More Info
KPOP Image Download
  • Top University
  • Top Anime
  • Home Design
  • Top Legend



  1. ENSIKLOPEDIA
  2. Penculikan aktivis 1997–1998 - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Penculikan aktivis 1997–1998 - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Penculikan aktivis 1997–1998

  • English
Sunting pranala
  • Halaman
  • Pembicaraan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Perkakas
Tindakan
  • Baca
  • Sunting
  • Sunting sumber
  • Lihat riwayat
Umum
  • Pranala balik
  • Perubahan terkait
  • Pranala permanen
  • Informasi halaman
  • Kutip halaman ini
  • Lihat URL pendek
  • Unduh kode QR
Cetak/ekspor
  • Buat buku
  • Unduh versi PDF
  • Versi cetak
Dalam proyek lain
  • Butir di Wikidata
Tampilan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Tim Mawar)
Penculikan aktivis 1997–1998
Ibu dari salah satu aktivis yang hilang berbicara dalam sebuah acara mahasiswa untuk pemilihan presiden 2014 di Surabaya.
LokasiIndonesia
Tanggal1997–1998; 27 tahun lalu (1998)
SasaranPemimpin pemuda, pengunjuk rasa, dan pemimpin pro-demokrasi
Jenis serangan
Penghilangan paksa
Korban23 (1 tewas, 9 dibebaskan, 13 hilang)
Bagian dari seri mengenai
Sejarah Indonesia
Prasejarah
Manusia Jawa 1.000.000 BP
Manusia Flores 94.000–12.000 BP
Bencana alam Toba 75.000 BP
Kebudayaan Buni 400 SM
Kerajaan Hindu-Buddha
Kerajaan Kutai 400–1635
Kerajaan Kalingga 424–782
Tarumanagara 450–900
Kerajaan Melayu 671–1347
Sriwijaya 671–1028
Kerajaan Sunda 662–1579
Kerajaan Galuh 669–1482
Kerajaan Bima 709–1621
Mataram Kuno 716–1016
Kerajaan Bali 914–1908
Kerajaan Kahuripan 1019–1046
Kerajaan Janggala 1042–1135
Kerajaan Kadiri 1042–1222
Kerajaan Singasari 1222–1292
Majapahit 1293–1478
Kerajaan Islam
Lihat: Penyebaran Islam di Nusantara
Kesultanan Peureulak 840–1292
Kerajaan Haru 1225–1613
Kesultanan Ternate 1257–1914
Kesultanan Samudera Pasai 1267–1521
Kesultanan Bone 1300–1905
Kerajaan Kaimana 1309–1963
Kesultanan Gowa 1320–sekarang
Kesultanan Limboto 1330–1863
Kerajaan Pagaruyung 1347–1833
Kesultanan Brunei 1368–1888, sekarang Brunei
Kesultanan Gorontalo 1385–1878
Kesultanan Melaka 1405–1511
Kesultanan Sulu 1405–1851
Kesultanan Cirebon 1445–1677
Kesultanan Demak 1475–1554
Kerajaan Giri 1481–1680
Kesultanan Bolango 1482–1862
Kesultanan Aceh 1496–1903
Kerajaan Balanipa 1511–sekarang
Kesultanan Banten 1526–1813
Kesultanan Banjar 1526–sekarang
Kerajaan Kalinyamat 1527–1599
Kesultanan Johor 1528–1877
Kesultanan Pajang 1568–1586
Kesultanan Mataram 1586–1755
Kerajaan Fatagar 1600–1963
Kesultanan Jambi 1615–1904
Kesultanan Bima 1620–1958
Kesultanan Palembang 1659–1823
Kesultanan Sumbawa 1674–1958
Kesultanan Kasepuhan 1679–1815
Kesultanan Kanoman 1679–1815
Kesultanan Siak 1723–1945
Kesunanan Surakarta 1745–sekarang
Kesultanan Yogyakarta 1755–sekarang
Kesultanan Kacirebonan 1808–1815
Kesultanan Deli 1814–1946
Kesultanan Lingga 1824–1911
Negara lainnya
Lihat: Kerajaan-kerajaan Kristen di Nusantara
Kerajaan Soya 1200–sekarang
Kerajaan Bolaang Mongondow 1320–1950
Kerajaan Manado 1500–1670
Kerajaan Siau 1510–1956
Kerajaan Larantuka 1515–1962
Kerajaan Sikka
Kerajaan Tagulandang 1570–1942
Kerajaan Manganitu 1600–1944
Republik Lanfang 1777–1884
Kerajaan Lore 1903–sekarang
Kolonialisme Eropa
Portugis 1512–1850
VOC 1602–1800
Jeda kekuasaan Prancis dan Britania 1806–1815
Hindia Belanda 1800–1949
Munculnya Indonesia
Kebangkitan Nasional 1908–1942
Pendudukan Jepang 1942–1945
Revolusi Nasional 1945–1949
Republik Indonesia
Awal Kemerdekaan 1945–1949
Republik Indonesia Serikat 1949–1950
Demokrasi Liberal 1950–1959
Demokrasi Terpimpin 1959–1965
Transisi 1965–1966
Orde Baru 1966–1998
Reformasi 1998–sekarang
Menurut topik
  • Arkeologi
  • Mata uang
  • Ekonomi
  • Militer
Garis waktu
 Portal Indonesia
  • l
  • b
  • s
Mahasiswa dan polisi bentrok pada Mei 1998.

Penculikan aktivis 1997–1998 adalah penculikan terhadap aktivis pro-demokrasi yang terjadi antara pemilihan umum legislatif Indonesia 1997 dan jatuhnya Soeharto pada tahun 1998. Penculikan terjadi dalam tiga tahap yang berbeda: sebelum pemilihan umum legislatif Indonesia pada Mei 1997, dua bulan sebelum sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada Maret 1998, dan pada periode sebelum pengunduran diri Soeharto pada 21 Mei 1998. Tak satu pun dari mereka yang diculik pada periode pertama dan ketiga muncul kembali. Beberapa aktivis yang diculik pada periode kedua telah berbicara secara terbuka tentang pengalaman mereka.[1]

Korban

[sunting | sunting sumber]

Selama periode 1997/1998, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) melaporkan bahwa 23 orang telah diculik oleh negara. Dari 23 aktivis tersebut, satu orang ditemukan tewas (Leonardus "Gilang" Nugroho), 9 orang dibebaskan oleh penculiknya, dan 13 orang lainnya masih hilang hingga saat ini. Penculikan tersebut terjadi pada tahun-tahun ketika Jenderal Wiranto menjabat sebagai Menteri Pertahanan/Panglima TNI.

Kesembilan aktivis yang dibebaskan adalah:

  1. Desmond Junaidi Mahesa, diculik di Lembaga Bantuan Hukum Nusantara, Jakarta, 4 Februari 1998.[2]
  2. Haryanto Taslam.
  3. Raharja Waluya Jati, diculik di RSCM setelah konferensi pers Yayasan Lembaga Bantuan Hukum KNPD, Jakarta, 12 Maret 1998.[3]
  4. Pius Lustrilanang, diculik di depan RSCM setelah konferensi pers untuk Lembaga Bantuan Hukum di Jakarta, 2 Februari 1998.[4][5]
  5. Faisol Reza, diculik di RSCM setelah konferensi pers di Jakarta, 12 Maret 1998.
  6. Nezar Patria, diculik di Rumah Susun Klender, 13 Maret 1998.[6]
  7. Aan Rusdianto, diculik di Rumah Susun Klender, 13 Maret 1998.[7]
  8. Mugiyanto, diculik di Rumah Susun Klender, 13 Maret 1998.[8]
  9. Andi Arief, diculik di Lampung, 28 Maret 1998.[9][10][11]

Ke-13 aktivis yang masih hilang tersebut merupakan anggota dari berbagai organisasi, seperti Partai Rakyat Demokratik, PDI Pro Mega, Mega Bintang, dan organisasi mahasiswa:[12][13]

  1. Petrus Bima Anugrah, mahasiswa Universitas Airlangga dan STF Driyakara; hilang di Jakarta pada 30 Maret 1998.[14]
  2. Herman Hendrawan, mahasiswa Universitas Airlangga; hilang setelah konferensi pers Yayasan Lembaga Bantuan Hukum KNPD di Jakarta, 12 Maret 1998.[15]
  3. Suyat, aktivis SMID; hilang di Solo pada 12 Februari 1998.
  4. Widji Thukul. penyair, aktivis Jaker; hilang di Jakarta pada 10 Januari 1998.[16]
  5. Yani Afri, sopir, pendukung PDI Pro Mega pimpinan Megawati. Setelah bergabung dengan koalisi Mega Bintang untuk pemilihan umum 1997, ia ditangkap di Jakarta dan menghilang pada tanggal 26 April 1997.
  6. Sony, sopir. Dia berteman dengan Yani Afri dan juga pendukung PDI Pro Mega; hilang di Jakarta pada 26 April 1997.
  7. Dedi Hamdun, pengusaha, aktif dalam kampanye PPP dan Mega Bintang 1997; menghilang di Jakarta pada 29 Mei 1997.
  8. Noval Al Katiri, aktivis PPP; hilang di Jakarta pada 29 Mei 1997.
  9. Ismail; hilang di Jakarta pada tanggal 29 Mei 1997.
  10. Ucok Munandar Siahaan, mahasiswa, diculik saat kerusuhan di Jakarta pada tanggal 14 Mei 1998.
  11. Hendra Hambali, pelajar SMA; hilang di Glodok, Jakarta, 15 Mei 1998.
  12. Yadin Muhidin, siswa Sekolah Pelayaran; ditangkap oleh Polres Jakarta Utara dan menghilang pada 14 Mei 1998.
  13. Abdun Nasser, kontraktor; hilang selama kerusuhan di Jakarta pada 14 Mei 1998.

Kesimpulan Komnas HAM

[sunting | sunting sumber]

Kasus ini diselidiki oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berdasar UU No 26/2000 Tentang Pengadilan HAM dan hasilnya telah diserahkan ke Jaksa Agung pada 2006. Tim penyelidik Komnas HAM untuk kasus penghilangan orang secara paksa ini bekerja sejak 1 Oktober 2005 hingga 30 Oktober 2006.

Adapun jumlah korban atas penghilangan orang tersebut adalah 1 orang terbunuh, 11 orang disiksa, 12 orang dianiaya, 23 orang dihilangkan secara paksa, dan 19 orang dirampas kemerdekaan fisiknya secara sewenang-wenang.

Abdul Hakim Garuda Nusantara (Ketua Komnas HAM pada 2006) meminta agar hasil penyelidikan yang didapat dapat dilanjutkan oleh Kejaksaan Agung untuk membentuk tim penyidik, karena telah didapat bukti permulaan yang cukup untuk menyimpulkan terjadinya kejahatan terhadap kemanusiaan. Sementara itu, asisten tim ad hoc penyidik peristiwa penghilangan orang secara paksa pada 1997-1998, Lamria, menyatakan ada beberapa orang dari 13 aktivis yang masih dinyatakan hilang tersebut diketahui pernah berada di Pos Komando Taktis (Poskotis) Kopassus yang terletak di Cijantung, Jakarta.[17]

Komnas HAM menyimpulkan ada bukti permulaan pelanggaran HAM berat dalam kasus penghilangan orang secara paksa selama 1997-1998. Kesimpulan ini didasarkan penyelidikan dan kesaksian 58 korban dan warga masyarakat, 18 anggota dan purnawirawan Polri, serta seorang purnawirawan TNI.

Pada 22 Desember 2006 Komnas HAM meminta DPR agar mendesak Presiden mengerahkan dan memobilisasi semua aparat penegak hukum untuk menuntaskan persoalan. Ketua DPR Agung Laksono pada 7 Februari 2007 juga meminta Presiden Yudhoyono memerintahkan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh melakukan penyelidikan dan penyidikan berdasarkan temuan Komnas HAM untuk menuntaskan kasus penculikan 13 aktivis.

Tim Mawar

[sunting | sunting sumber]
Wikisumber memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini:
Rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira

Tim Mawar adalah sebuah unit kecil di dalam Grup IV Kopassus, bagian dari Angkatan Darat. Tim ini diduga menjadi dalang di balik penculikan para aktivis pro-demokrasi.

Peristiwa ini membawa 11 anggota Tim Mawar ke Mahkamah Militer Tinggi (Mahmilti II) pada bulan April 1999. Bambang Kristiono (Komandan Tim Mawar) dijatuhi hukuman 22 bulan penjara dan dipecat dari militer. Pengadilan juga menjatuhkan hukuman 20 bulan penjara dan memecat Kapten Infanteri Fauzambi Syahrul Multazhar, Kapten Infanteri Nugroho Sulistyo Budi, Kapten Infanteri Yulius Selvanus dan Kapten Infanteri Untung Budiharto dan memecat mereka semua dari dinas aktif.[18] Namun, beberapa tahun kemudian, Fauzambi Syahrul Multazhar dan Untung Budiharto muncul sebagai komandan kodim di Jawa Tengah dan Kepulauan Maluku.[19] Kedua perwira ini mengajukan banding ke Mahkamah Agung, yang putusannya tak pernah dipublikasikan.

Pada saat yang sama, enam prajurit lainnya dijatuhi hukuman satu tahun empat bulan penjara tetapi mereka tetap mempertahankan posisi mereka di militer. Mereka adalah Kapten Infanteri Dadang Hendrayudha, Kapten Infanteri Djaka Budi Utama, dan Kapten Infanteri Fauka Noor Farid. Sersan Sunaryo, Sersan Sigit Sugianto dan Sersan Sukardi dijatuhi hukuman 1 tahun penjara. Menurut pengakuan Mayor Bambang Kristiono, Komandan Tim Mawar, dalam persidangan di Mahkamah Militer, orang yang memerintahkan penculikan aktivis adalah Kolonel Chairawan, namun ia tidak pernah diadili sehingga tidak dapat dikonfirmasi.[20]

Sebuah artikel yang diterbitkan pada tahun 2007 oleh The South China Morning Post[21] menyatakan bahwa "dua anggota Tim Mawar telah dipromosikan untuk menduduki jabatan penting di militer". Dalam artikel yang sama, Haris Azhar, dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), mengatakan bahwa "kasus Tim Mawar merupakan contoh lain dari keengganan pemerintah untuk menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dan mengupayakan reformasi yang berarti bagi TNI".

Keadaan tahun 2007

[sunting | sunting sumber]

Keenam prajurit yang dipecat mengajukan banding, sehingga sanksi pemecatan belum bisa dikenakan atas mereka. Sementara itu mereka tetap meniti karier di TNI dan meduduki beberapa posisi penting, rincianya sbb:

  1. Mayor Inf Bambang Kristiono: dipecat.
  2. Kapten Inf Fauzambi Syahrul Multazhar: pada tahun 2007 menjabat Komandan Kodim 0719/Jepara dengan pangkat Letnan Kolonel.[22]
  3. Kapten Inf Nugroho Sulistyo Budi: pada tahun 2007 menjabat Komandan Kodim 0733/Semarang BS.
  4. Kapten Inf Untung Budiharto: tahun 2007 menjabat Komandan Kodim 1504/Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease dengan pangkat Letnan Kolonel.[23]
  5. Kapten Inf Dadang Hendrayudha: pada September 2006 menjabat Komandan Kodim 0801/Pacitan dengan pangkat Letnan Kolonel.[24]
  6. Kapten Inf Djaka Budi Utama: pada tahun 2007 menjabat Komandan Batalyon 115/Macan Lauser.[25]
  7. Kapten Inf Fauka Noor Farid.
  8. Sunaryo.
  9. Sigit Sugianto.
  10. Sukardi.

Sedangkan Kolonel Infantri Chairawan K. Nusyirwan dipromosikan menjadi Komandan 011/Lilawangsa [1] Diarsipkan 2014-10-28 di Wayback Machine.. Kabar terakhir dari Mayjen Muchdi PR adalah kemunculanya dalam sidang pembunuhan aktivis HAM Munir untuk dimintai keterangan mengenai keterlibatan dirinya maupun BIN dalam pembunuhan tersebut.[26] Muchdi PR adalah mantan Deputi V BIN pada saat Munir terbunuh.[27]

Ketika kasus ini kembali mencuat, Panglima TNI menyatakan[butuh rujukan] bahwa hanya satu dari enam tentara yang awalnya direkomendasikan untuk dipecat telah benar-benar dipecat, yaitu Mayor (inf) Bambang Kristiono. Lima tentara yang lain dinyatakan terbebas dari hukuman pemecatan, dan hukuman penjaranya pun dikurangi.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Laporan Praktik HAK ASASI MANUSIA 1998 untuk Indonesia
  2. ^ Kesaksian Desmond J Mahesa
  3. ^ "Kesaksian Raharja Waluya Jati". Diarsipkan dari asli tanggal 2014-04-06. Diakses tanggal 2014-05-06.
  4. ^ "Wawancara Pius, di Tempo Edisi 09/03 - 2 Mei 1998". Diarsipkan dari asli tanggal 2014-07-05. Diakses tanggal 2014-05-06.
  5. ^ Kesaksian Pius Lustrilanang
  6. ^ "Kesaksian Nezar Patria". Diarsipkan dari asli tanggal 2014-10-20. Diakses tanggal 2014-05-06.
  7. ^ "Kesaksian Aan Rusdinto". Diarsipkan dari asli tanggal 2014-04-23. Diakses tanggal 2014-05-06.
  8. ^ "Kesaksian Mugiyanto". Diarsipkan dari asli tanggal 2014-04-28. Diakses tanggal 2014-05-06.
  9. ^ Kesaksian Andi Arief
  10. ^ "Kesaksian Andi Arief - bagian 2". Diarsipkan dari asli tanggal 2015-07-30. Diakses tanggal 2015-07-30.
  11. ^ "Testimony of Andi Arief". Diarsipkan dari asli tanggal 2013-12-14. Diakses tanggal 2014-05-06.
  12. ^ Korban Penculikan yang Diyakini Sudah Meninggal
  13. ^ 13 Tahun Mencari 13 Orang Hilang
  14. ^ Mencari Bima
  15. ^ "Herman sudah memilih untuk hidup di gerakan". Diarsipkan dari asli tanggal 2014-05-08. Diakses tanggal 2014-05-07.
  16. ^ "Teka-teki Wiji Thukul, Tragedi Seorang Penyair - Tempo 13 Mei 2013". Diarsipkan dari asli tanggal 2014-05-08. Diakses tanggal 2014-05-07.
  17. ^ Komnas HAM Desak SBY Temukan 13 Aktivis yang Masih Hilang
  18. ^ "Anggota Tim Mawar Dihukum dan Dipecat". KOMPAS. April 7, 1999. Diarsipkan dari asli tanggal Desember 30, 2010. Diakses tanggal September 25, 2014.
  19. ^ Scarpello, Fabio (May 25, 2007). "Activists outraged at promotion of disgraced Indonesian soldiers". South China Morning Post. Diakses tanggal 2014-10-03.
  20. ^ "Promosi Jabatan TNI Belum Hormati HAM". Media Indonesia. August 25, 2011. Diakses tanggal 2014-09-19.
  21. ^ Scarpello, Fabio (May 25, 2007). "Activists outraged at promotion of disgraced Indonesian soldiers". South China Morning Post. Diakses tanggal 2014-10-03.
  22. ^ "Suara Merdeka: 9.891 Botol Miras Dimusnahkan". Diarsipkan dari asli tanggal 2007-07-02. Diakses tanggal 2007-05-16.
  23. ^ Detik news Mabes TNI: Tim Mawar sudah dihukum
  24. ^ Radar Madiun, Senin, 9 April 2007. Kodim 0801/Pacitan Masuk Nominasi Lomba Binsater Tingkat Nasional
  25. ^ Detik news: Dipecat, malah jadi Dandim
  26. ^ Muchdi PR Akui Ada Komunikasi dari HP-nya dengan Polly. Detikcom, 17 November 2005. Diakses pada 16 Agustus 2010.
  27. ^ "Rekaman Pembicaraan Muchdi_Polly Bisa Dibuka". Diarsipkan dari asli tanggal 2007-09-28. Diakses tanggal 2007-05-16.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Ikatan Keluarga Orang Hilang (Ikohi)
  • Kami Tidak Akan Pernah Lupa: Refleksi 10 Tahun Penculikan Aktivis
  • Korban Penculikan Aktifis Pro Demokrasi 1997/1998
  • Ketika Bersembunyi di WC, Waluyo Djati Sempat Diancam Akan Ditembak Diarsipkan 2008-12-26 di Wayback Machine., Majalah Tempo
  • Andi Arief Ditodong Moncong Pistol di Pelipis Diarsipkan 2009-07-03 di Wayback Machine., Majalah Tempo
  • Wawancara Andi Arief: "Prabowo Terlibat, tetapi Tak Mungkin Sendiri"
  • Satuan Siluman atau Regular?
  • l
  • b
  • s
Sejarah konflik di Indonesia
Konflik politik
  • Revolusi Sosial Sumatra Timur
  • Perang Cumbok
  • Peristiwa Madiun
  • Kudeta APRA
  • Pemberontakan DI/TII
  • Peristiwa Andi Azis
  • Sinterklas Hitam
  • Gerakan 30 September
  • Pembantaian 1965-1966
  • Peristiwa 19 Agustus 1966
  • Pemberontakan di Aceh
  • Konflik Papua
  • Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia
  • Permesta
  • Aksi 5 Agustus 1989
  • Peristiwa 27 Juli
  • Kerusuhan Mei 1998
    • Pendudukan Gedung DPR/MPR
    • Peristiwa Cimanggis
    • Peristiwa Gejayan
Konflik sosial
  • Revolusi Sosial Sumatera Timur 1946
  • Kerusuhan Anti Tionghoa di Bandung 1963
  • Peristiwa Mangkuk Merah 1967
  • Peristiwa Malari 1974
  • Kerusuhan Solo 1980
  • Peristiwa Talangsari 1989
  • Kerusuhan Situbondo 1996
  • Kerusuhan Banjarmasin 1997
  • Kerusuhan Mei 1998
  • Kerusuhan Poso
  • Konflik sektarian Maluku
  • Konflik Sampit 2001
  • Kerusuhan Koja April 2010
  • Kerusuhan Tarakan September 2010
  • Unjuk rasa dan kerusuhan Jakarta 2019
  • Pembatasan penggunaan internet di Indonesia 2019
  • Bentrok Jayanti
  • Kerusuhan Haruku 2022
  • Kerusuhan Maluku Tenggara 2022
  • Bentrokan Bitung 2023
Konflik sumber daya alam
  • Konflik Wadas
Kejahatan kemanusiaan
  • Pembantaian Rawagede
  • Pembantaian Westerling
  • Tragedi Mergosono
  • Pembantaian Rengat
  • Pembantaian simpatisan komunis 1965/1966
  • Penembakan misterius
  • Peristiwa Tanjung Priok
  • Pembantaian Santa Cruz
  • Peristiwa 27 Juli
  • Penculikan aktivis 1997/1998
  • Tragedi Trisakti
  • Tragedi Semanggi
  • Tragedi Simpang KKA
  • Tragedi Beutong Ateuh
  • Insiden Alastlogo
  • Penembakan Cebongan
  • Unjuk rasa dan kerusuhan Jakarta 2019
  • Unjuk rasa dan kerusuhan Indonesia September 2019
  • Pembatasan penggunaan internet di Indonesia 2019
  • Tragedi Gelora Bandung Lautan Api 2022
  • Tragedi Stadion Kanjuruhan 2022


Lihat pula: Pelanggaran hak asasi manusia oleh Tentara Nasional Indonesia

Terorisme
  • Templat:Terorisme di Indonesia
  • l
  • b
  • s
Bencana alam, kecelakaan, dan kerusuhan di Indonesia tahun 1990–1999
Bencana alam
Banjir & longsor
  • Banjir Jakarta 1996
Gempa bumi
  • Gempa bumi Sulawesi Tengah 1996
  • Gempa bumi Biak 1996
  • Gempa bumi Kerinci 1995
  • Gempa bumi dan tsunami Jawa Timur 1994
  • Gempa bumi Liwa 1994
  • Gempa bumi Flores 1992
  • Gempa bumi Kalabahi 1991
Kecelakaan
Kereta api
  • Ratujaya
Pesawat terbang
  • Garuda 152
  • SilkAir 185
  • Garuda 152
  • Sempati Air 304
  • Garuda 865
  • Merpati 6715
  • Merpati 422
  • Mandala 660
  • Kecelakaan C-130 Angkatan Udara Indonesia 1991
  • Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 5601
  • Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 106
  • Dirgantara 5940
  • Merpati 724
Kerusuhan
  • Mei 1998
  • Konflik sektarian Maluku
  • Penculikan aktivis 1997/1998
  • Krisis Timor Timur 1999
  • Kerusuhan Situbondo
  • Peristiwa Sanggoledo 1996
  • Kerusuhan Banjarmasin
  • Peristiwa Sanggoledo
  • Gerakan mahasiswa Indonesia 1998
  • Pendudukan Gedung DPR/MPR
  • Peristiwa Cimanggis
  • Peristiwa Gejayan
  • Kerusuhan Poso
  • Tragedi Semanggi
  • Tragedi Trisakti
  • Kerusuhan Sambas
  • Tragedi Lampung
  • Tragedi Simpang KKA
Lain-lain
  • Kebakaran mal Klender 1998
  • Krisis finansial Asia 1997
  • Reformasi Indonesia (1998–sekarang)
  • Operasi militer Indonesia di Aceh 1990-1998
  • Insiden Penembakan Timika 1996
  • Krisis sandera Mapenduma
  • Peristiwa 27 Juli
  • Penyerangan Hotel Wisata
  • Pengeboman Masjid Istiqlal 1999
  • Resolusi 1272 Dewan Keamanan PBB
◀ 1980-an 2000-an ▶
Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penculikan_aktivis_1997–1998&oldid=27270852#Tim_Mawar"
Kategori:
  • Semua artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan
  • Tentara Nasional Indonesia
  • Pelanggaran hak asasi manusia
  • Komando Pasukan Khusus
  • Skandal militer
Kategori tersembunyi:
  • Pages using the JsonConfig extension
  • Galat CS1: parameter tidak didukung
  • Halaman dengan argumen ganda di pemanggilan templat
  • Templat webarchive tautan wayback
  • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan

Best Rank
More Recommended Articles