More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Kabinet Republik Indonesia Serikat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabinet Republik Indonesia Serikat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kabinet Republik Indonesia Serikat

  • English
  • Madhurâ
  • Nederlands
  • 中文
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Kabinet RIS)
Kabinet Republik Indonesia Serikat

Kabinet Pemerintahan Indonesia ke-10 & ke-11
Kabinet pemerintahan RIS ke-1
1949–1950
Kabinet Republik Indonesia Serikat pertama
Dibentuk20 Desember 1949 (1949-12-20)
Diselesaikan15 Agustus 1950 (1950-08-15)
Struktur pemerintahan
PresidenSoekarno
Wakil PresidenMohammad Hatta
Perdana MenteriMohammad Hatta
Total jumlah menteri17
Partai anggota  Masyumi
  PNI
  Parkindo
  Independen
Sejarah
PeriodeDewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat
Nasihat dan persetujuanSenat Republik Indonesia Serikat
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat
PendahuluKabinet Hatta II
PenggantiKabinet Natsir
Artikel ini adalah bagian dari seri
Politik dan Ketatanegaraan
Republik Indonesia
(Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Hukum
Ideologi

  • Pancasila
Konstitusi

  • Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Peraturan Perundang-Undangan
  • Ketetapan MPR (Tap MPR)
  • Undang-Undang (UU)
  • Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
  • Peraturan Pemerintah (PP)
  • Peraturan Presiden (Perpres)
  • Peraturan Daerah (Perda)
    • Provinsi
    • Kabupaten/Kota
Hirarki Lembaga Negara
  • Organ Lapis Pertama
  • Organ Lapis Kedua
  • Organ Lapis Ketiga
Pemerintahan Pusat
Legislatif

  • Majelis Permusyawaratan Rakyat
  • Ketua: Ahmad Muzani (Gerindra)

  • Dewan Perwakilan Rakyat
  • Ketua: Puan Maharani (PDI-P)

  • Dewan Perwakilan Daerah
  • Ketua: Sultan Bachtiar Najamudin (Independen)
Eksekutif

  • Presiden Indonesia
  • Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Gerindra)
    • Riwayat

  • Wakil Presiden Indonesia
  • Gibran Rakabuming Raka (Independen)
    • Riwayat

  • Kabinet
  • Petahana: Merah Putih
  • Menteri
  • Pejabat setingkat menteri
Yudikatif

  • Mahkamah Agung
  • Ketua: Sunarto

  • Mahkamah Konstitusi
  • Ketua: Suhartoyo

  • Komisi Yudisial
  • Ketua: Amzulian Rifai

  • Badan peradilan
  • (di bawah Mahkamah Agung)
  • Peradilan umum
  • Peradilan agama
  • Peradilan tata usaha negara
  • Peradilan militer
  • Khusus: Pengadilan khusus
Lembaga Lain

  • Badan Pemeriksa Keuangan
  • Ketua: Isma Yatun

  • Lembaga menurut UUD secara implisit
  • Dewan Pertimbangan Presiden
  • Komisi Pemilihan Umum
  • Bank Indonesia

  • Alat Negara
  • Tentara Nasional Indonesia
    • Angkatan Darat
    • Angkatan Laut
    • Angkatan Udara
  • Kepolisian Negara Republik Indonesia
Pemerintahan Daerah
Pembagian Administratif
  • Provinsi
  • Khusus: Daerah Khusus
  • Daerah Istimewa
  • Daftar: Umum
  • Ibu Kota
  • Lambang
  • IPM
  • PDRB
  • Titik Tertinggi

  • Kabupaten
  • Kota
  • Khusus: Kabupaten administrasi
  • Kota administrasi
  • Daftar: Umum
  • Provinsi
  • Lambang
  • Hanya Kabupaten
    • Waktu Pembentukan
  • Hanya Kota
    • Provinsi
    • Luas Wilayah
    • Jumlah Penduduk
    • Kepadatan Penduduk
    • Hari Jadi
  • Wilayah Metropolitan

  • Kecamatan
  • Desa/kelurahan
    • Daftar
    • Istilah Khusus
Kepala Daerah
  • Gubernur
  • Daftar: Petahana
  • Riwayat
  • Wakil gubernur
    • Riwayat

  • Bupati
  • Daftar: Riwayat
  • Wakil bupati
    • Riwayat

  • Wali Kota
  • Daftar: Riwayat
  • Wakil wali kota
    • Riwayat
Legislatif Daerah
  • Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
  • Provinsi
    • Daftar
  • Kabupaten/Kota
    • Daftar
Politik Praktis
Pemilihan Umum
  • Pemilihan Legislatif
  • 2029
  • 2024
  • 2019
  • 2014
  • 2009
  • 2004
  • 1999
  • 1997
  • 1992
  • 1987
  • 1982
  • 1977
  • 1971
  • 1955

  • Pemilihan Presiden
  • 2029
  • 2024
  • 2019
  • 2014
  • 2009
  • 2004
  • Tak langsung: 1999
  • 1998
  • 1993
  • 1988
  • 1983
  • 1978
  • 1973
  • 1968
  • 1963
  • 1945
Pemilihan Lokal
  • Pemilihan Legislatif Daerah
  • 1957–1958

  • Pemilihan Kepala Daerah
  • 2029
  • 2024
  • 2020
  • 2018
  • 2017
  • 2015
  • 2013
  • 2012
  • 2011
  • 2010
  • 2008
  • 2007
  • 2006
  • 2005

  • Undang-Undang
  • Daerah Pemilihan
Partai Politik
  • Daftar partai
  • Pemimpin partai
  • Tokoh Partai
  • Komposisi dalam DPR
  • Koalisi
  • Sayap Pemuda
  • Partai yang Bubar
Kebijakan luar negeri
Hubungan internasional
  • Bilateral
    (negara individu)

  • Multilateral
  • Keanggotaan: ASEAN
  • PBB
  • APEC
  • G20
  • Nonblok
  • WTO
  • BRICS
  • Kerja sama: Uni Eropa
Perwakilan Diplomatik
  • Dari Indonesia
  • Lengkap
  • Kedutaan Besar
  • Konsulat Jenderal
  • Konsulat

  • Untuk Indonesia
  • Lengkap
  • Kedutaan Besar
  • Konsuler di Surabaya
  •  Portal Indonesia
  •  Portal Politik
  • Negara lainnya
  • Atlas
  • l
  • b
  • s
Artikel ini bagian dari
seri tentang
Soekarno

Presiden pertama Indonesia


Prakemerdekaan
  • PNI
  • Partindo
  • PETA
  • BPUPK
    • Pancasila
  • PPKI
  • Revolusi Nasional Indonesia
    • Proklamasi Kemerdekaan

Kebijakan dalam negeri
  • APRA
  • Ambon
  • Permesta
  • DI/TII
  • Peristiwa Tiga Selatan
  • Marhaenisme
  • Politik Mercusuar
  • Demokrasi Terpimpin
    • Dekret 5 Juli
  • Monas
  • G30S
  • Supersemar
  • Kejatuhan
    • De-Soekarnoisasi

Kebijakan luar negeri
  • Gerakan Non-Blok
    • Konferensi Asia–Afrika
  • Pesta Olahraga Asia 1962
  • CONEFO
    • GANEFO
    • gedung
  • Irian Barat
    • Trikora
    • Pepera
  • Konfrontasi
    • Krisis Selat Sunda

Pidato
  • Indonesia Menggugat
  • Tahun Vivere Pericoloso

Keluarga
  • Istri
    • Fatmawati
    • Dewi
  • Anak
    • Rukmini
    • Megawati
    • Rachmawati
    • Sukmawati
    • Guruh

Media dan warisan
  • Makam
  • Soekarno
  • Rumah pengasingan
  • Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta
  • Stadion Gelora Bung Karno
  • Lainnya (eponim)

Soekarno's signature

Galeri: Gambar, Suara, Video
  • l
  • b
  • s

Kabinet Republik Indonesia Serikat atau Kabinet RIS adalah kabinet yang dibentuk sebagai hasil dari pembentukan negara Republik Indonesia Serikat setelah pengakuan kedaulatan dari kekuasaan kolonial Belanda. Kabinet ini bertugas kurang dari satu tahun sebelum akhirnya Indonesia kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kabinet ini bertugas dari tanggal 20 Desember 1949 hingga 6 September 1950 di Jakarta. Kabinet ini memerintah pada waktu yang kurang lebih bersamaan dengan kabinet Republik Indonesia, Kabinet Halim, di Yogyakarta. Kabinet ini merupakan zaken kabinet, yang mengutamakan keahlian dari anggota-anggotanya, bukan kabinet koalisi yang berdasarkan pada kekuatan partai politik.

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Presiden Soekarno, Presiden Republik Indonesia Serikat, menunjuk Mohammad Hatta, Ida Anak Agung Gde Agung, Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sultan Hamid II untuk membentuk kabinet Republik Indonesia Serikat yang baru. Dua hari kemudian, pada 20 Desember 1949, anggota kabinet disumpah, dan satu minggu kemudian kabinet tersebut menerima kedaulatan negara dari Belanda.[1]

Pimpinan

[sunting | sunting sumber]
Presiden Wakil Presiden
Soekarno
(Negara Bagian Republik Indonesia)
Mohammad Hatta
(Negara Bagian Republik Indonesia)

Anggota

[sunting | sunting sumber]

Hanya lima anggota kabinet yang berasal dari luar Negara Bagian Republik Indonesia. Hatta bekerja keras untuk memastikan para menteri dipilih berdasarkan kompetensi dibandingkan afiliasi partai politik, dan empat dari menteri yang berasal dari Negara Bagian Republik Indonesia tidak berafiliasi partai. Secara praktis, Hatta memegang posisi dominan di dalam kabinet, dikarenakan kedekatannya dengan Presiden Soekarno, kesuksesan Hatta pada Konferensi Meja Bundar dan perannya dalam peristiwa penting selama Revolusi Nasional Indonesia.[2]

No. Jabatan Pejabat
(negara bagian)
Periode Partai Politik
Mulai menjabat Selesai menjabat
Perdana Menteri
1 Perdana Menteri Mohammad Hatta
(Negara Bagian Republik Indonesia)
20 Desember 1949 15 Agustus 1950 Non-Partai
Menteri
2 Menteri Luar Negeri Mohammad Hatta
(Negara Bagian Republik Indonesia)
20 Desember 1949 15 Agustus 1950 Non-Partai
3 Menteri Dalam Negeri Ide Anak Agung Gde Agung
(Negara Indonesia Timur)
20 Desember 1949 15 Agustus 1950 Non-Partai
4 Menteri Pertahanan Sri Sultan Hamengkubuwana IX
(Negara Bagian Republik Indonesia)
20 Desember 1949 15 Agustus 1950 Non-Partai
5 Menteri Kehakiman Soepomo
(Negara Bagian Republik Indonesia)
20 Desember 1949 15 Agustus 1950 Non-Partai
6 Menteri Penerangan Arnold Mononutu
(Negara Indonesia Timur)
20 Desember 1949 15 Agustus 1950 PNI
7 Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara
(Negara Bagian Republik Indonesia)
20 Desember 1949 15 Agustus 1950 Masyumi
8 Menteri Kemakmuran Djuanda Kartawidjaja
(Negara Bagian Republik Indonesia)
20 Desember 1949 15 Agustus 1950 Non-Partai
9 Menteri Perhubungan, Tenaga dan Pekerjaan Umum Herling Laoh
(Negara Bagian Republik Indonesia)
20 Desember 1949 15 Agustus 1950 PNI
10 Menteri Perburuhan Wilopo
(Negara Bagian Republik Indonesia)
20 Desember 1949 15 Agustus 1950 PNI
11 Menteri Sosial Kosasih Purwanegara
(Negara Pasundan)
20 Desember 1949 15 Agustus 1950 Non-Partai
12 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Abu Hanifah
(Negara Bagian Republik Indonesia)
20 Desember 1949 15 Agustus 1950 Masyumi
13 Menteri Kesehatan Johannes Leimena
(Negara Bagian Republik Indonesia)
20 Desember 1949 15 Agustus 1950 Parkindo
14 Menteri Agama Wahid Hasjim
(Negara Bagian Republik Indonesia)
20 Desember 1949 15 Agustus 1950 Masyumi
15 Menteri Negara Hamid II[3]
(Negara Kalimantan Timur
20 Desember 1949 5 April 1950 Non-Partai
Mohammad Roem[4]
(Negara Bagian Republik Indonesia)
20 Desember 1949 19 Januari 1950 Masyumi
Suparno
(Negara Madura)
20 Desember 1949 15 Agustus 1950 Non-Partai

Pergantian anggota

[sunting | sunting sumber]

Pada 19 Januari 1950, Menteri Negara Mohammad Roem ditunjuk sebagai Komisi Tinggi RIS di Den Haag dan mengundurkan diri dari kabinet. Setelah adanya laporan dari Jaksa Agung, Menteri Negara Sultan Hamid II diberhentikan pada 5 April 1950 karena keterlibatannya dalam pemberontakan yang dipimpin oleh Raymond Westerling. Baik Roem maupun Hamid tidak digantikan oleh menteri negara baru.[5][6]

Program

[sunting | sunting sumber]

Adapun Program Kabinet Republik Indonesia Serikat adalah sebagai berikut :

  • Menyelenggarakan pemindahan kekuasaan ke tangan bangsa Indonesia di seluruh Indonesia terjadi dengan saksama, mengusahakan reorganisasi KNIL dan pembentukan APRIS dan pengembalian tentara Belanda ke negerinya dalam waktu selekas-lekasnya.
  • Menyelenggarakan ketenteraman umum dalam waktu yang sesingkat-singkatnya serta menjamin berlakunya hak-hak demokrasi dan terlaksananya dasar-dasar hak manusia dan kemerdekaan.
  • Mengadakan persiapan dasar hukum mengenai cara bagaimana rakyat menyatakan kemauannya menurut asas-asas Undang-Undang RIS, dan menyelenggarakan pemilihan umum untuk konstituante.
  • Berusaha memperbaiki perekonomian rakyat, keadaan keuangan, perhubungan, perumahan, dan kesehatan, mengadakan persiapan untuk jaminan sosial dan penempatan tenaga untuk kembali ke masyarakat; mengadakan peraturan tentang upah minimum; pengawasan pemerintah atas kegiatan ekonomi agar kegiatan itu terwujud kepada kemakmuran rakyat seluruhnya.
  • Menyempurnakan perguruan tinggi sesuai dengan keperluan masyarakat Indonesia dan membangun pusat kebudayaan nasional; mempergiat pemberantasan buta huruf di kalangan rakyat.
  • Menyelesaikan soal Papua dalam setahun ini juga dengan jalan damai.
  • Menjalankan politik luar negeri untuk memperkuat kedudukan RIS dalam dunia internasional dengan menguatkan cita-cita perdamaian dunia dan persaudaraan bangsa-bangsa. Memperkuat hubungan moril, politik, dan ekonomi antar negara-negara Asia Tenggara. Menjalankan politik dalam Uni ini yang berguna bagi kepentingan RIS. Berusaha supaya RIS menjadi anggota PBB.

Pembubaran kabinet

[sunting | sunting sumber]

Pada 15 Agustus 1950, Republik Indonesia Serikat dibubarkan dan digantikan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada hari yang sama, Perdana Menteri Hatta mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno. Kabinet Republik Indonesia Serikat secara resmi dibubarkan namun terus bertugas sebagai kabinet Republik Indonesia sampai sebuah kabinet baru dibentuk.[7]

Catatan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Feith (2007) p46
  2. ^ Feith (2007) pp 47-52
  3. ^ Hamid II diberhentikan pada 5 April 1950. Posisinya dibiarkan kosong.
  4. ^ Mohammad Roem ditunjuk menjadi Komisaris Agung yang berbasis di Den Haag pada 19 Januari 1950. Posisinya dibiarkan kosong.
  5. ^ Simanjuntak (2003) p94
  6. ^ Feith (2007) p47
  7. ^ Simanjuntak (2003) p102

Sumber

[sunting | sunting sumber]
  • Kahin, George McTurnan (1952) Nationalism and Revolution in Indonesia Cornell University Press, ISBN 0-8014-9108-8
  • Ricklefs (1982), A History of Modern Indonesia, Macmillan Southeast Asian reprint, ISBN 0-333-24380-3
  • Simanjuntak, P. N. H. (2003) (in Indonesian), Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi, Jakarta: Djambatan, pp. 91–102, ISBN 979-428-499-8.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • (Indonesia) Profil Kabinet Republik Indonesia Serikat pada situs web Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

Kabinet Pemerintahan Indonesia
Didahului oleh:
Kabinet Hatta II
Kabinet Republik Indonesia Serikat
1949–1950
Diteruskan oleh:
Kabinet Natsir
  • l
  • b
  • s
Republik Indonesia Serikat
Negara bagian
Negara Republik Indonesia · Negara Indonesia Timur · Negara Pasundan (termasuk: Distrik Federal Jakarta) · Negara Jawa Timur · Negara Madura · Negara Sumatera Timur · Negara Sumatera Selatan
Wilayah yang berdiri sendiri
(otonom)
Jawa Tengah · Kalimantan Barat · Daerah Dayak Besar · Daerah Banjar  · Kalimantan Tenggara · Kalimantan Timur · Bangka · Belitung · Riau
Wilayah lain
  • Kotawaringin
  • Padang dan sekitarnya
  • Sabang
Distrik federal
  • Jakarta
Pemerintahan dan administrasi
  • Konstitusi
  • Majelis Permusyawaratan Federal
  • Dewan Perwakilan Rakyat
  • Senat
  • Kabinet
  • Presiden
  • Perdana Menteri
  • l
  • b
  • s
Indonesia Kabinet pemerintahan Indonesia
Era perjuangan kemerdekaan
  • Presidensial
  • Sjahrir I
  • Sjahrir II
  • Sjahrir III
  • Amir Sjarifuddin I
  • Amir Sjarifuddin II
  • Hatta I
  • Darurat
  • Hatta II
Garuda Pancasila
Era demokrasi parlementer

RIS (RI: Susanto · Halim)

  • Natsir
  • Sukiman-Suwirjo
  • Wilopo
  • Ali Sastroamidjojo I
  • Burhanuddin Harahap
  • Ali Sastroamidjojo II
  • Djuanda
Era demokrasi terpimpin
  • Kerja I
  • Kerja II
  • Kerja III
  • Kerja IV
  • Dwikora I
  • Dwikora II
  • Dwikora III
  • Ampera I
  • Ampera II
Era Orde Baru
  • Pembangunan I
  • Pembangunan II
  • Pembangunan III
  • Pembangunan IV
  • Pembangunan V
  • Pembangunan VI
  • Pembangunan VII
Era reformasi
  • Reformasi Pembangunan
  • Persatuan Nasional
  • Gotong Royong
  • Indonesia Bersatu I
  • Indonesia Bersatu II
  • Kerja
  • Indonesia Maju
  • Merah Putih
Lihat pula: Kementerian Indonesia
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kabinet_Republik_Indonesia_Serikat&oldid=27133381"
Kategori:
  • Kabinet Indonesia
  • Pendirian tahun 1949 di Indonesia
  • Pembubaran tahun 1950 di Indonesia
  • Kabinet yang didirikan tahun 1949
  • Kabinet yang dibubarkan tahun 1950
Kategori tersembunyi:
  • Halaman Wikipedia dengan templat pelindungan yang salah
  • Halaman yang menggunakan pranala magis ISBN

Best Rank
More Recommended Articles