai didirikan pada 1695, Gereja Sion mengalami renovasi dan pemugaran signifikan pada tahun 1725, 1920, 1976, dan 2002. Namun keseluruhan bangunan relatif tidak banyak berubah dari rupa petamanya. Gereja memiliki denah hampir-persegi dengan luas 27 × 34 meter. Keseluruhan bangunan didirikan di atas 10.000 tiang pancang [en] dengan dinding bata-plester tipikal Belanda berketebalan 45 cm yang dipuncaki pelipit/entablatur [en] sederhana. Pintu akses terletak di tengah dinding barat dan utara dengan aksen kolom doria serta pedimen segitiga. Terdapat lima jendela pada masing-masing dinding timur-barat, tiga jendela pada dinding utara, dan dua jendela pada dinding selatan. Jendela yang berada di atas pintu memiliki ujung lengkung sementara jendela lain memiliki ujung yang sedikit melancip. Pada awalnya, hanya bagian lengkung atas jendela yang memiliki kaca. Sementara itu, bagian lain jendela ditutup dengan anyaman rotan. Kaca yang kini terlihat di seluruh bagian jendela merupakan tambahan abad ke-19.[26][27] Keseluruhan atap gereja terdiri dari tiga atap pelana yang dikelilingi oleh setengah atap perisai [en] bertritis panjang. Pada pemugaran tahun 1921, struktur ini diganti dengan atap perisai tunggal.[28]

  • Dokumentasi eksterior
  • Tampak depan Portugese Binnenkerk (bawah kiri) dan Buitenkerk (bawah kanan) di publikasi tahun 1724 oleh François Valentijn.
    Tampak depan Portugese Binnenkerk (bawah kiri) dan Buitenkerk (bawah kanan) di publikasi tahun 1724 oleh François Valentijn.
  • Litografi sekitar tahun 1881-1889, sisi barat gereja dilihat dari jembatan Jassenbrug yang melintasi parit kota (Stadsbuitengracht). Oleh Josias Cornelis Rappard.
    Litografi sekitar tahun 1881-1889, sisi barat gereja dilihat dari jembatan Jassenbrug yang melintasi parit kota (Stadsbuitengracht). Oleh Josias Cornelis Rappard.
  • Foto sekitar tahun 1920 dari sisi utara.
    Foto sekitar tahun 1920 dari sisi utara.
  • Foto dari sisi utara setelah selesai dipugar pada tahun 1921, dengan atap perisai baru.
    Foto dari sisi utara setelah selesai dipugar pada tahun 1921, dengan atap perisai baru.

Interior dan mebel

[sunting | sunting sumber]

Interior Gereja Sion terdiri dari satu ruang panjang dengan tiga lorong panti umat (nave) dengan langit-langit kubah tong berlapis kayu. Susunan ruang semacam ini juga umum ditemukan di Belanda. Berdasarkan tinggi langit-langit lorong yang setara, Gereja Sion dapat digolongkan sebagai gereja bangsal [en].[25] Langit-langit disangga dua baris tiga kolom bergaya doria. Kolom doria yang kini terlihat kemungkinan awalnya berbahan kayu dan diganti menjadi batu pada renovasi 1725. Lantai tertutupi oleh tegel batu yang kemungkinan didatangkan dari India.[28]

Altar dan mimbar terletak pada sisi selatan gereja. Mimbar memiliki bentuk seperti cawan dengan tangga akses di sisi selatan, berbahan kayu, dan dihias dengan ukiran barok rumit bersepuh emas. Tercatat bahwa mimbar ini dibuat tukang kayu Hendrik Bruyn pada tahun 1695 dan dibangun dengan biaya 260 rupee. Coen Temminck Groll menduga bahwa Bruyn dibantu tukang-tukang Jawa dalam pembuatan mimbar karena gaya ukiran baroknya tampak memiliki sedikit campuran Jawa,[28] tetapi bantuan mereka mungkin terbatas pada eksekusi pahatan-pahatan tertentu karena tukang Jawa cenderung kurang dipercaya sebagai pengrajin mebel oleh masyarakat Eropa di Batavia abad 17-18. Masyarakat Jawa (dan kebanyakan masyarakat pribumi Indonesia) masa itu tidak menggunakan mebel konstruksional seperti kursi dan meja dalam kehidupan sehari-hari sehingga mebel buatan tukang kayu lokal seringkali dinilai terlalu ringkih oleh klien Eropa.[29] Namun begitu, pengrajin Jawa kadang diperkerjakan untuk tahap mengukir dan finishing mebel mewah dalam bengkel yang dimandori pengrajin Eropa atau Tionghoa.[30]

Keseluruhan altar dan mimbar dinaungi kanopi kayu berkubah bawang yang disangga dua kolom kayu berulir. Kanopi ini ditambah tahun 1808. Namun berdasarkan langgamnya, Groll menduga bahwa kolom ulir kanopi dibuat jauh lebih dulu untuk fungsi yang tidak lagi diketahui, kemudian dialih-fungsikan sebagai penyangga kanopi.[28] Menurut Adolf Heuken, kanopi ini berasal dari Gereja Belanda dan dipindahkan ke Buitenkerk ketika Gereja Belanda dibongkar pada tahun 1808.[31]

Sebuah pipa organ atau orgel yang masih berfungsi terpasang di balkon sisi utara gereja. Balkon orgel awalnya melintang dari tembok timur ke barat tetapi dipangkas di kemudian hari hingga menyisakan bagian tengah saja. Sebagaimana mimbar di sisi selatan, orgel Sion dihiasi dengan pahatan barok rumit dengan sedikit campuran gaya Jawa. Pada tahun 1782, tercatat adanya sumbangan orgel dari Johanna Mauritia Mohr, putri pengkhotbah dan astronom Johan Maurits Mohr, tetapi orgel ini belum siap dipakai hingga delapan tahun kemudian dan bisa jadi tidak pernah terpasang. Orgel yang kini terpasang berasal dari Portugese Binnenkerk; ketika Binnenkerk ditutup sementara pada tahun 1804, orgel mereka dipindahkan ke Buitenkerk. Konsol orgel merupakan tambahan abad 19. Keseluruhan orgel direstorasi pada tahun 1921 oleh firma Bekker Lefeber bersamaan dengan pemugaran keseluruhan gedung gereja.[32]

  • Dokumentasi interior
  • Litografi mimbar sekitar tahun 1881-1889. Oleh Josias Cornelis Rappard.
    Litografi mimbar sekitar tahun 1881-1889. Oleh Josias Cornelis Rappard.
  • Foto area bangku majelis, sekitar tahun 1920.
    Foto area bangku majelis, sekitar tahun 1920.
  • Foto pemugaran interior pada tahun 1921.
    Foto pemugaran interior pada tahun 1921.
  • Foto orgel Gereja Sion sekitar tahun 1925.
    Foto orgel Gereja Sion sekitar tahun 1925.
  • Foto organ pipa dilihat dari belakang mimbar, antara tahun 1945 dan 1955.
    Foto organ pipa dilihat dari belakang mimbar, antara tahun 1945 dan 1955.
  • Foto mimbar pada tahun 2011.
    Foto mimbar pada tahun 2011.
  • Foto orgel Gereja Sion pada tahun 2020.
    Foto orgel Gereja Sion pada tahun 2020.

Plakat dan nisan

[sunting | sunting sumber]

Tapak sekitar Gereja Sion awalnya adalah kuburan luas. Banyak kaum Mardijker dari berbagai kelas sosial dimakamkan di kuburan tersebut, begitu pula pegawai VOC terutama yang berpangkat rendah.[8] Kini hanya tersisa 11 kuno makam di pekarangan barat dan sejumlah plakat tameng heraldrik atau wapenbord di bagian interior.[33][34][35]

Salah satu makam yang masih tersisa di pekarangan barat gedung adalah makam Gubernur Jendral Hendrick Zwaardecroon, dengan nisan berbahan batu Coromandel dan berplakat tembaga mewah. Secara status sosial, tidak lazim bagi gubernur jenderal untuk dimakamkan di kuburan umum sekelas Buitenkerk, tetapi ini berdasarkan wasiatnya sendiri untuk dimakamkan bersama "rakyat biasa."[23] Makam Zwaardecroon adalah salah satu dari tiga makam gubernur jenderal masa VOC yang tidak pernah dipindahkan dari tempat aslinya.[9] Bertetanggaan dengan makam Zwaardecroon terdapat makam pasangan Mardijker kaya Ragel Titise dan suaminya Titis Anthonijse yang berasal dari Bengal. Menurut Groll, menarik bahwa pasangan tersebut mampu menggunakan nisan dengan ukuran dan kemewahan yang setara dengan nisan Zwaardecroon.[36][37]

Di dalam gedung, terdapat nisan Gubernur Jendral Carel Reyniersz dan istrinya Judith Barra van Amstel. Mereka berdua menyumbangkan tanah yang menjadi cikal bakal Binnenkerk tetapi meninggal sebelum gereja tersebut selesai dibangun. Mereka sebenarnya tidak dikubur di Buitenkerk, tetapi nisannya ditemukan kembali di Surabaya pada tahun 1922 kemudian disimpan di Buitenkerk.[34] Di dinding, tergantung sejumlah plakat tameng heraldrik berbahan kayu. Plakat ini berfungsi seperti nisan, sebagai peringatan dari individu yang dikubur di Buitenkerk. Salah satu plakat misal merupakan milik Barent Ketel tot Hacfort, komandan VOC yang pernah ditugaskan di kawasan Coromandel.[33][34]

  • Dokumentasi plakat dan nisan
  • Nisan Gubernur Jendral Hendrick Zwaardecroon († 1728).
    Nisan Gubernur Jendral Hendrick Zwaardecroon († 1728).
  • Nisan Ragel Titise († 1701) dan suaminya Titis Anthonijse († 1720).
    Nisan Ragel Titise († 1701) dan suaminya Titis Anthonijse († 1720).
  • Nisan Gubernur Jendral Carel Reyniersz († 1653) dan istrinya Judith Barra van Amstel († 1646).
    Nisan Gubernur Jendral Carel Reyniersz († 1653) dan istrinya Judith Barra van Amstel († 1646).
  • Wapenbord Barent Ketel tot Hacfort († 1719).
    Wapenbord Barent Ketel tot Hacfort († 1719).

Trivia

[sunting | sunting sumber]
  • Karena belum memiliki gereja sendiri, komunitas Kristen di Depok sepanjang abad 18 beribadah di Gereja Sion, meski pada masa itu liturgi Gereja Sion masih berbahasa Portugis dan umat Kristen Depok tidak berbahasa Portugis. Pasca pembangunan gereja di Depok, umat Depok masih menggunakan Gereja Sion untuk pembaptisan.[38]
  • Penginjil Sadrach (nama lahir Radin) dibaptis di Gereja Sion pada 14 April 1867.[39]
  • Pada tahun 1943, tentara Jepang berwacana mengubah gedung Gereja Sion menjadi tempat penyimpanan abu jenazah serdadu, namun hal ini dibatalkan.[40]
  • Pada tahun 1953, sinode hampir menjual gedung Gereja Sion untuk dijadikan pabrik karena kekurangan uang, namun hal ini dicegah Mohammad Yamin selaku Menteri Pendidikan dan Budaya waktu itu.[40]

Catatan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Dengan berbagai ejaan seperti Portugese/Portugeesche/Portugeeſche, Buitenkerk/Buiten Kerk/Buytenkerk/Buÿtenkerk.
  2. ^ Tapaknya kini ditempati Museum Wayang.
  3. ^ Satu lagi gereja di sekitar Batavia yang melayani jemaat berbahasa Portugis adalah gereja Kampung Tugu yang sekarang menjadi GPIB Tugu Jakarta.[6]
  4. ^ Misal van Krevelt, Abraham (1780) Plan Der Stad En ’t Kasteel Batavia dan Tency, P.J. (1797) Plattegrond van het kasteel en de stad Batavia
  5. ^ Misal van Krevelt, Abraham (1780) Plan Der Stad En ’t Kasteel Batavia
  6. ^ Ketika sebagian besar makam di kuburan gereja dipindahkan ke Tanah Abang pada 1800an, makam yang konon merupakan milik Kapiten Jass juga dipindahkan.[9]
  7. ^ Gereja di Kampung Tugu sebenarnya masih menggunakan liturgi berbahasa Portugis Kreol hingga 1816,[11] tetapi Kampung Tugu pada masa itu tidak termasuk dalam wilayah kota Batavia.
  8. ^ Di sekitar masa yang sama, Ewout Verhagen juga tercatat bekerja sebagai juru ukur tanah di College van Heemraden.[18]
  9. ^ Karena banyaknya sumbangan barang berharga (misal piring-pring perak perjamuan suci sumbangan Camphuys) yang disimpan di gereja Buitenkerk dan lokasinya yang berada di luar tembok pertahanan kota, pos jaga pernah perlu ditempatkan di depan gereja untuk keamanan terutama saat malam hari.[21] Namun menurut Adolf Heuken tidak ada lagi dari khazanah tersebut yang masih disimpan di Gereja Sion.[22]
  10. ^ Pieter yang disebut di plakat ini bukan bermaksud Pieter van Hoorn [nl] (1619-1682), ayah dari Joan van Hoorn, yang sudah meninggal saat gereja mulai dibangun. Kemungkinan ada seorang kerabat muda Hoorn yang juga bernama Pieter.
  11. ^ Pada konsekrasi kedua yang berbahasa Portugis, Pendeta Acker membacakan Kitab Mazmur 84:2–4.[24]

Rujukan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Groll 1993, hlm. 51.
  2. ^ a b Kwisthout 2018, hlm. 31.
  3. ^ Heuken 2003, hlm. 55-56.
  4. ^ Bosma, Raben, & Wendie 2008, hlm. 46-47.
  5. ^ Spicer 2016, hlm. 325-326.
  6. ^ a b Kortlang, D. Diederick J. (2007). Arsip-arsip Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) Dan Lembaga-lembaga Pemerintahan Kota Batavia (Jakarta). Brill. hlm. 76. ISBN 9789004163652.
  7. ^ Taylor 2009, hlm. 18, 47-48.
  8. ^ a b Groll 1993, hlm. 57.
  9. ^ a b Heuken 2003, hlm. 64.
  10. ^ Perdana, Abdulhadi, & Simatupang 2023, hlm. 306.
  11. ^ Tan, Raan-Hann (2016). Por-Tugu-Ese? The Protestant Tugu Community of Jakarta, Indonesia. Thesis (Doktor Antropologi thesis). Instituto Universitário de Lisboa. hlm. 84. ISBN 978-989-732-887-9.
  12. ^ a b c Groll 1993, hlm. 52-53.
  13. ^ Heuken 2003, hlm. 55.
  14. ^ Oktorino 2015, hlm. 47.
  15. ^ Oktorino 2015, hlm. 51.
  16. ^ Groll 1993, hlm. 52.
  17. ^ Spicer 2016, hlm. 336.
  18. ^ Xu, Guanmian (2022). "The "Perfect Map" of Widow Hiamtse: A Micro-Spatial History of Sugar Plantations in Early Modern Southeast Asia, 1685–1710" (PDF). 67 (1): 109. doi:10.1017/S002085902100050X. ;
  19. ^ a b Heuken 2003, hlm. 57.
  20. ^ Kwisthout 2021, hlm. 30-31.
  21. ^ Spicer 2016, hlm. 338.
  22. ^ Heuken 2002, hlm. 62.
  23. ^ a b c Groll 1993, hlm. 53.
  24. ^ a b Spicer 2016, hlm. 321.
  25. ^ a b Heuken 2003, hlm. 58.
  26. ^ Groll 1993, hlm. 54-55.
  27. ^ Heuken 2003, hlm. 57-59.
  28. ^ a b c d Groll 1993, hlm. 55.
  29. ^ Perdana, Abdulhadi, & Simatupang 2023, hlm. 311.
  30. ^ van Gompel, Hoving, & Klusener 2013, hlm. 63.
  31. ^ Heuken 2003, hlm. 59.
  32. ^ Groll 1993, hlm. 55-56.
  33. ^ a b Groll 1993, hlm. 56.
  34. ^ a b c Heuken 2003, hlm. 61.
  35. ^ Oktorino 2015, hlm. 78.
  36. ^ Groll 1993, hlm. 57-58.
  37. ^ Kwisthout 2021, hlm. 32.
  38. ^ Kwisthout 2021, hlm. 75, 77, 85.
  39. ^ Singgih, Emanuel Gerrit (2015). "A Postcolonial Biography of Sadrach: the Tragic Story of an Indigenous Missionary". Al-Jāmi‘ah: Journal of Islamic Studies. 53 (2): 371. doi:10.14421/ajis.2015.532.367-386.
  40. ^ a b Heuken 2003, hlm. 62.

Daftar Pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Bosma, Ulbe; Raben, Remco; Shaffer, Wendie (2008). Being “Dutch” in the Indies: A History of Creolisation and Empire, 1500-1920. Singapore: NUS Press. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  • van Gompel, Dave; Hoving, Joost; Klusener, Reiner (2013). Furniture from the Netherlands East Indies: A historical perspective based on the collection of the Tropenmuseum. Netherlands: KIT publisher. ISBN 9460222250. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  • Groll, Coen Temminck (1993). "De 'Gereja Sion' of Portugese Buitenkerk te Jakarta". Jaarboek Monumentenzorg 1993 (dalam bahasa Belanda). Zwolle: Waanders Drukkers. hlm. 51-58. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
  • Heuken, Adolf (2003). Gereja-gereja tua di Jakarta. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. ISBN 9799722942. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
  • Kwisthout, Jan-Karel (2018). De Mardijkers van Tugu en Depok: vrijmaking, bevrijding en merdeka (PDF) (dalam bahasa Belanda). Zoetermeer: Lecturium. hlm. 31. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
  • Oktorino, Nino (2015). Dari Gereja Portugis Ke GPIB Jemaat “Sion”: Sejarah Singkat Gereja Sion Jakarta, 1695-2015. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
  • Perdana, Aditya Bayu; Abdulhadi, Reza Hambali Wilman; Simatupang, Rebecca Victoria (2023). "Elements of a Vanished Space: A Preliminary Study of an Early Eighteenth Century Batavia Castle Residential Hall and its Furnishings". Interiors. 13 (2–3). doi:10.1080/20419112.2024.2396722.
  • Spicer, Andrew (2016). "Dutch Churches in Asia". Parish Churches in the Early Modern World. London: Routledge. doi:10.4324/9781315247342. ISBN 978-1-315-24734-2. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
  • Taylor, Jean Gelman (2009). The Social World of Batavia: Europeans and Eurasians in Colonial Indonesia. University of Wisconsin Press. ISBN 9780299094744. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  • Gereja Belanda
  • GPIB Tugu Jakarta
  • Kekristenan di Indonesia
  • Protestanisme di Indonesia

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Zion Church, Jakarta.
  • (Indonesia) Sejarah Gereja Sion Diarsipkan 2007-03-13 di Wayback Machine.
  • (Indonesia) Wisata Gereja Tua Jakarta Menggali Memori lewat Rumah Ibadah Diarsipkan 2022-11-27 di Wayback Machine.
  • l
  • b
  • s
Cagar budaya peringkat nasional di Indonesia
Kategori
Benda

  • Arca Bhairawa
  • Arca Buddha Dipangkara
  • Arca Durga Mahisasuramardhini
  • Arca Harihara
  • Arca Prajnyaparamita
  • Bendera Pusaka
  • Biola WR Supratman
  • Bokor emas cerita Ramayana
  • Mahkota Sultan Siak
  • Kakawin Nagarakretagama
  • Lukisan Penangkapan Diponegoro
  • Lukisan Pengantin Revolusi
  • Lukisan Prambanan/Seko
  • Naskah Proklamasi
  • Prasasti Ciaruteun
  • Prasasti Cidanghiang
  • Prasasti Jambu
  • Prasasti Kebonkopi I
  • Prasasti Muara Cianten
  • Prasasti Pasir Awi
  • Prasasti Yupa
  • Teks Proklamasi
  • Tengkorak Manusia Fosil Ngawi I
Bangunan

  • Benteng Belgica
  • Benteng Duurstede
  • Benteng Marlborough
  • Benteng Van der Wijck
  • Benteng Vastenburg
  • Gedung Bank Indonesia
  • Gedung Dwi Warna
  • Gedung Merdeka
  • Gedung NIAS
  • Gedung Pancasila
  • Gedung Perundingan Linggarjati
  • Gedung Petronella
  • Gedung PTPN XI Surabaya
  • GPIB Immanuel Jakarta
  • GPIB Sion Jakarta
  • Hotel Majapahit
  • Hotel Savoy Homann
  • Candi Jabung
  • Kantor Pos Besar Bandung
  • Lawang Sewu
  • Masjid Agung Surakarta
  • Monumen Pers Nasional
  • Museum Asi Mbojo
  • Museum Geologi Bandung
  • Gedung Kebangkitan Nasional
  • Museum Nasional
  • Museum Sumpah Pemuda
  • Observatorium Bosscha
  • Pesanggrahan Ngeksiganda
  • Rumah Pengasingan Bung Hatta
  • Rumah Pengasingan Bung Karno
  • Rumah Rasuna Said
  • Eks Rumah Raden Saleh
  • RSUP dr. Kariadi
  • Rumah Tjong A Fie
  • Rumah W. R. Soepratman
  • Stasiun Yogyakarta
Struktur

  • Makam Imam Bonjol
  • Tugu Jong Soematra
  • Tugu Muda
  • Tugu Lilin
  • Tugu Pahlawan
  • Jembatan Lama Kota Kediri
Situs

  • Benteng Oranje
  • Benteng Victoria
  • Candi Ceto
  • Candi Jawi
  • Candi Penataran
  • Fort Rotterdam
  • Gereja Katedral Jakarta
  • Gua Braholo
  • Gua Sunyaragi
  • GPIB Immanuel Semarang
  • Gunung Padang
  • Istana Bung Hatta
  • Kalimbuang Bori
  • Kete Kesu
  • Leang Timpuseng
  • Liang Bua
  • Makam Kyai Mojo
  • Masjid Agung Demak
  • Masjid Istiqlal
  • Masjid Raya Al-Ma’shun
  • Museum KA Ambarawa
  • Museum Kirti Griya
  • Perahu Kuno Rembang
  • Pugung Raharjo
  • Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo
  • Stasiun Radio AURI
Kawasan

  • Bawomataluo
  • Borobudur
  • Candi Arjuna
  • Candi Gedong Songo
  • Candi Prambanan
  • Keraton Surakarta
  • Candi Muaro Jambi
  • Kota Lama Sawahlunto
  • Sangiran
  • Trowulan
  • l
  • b
  • s
Topik mengenai Batavia
Daerah
Duizendeilanden
  • Noord Wachter
  • Hoorn Eiland
  • Kokosnoot Eiland
  • Kuyper Eiland
  • Purmerend Eiland
  • Onrust Eiland
  • Edam Eiland
  • Kherkof Eiland
  • Rotterdam Eiland
  • Schiedam Eiland
  • Amsterdam Eiland
  • Middbur Eiland
Benedenstad
  • Oud Batavia
  • Anké
  • Pekodjan
  • Pendjaringan
  • Zoutelande/Antjol
  • Tandjong Priok
  • Tjilintjing
  • Maroenda
  • Glodokplein
  • Molenvliet
  • Harmonieplein
Bovenstad
  • Weltevreden
  • Senen
  • Kemajoran
  • Kramatplein
  • Salemba
  • Menteng
  • Koningsplein
  • Waterlooplein
  • Tanah Abang
  • Meester Cornelis
  • Kampong Melajoe
Ommelanden
  • Pantjoran
  • Tjililitan
  • Tsji Ondet
  • Paal Merah
  • Tjenkarang
  • Kebajoran
  • Tjigandjoer
  • Ragoenan
  • Tjipoetat
  • Tjiledoek
  • Tangerang
  • Depok
  • Tjimanggis
  • Bekasi
  • Djaboeng
  • Komzeen
  • West Tandjoeng
  • Oost Tandjoeng
  • Tjitrap
  • Tjiseeng
  • Paroeng
  • Tjibinong
  • Buitenzorg
  • Tjileungsi
  • Soekaboemi
  • Tjiandjoer
Lambang Kota Batavia
Lambang Kota Batavia
Jalan

Molenvliet Oost · Molenvliet West · De Groote Postweg · Rijswijk · Noordwijk · Princen Laan · Sluisburg Straat · Nieuwpoort Straat · Parapattan Straat · Nassau Boulevard · Van Heutsz Boulevard · Orange Boulevard · Oude Tamarinde Laan · Jacatraweg · Koningsplein Straat · Landhuisweg · JP Coenweg · Mampangweg · Nieuwe Vliegveldlaan · Senenweg · Rijswrjkstraat · Kemajoranweg · Matramanweg · Drukkerijweg · Bacharachtsgracht · Passerstraat

Taman

Stadhuisplein · Wilhelminapark · Voetbalbond Indische Omstreken Sport · Burgemeester Bischoplein · Planten En Dierentuin

Tim Sepak Bola

Voetbalbond Batavia en Omstreken · VIJ Jacatra

Bangunan
Pelabuhan
  • Batavia
  • Tandjoengpriok
Stasiun Kereta Api
  • Tandjoengpriok
  • Batavia Noord
  • Batavia Zuid
  • Kleine Boom
  • Hemradenplein
  • Batavia-Benedenstad
  • Pasar Pagi
  • Amsterdamse Port
  • Kampoengbandan
  • Antjol
  • Doeri
  • Goenoengsarie
  • Pisangbatoe
  • Kemajoran
  • Passar Senen
  • Salemba
  • Kramat
  • Sawah Besaar
  • Noordwijk
  • Batavia-Koningsplein
  • Gondangdia
  • Dierentuin
  • Tjikini
  • Pegangsaän
  • Tanah-Abang
  • Karet
  • Mampang
  • Manggarai
  • Meester Cornelis NIS
  • Kebonpala
  • Gang Solitude
  • Meester Cornelis SS
  • Pasarminggoe
  • Tjililitan
  • Paal-Merah
  • Kebajoran
Halte Trem
  • Pasar Ikan
  • Amsterdamse Port
  • Batavia
  • Asemka
  • Djembatan Lima
  • Glodok
  • Tangki
  • Prinsenlaan
  • Pisangbatoe
  • Kali Groot
  • Goenoeng Sahari
  • Sawah Besaar
  • Pintoe Besi
  • Harmonie
  • Koningsplein Noordwest
  • Rijswijk
  • Noordwijk
  • Schouwburg
  • Departement van Marine
  • Kebondjahe
  • Fromberg Park
  • Waterlooplein
  • Koningsplein
  • Stoviaweg
  • Pasar Senen
Bandara
  • Tjililitan
  • Kemajoran
Tempat Pemerintahan
  • Gebouw van de Raad van Justitie te Batavia
  • De Hooggerechsgebouw
  • Stadhuis van Batavia
  • Stad Gemeentehuis Batavia
  • Paleis te Rijswijk
  • Paleis te Koningsplein
  • Gebouw van de Raad van Indië te Batavia
  • Gebouw Volksraad
Rumah Besar
  • Landhuis Tjilintjing
  • Raden Saleh Huis
  • Baron van Inhof Huis
  • Landhuis van Reinier de Klerk
  • Landhuis Djipang
  • Landhuis Tjililitan
  • Landhuis Paal Merah
  • Landhuis van de Majoor-Chinees Khouw
  • Landhuis Tjenkarang
  • Landhuis Weltevreden
  • Het Groote Huis
  • Landhuis Pondok Ge deh
  • Tandjoeng-Oost Huis
Penjara
  • Glodok
  • Tjipinang
  • Gang Tengah
  • Boekit Doeri
Kastel/Benteng/Bastion
  • De Amsterdamse Poort
  • Oude Utrechtse Poort
  • Kasteel Batavia
  • Westzijdsche Pakhuizen
  • Oostzijdsche Pakhuizen
  • Waterkasteel
  • Bastion Amsterdam
  • Bastion Buren
  • Bastion Cuylenburg
  • Bastion Groningen
  • Bastion Grimbergen
  • Bastion Diest
  • Bastion Oranje
  • Bastion Enkhuizen
  • Bastion Overrijsel
  • Bastion Friesland
  • Bastion Gelderland
  • Bastion Hollandia
  • Bastion Vierkant
  • Bastion Zeeburg
  • Bastion Zeeland
  • Bastion Middelburg
  • Bastion Utrecht
  • Bastion Nassau
  • Bastion Rotterdam
  • Fort Anké
  • Fort Noordwijk
  • Fort Rijswijk
  • Fort Ancol
  • Fort Zouteland
  • Fort Jacatra
  • Fort Jacarta Buiten Batavia
  • Fort Meester Cornelis
  • Fort Prins Frederik Hendrik
  • Defensielijn Van Den Bosch
  • Defensielijn Van Den Bosch
  • Defensielijn Van Den Bosch
  • Fort Vijfhoek
Tempat Ibadah
  • Haantjes Kerk
  • De Portugeesche Binnenkerk
  • De Portugeesche Buitenkerk
  • Armeensche Kerk
  • De Portugeesche Kerk
  • Nassaukerk
  • De Hollandsche Kerk
  • Christelijke Kerk
  • De Bethelkerk
  • Engelsekerk
  • De Kathedraal
  • De St. Theresiakerk
  • De Willemskerk
  • Mesigit Loearbatang
  • Langgar Tinggi
  • Mesigit Pekojan
  • Mesigit Kampongsawah
  • Mesigit Manggadoea
  • Mesigit Kampongdalem
  • Mesigit Kampongbaroe
  • Mesigit Karet
  • Mesigit Angké
  • Mesigit Tjikini
  • Mesigit Tanahabang
  • Jin De Yuan Tempel
  • Antjol Tempel
Tempat Hiburan
  • Societiet Harmonie
  • Schouwburg
  • Bioscoop Metropool
  • Bioscoop Menteng
  • Bioscoop Manggarai
  • Bioscoop Rex Batavia
  • Bataviasche Kunstkring
Rumah Sakit
  • Groot Militair Hospitaal Weltevreden
  • Vereniging voor Ziekenverpleging Koningen Emma Ziekenhuis Tjikini
  • Centrale Burgelijke Ziekeninrichting
  • Koninklijke Paketvaart Maatschappij Ziekeninrichting
Kantor Pos
dan Kantor Telegraf
  • Stadhuisplein
  • Tjikini
  • Weltevreden
  • Meester Cornelis
Kantor Telepon
  • Menteng
  • Koningsplein
Hotel
  • Hotel Schompler
  • Hotel des Indes
  • Grand Hôtel Java
  • Hotel der Nederlanden
  • Hotel Cavadino
  • Hotel des Galeries
Museum
  • Museum Van Het Koninklijk Bataviaasch Genootschap Van Kunsten En Wetenschappen Batavia
  • Oude Bataviasche Museum
Lapangan Bola
  • Viosveld
  • Vijveld
Pasar
  • Vismarkt
  • Passer Baroe
  • Pasar Gambir
  • Meester Passer
  • Pasar Senen
  • Pasar Tanah Abang
Mercusuar
  • Vuurtoren Batavia
  • De Uitkijk
Lain-Lain
  • Tugu Jam Batavia
  • Engelse Brug
  • Oger Freres
  • Standbeeld van Jan Pieterzoon Coen
  • Mohr observatory
  • Indonesische Clubhuis
  • Manggarai Sluis
  • Michiel Monument
  • Loge nummer 14
  • De Scheepswerf
Perusahaan Layanan
Masyarakat

Koninklijke Paketvaart Maatschappij · De Nederlandsche Handel-Maatschappij · Landarchief · Bataafsche Petroleum Maatschappij · Landsdrukkerij · Eijkman Instituut · N.V. de Bouwploeg · Batavia Oosterspoorweg Maatschappij · Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij · Staatsspoorwegen · Bataviasche Verkeers Maatschappij

Bank

De Javasche Bank · Postspaarbank · De Chartered Bank

Sarana Pendidikan

St. Aloysius Broederschool · School tot Opleiding van Indische Artsen · Geneeskundige Hoogeschool te Batavia · Rechtshoogeschool te Batavia · Ursulinen Klooster · Eerste School D · Meer Uitgebreid Lager Onderwijs · Prins Hendrick School · Algemene Middlebare School · Carpentier Alting Stichting Nassau School · Koning Willem III School te Batavia

Taman
Pemakaman Umum

Europese Kerkhof · Kerkhof Petamboeran · Ereveld Menteng Poelo · Ereveld Antjol

Transportasi
  • Tram
  • Dos-à-dos
  • Betjak
  • Oplet
  • Taxi
  • Eendaagsche Express

Daftar bangunan dan struktur kolonial di Jakarta
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=GPIB_Sion_Jakarta&oldid=27272356"
Kategori:
  • Cagar budaya di Indonesia
  • Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan
  • Gereja di Jakarta
  • Gereja tua di Indonesia
  • Bangunan cagar budaya di Indonesia
  • Cagar budaya peringkat nasional
  • Cagar budaya di Jakarta
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Galat CS1: periode hilang
  • Galat CS1: parameter berlebih
  • Mapframe Infobox tanpa hubungan OSM di Wikidata
  • Pages using gadget WikiMiniAtlas
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • CS1 sumber berbahasa Belanda (nl)
  • Pranala kategori Commons ada di Wikidata
  • Templat webarchive tautan wayback
  • Halaman yang menggunakan ekstensi Kartographer

Best Rank
More Recommended Articles