More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Torium dioksida - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Torium dioksida - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Torium dioksida

  • Afrikaans
  • العربية
  • تۆرکجه
  • Български
  • Čeština
  • Deutsch
  • English
  • Español
  • فارسی
  • Suomi
  • Français
  • हिन्दी
  • Magyar
  • Italiano
  • 日本語
  • 한국어
  • Polski
  • Русский
  • Srpskohrvatski / српскохрватски
  • Simple English
  • Српски / srpski
  • தமிழ்
  • Tiếng Việt
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Torium dioksida
Nama
Nama IUPAC
Torium dioksida
Torium(IV) oksida
Nama lain
Toria
Torium anhidrida
Penanda
Nomor CAS
  • 1314-20-1 YaY
Model 3D (JSmol)
  • Gambar interaktif
3DMet {{{3DMet}}}
ChEBI
  • CHEBI:37339
ChemSpider
  • 14124
Nomor EC
Referensi Gmelin 141638
PubChem CID
  • 14808
Nomor RTECS {{{value}}}
UNII
  • 9XA7X17UQC YaY
Nomor UN 2910 2909
CompTox Dashboard (EPA)
  • DTXSID0051657 Sunting ini di Wikidata
InChI
  • Key: ZCUFMDLYAMJYST-UHFFFAOYSA-N
  • InChI=1S/2O.Th
SMILES
  • O=[Th]=O
Sifat
Rumus kimia
ThO2
Massa molar 264,037 g/mol[1]
Penampilan padatan putih[1]
Bau nirbau
Densitas 10,0 g/cm3[1]
Titik lebur 3.350 °C (6.060 °F; 3.620 K)[1]
Titik didih 4.400 °C (7.950 °F; 4.670 K)[1]
Kelarutan dalam air
tidak larut[1]
Kelarutan tidak larut dalam alkali
sedikit larut dalam asam[1]
Suseptibilitas magnetik (χ)
−16,0·10−6 cm3/mol[2]
Indeks bias (nD) 2,200 (torianit)[3]
Struktur
Struktur kristal
Fluorit (kubus), cF12
Grup ruang
Fm3m, No. 225
Konstanta kisi
a = 559,74(6) pm[4]
Geometri koordinasi
Tetrahedron (O2−); kubus (ThIV)
Termokimia
Entropi molar standar (So) 65,2(2) J K−1 mol−1
Entalpi pembentukan standar (ΔfHo) −1226(4) kJ/mol
Bahaya
Piktogram GHS GHS06: BeracunGHS08: Bahaya Kesehatan
Keterangan bahaya GHS {{{value}}}
Pernyataan bahaya GHS
H301, H311, H331, H350, H373
Langkah perlindungan GHS
P260, P261, P264, P270, P271, P280, P302+352, P304+340, P321, P330, P403+233, P405, P501
Titik nyala Tidak mudah terbakar
Dosis atau konsentrasi letal (LD, LC):
LD50 (dosis median)
400 mg/kg
Senyawa terkait
Kation lainnya
Hafnium(IV) oksida
Serium(IV) oksida
Senyawa terkait
Protaktinium(IV) oksida
Uranium(IV) oksida
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
N verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Torium dioksida (ThO2), juga disebut torium(IV) oksida, adalah sebuah padatan kristal, seringkali berwarna putih atau kuning. Juga dikenal sebagai toria, ia diproduksi terutama sebagai produk sampingan dari produksi lantanida dan uranium.[4] Torianit adalah nama bentuk mineralogi dari torium dioksida. Ia cukup langka dan mengkristal dalam sistem isometrik. Titik lebur torium oksida adalah 3300 °C – tertinggi dari semua oksida yang diketahui. Hanya beberapa unsur (meliputi wolfram dan karbon) dan beberapa senyawa (meliputi tantalum karbida) yang memiliki titik lebur lebih tinggi.[6] Semua senyawa torium, termasuk torium dioksida, bersifat radioaktif karena tidak ada isotop torium yang stabil.

Struktur dan reaksi

[sunting | sunting sumber]

Toria eksis sebagai dua polimorf. Satu memiliki struktur kristal fluorit. Ini jarang terjadi di antara biner dioksida. (Oksida biner lainnya dengan struktur fluorit termasuk serium dioksida, uranium dioksida, dan plutonium dioksida).[butuh klarifikasi] Celah pita toria adalah sekitar 6 eV. Bentuk tetragon dari toria juga dikenal. Torium oksida sangat sedikit larut dalam air, pada pH di bawah 4.[7][8]

Torium dioksida lebih stabil daripada torium monoksida (ThO). Hanya dengan kontrol kondisi reaksi yang hati-hati, oksidasi logam torium dapat menghasilkan monoksida daripada dioksida. Pada suhu yang sangat tinggi, dioksida dapat diubah menjadi monoksida melalui reaksi disproporsionasi (kesetimbangan dengan logam torium cair) di atas suhu 1.850 K (1.580 °C; 2.870 °F) atau melalui disosiasi sederhana (evolusi oksigen) di atas suhu 2.500 K (2.230 °C; 4.040 °F).

Aplikasi

[sunting | sunting sumber]

Bahan bakar nuklir

[sunting | sunting sumber]

Torium dioksida (toria) dapat digunakan dalam reaktor nuklir sebagai pelet bahan bakar keramik, biasanya terkandung dalam batang bahan bakar nuklir yang dibalut dengan paduan zirkonium. Torium tidak bersifat fisil (tetapi "subur", membiakkan uranium-233 yang bersifat fisil di bawah pemborbardiran neutron); karenanya, ia harus digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir bersama dengan isotop fisil dari uranium atau plutonium. Hal ini dapat dicapai dengan mencampur torium dengan uranium atau plutonium, atau menggunakannya dalam bentuk murni bersamaan dengan batang bahan bakar terpisah yang mengandung uranium atau plutonium. Torium dioksida menawarkan keunggulan dibandingkan pelet bahan bakar uranium dioksida konvensional, karena konduktivitas termalnya yang lebih tinggi (suhu pengoperasiannya lebih rendah), titik leburnya yang jauh lebih tinggi, dan stabilitas kimiawinya (tidak teroksidasi dengan adanya air/oksigen, tidak seperti uranium dioksida).[9][10][11][12][13]

Torium dioksida dapat diubah menjadi bahan bakar nuklir dengan membiakkannya menjadi uranium-233. Stabilitas termal yang tinggi dari torium dioksida memungkinkan aplikasi dalam penyemprotan api dan keramik suhu tinggi.

Paduan

[sunting | sunting sumber]

Torium dioksida digunakan sebagai penstabil pada elektroda wolfram pada pengelasan TIG, tabung elektron, dan mesin turbin gas pesawat terbang. Sebagai paduan, logam wolfram yang ditoriasi tidak mudah berubah bentuk karena bahan fusi tinggi toria menambah sifat mekanik suhu tinggi, dan torium membantu merangsang emisi elektron (termion). Ia adalah aditif oksida yang paling populer karena biayanya yang rendah, tetapi telah dihapus demi unsur nonradioaktif seperti serium, lantanum, dan zirkonium.

Nikel terdispersi toria menemukan aplikasinya dalam berbagai operasi suhu tinggi seperti mesin pembakaran karena merupakan bahan tahan mulur yang baik. Ia juga dapat digunakan untuk menjebak hidrogen.

Katalisis

[sunting | sunting sumber]

Torium dioksida hampir tidak memiliki nilai sebagai katalis komersial, tetapi aplikasi tersebut telah diteliti dengan baik. Ia adalah katalis dalam sintesis cincin besar Ruzicka. Aplikasi lain yang telah dieksplorasi meliputi perengkahan minyak bumi, konversi amonia menjadi asam nitrat dan pembuatan asam sulfat.[14]

Agen radiokontras

[sunting | sunting sumber]

Torium dioksida adalah bahan utama dalam Thorotrast, sebuah agen radiokontras yang dulu umum digunakan untuk angiografi serebral, namun menyebabkan bentuk kanker yang langka (angiosarkoma hepatik) bertahun-tahun setelah pemberian. Penggunaan ini diganti dengan iodin yang dapat disuntikkan atau suspensi barium sulfat yang dapat ditelan sebagai agen kontras sinar-X standar.[15]

Mantel lampu

[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Kaus lampu

Penggunaan utama lainnya di masa lalu adalah mantel gas lentera yang dikembangkan oleh Carl Auer von Welsbach pada tahun 1890, yang terdiri dari 99% ThO2 dan 1% serium(IV) oksida. Bahkan hingga tahun 1980-an diperkirakan sekitar setengah dari semua ThO2 yang diproduksi (beberapa ratus ton per tahun) digunakan untuk tujuan ini. Beberapa mantel masih menggunakan torium, tetapi itrium oksida (atau terkadang zirkonium oksida) semakin banyak digunakan sebagai pengganti.[16]

Pembuatan kaca

[sunting | sunting sumber]
Lensa torium dioksida yang menguning (kiri), lensa serupa yang sebagian sudah menguning dengan radiasi ultraungu (tengah), dan lensa yang belum menguning (kanan)

Ketika ditambahkan ke kaca, torium dioksida membantu meningkatkan indeks biasnya dan menurunkan dispersinya. Kaca semacam itu digunakan dalam lensa berkualitas tinggi untuk kamera dan instrumen ilmiah. Radiasi dari lensa-lensa ini dapat menggelapkan dan menguningkannya selama bertahun-tahun dan menurunkan film, tetapi risiko kesehatannya minimal. Lensa yang menguning dapat dikembalikan ke keadaan aslinya yang tidak berwarna dengan paparan yang lama terhadap radiasi ultraungu yang intens. Torium dioksida sejak saat itu telah digantikan oleh oksida tanah jarang seperti lantanum oksida di hampir semua kaca indeks tinggi modern, karena memberikan efek yang serupa dan tidak bersifat radioaktif.[17][18][19]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g Haynes, hlm. 4.95
  2. ^ Haynes, p. 4.136
  3. ^ Haynes, hlm. 4.144
  4. ^ a b Yamashita, Toshiyuki; Nitani, Noriko; Tsuji, Toshihide; Inagaki, Hironitsu (1997). "Thermal expansions of NpO2 and some other actinide dioxides". J. Nucl. Mater. 245 (1): 72–78. Bibcode:1997JNuM..245...72Y. doi:10.1016/S0022-3115(96)00750-7.
  5. ^ "Thorium dioxide". pubchem.ncbi.nlm.nih.gov (dalam bahasa Inggris).
  6. ^ Emsley, John (2001). Nature's Building Blocks (Edisi 1, Sampul keras). Oxford University Press. hlm. 441. ISBN 978-0-19-850340-8.
  7. ^ He, Heming; Majewski, Jaroslaw; Allred, David D.; Wang, Peng; Wen, Xiaodong; Rector, Kirk D. (2017). "Formation of solid thorium monoxide at near-ambient conditions as observed by neutron reflectometry and interpreted by screened hybrid functional calculations". Journal of Nuclear Materials. 487: 288–296. Bibcode:2017JNuM..487..288H. doi:10.1016/j.jnucmat.2016.12.046.
  8. ^ Hoch, Michael; Johnston, Herrick L. (1954). "The Reaction Occurring on Thoriated Cathodes". J. Am. Chem. Soc. 76 (19): 4833–4835. doi:10.1021/ja01648a018.
  9. ^ Mitchell, Brian S (2004). An Introduction to Materials Engineering. and Science for Chemical and Materials. hlm. 473. ISBN 978-0-471-43623-2.
  10. ^ Robertson, Wayne M. (1979). "Measurement and evaluation of hydrogen trapping in thoria dispersed nickel". Metallurgical and Materials Transactions A. 10 (4): 489–501. Bibcode:1979MTA....10..489R. doi:10.1007/BF02697077. S2CID 137105492.
  11. ^ Kumar, Arun; Nasrallah, M.; Douglass, D. L. (1974). "The effect of yttrium and thorium on the oxidation behavior of Ni-Cr-Al alloys". Oxidation of Metals. 8 (4): 227–263. doi:10.1007/BF00604042. hdl:2060/19740015001. ISSN 0030-770X. S2CID 95399863.
  12. ^ Stringer, J.; Wilcox, B. A.; Jaffee, R. I. (1972). "The high-temperature oxidation of nickel-20 wt.% chromium alloys containing dispersed oxide phases". Oxidation of Metals. 5 (1): 11–47. doi:10.1007/BF00614617. ISSN 0030-770X. S2CID 92103123.
  13. ^ Murr, L. E. (1974). "Interfacial energetics in the TD-nickel and TD-nichrome systems". Journal of Materials Science. 9 (8): 1309–1319. Bibcode:1974JMatS...9.1309M. doi:10.1007/BF00551849. ISSN 0022-2461. S2CID 96573790.
  14. ^ Stoll, Wolfgang (2012) "Thorium and Thorium Compounds" in Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry. Wiley-VCH, Weinheim. DOI:10.1002/14356007.a27_001
  15. ^ Thorotrast. radiopaedia.org
  16. ^ Greenwood, Norman N.; Earnshaw, Alan (1984). Chemistry of the Elements. Oxford: Pergamon Press. hlm. 1425, 1456. ISBN 0-08-022057-6.
  17. ^ Hammond, C. R. (2004). The Elements, in Handbook of Chemistry and Physics (Edisi 81). CRC Press. ISBN 978-0-8493-0485-9.
  18. ^ Oak Ridge Associated Universities (1999). "Thoriated Camera Lens (ca. 1970s)". Diakses tanggal 12 Juni 2023. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  19. ^ Stoll, W. (2005). "Thorium and Thorium Compounds". Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry. Wiley-VCH. hlm. 32. doi:10.1002/14356007.a27_001. ISBN 978-3-527-31097-5.

Sumber terkutip

[sunting | sunting sumber]
  • Haynes, William M., ed. (2011). CRC Handbook of Chemistry and Physics (Edisi 92). CRC Press. ISBN 978-1439855119.
  • l
  • b
  • s
Senyawa torium
Th(II)
  • ThI2
  • ThO
Th(IV)
  • ThO2
  • Th(OH)4
  • ThC
  • ThCl4
  • ThF4
  • ThI4
  • ThSiO4
  • ThOF2
  • Th(C2O4)2
  • ThS2
  • Th(NO3)4
  • Th(C8H8)2
  • Th(HCOO)4
  • Th(CH3COO)4
  • l
  • b
  • s
Oksida
Bilangan oksidasi campuran
  • Antimon tetroksida (Sb2O4)
  • Besi(II,III) oksida (Fe3O4)
  • Boron suboksida (B12O2)
  • Diklorin pentoksida (Cl2O5)
  • Karbon suboksida (C3O2)
  • Kloril perklorat (Cl2O6)
  • Klorin perklorat (Cl2O4)
  • Kobalt(II,III) oksida (Co3O4)
  • Mangan(II,III) oksida (Mn3O4)
  • Melitat anhidrida (C12O9)
  • Perak(I,III) oksida (Ag2O2)
  • Praseodimium(III,IV) oksida (Pr6O11)
  • Terbium(III,IV) oksida (Tb4O7)
  • Timbal(II,IV) oksida (Pb3O4)
  • Tribromin oktoksida (Br3O8)
  • Triuranium oktoksida (U3O8)
Bilangan oksidasi +1
  • Air (hidrogen oksida) (H2O)
  • Aluminium(I) oksida (Al2O)
  • Dibromin monoksida (Br2O)
  • Dikarbon monoksida (C2O)
  • Diklorin monoksida Cl2O)
  • Dinitrogen monoksida (N2O)
  • Galium(I) oksida (Ga2O)
  • Iodin(I) oksida (I2O)
  • Kalium oksida (K2O)
  • Litium oksida (Li2O)
  • Natrium oksida (Na2O)
  • Perak oksida (Ag2O)
  • Raksa(I) oksida (Hg2O)
  • Rubidium oksida (Rb2O)
  • Sesium monoksida (Cs2O)
  • Talium(I) oksida (Tl2O)
  • Tembaga(I) oksida (Cu2O)
Bilangan oksidasi +2
  • Aluminium(II) oksida (AlO)
  • Barium oksida (BaO)
  • Belerang monoksida (SO)
  • Berkelium(II) oksida (BkO)
  • Berilium oksida (BeO)
  • Besi(II) oksida (FeO)
  • Boron monoksida (BO)
  • Bromin monoksida (BrO)
  • Dinitrogen dioksida (N2O2)
  • Dibelerang dioksida (S2O2)
  • Europium(II) oksida (EuO)
  • Fosforus monoksida (PO)
  • Germanium monoksida (GeO)
  • Iodin monoksida (IO)
  • Itrium(II) oksida (YO)
  • Kadmium oksida (CdO)
  • Kalsium oksida (CaO)
  • Karbon monoksida (CO)
  • Klorin monoksida (ClO)
  • Kobalt(II) oksida (CoO)
  • Kromium(II) oksida (CrO)
  • Magnesium oksida (MgO)
  • Mangan(II) oksida (MnO)
  • Nikel(II) oksida (NiO)
  • Niobium monoksida (NbO)
  • Nitrogen monoksida (NO)
  • Paladium(II) oksida (PdO)
  • Polonium monoksida (PoO)
  • Protaktinium monoksida (PaO)
  • Radium oksida (RaO)
  • Raksa(II) oksida (HgO)
  • Seng oksida (ZnO)
  • Silikon monoksida (SiO)
  • Stronsium oksida (SrO)
  • Tembaga(II) oksida (CuO)
  • Timah(II) oksida (SnO)
  • Timbal(II) oksida (PbO)
  • Titanium(II) oksida (TiO)
  • Torium monoksida (ThO)
  • Vanadium(II) oksida (VO)
  • Zirkonium monoksida (ZrO)
Bilangan oksidasi +3
  • Aluminium oksida (Al2O3)
  • Aktinium(III) oksida (Ac2O3)
  • Amerisium(III) oksida (Am2O3)
  • Antimon trioksida (Sb2O3)
  • Arsen trioksida (As2O3)
  • Berkelium(III) oksida (Bk2O3)
  • Besi(III) oksida (Fe2O3)
  • Bismut(III) oksida (Bi2O3)
  • Boron trioksida (B2O3)
  • Dinitrogen trioksida (N2O3)
  • Disprosium(III) oksida (Dy2O3)
  • Einsteinium(III) oksida (Es2O3)
  • Emas(III) oksida (Au2O3)
  • Erbium(III) oksida (Er2O3)
  • Europium(III) oksida (Eu2O3)
  • Fosforus trioksida (P4O6)
  • Gadolinium(III) oksida (Gd2O3)
  • Galium(III) oksida (Ga2O3)
  • Holmium(III) oksida (Ho2O3)
  • Indium(III) oksida (In2O3)
  • Iterbium(III) oksida (Yb2O3)
  • Itrium(III) oksida (Y2O3)
  • Kalifornium(III) oksida (Cf2O3)
  • Kobalt(III) oksida (Co2O3)
  • Kromium(III) oksida (Cr2O3)
  • Kurium(III) oksida (Cm2O3)
  • Lantanum oksida (La2O3)
  • Lutesium(III) oksida (Lu2O3)
  • Mangan(III) oksida (Mn2O3)
  • Neodimium(III) oksida (Nd2O3)
  • Nikel(III) oksida (Ni2O3)
  • Praseodimium(III) oksida (Pr2O3)
  • Prometium(III) oksida (Pm2O3)
  • Rodium(III) oksida (Rh2O3)
  • Samarium(III) oksida (Sm2O3)
  • Serium(III) oksida (Ce2O3)
  • Skandium oksida (Sc2O3)
  • Talium(III) oksida (Tl2O3)
  • Terbium(III) oksida (Tb2O3)
  • Titanium(III) oksida (Ti2O3)
  • Tulium(III) oksida (Tm2O3)
  • Vanadium(III) oksida (V2O3)
  • Wolfram(III) oksida (W2O3)
Bilangan oksidasi +4
  • Amerisium dioksida (AmO2)
  • Belerang dioksida (SO2)
  • Berkelium(IV) oksida (BkO2)
  • Bromin dioksida (BrO2)
  • Dinitrogen tetroksida (N2O4)
  • Germanium dioksida (GeO2)
  • Iodin dioksida (IO2)
  • Iridium dioksida (IrO2)
  • Hafnium(IV) oksida (HfO2)
  • Kalifornium dioksida (CfO2)
  • Karbon dioksida (CO2)
  • Karbon trioksida (CO3)
  • Klorin dioksida (ClO2)
  • Kromium(IV) oksida (CrO2)
  • Kurium(IV) oksida (CmO2)
  • Mangan dioksida (MnO2)
  • Molibdenum dioksida (MoO2)
  • Neptunium(IV) oksida (NpO2)
  • Nitrogen dioksida (NO2)
  • Niobium dioksida (NbO2)
  • Osmium dioksida (OsO2)
  • Platina dioksida (PtO2)
  • Plutonium(IV) oksida (PuO2)
  • Polonium dioksida (PoO2)
  • Praseodimium(IV) oksida (PrO2)
  • Protaktinium(IV) oksida (PaO2)
  • Renium(IV) oksida (ReO2)
  • Rodium(IV) oksida (RhO2)
  • Rutenium(IV) oksida (RuO2)
  • Selenium dioksida (SeO2)
  • Serium(IV) oksida (CeO2)
  • Silikon dioksida (SiO2)
  • Teknesium(IV) oksida (TcO2)
  • Telurium dioksida (TeO2)
  • Terbium(IV) oksida (TbO2)
  • Timah(IV) oksida (SnO2)
  • Timbal dioksida (PbO2)
  • Titanium dioksida (TiO2)
  • Torium dioksida (ThO2)
  • Uranium dioksida (UO2)
  • Vanadium(IV) oksida (VO2)
  • Wolfram(IV) oksida (WO2)
  • Zirkonium dioksida (ZrO2)
Bilangan oksidasi +5
  • Antimon pentoksida (Sb2O5)
  • Arsen pentoksida (As2O5)
  • Bismut pentoksida (Bi2O5)
  • Dinitrogen pentoksida (N2O5)
  • Diuranium pentoksida (U2O5)
  • Fosforus pentoksida (P2O5)
  • Neptunium(V) oksida (Np2O5)
  • Niobium pentoksida (Nb2O5)
  • Protaktinium(V) oksida (Pa2O5)
  • Tantalum pentoksida (Ta2O5)
  • Vanadium(V) oksida (V2O5)
  • Wolfram pentoksida (W2O5)
Bilangan oksidasi +6
  • Belerang trioksida (SO3)
  • Kromium trioksida (CrO3)
  • Molibdenum trioksida (MoO3)
  • Polonium trioksida (PoO3)
  • Renium trioksida (ReO3)
  • Selenium trioksida (SeO3)
  • Telurium trioksida (TeO3)
  • Uranium trioksida (UO3)
  • Wolfram trioksida (WO3)
  • Xenon trioksida (XeO3)
Bilangan oksidasi +7
  • Diklorin heptoksida (Cl2O7)
  • Mangan heptoksida (Mn2O7)
  • Renium(VII) oksida (Re2O7)
  • Teknesium(VII) oksida (Tc2O7)
Bilangan oksidasi +8
  • Hasium tetroksida (HsO4)
  • Iridium tetroksida (IrO4)
  • Osmium tetroksida (OsO4)
  • Rutenium tetroksida (RuO4)
  • Xenon tetroksida (XeO4)
Terkait
  • Oksipniktida
  • Oksoanion
  • Oksokarbon
  • Ozonida
  • Peroksida
  • Suboksida
  • Superoksida
Senyawa oksida ini diurutkan berdasarkan bilangan oksidasi. Kategori:Oksida
Pengawasan otoritas Sunting ini di Wikidata
Perpustakaan nasional
  • Amerika Serikat
Lain-lain
  • Microsoft Academic
    • 2
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Torium_dioksida&oldid=25301121"
Kategori:
  • Artikel yang membutuhkan klarifikasi
  • Hepatotoksin
  • Oksida
  • Senyawa torium(IV)
  • Senyawa torium
  • Bahan tahan api
  • Struktur kristal fluorit
  • Kimia nuklir
  • Bahan nuklir
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • CS1 sumber berbahasa Inggris (en)
  • Galat CS1: parameter kosong tidak dikenal
  • Pemeliharaan CS1: Status URL
  • Articles without KEGG source
  • Chembox having GHS data
  • Articles containing unverified chemical infoboxes
  • Artikel Wikipedia dengan penanda LCCN
  • Artikel Wikipedia dengan penanda MA
  • Artikel Wikipedia dengan penanda ganda

Best Rank
More Recommended Articles